• Tidak ada hasil yang ditemukan

yujīru „alaihim adnāhum. Wa anna al-

mu΄minīna ba‟duhum mawālī ba‟din dūna an-nāsi/

„Jaminan Allah satu. Jaminan

(perlindungan) diberikan oleh mereka yang dekat. Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak tergantung

pada golongan lain‟

Ideologi Agama

ف ي ع ا ق

ط غا أ

أ

ق ا ي ا ض ي أ ا ق

يق ا حيا ف ك ي ع ي

ا

. ي ع

/wa annahu man i‟tabaţa mu΄minan

qatlan „an bayyinatin fainnahu quadun bihi illā an yarḍā waliyya al-

maqtūl, wa anna al-mu΄minīna „alaihi

kāffatan, wa lā yaḥullu lahum illā qiyāmun „alaihi/

„Barang siapa yang membunuh orang

beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh, kecuali wali si terbunuh rela (menerima diyat). Segenap orang beriman harus bersatu dalam

menghukumnya‟

Egalitarisme / kesetaraan hukum

1

.

ا حا أ أ

Ideologi persatuan

/Annahum ummatun wāḥidatun min

dūni an-nāsi/

„Sesungguhnya mereka satu umat dari (komunitas) manusia lain‟

13

غ ع يق ا ي

ا أ

أ ا ع أ ث أ ظ عيس غ ا أ

ي ع ي يأ أ ي

ا ي سف

. حأ ك عي ج

/wa anna al-mu΄minīna al-muttaqīna

„alā man bagiya minhum au abtagā dasī‟ata żulmin au iṡmin au „udwānin

au fasādin baina al-mu΄minīna, wa

anna aidiyahum „alaihi jamī‟an walau kāna walada aḥadihim/

„Sesungguhnya mukminin tidak boleh

membiarkan orang yang berat menanggung utang di antara mereka, tetapi membantunya dengan baik dalam pembayaran tebusan atau diyat‟

Ideologi Keadilan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis realiasasi fungsi eksperiensial bahasa dan konteks sosial pada teks PM dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Realisasi fungsi eksperiensial pada teks PM dari 47 pasal teks PM terbagi menjadi 74 klausa yang di analisis transitifitas antara lain adalah proses material : 50, mental : 5, dan verbal : 11, sedangkan proses tingkah laku : 9, wujud : 1, relasional : 9. partisipan : gol 46, pelaku/aktor 45, pengindra 12, fenomenon 9, petingkah laku : 16, maujud 2, perkataan : 10, pembicara 9, atribut 11, milik 4, pemilik 6, penyandang 7. sirkumstan penyerta : 20, cara 25, peran 9, lokasi 4.

Teks PM ini banyak menggunakan proses material karena proses material ini merupakan proses yang mengharapkan perlakuan secara fisik dan dapat diamati oleh indra.

5.1.2 Konteks Sosial (Situasi, Budaya dan Idologi ) 5.1.2.1 Konteks Situasi

- Dari aspek arena/kegiatan bahasa teks tulisan yang dituliskan pada teks PM (+) terinstitusi.

- Ciri pelibat atau partisipan pada teks PM Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah yang memiliki pengetahuan tersendiri sehingga dapat mengatur dan membuat aturan sebaimana yang tercantum dalam teks PM untuk kemashlahatan masyarakat Madinah dalam berkihidupan.

- Pada ranah semantik pada teks PM ini berada pada kontinum (-) spesialisasi dikarenakan semua kelompok atau suku yang ada di Madinah dalam bahasan teks PM yang tertulis yang di buat oleh Nabi Muhammad SAW tidak memerlukan pengetahuan khusus untuk mengikuti dan mengakui bahasan pada teks PM sebagai aturan berkehidupan yang disepakati oleh masyarakat Madinah.

- Adapun yang terlibat dan ikut serta dalam interaksi dan sifat hubungan antara partisipan pada teks PM di Madinah/Yasrib tersebut adalah Muhammad SAW, kaum Mukminin, Muhajirin dari Quraisy, kaum Bani Auf, kaum Bani Haris, kaum Bani Jusyam, kaum Bani Najjar, kaum Bani Amru ibn Auf, kaum Bani Nabit, Bani Aus, Kaum Yahudi, Kaum Musyrik Yasrib, kaum musyrik quraisy, kaum Yahudi Bani Auf, kaum Yahudi Bani Najjar, kaum Yahudi

Bani Haris, kaum Yahudi Bani Sa‟adah, kaum Yahudi Bani Jusyam, kaum Yahudi Bani Sa‟labah, kaum Yahudi Bani Aus, kaum Yahudi

Bani Syutaibah.

- Kedudukan bahasa dalam interaksi yang terjadi dalam teks PM ini berada pada hubungan status tidak sama, satu partisipan lebih tinggi dari pada partisipan yang lain yang dapat dilihat pada teks PM tersebut yakni Nabi Muhammad SAW sebagai partisipan yang lebih tinggi statusnya dari pada partisipan lainnya.

- Formalitas dalam tata cara keterlibatan partisipan dalam interaksi jika dilihat teks PM mengarah kepada (+) formal.

- Afeksi yang menunjukkan bahwa keterlibatan emosi dalam interaksi bahasa antar pelibat pada teks PM ini berada pada afeksi positif dengan pengertian bahwa Muhammad SAW dan seluruh kelompok/suku di Madinah tersebut saling menghargai dan saling tolong menolong satu sama lain. Afeksi pada pemakaian bahasa pada teks PM mengarah kepada (+) antarpersonal.

dalam interaksi pada teks PM ini berada pada kontinum (+) sering dikarenakan teks PM ini untuk pertama kalinya dibuat oleh Muhammad SAW yang yang menjadi sebuah aturan yang dipatuhi oleh seluruh kelompok/suku yang ada di Madinah

- Keterencanaan pada Sarana, Cara (mode) berada pada kontinum (+) terencana yang berarti bahwa teks PM tersebut sudah dipersiapkan sebelumnya oleh Nabi Muhammad SAW.

- Jarak mengacu pada umpan balik (feedback) yang saling diberikan antar pelibat atau antar pemakai bahasa dan keterbabitan atau keikut sertaan bahasa dengan realitas yang diwakilinya dan teks PM mengarah pada kontinum (-) jarak/waktu tempat.

- Medium atau saluran menunjukkan sarana yang merealisasikan bahasa pada teks PM ini adalah berada pada kontinum tulisan sebagai unit realisasi bahasa teks PM tersebut.

5.1.2.2 Konteks Budaya

Konteks budaya pada Teks PM ini merupakan bagaian dari genre prosedur (procedure genre) suatu teks faktual yang dibangun atas kejadian yang beruntun untuk menjelaskan bagaimana sesuatu terjadi secara bertahap dengan memakai bahasa intruksi dan dan bahasa direktif.

5.1.2.3 Konteks Ideologi

Konteks ideologi yang terdapat pada Piagam Madinah adalah agama yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW yang mana ideologi tersebut memiliki atura-aturan hidup yang positif yang membawa manusia dalam kebaikan. Seperti : tolong menolong, persatuan umat, kesetaraan hukum, keadilan antar suku yang

terdapat pada teks PM tersebut. 5.2Saran

Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan peneliti, penting memberikan saran berkaitan tentang temuan penelitian ini :

1. Bahwa sangat perlu untuk dikaji selalanjutnya Teori LSF pada teks Bahasa Arab dengan objek penelitian yang berbeda agar penelitian tentang teks bahasa Arab dalam penerapan teori LSF dapat menjadi rujukan penelitian linguistik tentang teori LSF.

2. Bahwa penelitian yang peneliti lakukan ini juga dapat dikaji kembali dalam penerapan teori lainnya di ilmu linguistik seperti terjemahan, antropolinguistik, sosiolinguistik, ekolinguistik dan teori linguistik lainnya.

3. Temuan penelitian yang peneliti lakukan sangat penting dapat direalisasikan dan diterapkan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat yaitu tentang apa yang terkandung dalam teks PM yang merupakan teks konstitusi pertama dalam sejarah dunia yang dibuat oleh Muhammad Rasulullah SAW sebagai dasar pedoman hidup beragama, berbangsa dan bernegara.

Dokumen terkait