Lampiran 1 HAL Belakang
Teks penuh
Garis besar
Dokumen terkait
Perjanjian perkawinan yang dibuat pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan pada intinya dibuat dengan tujuan untuk mengatur akibat hukum perkawinan suami istri terhadap
Menurut hukum perkawinan Indonesia apabila selesai melaksanakan akad nikah, maka pihak isteri atau PPN (Pegawai Pencatat Nikah) menganjurkan agar suami mengucapkan sighat
“ Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan, kedua pihak atas persetujuan bersama dapat mengadakan perjanjian tertulis yang disahkan oleh Pegawai pencatat perkawinan,
Dalam UU Nomor 1 tahun 1974 disebutkan bahwa : perkawinan yang dilangsungkan di muka pegawai pencatat perkawinan yang tidak berwenang wali nikah yang tidak sah atau
Jadi, Perjanjian perkawinan adalah perjanjian yang dibuat oleh calon suami istri sebelum atau pada saat dilangsungkan perkawinan untuk mengatur akibat perkawinan terhadap harta benda
Adapun pertimbangan tempat, haram suami mengumpulkan dua orang istri atau beberapa orang istri dalam satu tempat tinggal, sekalipun hanya satu malam saja, kecualidengan kerelaan mereka
Pasal 10 : Apabila suami dan istri yg telah cerai kawin lagi satu dgn yg lain dan bercerai lagi utk kedua kalinya, maka diantara mereka tdk boleh dilangsungkan perkawinan lagi,
Pada Pasal 6 1 : setiap perkawinan harus dilangsungkan di hadapan dan di bawah pengawasan Pegawai Pencatat Nikah, 2 Perkawinan yang dilakukan di luar pengawasan Pegawai Pencatat Nikah