• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kestabilan Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring dengan Penempatan Geotube pada Lapisan Inti.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Kestabilan Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring dengan Penempatan Geotube pada Lapisan Inti."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

x Universitas Kristen Maranatha

STUDI KESTABILAN BANGUNAN PEMECAH

GELOMBANG SISI MIRING DENGAN

PENEMPATAN GEOTUBE PADA LAPISAN INTI

Mahendra Ginting NRP: 1121020

Pembimbing: Olga Catherina Pattipawaej, Ph.D.

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara kepulauan memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Namun beberapa pantai di Indonesia mengalami erosi dan gelombang laut masih mempengaruhi kolam pelabuhan. Prasarana untuk mengatasi erosi dan gelombang ini sangat diperlukan untuk meredam gelombang.

Langkah penting yang dapat dilakukan dalam mengamankan garis pantai dan mengamankan pelabuhan adalah membangun bangunan pemecah gelombang. Tugas Akhir ini dilakukan untuk menganalisa kemiringan yang tepat dan sesuai untuk bangunan pemecah gelombang sisi miring yang menghadap ke laut dalam pengujian dua dimensi di laboratorium. Pemecah gelombang yang dibahas ialah pemecah gelombang sisi miring menggunakan lapisan lindung utama tetrapod dan lapisan inti geotube dengan variasi tinggi muka air dan kemiringan bangunan yang menghadap datangnya arah gelombang.

Pengujian bangunan pemecah gelombang sisi miring ini dilakukan dengan memodelkan bangunan pemecah gelombang dua dimensi. Model bangunan pemecah gelombang sisi miring dengan menggunakan batu lindung buatan tetrapod dan geotube pada lapisan inti menggunakan tiga variasi kemiringan di muka bangunan yang menghadap datangnya gelombang yaitu 1:1,5; 1:2 dan 1:2,5. Hasil pengujian bangunan pemecah gelombang dengan kemiringan 1:2,5 di muka bangunan yang menghadap ke laut dengan penempatan geotube pada lapisan inti dan tetrapod sebagai lapis lindung menunjukkan bangunan yang paling stabil.

(2)

xi Universitas Kristen Maranatha

STABILITY STUDY OF RUBBLE-MOUND

BREAKWATER USING GEOTUBE AT CORE LAYER

Mahendra Ginting NRP: 1121020

Supervisor: Olga Catherina Pattipawaej, Ph.D.

ABSTRACT

Indonesia is an archipelago country which has the longest coastline in the world. Several coastlines in Indonesia unfortunately suffered from erosion and sea waves are still affecting the harbour. Infrastructure to handle the erosion and wave is very necessary to absorb the wave energy.

An important step that can be done in securing the coastlines and the port is by constructing a breakwater. This final project is done to analyze the suitable and accurate slope of rubble-mound breakwater that facing the seaward at two-dimensional laboratory test. The breakwater used in this study is the rubble-mound breakwater using tetrapod at armor layer and geotube at the core layer with variation of water level and variation of slope of structure that facing the seaward.

This examination of rubble mound breakwater is carried out by modelling a two-dimensions rubble mound breakwater. Model of rubble-mound breakwater using tetrapod at armor layer and geotube at core layer use Based on the results in laboratory tests for models hypotenuse breakwater apply on three different slope of rubble-mound breakwater that facing the seaward, i.e., 1:1,5; 1:2 ; 1:2,5. The result is a rubble-mound breakwater with a slope of 1:2,5 facing the seward with geotube at core layer and tetrapod at armor layer is the most stable.

(3)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... v

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 2

1.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 2

1.4 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 8

2.1 Bangunan Pantai ... 8

2.2 Bangunan Pemecah Gelombang ... 8

2.2.1 Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring ... 14

2.2.2 Stabilitas Lapis Pelindung ... 17

2.2.3 Stabilitas Bangunan Pemecah Gelombang ... 18

2.3 Gelombang ... 19

2.3.1 Gelombang Reguler ... 21

2.3.2 Gelombang Irreguler ... 22

2.3.3 Faktor-Faktor Pembentuk Gelombang ... 23

2.3.4 Fluktuasi Muka Air ... 24

2.3.5 Cepat Rambat Gelombang ... 24

2.3.6 Panjang Gelombang ... 25

2.3.7 Gelombang Pecah ... 26

2.3.8 Koefisien Transmisi ... 26

2.3.9 Run-up dan Run-down Gelombang ... 27

2.4 Uji Laboratorium Bangunan Pemecah Gelombang ... 27

BAB II PENGOLAHAN DATA ... 29

3.1 Metode Penelitian ... 29

3.2 Laboratorium Balai Pantai ... 31

3.3 Persiapan Uji Laboratorium ... 35

3.4 Langkah-Langkah Pengujian Laboratorium ... 36

3.5 Perencanaan Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring... 36

(4)

xiii Universitas Kristen Maranatha

BAB IV ANALISIS HASIL UJI MODEL BANGUNAN PEMECAH

GELOMBANG SISI MIRING ... 43

4.1Hasil Pengujian Laboratorium ... 43

4.1.1 Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring dengan Kemiringan Bangunan 1:1,5 dan Penempatan Geotube di Lapisan Inti ... 43

4.1.2 Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring dengan Kemiringan Bangunan 1:2 dan Penempatan Geotube di Lapisan Inti ... 45

4.1.3 Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring dengan Kemiringan Bangunan 1:2,5 dan Penempatan Geotube di Lapisan Inti ... 47

4.2Hasil Analisis ... 57

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1Simpulan ... 58

5.2Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(5)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tampak Melintang Rencana Pemodelan Bangunan

Pemecah Gelombang Sisi Miring 1:1,5 ... 4

Gambar 1.2 Tampak Melintang Rencana Pemodelan Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring 1:2 ... 5

Gambar 1.3 Tampak Melintang Rencana Pemodelan Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring 1:2,5 ... 6

Gambar 2.1 Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring ... 10

Gambar 2.2 Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Tegak ... 11

Gambar 2.3 Bangunan Pemecah Gelombang Campuran ... 11

Gambar 2.4 Batu Lapis Pelindung Buatan ... 12

Gambar 2.5a Kerusakan dan Perbaikan Pemecah Gelombang Sisi Miring ... 14

Gambar 2.5b Kerusakan dan Perbaikan Pemecah Gelombang Sisi Miring ... 14

Gambar 2.6 Tampang Pemecah Gelombang Tumpukan Batu ... 15

Gambar 2.7 Batu Lapis Pelindung Buatan di Lapangan ... 16

Gambar 2.8 Bentuk Geotube ... 16

Gambar 2.9 Pemecah Gelombang Sisi Miring dengan Hantaman Gelombang pada Satu Sisi ... 18

Gambar 2.10 Definisi dari Gelombang Reguler ... 22

Gambar 2.11 Bentuk Gelombang Airy dan Stokes ... 23

Gambar 2.12 Sketsa Gelombang ... 25

Gambar 2.13 Contoh Terbentuknya Gelombang Pecah ... 26

Gambar 3.1 Diagram Bagan Alir (Flow Chart) Penelitian ... 30

Gambar 3.2 Bagan Penyajian Tugas Akhir ... 31

Gambar 3.3 Saluran Gelombang (Wave Flume) Laboratorium Balai Pantai ... 33

Gambar 3.4 Tampak Samping Mesin Pembangkit Gelombang pada Saluran Gelombang ... 34

Gambar 3.5 Tampak Samping Sketsa Penempatan untuk Mengukur Tinggi Muka Air Gelombang di Tiga Lokasi ... 36

Gambar 3.6 Tampak Melintang Rencana Pemodelan Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring ... 37

Gambar 3.7 Benda Uji Batu Pelindung Buatan ... 38

Gambar 3.8 Tampak Melintang Pemodelan Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring Menggunakan Tetrapod dengan Kemiringan 1:1,5 ... 40

Gambar 3.9 Tampak Melintang Pemodelan Bangunan Gelombang Sisi Miring dengan Kemiringan 1:1,5 dari Sisi yang Berbeda ... 40

Gambar 4.1 Tampak Samping Skesta Penempatan untuk Mengukur Tinggi Muka Air Gelombang di Tiga Lokasi ... 43

(6)

xv Universitas Kristen Maranatha Gambar 4.3 Kondisi model bangunan pada kemiringan 1:1,5

saat di running ... 45

Gambar 4.4 Perbandingan Tinggi Gelombang Kemiringan 1:2

dengan Tiga Lokasi ... 46 Gambar 4.5 Kondisi Model Bangunan pada Kemiringan 1:2 Saat

di Running... ... 47 Gambar 4.6 Perbandingan Tinggi Gelombang Kemiringan 1:2,5

dengan Tiga Lokasi ... 48

Gambar 4.7 Kondisi Model Bangunan pada Kemiringan 1:2,5 Saat

di Running ... 49

Gambar 4.8 Tinggi Rayapan Run-up – Run-down Terhadap Variasi

Kemiringan untuk Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring Menggunakan Tetrapod dengan Penempatan

Geotube di Lapisan Inti dengan Tinggi Muka Air 54cm ... 50

Gambar 4.9 Hasil Run-up - Run-down Terhadap Variasi Kemiringan

Untuk Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring Menggunakan Tetrapod dengan Penempatan Geotube

di Lapisan intidengan Tinggi Muka Air 54cm. ... 51 Gambar 4.10 Perbandingan Tinggi Muka Air pada Saat Sumberged

Terhadap variasi kemiringan dengan Dua Lokasi untuk Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring menggunakan Tetrapod dengan penempatan

geotube di lapisan inti. ... 52 Gambar 4.11 Perbandingan Niai Kt dengan Kemiringan Lereng ... 53 Gambar 4.12 Hasil Dokumentasi Perubahan Posisi Tetrapod Tampak

Atas (atas) dan Tampak Samping (bawah) Pengujian Untuk Kemiringan 1:1,5 dengan Penempatan Geotube

Pada Lapisan Inti ... 54 Gambar 4.13 Hasil Dokumentasi Perubahan Posisi Tetrapod Tampak

Atas (atas) dan Tampak Samping (bawah) Pengujian Untuk Kemiringan 1:2 dengan Penempatan Geotube

Pada Lapisan Inti ... 55 Gambar 4.14 Hasil Dokumentasi Perubahan Posisi Tetrapod Tampak

Atas (atas) dan Tampak Samping (bawah) Pengujian Untuk Kemiringan 1:2,5 dengan Penempatan Geotube

(7)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keuntungan dan Kerugian Ketiga Tipe Pemecah Gelombang ... 13

Tabel 2.2 Koefisien Stabilitas KD untuk Batu Pecah ... 17

Tabel 2.3 Klasifikasi Gelombang Berdasarkan Periode ... 21

Tabel 3.1 Rencana Eksperimental ... 35

Tabel 3.2 Tinggi Gelombang Rencana ... 38

Tabel 3.3 Skenario Pengujian Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring Menggunakan Tetrapod ... 39

Tabel 3.4 Skenario Pengujian Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring Menggunakan Tetrapod dan Penempatan Geotube pada Lapisan Inti. ... 39

Tabel 4.1 Data Statistik Tinggi Gelombang dengan Variasi Muka Air untuk Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring Menggunakan Tetrapod dan Penempatan Geotube di Lapisan Inti dengan Kemiringan Bangunan 1:1,5. ... 44

Tabel 4.2 Data Statistik Tinggi Gelombang dengan Variasi Muka Air untuk Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring dengan Kemiringan Bangunan 1:2 dan Penempatan Geotube pada Lapisan Inti. ... 46

Tabel 4.3 Data Statistik Tinggi Gelombang dengan Variasi Muka Air untuk Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring dengan Kemiringan Bangunan 1:2,5 dan Penempatan Geotube pada Lapisan Inti. ... 48

Tabel 4.4 Tinggi Gelombang, Runup, Rundown untuk Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring Menggunakan Tetrapod dan Penempatan Geotube pada Lapisan Inti ... 50

(8)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR NOTASI

a Amplitudo gelombang

C Kecepatan rambat gelombang (L / T)

db Kedalaman gelombang pecah

d Jarak antara muka air rerata dasar laut

g Percepatan gravitasi

H Tinggi gelombang rencana

Hb Tinggi gelombang pecah

Hi Tinggi gelombang datang

Ht Tinggi gelombang transmisi

Ir Bilangan irribaren

KD Koefisien stabilitas batu pelindung

Kt Koefisien Transmisi

k Angka gelombang (2л / L)

L Panjang gelombang

Lo Panjang gelombang

m Kemiringan lereng

n Jumlah susunan butir batu dalam lapis pelindung

Sr Perbandingan antara berat jenis batu dan berat jenis air laut

T Periode gelombang

W Berat butir batu pelindung

 Frekuensi gelombang (2л / T)

 Fluktuasi gelombang/muka air.

r Berat jenis batu

a Berat jenis air laut

 Sudut kemiringan sisi pemecah gelombang

(9)

xviii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran II Langkah-Langkah Pengujian Laboratorium... 61 Lampiran II Hasil Dokumentasi Pengujian Bangunan Pemecah

(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan memiliki garis pantai terpanjang

di dunia. Namun beberapa garis pantai di Indonesia mengalami erosi dan beberapa

kolam pelabuhan masih dipengaruhi gelombang laut. Prasarana untuk mengatasi

hal ini adalah prasarana yang mampu meredam gelombang dan/atau memecahkan

ombak.

Langkah penting yang dapat dilakukan dalam mengamankan garis pantai

dan mengamankan pelabuhan adalah membangun bangunan pemecah gelombang

dan/atau penanaman vegetasi di pesisir pantai. Dalam Tugas Akhir ini lebih

difokuskan pada bangunan pemecah gelombang yang berfungsi untuk meredam

energi gelombang. Bangunan pemecah gelombang dilihat dari bentuk strukturnya

terdiri dari tipe bangunan pemecah gelombang sisi tegak, sisi miring, dan

gabungan antara sisi miring dan sisi tegak.

Pemecah gelombang yang dibahas dalam Tugas Akhir ini ialah pemodelan

pemecah gelombang sisi miring menggunakan lapisan geotube pada lapisan inti

yang digunakan melindungi pasir agar tidak mudah tergerus atau terikut dengan

aliran air. Geotube ialah material geotextile yang berbentuk seperti bantal guling

yang memiliki kuat tarik yang tinggi dan sudah dipabrikasi sehingga lapisan inti

dari bangunan pemecah gelombang langsung dimasukkan kedalam geotube.

Kegunaan geotube pada lapisan inti bangunan pemecah gelombang sisi miring ini

adalah untuk mengatasi penggerusan pasir di lapisan inti. Selain itu, tetrapod yang

merupakan lapis lindung buatan digunakan sebagai lapisan utama di sisi bangunan

pemecah gelombang yang menghadap ke laut.

Pengujian model pemecah gelombang sisi miring ini dilakukan di

Laboratorium Balai Pantai, Kementrian Pekerjaan Umum, Buleleng, Bali. Uji

laboratorium bangunan pemecah gelombang sisi miring ini dilakukan untuk uji

(11)

2 Universitas Kristen Maranatha gelombang sisi miring di laboratorium dilakukan untuk mengurangi biaya dan

waktu serta resiko kegagalan sebelum dibangun langsung di lapangan.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kemiringan yang tepat dan

sesuai untuk bangunan pemecah gelombang sisi miring yang menghadap ke laut

dengan menggunakan bantung lapis lindung buatan tetrapod dan geotube pada

lapisan inti.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Pengujian bangunan pemecah gelombang sisi miring berlokasi di

laboratorium Balai Pantai, Kementerian Pekerjaan Umum, Jalan

Gilimanuk-Singaraja KM 122 Gerokgak, Buleleng, Bali

2. Uji laboratorium bangunan pemecah gelombang sisi miring yang dilakukan

ini adalah uji laboratorium 2 (dua) dimensi dengan simulasi gelombang

reguler

3. Bangunan pemecah gelombang sisi miring menggunakan lapisan inti geotube

dan batu pelindung buatan tetrapod.

4. Tiga variasi kemiringan bangunan pemecah gelombang sisi miring yang

menghadap ke laut atau ke arah datangnya gelombang adalah 1:1,5 (Gambar

1.1); 1:2 (Gambar 1.2); dan 1:2,5 (Gambar 1.3)

5. Tinggi muka air menggunakan empat kondisi yaitu kondisi saat surut (38

cm), tinggi muka air laut rata-rata (54 cm), tinggi muka air laut sama dengan

tinggi bangunan (63 cm) serta tinggi muka air laut saat bangunan tenggelam

(70 cm)

6. Bahan yang digunakan untuk melapisi bangunan pemecah gelombang sisi

miring yang dibahas ini adalah pasir halus atau core ukuran 0,8mm, batu

pecah kecil atau gravel ukuran10 mm, batu pecah besar ukuran 25 mm, dan

tetrapod

7. Uji laboratorium bangunan pemecah gelombang sisi miring ini menggunakan

(12)

3 Universitas Kristen Maranatha

8. Pada pengujian pemecah gelombang ini kemiringan yang divariasikan adalah

kemiringan yang menghadap ke arah laut atau ke arah datangnya gelombang

9. Perumusan yang digunakan sesuai dengan literatur sehingga tidak ada

(13)

4 Universitas Kristen Maranatha

(14)

5 Universitas Kristen Maranatha

(15)

6 Universitas Kristen Maranatha

Gambar 1.3 Tampak Melintang Rencana Pemodelan Bangunan Pemecah

(16)

7 Universitas Kristen Maranatha

1.4 Sistematika penulisan

Penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab, dengan beberapa

subbab di dalamnya. Secara garis besar, sistematika isi dari tiap bab adalah

sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas latar belakang permasalahan, tujuan

penelitian, ruang lingkup penelitian, sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Literatur

Bab ini menguraikan tentang dasar teori penelitian,

rumusan-rumusan yang berhubungan dengan penelitian

Tugas Akhir ini.

Bab III Pengolahan Data

Bab ini menguraikan tentang metode pengolahan data.

Bab IV Analisis Hasil Uji Model Bangunan Pemecah Gelombang

Sisi Miring

Bab ini menguraikan tentang hasil analisis dari data yang

didapatkan dalam pengujian laboratorium.

Bab V Simpulan dan Saran

Bab ini berisi simpulan hasil analisis yang dilaksanakan,

(17)

58 Universitas Kristen Maranatha

pelindung utama tetrapod dan penempatan geotube di lapisan inti adalah

sebagai berikut:

1. Tinggi gelombang terukur di muka model bangunan pemecah

gelombang sisi miring menunjukkan angka paling besar di tinggi muka

air yang sama dengan tinggi bangunan

2. Hasil pengukuran tinggi gelombang di muka bangunan pemecah

gelombang sisi miring dengan kemiringan menghadap laut 1:2,5

menunjukkan hasil yang hampir sama untuk variasi tinggi muka air

sehingga pada kemiringan ini bangunan dinyatakan paling stabil

3. Selisih tinggi rayapan dari run-up dan run-down paling kecil diperoleh

untuk kemiringan bangunan yang menghadap arah datangnya

gelombang 1:2,5, maka dapat disimpulkan energi gelombang yang

datang lebih banyak diserap oleh bangunan tersebut

4. Untuk kondisi model bangunan pemecah gelombang sisi miring

terendam (submerged), nilai koefisien transmisi yang paling kecil

dihasilkan oleh bangunan pemecah gelombang sisi miring yang

menghadap laut dengan kemiringan 1:2,5, sehingga hasil ini

menunjukkan bangunan tersebut paling stabil.

5. Model bangunan pemecah gelombang sisi miring dengan kemiringan

1:2,5 di muka bangunan menghadap laut serta menempatkan geotube

di lapisan inti dan tetrapod sebagai lapis pelindung utama

menunjukkan bangunan yang paling stabil.

5.2 Saran

1. Uji laboratorium dua dimensi bangunan pemecah gelombang sisi miring

(18)

59 Universitas Kristen Maranatha pada lapisan inti dengan kemiringan menghadap datangnya arah

gelombang sebesar 1:2,5

2. Uji laboratorium tiga dimensi bangunan pemecah gelombang sisi miring

dengan lapis lindung buatan tetrapod dan penempatan geotube pada

lapisan inti dengan kemiringan menghadap datangnya arah gelombang

sebesar 1:2,5 serta variasi tinggi muka air untuk mendapatkan hasil yang

sesuai dengan kondisi di lapangan

3. Uji laboratorium tiga dimensi bangunan pemecah gelombang sisi miring

dengan lapis lindung buatan tetrapod dan penempatan geotube pada

lapisan inti dengan kemiringan menghadap datangnya arah gelombang

sebesar 1:2,5 serta simulasi gelombang irreguler untuk mendapatkan

(19)

60 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. CERC, 1984, Shore Protection Manual Volume I, US Army Coastal

Engineering Research Center, Washington.

2. CERC, 1984, Shore Protection Manual Volume II, US Army Coastal

Engineering Research Center, Washington.

3. Triatmodjo, B., 2010, Perencanaan pelabuhan, Beta Offset, Yogyakarta.

4. Triatmodjo, B., 2011, Perencanaan Bangunan Pantai, Beta Offset,

Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1.1 Tampak Melintang Rencana Pemodelan Bangunan Pemecah Gelombang Sisi Miring 1:1,5
Gambar 1.2 Tampak Melintang Rencana Pemodelan Bangunan Pemecah  Gelombang Sisi Miring 1:2
Gambar 1.3 Tampak Melintang Rencana Pemodelan Bangunan Pemecah

Referensi

Dokumen terkait

Gaya berat yang bekerja pada bangunan pemecah gelombang batu bronjong dengan kemiringan sisi 1:2 untuk perhitungan momen penahan bangunan dapat dilihat pada Gambar 6. Momen

Dari hasil studi lapis lindung pemecah gelombang hexapod, tetrapod dan kubus modifikasi diperoleh nilai faktor keamanan geser dan guling yang relatif sama (Tabel

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian perencanaan bangunan pemecah gelombang dengan membandingkan material batu pecah bersudut kasar dengan material batu

Dari hasil evaluasi terhadap data desain dan konstruksi dapat disimpulkan bahwa profil struktur pemecah gelombang pada gambar desain secara umum sulit untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi gelombang rencana dan kemiringan lereng bangunan pemecah gelombang berpengaruh terhadap berat lapis lindung yang digunakan,

yang berjudul: “ ANALISIS EFISIENSI PEMECAH GELOMBANG KONDISI EKSISTING DIBANDINGKAN DENGAN MATERIAL BATU BULAT HALUS” Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk