• Tidak ada hasil yang ditemukan

URGENSI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM PRAKTIK NEGARA-NEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "URGENSI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM PRAKTIK NEGARA-NEGARA"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

International Conference on Corporate Law (ICCL) 2009 1st - 3rd June 2009, Surabaya, Indonesia

Page

1

URGENSI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM PRAKTIK NEGARA-NEGARA

Maskun, S.H.,LL.M.

Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum Unhas Abstrak

Corporate Social Responsibility (CSR)1 bukanlah merupakan sebuah konsep baru dalam dunia bisnis, baik pada level internasional maupun nasional.

Philip Kotler mengatakan bahwa CSR hendaklah bukan merupakan aktivitas yang hanya merupakan kewajiban perusahaan secara formalitas, akan tetapi seharusnya merupakan sentuhan moralitas perusahaan terhadap lingkungan sosialnya sehingga CSR dipandang sebagai “nyawa”

perusahaan.

Pertumbuhan jumlah perusahaan multinasional (multinasional corporations – MNc) telah berimplikasi pada invasi MNc di negara-negara berkembang.

Eksistensi MNc di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, tidak hanya membawa perubahan signifikan yang mengarah pada perubahan positif negara-negara berkembang, akan tetapi sekaligus menciptakan kekhawatiran karena aktifitas-aktifitas negatif MNc telah mengancam eksistensi lingkungan. Fakta rusaknya lingkungan, misalnya di Indonesia, dapat dilihat pada kasus Teluk Buyat yang melibatkan PT Newmont Minahasa Raya (MNR), kasus PT. Freefort dengan komunitas masyarakat Papua, kasus Lapindo Brantas Sidoarjo, dan kasus-kasus lainnya. Kasus- kasus tersebut adalah potret bagaimana komitmen perlindungan dan pelestarian lingkungan yang diemban oleh MNc tidak berjalan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, sebagai kompensasi terhadap banyaknya gugatan terhadap akses negatif MNc maka mengusung ide CSR merupakan suatu langkah bijak untuk meminimalisasikan kerusakan yang timbul dan tentunya sebagai sebuah upaya untuk memaksimalkan peran dan partisipasi masyarakat yang selama ini juga cenderung terabaikan oleh MNC.

Berangkat dari fakta-fakta di atas, Pemerintah Indoensia telah merumuskan suatu regulasi yang memuat tentang CSR yang dituangkan dalam Undang- undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. UU PT ini memberikan kewajiban bagi perusahaan untuk menjalankan CSR. UU ini juga mengharapkan output terciptanya sebuah keseimbangan yang selaras antara mencetak keuntungan, menjalankan fungsi-fungsi sosial, dan pemeliharaan lingkungan hidup demi terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development).

Tentunya, disadari bahwa sebagai sebuah regulasi baru kewajiban CSR ini akan menjadi sesuatu yang debatable yang seharusnya dapat dikomunikasikan dengan baik melalui program kemitraan antar pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. Program kemitraan ini akan sangat bervariasi

Ide dan konsep CSR ini sesungguhnya tidak hanya ditujukan pada MNc melainkan juga dengan perusahaan domestik.

(2)

International Conference on Corporate Law (ICCL) 2009 1st - 3rd June 2009, Surabaya, Indonesia

Page

2

disesuaikan dengan kondisi geo-sosial masyarakat di mana MNc tersebut beroperasi.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah Program “Kelas Hijau Esia” sebagai kegiatan Corporate Social Responsibility dilaksanakan melalui 4 tahap proses PR Philip Kotler, yaitu

Menurut Kotler dan Lee (2005:22) aktivitas CSR dibagi menjadi enam katagori yaitu: 1) Cause promotion sebagai perusahaan yang mendukung pengalangan dana dan menyadarkan

Ketika melaksanakan program CSR, perusahaan tidak boleh memaknai CSR sebagai sebuah kewajiban, akan tetapi juga harus lahir dari kesadaran yang mendalam akan

Program Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah program yang wajib dijalankan oleh suatu perseroan terbatas (PT).CSR sebagai sebuah tanggung jawab

Walaupun biaya CSR yang dikeluarkan pada awalnya merupakan biaya pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan sekitar, tidak dapat di pungkiri bahwa kegiatan

40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas jelas disebutkan bahwa kewajiban pelaksanaan Corporate Social Responsibiliy (CSR) bagi perusahaan yang menjalankan kegiatan usahanya

CSR DAN PT PLN PERSERO: KEWAJIBAN MEMATUHI PERATURAN 3.1 Kewajiban: Bentuk Kepatuhan terhadap Hukum dan Tanggung Jawab atas Dampak yang Ditimbulkan Bapak Aris Muhammad Noor,

Program ini bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat di sekitar lingkungan sosial perusahaan saja tetapi pihak perusahaan sebagai penyelenggara CSR sendiri dalam jangka panjang akan