• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUH PENGENDALIAN PENYAKIT ANTRAKNOSA DENGAN ISOLAT KHAMIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annum L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RUH PENGENDALIAN PENYAKIT ANTRAKNOSA DENGAN ISOLAT KHAMIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI BESAR (Capsicum annum L.)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

Loading

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan hormon tanaman unggul secara tunggal memberikan pengaruh nyata terhadap pengamatan tinggi tanaman, umur berbunga, umur panen pertama, berat buah

Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata persentase buah yang terserang penyakit antraknosa pada panen ke 1, 2 dan 3 tidak berbeda nyata untuk semua perlakuan

Hasil analisis ragam yang ditunjukkan pada tabel 3 menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi yang nyata antara perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian pupuk

hayati Pseudomonad fluorescens dalam menekan perkembangan penyakit layu pada tanaman cabai di lahan, mengetahui isolat agensia hayati Pseudomonad fluorescens yang

capsici (%) pada 2 hari setelah inokulasi (hsi) (Transformasi Arc Sin √X).. Perlakuan Ulangan Total

Pada Tabel 1 di bawah ini dapat dilihat bahwa aplikasi pestisida nabati yang berbahan baku ekstrak daun sirsak, kirinyuh dan ekstrak rimpang lengkuas

Dari seluruh hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemberian mulsa jerami dan mulsa plastik hitam perak berpengaruh nyata pada beberapa variabel pengamatan, yaitu pada

kombinasi antara konsentrasi dan frekuensi aplikasi giberelin berpengaruh sangat nyata pada tanaman cabai besar, Rata-rata jumlah bunga total akibat perlakuan