• Tidak ada hasil yang ditemukan

10121091 Yovi Sri Avrianti FARMAKOLOGI III

N/A
N/A
Yovi Sri Avrianti

Academic year: 2023

Membagikan "10121091 Yovi Sri Avrianti FARMAKOLOGI III"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas III

Nama : Yovi Sri Avrianti NIM : 10121091

Kelas : 1B

Mata Kuliah : Farmakologi

Jelaskan farmakodinamik suatu obat!

Contoh obat : Oral CEFADROXIL

Cefadroxil adalah obat antibiotik dari golongan sefalosporin generasi pertama. Antibiotik ini biasa digunakan dalam tata laksana penyakit bronkitis, tonsilitis, infeksi kulit, tulang, sendi, saluran kemih, serta gonorrhea. Cefadroxil juga dapat digunakan sebagai profilaksis infeksi, seperti infeksi saluran kemih dan peritonitis.

Indikasi

Indikasi cefadroxil adalah untuk infeksi kulit, infeksi saluran kemih, abses jaringan lunak, selulitis, faringitis, tonsillitis, infeksi telinga, gonorrhea, serta infeksi pascaoperasi. Cefadroxil dilaporkan efektif untuk infeksi yang disebabkan oleh kokus gram positif, seperti Staphylococcus (termasuk golongan resisten penisilinase), Streptococcus, serta Pneumococcus. Cefadroxil juga dapat digunakan untuk jenis bakteri gram negatif tertentu, seperti E.coli, Klebsiella pneumonia, Moraxella catarrhalis, dan Proteus mirabilis. Beberapa bakteri kokus anaerobik, yaitu Peptococcus dan Peptosreptococcus juga dapat diobati dengan obat ini.

Farmakodinamik

(2)

Cefadroxil mengandung gugus beta laktam, struktur molekul yang berperan dalam fungsi bakterisidal antibiotik tersebut. Gugus beta laktam bekerja dengan menginhibisi zat yang berfungsi dalam sintesis dinding sel bakteri, yaitu penicillin-binding protein (PBP). Inhibisi PBP akan mengganggu fase transpeptidase pada proses biosintesis peptidoglikan.

Terganggunya fase transpeptidase menyebabkan berkurangnya rantai pentaglisin pada protein dinding sel bakteri. Rantai pentaglisin memiliki andil dalam rigiditas dinding sel, sehingga terganggunya kuantitas zat tersebut akan menyebabkan kelainan pada struktur dinding sel bakteri yang berujung pada kematian dari bakteri.

Cefadroxil bekerja sebagai bakterisidal pada bakteri kokus gram positif, seperti Staphylococcus (termasuk golongan resisten penisilinase) yang menyebabkan infeksi saluran kemih, Streptococcus, serta Pneumococcus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan bawah. Cefadroxil juga dapat digunakan untuk jenis bakteri gram negatif tertentu, seperti E.coli, Klebsiella pneumonia, Moraxella catarrhalis, dan Proteus mirabilis. Beberapa bakteri kokus anaerobik, yaitu Peptococcus dan Peptosreptococcus juga dapat diobati dengan obat ini.

Infeksi yang disebabkan oleh bakteri golongan Enterococcus, terutama Enterococcus faecalis dan Enterococcus faecium tidak dapat diobati dengan cefadroxil. Obat ini juga tidak dapat digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh Enterobacter, Pseudomonas, Acinetobacter, P.

vulgaris, dan Morganella morganii.

Kegunaan

Cefadroxil digunakan untuk mengobati beberapa penyakit akibat infeksi bakteri terutama di kulit, tenggorokan, amandel, dan saluran kemih.

Berikut adalah beberapa penyakit infeksi bakteri yang umum diobati dengan cefadroxil.

- Infeksi saluran pernapasan atas dan bawah, seperti sinusitis, tonsilitis, dan faringitis.

- Infeksi pada kulit dan jaringan lunak.

- Otitis media.

- Infeksi saluran kemih.

- Osteomielitis atau infeksi pada tulang.

- Infeksi pada persendian atau septic arthritis.

Jenis obat

Cefadroxil termasuk obat golongan sefalosporin generasi pertama

(3)

Lama kerja berapa

Waktu paruh berkisar 1,5-2 jam. Konsentrasi maksimal dicapai setelah 1-3 jam setelah pemberian oral dengan kadar sebesar 16 dan 28 mcg/ml setelah pemberian cefadroxil 500 mg dan 1000 mg dosis tunggal.

Efek terapeutik

Mengatasi infeksi bakteri pada bagian tubuh, seperti kulit, tenggorokan, saluran kencing, dan jantung.

Efek samping

Efek samping cefadroxil yang umum dan ringan.

1. diare, 2. mual, 3. muntah,

4. sakit perut, dan 5. sakit kepala.

Biasanya, efek samping tersebut akan membaik dengan beristirahat.

Efek samping yang serius, seperti di bawah ini.

1. Diare yang cair dan berdarah, kram perut, atau demam yang tak kunjung sembuh meski pengobatan telah selesai.

2. Jaundice (kulit dan mata yang menguning).

3. Urine berwarna gelap.

4. Feses berwarna pucat.

5. Tanda infeksi kembali muncul, seperti sakit tenggorokan.

6. Sakit di bagian kanan atas perut.

7. Reaksi alergi, seperti ruam dan gatal di kulit, pembengkakan di wajah, mengi, dan sulit bernapas.

Cefadroxil termasuk kedalam obat curative karena untuk menyembuhkan kondisi atau suatu penyakit yaitu infeksi bakteri.

(4)

Contoh obat : Oral ANTASIDA

Antasida adalah suatu zat bersifat alkali, yang dapat menetralkan asam lambung, pada kondisi seperti gastroesophageal reflux disease, gastritis, dan ulkus lambung. Antasida, berasal dari kata Yunani ‘Anti’, dan Latin ‘Acidus’. Obat ini telah digunakan lebih dari 100 tahun dalam dunia kedokteran untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan asam lambung.

Indikasi

Penggunaan antasida indikasi pada keadaan : - Ulkus lambung atau ulkus duodenum - Gastroesophageal refluks disease, GERD

- Gastritis akut, gastroduodenitis, atau gastritis kronis - Gastropati, disebabkan oleh obat-obat NSAIDs - Sindrom dispepsia dan nyeri epigastrik

- Diskinesia empedu - Kolesistitis

- Pankreatitis kronis, fase eksaserbasi - Pencegahan stress ulcer

Farmakodinamik

Farmakodinamik antasida yang absorbable sedikit berbeda dengan yang non-absorbable.

Antasida absorbable dinetralkan secara langsung oleh asam lambung. Ciri khasnya adalah onset kerja obat yang cepat guna memberikan efek terapeutik yang diharapkan. Namun, masa kerja obat ini pendek. Tingkat keasaman lambung, atau pH akan meningkat hingga 7 atau lebih dalam waktu sekitar 15─20 menit. Keadaan tersebut dapat menstimulasi hipersekresi asam lambung secara sekunder, yang disebut sebagai sindrom rebound. Hal

(5)

ini biasanya terjadi pada jenis obat Antasida yang mengandung natrium hidrogen karbonat.

Namun, jarang sekali terjadi pada jenis obat Antasida yang mengandung kalsium karbonat.

Jenis antasida non-absorbable memiliki keunggulan dibandingkan dengan antasida yang dapat diabsorpsi, yaitu lebih sedikit efek samping sistemik. Kapasitas buffer untuk menetralkan asam lambung juga lebih tinggi. Jenis ini mampu mengabsorpsi pepsin, sehingga aktivitas enzim proteolitik asam lambung akan berkurang. Selain daripada itu, jenis ini juga menggabungkan lisolesitin dan asam empedu, yang mana memiliki efek merusak pada mukosa gaster.

Jenis antasida non-absorbable memiliki fungsi sitoprotektif melalui aktivasi sintesis prostaglandin, dimana obat ini menstimulasi sekresi musin dan bikarbonat, dan memperbaiki mikrosirkulasi. Jenis antasida ini memiliki fungsi ambient yang membentuk suatu lapisan protektif pada permukaan mukosa gaster, memiliki kemampuan untuk mengikat faktor pertumbuhan epitelial dan menempatkannya pada daerah defek ulseratif, serta secara efektif menstimulasi proliferasi sel dan angiogenesis.

Mekanisme utama obat antasida non-absorbable adalah berhubungan dengan absorpsi asam hidroklorida yang dihasilkan oleh lambung. Onset kerja obat dimulai sekitar 10─30 menit setelah menelan pil. Selanjutnya, obat ini tidak lagi memberikan efek terapeutik. Aktivitas obat dalam menetralkan asam lambung berakhir ketika pH normal tercapai, yaitu sekitar 3,0─4,0.

Efisiensi obat antasida dievaluasi oleh kapasitas menetralkan asam lambung, atau yang disebut sebagai acid neutralizing capacity (ANC). ANC diukur dalam mEq kadar asam hidroklorida yang dapat dinetralkan oleh dosis standar Antasida. Untuk menaikkan pH sekitar 3,5 biasanya dibutuhkan waktu sekitar 15 menit. ANC sangat bervariasi, dan tidak sama pada berbagai jenis obat-obat Antasida. Pada dosis harian Antasida secara rata-rata, biasanya akan memberikan efek menetralkan asam lambung sekitar 200 hingga 400 mEq.

ANC dianggap rendah apabila kadarnya <200 mEq/hari, dan dianggap tinggi apabila kadarnya lebih daripada 400 mEq/hari.

Farmakodinamik obat-obat Antasida juga tergantung dari komposisi kationnya, seperti:

- Kation Aluminium adalah kandungan jenis Antasida yang terbaik menetralkan asam hidroklorida, karena jenis Antasida ini memiliki fungsi sitoproteksi yang tinggi dan

(6)

mampu mengikat asam empedu secara efektif. Namun, obat ini menjadikan motilitas usus menurun, sehingga menyebabkan konstipasi

- Kation garam Magnesium, memiliki kerja yang berlawanan dengan kation Aluminium dalam soal motilitas usus. Obat jenis ini memiliki efek laksatif yang ringan.

- Kombinasi Aluminium dan Magnesium hidroksida memberikan onset kerja obat yang lebih cepat dalam memberikan efek terapeutik terhadap gangguan lambung. Hal ini terjadi karena terdapatnya komponen Magnesium hidroksida.

Jenis obat

Golongan obat bebas Lama kerja

Onset kerja obat tergantung pada lamanya pengosongan lambung. Waktu puncak obat dalam plasma adalah 20─60 menit dalam keadaan puasa. Apabila obat dikonsumsi satu jam setelah makan, maka kadar puncak dicapai hingga 3 jam kemudian.

Efek terapeutik

Antasida memiliki kemampuan untuk menetralkan atau menurunkan keasaman isi lambung dan menurunkan aktivitas pepsin.

Efek Samping

Secara umum, penggunaan antasida dapat menyebabkan efek samping yang ringan, seperti:

- Diare

- Perut kembung - Mual dan muntah - Kram perut - Sembelit

Antasida termasuk paliative karena mengurangi gejala atau kadar asam lambung tetapi tidak berpengaruh terhadap penyakitnya.

(7)

REFERENSI

Anonym. (n.d.). Retrieved February 2022, from theAsianparent:

https://id.theasianparent.com/antasida

Anonym. (2022). Retrieved February 2022, from ALODOKTER: https://www.alodokter.com/cefadroxil Anonym. (2022). Retrieved February 2022, from Alodokter: https://www.alodokter.com/antasida Anonym. (2022). Retrieved February 2022, from My write:

https://pratiwizreni.blogspot.com/2013/11/antasida-sebagai-obat-tukak-lambung.html dr. Dr Riawati, M. (2021). Retrieved February 2022, from ALOMEDIKA:

https://www.alomedika.com/obat/obat-untuk-saluran-cerna/antasida-dan- antiulkus/antasida/farmakologi

Fadila, I. (2022). Retrieved February 2022, from HelloSehat: https://hellosehat.com/obat- suplemen/antibiotik-cefadroxil-obat/

Gilberta, d. G. (2021). Retrieved February 2022, from ALOMEDIKA:

https://www.alomedika.com/obat/antiinfeksi/antibakteri/cefadroxil/kontraindikasi-dan- peringatan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara kepatuhan minum obat dan efek samping pengobatan, menyiratkan bahwa efek samping

Efek Samping Setiap obat memiliki efek samping yang berbeda-beda, seperti terlihat pada tabel dibawah ini: Trisiklik  Sedasi  Simpatomimetik  Antimuskarinik  Kardiovaskular 