• Tidak ada hasil yang ditemukan

ûï » 9 ÇÊÉËÈ

ss x nt y t z $ t s o t 3 u r u y $ r y r r $ s s t 2 t s t s t r¯ t y $ t t t y u !x ª $ z t $

"Maka tatkala anak itu sumpai (pada umur sanggup) berusaha bersLima-sama Ibrahim, I brahim berkata: "Hal anakku Sesungguhnya Aku mclihat dalam mimpi bakwa Aku menycmbclihmu. Maka flkirkanlah apa penda patmul"

la menjawah: "Hai bapakku, kerjakanla h apa yang

diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan rnendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Anak dianggap sebagai orang dewasa/muda.

Anak diberikan kelonggaran seluas-luasnya untuk melakukan pa saja yan g dikehendakinya.

Kon trol orang tua terh adap anak sangat lemah, juga tid mem berikan bimbingan yang cukup berarti bagi anaknya.

Pola asuh seperti ini m ungkin bisa d iterapkan kepada anak yang dewasa yang sudah matang pemikirannya, tetapi mungkin g tepat diterapkan kepada anak remaja. Apalagi jika menyangkut pen didikan agama Islam , banyak hal yang harus disampaikan secara ijaksana.

Dari ketiga pola asuh terseb ut yang relatif lebih efektif mcnurut pen ulis adalah pola asuh dcmokratis, dimana orangtua mem berikan kesempatan kepad a anak untuk men entukan pandangan dan endapatnya men genai pilihan hidup yang akan dijalaninya. Hal ters ut sudah diterapkan oleh Nabi Ibrahim dalam mendidik Nabi Ismail seb agai putrany a. Untuk mem perjelas pendapat tersebut, penulis cantumkan beb erapa pendapat ahli dan juga ayat Al Qur'an.

Nurcholis Majid, berpendapat bahwa peran orangtu a tidak pe lu berupa peran pengajaran (yang nota bene dapat diwakilkan kepada orarg lain) melainkan peran tin gkah laku, tauladan, dan pola-pola hubungan orangtua dengan anak yang dijiwai dan diseman ati oleh nilai-nilai keagamaan yang menyeluruh bagi segi-segi pengetahuan yan g bersifat kogn itif maupun segi afektifhya, sehingga disini akan lebih terbukti benarnya pepatah

yang jelas m enurutnya pendidikan agama menu ntut tindakan percontoh an lebih banyak d aripada pen gajaran verb al.13 Dapat diketahui b ahwa setiap an ak mempunyai proses perkemban gan dan pertumbuhan yang berbeda-beda seperti gejala-gejala kejiwaan, pengamatan, perhatian, tan ggap an, fantasi, cara b erpikir, in gatan , kepribadian, intelegensi, kemauan dan motif-motifnya, meskip un hal itu dap at diketahui secara umum dan spesifikasi umur, tetapi setiap pendidik,

Lisan al hal ashadu min lisan al kalami

terutama orangtu a tentulah mempuny ai naluri yang tajam untuk men getahui hal itu.

Dengan demikian sebagai oran gtua dalam hal mend idik anak-anaknya hendaklah mempertimbangkan dampaknya bagi kehidupan mereka d imasa hidu pnya nanti. Mungkin ada baiknya kita berkiblat kepada Luqman al Hakim, beliau adalah orangtua yang m eneruskan pen didikan agama kepada anak-anaknya dengan baik. Sebagaimana dic takan dalam al Qur'an su rat Luqman ayat 13-17:

Artinya: (QS. Luqman : 13) Artinya: Luqman : 14) Artiny a: ø Î ß ø ä Ï Ï ö è ç Ý Ï ¢ ç õ Îô è Î ( ž Î ÷Åe í ùÝ Ò Ï ø ¢ Ï ÷ Ï Î ç ÷ ç é · ÷ 9 ÷ ç è Ï Î È ÷ È ö à ô Í ÷ Ï Î ¥ Î ç Å ø Î Í ô è Î ø Ï Î Ö ùÏ ß ÷ Ï è ( ß öÏ Î ÷‘ ] ã ÷ Î ¨ Î ô ¥ Î 4 ¢ è ¥ Î ö ä ã Å ö à ã Îm é Î ó ç ä è ÷

Œ) $ / àè 6 Ž³@ !$/ )

Ž³ # à àã

$ ¹ ¡ # ‰ / F q & $ ã

Áù û %æ & • ©# ‰ ) Ž Á #

) #‰ _ ã & •±@ 1 $ § / æ ù

$ èÜ? $ 6m$¹ û $ ‰ # $ù •è ì7?# 6™ >$ & )

O ) è_• ; 'ù $ / F è?

u t s y e u u t o t Ÿ « $ x $ s t u u u z | M $ y u nux u 4 n t u | u t t r $ y y u u n y $ u

š

y y y # nt r

š

t } s y s Ÿ s y y | u u $ t $ u Ÿ y t z t r n n t t s y t y s

r A % `»J)9 ¾mZ w qdr ¼m ƒ Ó_ »ƒ w 8 c

8 9 O= 9 OŠ ÇÊÌÈ

ZŠ rr `» S} mƒ 9ºq m =H ¼mB Zdr ’? `dr

¼m=» r ’ ûüB b 6 ’< 7ƒ 9ºq9r ’< • J9 ÇÊÍÈ

b r g» ’? b ’ B Š9 79 ¾m N= x

Jg Jg r ’ ‹R 9 r B r @‹ `B R ’<

O ’< N3 B N6¥ R J O Z. bq=J ÇÊÎÈ

"Dan(Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu memperseklltukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-ben ar kezaliman yan g besar".

"Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya: ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua lahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada d ua orang ibu bap akmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu."(QS.

(QS. Luqman : 15) Artinya: Luqman : 16) Artinya: Luqman : 17)

Dari beberapa ayat tersebut tergambar betapa Luqman menerapkan pen didikan agama kepada anakn ya dengan b egitu santun d an bijaksana, beliau jelaskan tentang larangan musyrik disertai dengan alasan dan akibat yan g akan diterima. Beliau juga menjelaskan pend eritaa yang dialami oleh seorang ibu sejak dia hamil, melahirkan samp ai men gasuhnya. Beliau juga ajarkan tentang bagaimana sikap anak menghadapi perintah orangtu a yang

"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan den gan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janga nlah kamu men gikuti keduanya, dan pergaulilah ked uanya di dunia dengan baik, d an ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitaka n

kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.”

"(Luqman berka ta): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada

(sesuatu perbua tan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah aka n mendatan gkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. " (QS.

"Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)

mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari

perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap a pa yan g menimpa kamu. Sesungguhnya ya ng demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). " (QS.

¢ ç ¨Î Î à ÷ Ï 7 ¬ ô Ïi 5 ö ä Î > ÷ ÷ Î Ï ¡ ÷ Î Ç ö Ï ù Í 4 ¨ Î ì Ï × Î ¢ ç É Ï ¢ ö ã ù Å ã ÷ ø Î ÷ Ç Ì ß ø ÷É ô Î Ï ô Ï Ç ÷ Í ã

Ó_ »ƒ kX b 7 A ) B p `B A `3 ’ o r ’

ºq»J 9 r ’ { ƒ k b #‹ 9 • ÇÊÏÈ

Ó_ »ƒ O% oq= 9 B r $r J9 mR r ` 3ZJ9 r ’? B

7 b 79º `B P qB{ ÇÊÐÈ

o t ! p s t s y y y t s t | r u y $ r F $ t p ª $ © $ s y o t r n 4 n $ u y $ t $ u t s $ $ u 4 nt ! t y t | r y s t W $

6 $ ) ) ? $ W 6m Š•z Fù û •‚¹ & û

N ¡ # & û Ú‘ # N' $ 5 !# ) !# Ü Ž 7z

6 & Á # • & •è $/ # ã • # Ž9¹# ã $

/$¹& ) Œ “ã ‘ #

melanggar aturan agama, dengan penjelasan jangan mengi ti perintah orangtua yang menentang aturan agama dan tetap bersika hormat terhadapnya. Selain itu beliau juga mengajarkan bahwa ekecil apap un perbuatan manusia akan dip enan ggungjawabkan di hadapan Allah. Dan selan ju tnya beliau rnemerintahkan anak-anaknya agar mendirikan shalat, melaksanakan amar ma'ruf nahi mungkar, dan bersabar menghadap i musibah yang d atang.

Masing-masing unsur yang tiga yakni bapak, ibu dan ana emp unyai peranan pen ting d alam membina dan menegakkan keluarga, sehin gga kalau salah satu dari ketigan ya tid ak ada keluarga akan goncang dan kehilangan keseimbangan. Seperti apabila dalam seb uah keluarga tidak ada bapak maka tugas mencari rizki menjadi disfungsi, tidak ada unsur kekuasaan, pimpin an, jaminan, dan teladan y ang baik serta sumber terpenting dalam bimbingan dan pen didikan.

Kewajiban itu dirasakan oleh bap ak, sebagaimana dirasakan o leh ibu dan saud ara-saudara d alam keluarga. Jika keluarga itulah tempat yang wajar dimana suami-isteri dan anggota-anggota keluarga pada umu nya dapat bekerjasama dengan rapat. Tanpa kerjasama keluarga tid sanggup men jalan kan berbagai fungsinya. Oleh sebab itu keluarga p erlu m emberikan ketenteraman, kesenangan dan kasih sayang bagi anggota anggo tanya agar ia dap at menjalan kan fungsinya den gan b erkesan.

Dalam keluarga ada beberapa fungsi antara lain, melahi an, men yusui, merawat, memberi sumb angan perekonomian untuk memenuhi keperluan-keperluan keluarga, fungsi pelayanan, sosial agama dan lain-lain. Dan yan g tidak kalah pentingnya adalah fungsi p endidikan.

Orangtua memegang peranan yang amat penting dalam p end dikan anak-anaknya, sejak seorang anak dalam kandungan, kondisi ibu waktu Fungsi Pendidikan Dalam Keluarga

men gandun g akan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak baik secara fisik maupun mental. Setiap prilaku d gaya hidup orangtua men jadi con to h bagi anak, mereka akan menirukan apa saja yang diterapkan orangtuanya dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara itu ayah juga memiliki peran yang sangat besar bagi pen didikan an ak-anaknya. Dimata anaknya ia seorang yan tertinggi gengsinya dan yang terpancai diantara orang-orang yang dikenainya. Cara ayah melaksanakan pekerjaann ya seh ari-hari akan mempergaruhi cara kerja anaknya. la merupakan peno long utama, terlebih lagi bagi anak yang su dah besar baik laki-laki mau pun perempuan.

Jika ditinjau d ari segi tanggu ng jawab o rangtua terh adap anak, maka tanggungjawab pendidikan itu tidak b isa dibebankan pada orang lain, guru dalam memikul tanggungjawab p endidikan hanyalah keikutsertaan mereka saja. Dengan kata lain, tanggungjawab p endidikan yang ibebankan kepada pen didik merup akan p elimpahan dari tauggungjawab o rangtua karena alasan satu dan lain hal yang menyebabkan orang tu a tidak mungkin melaksanakan tugas pendidikan dengan sempurna.

Tanggungjawab pendidikan Islam yang men jadi beban oran tua sekuran g-kurangnya harus dilaksanakan d engan tujuan se agai berikut: Memelihara dan membesarkan anak. Ini merupakan bentulc sederhana ari

tanggungjawab setiap orangtua dan merupakan do ron gan a ami untuk mem pertahankan kelangsungan hidup manusia.

Melind ungi dan menjamin kesam aan, baik jasmaniah m aupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit d an penyelewengan kehid upan d ari tujuan yan g sesuai dengan falsafah hid up dan agama yang dianutnya.

Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang untuk memiliki pengetah uan dan kecakapan hidup seluas dan setinggi mungkin yang dap at dicapainya.

M. Quraish Shihab,

(Jakarta: Mizan, 1998), h. 255

M. Alisuf Sabri, (Jakarta: CV. Pedoman llmu Jaya, 1993), h. 14

Zakiah Daradjat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), h. 140

Zakiah Daradjat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), h. 56

Abu Ahmadi, (Bandung: P ustaka Offsset, 1986), h. 31

Zakiah Dardjat, (Jakarta: Ruhama, 1995), h. 26

Hasan Langgulung,

(Jakarta: PT. Pustaka Al Husna Baru, 2004), h. 292

M. Quraish Shihab,

(Jakarta: Mizan, 1998), h. 255

Chabib 'I'haha, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),

h. 110

Chabib 'I'haha, , h. 111

Chabib 'I'haha, (Yogyakarta: P ustaka Pelajar, 1996),

h. 112

Chabib 'I'haha, (Yogyakarta: P ustaka Pelajar, 1996),

h. 113

Nurcholis Majid, (Jakarta: Paramadina, 1997), h. 126-127

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

M embumikan al Quran: Fungsi dan Peranan Wahyu Dalain Kehidupan M asyurakat,

llmu Pendidikan, Pembinaan Remaja, llmu Jiwa Agama, M embangun Iman Seutuhnya,

Pendiilikun Islam dalam Keluarga,

Manusia dan Pendidikan; SuatuAnalisa Psikologis, Filsafat dan Pendidikan,

Membumikan al Quran: Fungsi dan Peranan Wahyu dalam Kehidupan M asyurakat,

Kapita Selekta Pendidikan Islam,

Kapita Selekta…

Kapita Selekta Pendidikan Islam,

Kapita Selekta Pendidikan Islam,

45

Faktor Pendukung Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarg a

Pelaksanaan pend idikan agama Islam dalam keluarga seri g tid ak men dapatkan hasil yang maksimal. Hasil dari proses pendidikan tersebut sangat berpariasi, ada yang sangat baik, baik, cukup, ahkan ada yang buruk. Sekalipun hal ini d ilakukan d alam bingkai yang sama. Hal ini disebabkan karena faktor pend ukung d an tingkat penghambatnya berbeda-beda.

Dengan segala sesuatu yang dihadapi keluarga, orangtua harus men gambil tindakan agar anak-anak tidak merasa diomban -ambing dan dibin gungkan oleh keh idupan mereka. Dalam hal ini kelu perlu melakukan lebih dari sekadar meny ediakan temp at untuk mengerjakan pekerjaan rum ah, men gatur transportasi untuk bertanding sep ak bola atau menjadi tempat singgah untuk m akan. Jika keluarga membuat moto, perny taan misi keluarga, dan undan g-undang keluarga hal in i akan sangat membantu anak dalam pen didikan.

Untuk m ewujud kan tujuan pendidikan agama Islam dalam kel rga den gan baik dan benar sudah barang tentu ada h al-hal y g harus diperhatikan dan dilaksanakan oleh orangtua dian tarany adalah:

Membantu men ciptakan lingkungan belajar y ang baik.

melakukan tugas dengan baik jika mereka mem punyai ruan cuknp luas yan g bebas dari god aan (mainan, majalah , krayon, televisi, telep on), pen erangan memadai, dan terbebas dari gangguan yang terlalu serin g. Ada anak yang membutuh kan tem pat yang tenang. Ada juga ana yang ketika berada dalam kamar, dia menyia-nyiakan waktu. Anak-anak tidak selalu men ciptakan lingkungan belajar yang terbaik bagi mereka. Jadi berperan aktiflah dalam membantu merencanakan, menemukan, dan memelihara ruang kerja yang bisa membu at mereka b ekerja dengan ba k.1

Menemukan jalan untuk memantau tugas

Ini lebih mudah dikatakan daripada dilaksanakan, tetap anda h arus gigih dalam hal ini. Langkah pertama menuju keteraturan adal h anak-anak harus mengetahui apa yan g harus mereka kerjakan, perle gkapan ap a yang mereka perlukan untuk dapat mengerjakannya, dan kapan arus selesai. Dip erlukan sistem yan g mengh aruskan mereka men catat tu dan secara rutin dirunjukkan kepada orangtua. Disiplin sangat dip erlukan untuk mem astikan ada catatan untuk setiap mata pelajaran . se ip un hanya untuk menuliskan "tidak ada PR." Jika anak-anak and a terus menerus mem erlukan pengingat, anda dapat menentukan waktu bagi anak-anak untuk menelepon atau e-mailkepada teman-teman untuk memastikan tidak ada yang terlupakan. Sebagian sekolah menyampaikan pekerjaan rumah melalui sistem Tetapi, dalam beberapa kasus anda perlu mem inta sekolah mengirimkan d aftar tugas yang perlu di ndatangan i setiap hari, atau menemui gu ru penyuluh atau p siko logi di sekolah untuk mem buat sistem yang akan berfungsi u ntuk an da dan anak-anak.2

Memastikan tugas d ikerjakan dengan benar

Anak-anak serin g mempunyai beberapa tugas harian dan s atau dua proyek jan gka panjang, atau ulan gan secara bersamaan. Ini cuku p sulit bah kan bagi kita, sebagai orang dewasa, untuk mengatur tanggungjawab kita-jadi mari kita bantu anak-anak mengem bangkan kete pilan dalam

bidang ini. Tak ada jawaban mudah disini. Banyak hal tergantung pada kebiasaan-kebiasaan keluarga anda, kegiatan anak-anak sepulan g sekolah, waktu tidur, dan seterusnya.3

Selain gagasan -gagasan tersebut di atas, ada beberapa faktor pen dukung pendidikan agama Islam dalam keluarga yang secara garis besar dap at dibagi m enjadi dua, yaitu faktor internal (dari dalam keluarga) dan fakto r eksternal (dari luar keluarga).

Faktor internal (dari dalam keluarga)

Wawasan dan pengetahuan orangtua tentan g agama I lam yang mem adai.

Supaya oran gtua dapat mentransfo rmasikan pengetahuan a a Islam kepada anak-anaknya, mereka dituntut untuk memil ki pen getahuan agama Islam yang memad ai. Den gan demikian gtua dap at mem berikan rangsangan kepada anak u ntuk lebih in s melakukan stu di keagamaan, d an pad a akhirnya anak akan lebih tertarik dan tertantang untuk menguasai ilmu agama menjadi lebih d al .

Pengetah uan orangtua tentang agama Islam yang kuran g mem adai akan m enimbulkan masalah bagi anak dalam upaya men guasai ilm u keagamaan. Sebab dalam keluarga terseb tidak tercipta suasana lingkungan yang Islam i.

Keteladanan orangtua

Orangtua harus dapat menjadikan dirinya sebagai teladan yan g baik bagi anak-anaknya dari apa yang mereka ajarkan. S lain itu mereka juga harus meny ediakan su asana rumahtangga y ang saleh, penuh den gan p erangsang-perangsan g budaya dan perasaan kemanusiaa yan g mulia, bebas dari kerisauan, perten tangan, dan pertarungan keluarga dalam soal-soal pendidikan anak.

Anak akan meneladani orangtu anya dengan b aik, lemah le but dalam berkata, menyayangi kelemah an orangtuanya, menghormati dan

men ghargai orangtuan ya, serta bersyukur atas jasa-jasa bakti mereka terhadapnya. Hal ini akan terwujud jika orangtua dap at memberikan teladan yang b aik kepada anak-an aknya.

Wibawa yan g besar pada orangtua

Orangtua memiliki wibawa yang besar terhadap anak-anaknya yan g tid ak dimiliki oleh siapapun termasuk guruny a di kolah. Kewibawaan oran gtua san gat mendukun g dalam upaya trans asi dan internalisasi nilai-nilai religiu s. Jika kewib awaan ini digunakan secara proporsio nal, maka anak-anak mereka akan mengikuti kemauan dan keingin an orangtua un tuk mengarahkan mereka ke jalan dan tuntunan agama Islam.

Menyediakan bagi anak-anak peluang-peluang dan suasana praktis dimana mereka d apat m empraktekkan akhlak yang d iterima dari oran gtuanya

Hal ini dapat dilaku kan dengan membiasakan diri orangtua melakukan akhlak yang disampaikan kepada anak seperti, berdo'a ketika mau makan, mau tidur, mau b epergian, atau mengu capkan a sy ukur setiap kali selesai mengerjakan tugas seharai-hari dan lain sebagainya.

Selain itu anak ju ga diberi kesempatan untuk memprakte n apa yang mereka dapatkan dari orangtua atau dari gu ru i sekolah, seperti memimpin do'a setelah shalat berjama'ah , memim in do'a ketika mau makan, mengucap kan salam ketika anak mau pergi, berkata lemah lembut dan sopan dihadapan orangtua dan lain sebagainya.

Pengawasan keluarga dengan sadar d an bijaksana

Pengawasan orangtua bukan berarti membatasi gerak langkah atau kreatifitas anak akan tetapi ia b erfungsi sebagai pengawas yan g men gatur tingkah laku anak ke arah yang benar. Kesadaran peng san orangtua terhadap anak haras ditanamkan sejak din i, h al ini bisa dilakukan dengan memberikan teguran ketika anak melakukan perbuatan y ang menyimpang dari ajaran agama.

Mengo ntro l pelaksanaan shalat lima waktu pada anak merupakan langkah kongkret pengawasan oran gtua, hal ini akan men jadi dasar keyakinan bagi anak bah wa mereka selalu iawasi dan diperhatikan gerak dan tingkah lakunya dalam keh idupan seh ari-hari. Faktor eksternal

Lingku ngan sosial y ang religious

Lingku ngan masyarakat y ang penuh dengan p engamalan nil i-nilai agama secara baik dan benar akan membawa dampak ositif bagi pen didikan agama Islam.

Rasu lulullah SAW., bersabda yang artinya (H. R. Ahmad)

Selektif dalam memilih teman bagi anaknya perlu dilakukan orangtua, sebab teman pergauian meru pakan faktor yan g n mem pengaruhi kepribadian anak selain faktor ketu run an an pen didikan. Lingkungan sosial memiliki peran yang sangat besar dalam upaya meru bah watak dan kepribadian anak.

Dalam kehidupan nyata kita sering menjumpai anak yan g mem iliki sifat lemah lembut berubah menjadi keras disebabkan pergaulan yang terlalu bebas.

Lingku ngan pendidikan yang sesuai d engan ajaran agama Islam

Orangtua h arus selektif memilih lembaga pen didikan for al atau nonformal bagi anak-anakn ya, sebab pada kenyataannya b nyak orangtua yang tid ak m emiliki waktu yang cukup u ntuk me berikan pen didikan agama Islam kepada anak-anaknya disebabkan kesibukan ayah mencari rizki bagi keluargan ya dan kesibukan ibu engan urusan rumah tangganya belum lagi jika ib u menjadi wanita karier.

Atas dasar faktor-faktor tersebut di atas, Hasan Langgu lung, men gatakan bahwa peranan pendidikan yang sepatutnya dipegang oleh keluarga terhadap anggota-anggo tanya secara umu m alah peranan yang sangat pokok diban ding peran an-peranan yang lain.

“Carilah tetangga

Lembaga-lembaga lain d alam masyarakat misalnya politik, ekonomi, dan lain -lain, tidak dap at memegang peranan itu. Barangkali lembaga-lembaga lain dapat men olong keluarga dalam tindakan pendidikan dan melaksanakan pembangunan atas asar yan g dipilihnya dalam bidang pendidikan, akan tetapi d a tidak sanggu p menggantikan, kecuali dalam keadaan-keadaan luar biasa, seperti ketika ibu -bapak meninggal dalam peran g atau dalam kecelakaan atau karena ib u-b apak rusak akhlak dan meny leweng dari kebenaran, atau m ereka acuh tak acuh dan tidak tahu cara-cara yan g betul dalam mend idik anak.4

Untuk membangun keluarga yang syarat dengan muatan nil -nilai agama tidaklah gampang. Banyak faktor yang m enghambat elaksanaan pen didikan agama Islam dalam keluarga. Secara garis be r faktor-faktor tersebut dapat dibagi men jadi du a seperti halnya faktor pendukung, y aitu fakto r internal dan faktor eksternal.

Faktor internal

Minimnya pengetah uan orangtua tentang agama Islam

Membuat orang beragama harus did ahului dengan transformasi pen getahuan keagamaan yang harus di serap terlebih dahulu sebelum sampai pada aspek apektif dan psikomotorik. Pengetahuan keagamaan men jadi syarat mutlak yang h arus dikuasai o leh orangtua jika hendak men gajarkan ilmu-ilmu agama. Terbatasn ya pengetahuan a a orangtua akan b erakib at pada kurang efektifnya pendidikan agam a Islam dalam keluarga.

Tidak adanya teladan dalam keluarga

Kegagalan p endidikan agama Islam dalam keluarga yang p in g dominan diseb abkan oran gtua tidak dapat menjadi contoh yang baik b agi dalam kehid upan keagamaan. Bagaimana mungkin orangtua akan didengar nasihatnya apalagi dilaksanakan oleh anak-anaknya kalau oran gtua tersebut tidak melaku kan apa y ang Faktor Penghambat Pendidikan Agama Is lam Dalam Keluarga

diperintahkannya. Sebagai contoh, orangtua mengajarkan kepada anak-anaknya supaya shalat berjama'ah, menghormati yang lebih tua, men yayangi yang kecil, berkata sopan, saiing menolo ng alam kebaikan, toleransi terhadap orang lain, mempererat ta i persaudaraan dan lain sebagain ya, sementara orangtuanya sendiri tidak pernah melakukan hal tersebut.

Faktor eksternal

Lingku ngan sosial d an sekolah yang tidak kondu sif

Elemen pendidikan ada tiga p ilar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Ketiga pilar tersebut harus saling mendukung pelaksanaan pen didikan agama Islam dalam keluarga, dan sebaliknya. Keberhasilan pen anam an nilai-nilai agama dalam keluarga harus didukung secara kuat oleh sekolah dan masyarakat. Karena pada tingkat implem entasi dan ekspresi keagamaan benturan dengan kedua lingkungan tersebut akan mem punyai pengaruh yang besar terhadap kelanjutan atau kelanggengan kehidupan anak-anak.

Media elektronik d an surat kabar

Pengaruh media masa baik elektronik maupun surat kabar sangat mem pengaruhi pem bentukan kepribadian anak. Keberadaan media yan g seharusnya sangat positif dalam rangka membantu pelaksanaan transformasi dan internalisasi nilai-nilai agama juste u sebaliknya

Terlalu bany ak med ia yang mempunyai pengaruh buruk dan men jadi faktor penghambat dalam p elaksanaan endidikan agama Islam. Berapa banyak majalah, surat kabar, tabloid, radio dan televisi yang memuat dan in enay angkan berita kekerasan dan pornografi. Ditambah lagi pada zaman sekarang ini adan a media komun ikasi yang ruang lingkupnya lebih luas dan memili akses yan g lebih cepat seperti internet, e-mail dan seb againya.

Semua faktor tersebut d i atas, dap at ditan gani oleh kelu arga dan

ada bim bingan dan petunjuk-petunjukny a dalam Islam. Oleh

Dokumen terkait