• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konteks Sosial Dalam Teks Piagam Madinah (Analisis Linguistik Sistemik Fungsional) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konteks Sosial Dalam Teks Piagam Madinah (Analisis Linguistik Sistemik Fungsional) Chapter III V"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode deskriptif-kualitatif untuk menyelidiki objek penelitian yang tidak dapat dihitung dengan angka-angka atau yang bersifat eksak, melainkan berupa teks dengan mengungkap makna teks tersebut (Raco, 2000: 60). Penelitian metode kualitatif-deskriptif ini dimaksudkan untuk mengkaji teks bahasa Arab dalam PM melalui konteks sosial.

Miles dan Huberman (1994) menyatakan bahwa “our view of qualitative analysis, we define analysis as consisting of three concernt flows of activity: data

reduction, data display and conclusion drawing/verification. Dari pendapat Miles dan Huberman di atas, terdapat kegiatan yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data kualitatif, yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Maksud dari ketiga hal ini adalah : 1) reduksi data yaitu data yang dikategorikan menurut beberapa kategorisasi, 2) display data yaitu menampilkan data yang telah dikategorikan dihitung berdasarkan frekuensi terjadinya kategorisasi masing-masing. Kemudian, untuk menyederhanakan hasil penelitian, data disajikan dalam tabel, 3) penarikan kesimpulan dan verifikasi, yaitu data yang disajikan dalam bentuk yang cocok untuk penelitian, dengan tujuan untuk mengidentifikasi apakah data sudah benar atau salah.

(2)

3.2.1. Data

Data dalam penelitian ini adalah kata / klausa yang terdapat dalam teks PM yang menjadi rujukan penelitian ini adalah teks PM Muhammad ibn Yasar ibn

Ishaq yang terdapat dalam kitab al Sirah al Nabawiyyah (

ﻫﺸ ﻡ

ا

اﻟﻨ ﻮﻳ

اﻟﺴ

),

karya Abi Muhammad Abd Malik ibn Hisyam ibn Ayyub dalam Zainal Abidin Ahmad.

Muhammad ibn Yasar ibn Ishaq adalah peneliti yang menulis sejarah kehidupan Nabi pertama, dengan karyanya Sirah Nabawiyyah adalah buku sejarah kehidupan Nabi tertua yang pernah ada. Teks PM versi Ibnu Ishaq belum diberi nomor atau pasal. Pembagian atau pengelompokan pasal mengikuti jejak A. Wensinck dalam Zainal Abidin Ahmad. A. Wensinck adalah pakar yang pertama kali berjasa memberi nomor dan pasal pada teks PM. Dia menulis sebuah buku berjudul Mohammad en de Jodente Madina. Pemberian nomor membantu kerja dalam penelitian analisis konteks sosial dalam teks PM melalui teori LSF.

3.2.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Teks I : Mukaddimah. Yang berisi tentang salam pembuka dari teks PM. Teks II Ś Bab I terdiri satu pasal. Yang berisi tentang “Pembentukan Ummah” Teks III Ś Bab II terdiri dari 9 pasal. Yang berisi tentang “Hak Azasi Manusia” Teks IV Ś Bab III terdiri dari 6 pasal. Yang berisi tentang “Persatuan Seagama” Teks V Ś Bab IV terdiri dari 8 pasal. Yang berisi tentang “Persatuan Segenap

Warga Negara”

(3)

Teks VII Ś Bab VI terdiri dari 3 pasal. Yang berisi tentang “Tugas Warga

Negara”

Teks VIII Ś Bab VII terdiri dari 3 pasal. Yang berisi tentang “Melindungi Negara” Teks IX Ś Bab VIII terdiri dari 3 pasal. Yang berisi tentang “Pimpinan Negara” Teks X Ś Bab IX terdiri 2 pasal. Yang berisi tentang “Politik Perdamain” Teks XI : Bab X terdiri dari 1 pasal. Yang berisi “PENUTUP”

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi yaitu peneliti mengkaji dokumen dan arsip (content analysis) atau teknik baca dan catat teks PM yang didapatkan dari buku Zainal Abidin Ahmad dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia .

Data yang diambil menggunakan metode deskriptif sinkronik (descriptive synchronic), maksudnya adalah data dikumpulkan seperti kondisi apa adanya

(4)

3.4. Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teori analisis data menurut Miles dan Huberman (1994), yang mengalisis data dengan model analisis interaktif, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, display data/ penyajian data dan verifikasi/penarikan kesimpulan.

Gambar 3.1

Komponen Analisa Data : Model Interaksif (Miles dan Huberman, 1994) Dalam penelitian ini langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah: peneliti bergerak di antara komponen analisa data secara interaktif dan melakukan pengumpulan data, dalam pengumpulan data, kegiatan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Membaca dan memahami teks PM karya buku secara keseluruhan. Pengumpula

n Data

Penyajian Data

Reduksi Data

(5)

b. Menggaris bawahi / menandai klausa teks PM pada transitifitas proses, partisipan dan sirkumstan.

c. Menuliskan bagian teks yang digaris bawahi / ditandai tersebut dalam transitifitas pada tabel data.

d. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi konteks situasi, budaya dan ideologi yang terdapat pada teks PM.

Selanjutnya, setelah data terkumpul, peneliti hanya bergerak di antara tiga komponen analisis. Setelah peneliti mengumpulkan data, maka langkah selanjutnya adalah reduksi data, sajian data dan pengambilan kesimpulan atau verifikasi.

a. Reduksi data

Reduksi data merupakan komponen awal dalam analisis yang digunakan oleh peneliti untuk menyusun dan memfokuskan penelitian pada saat temuan-temuan proses penelitian.

b. Sajian data

Sajian data dalam penelitian ini adalah penyajian data, peneliti mendeskripsikan informasi yang ada yaitu mengidentifikasi tipe proses, partisipan dan sirkumstan serta konteks situasi budaya dan ideologi yang terdapat pada teks PM.

c. Penarikan kesimpulan/ verifikasi

(6)

kegiatan pengumpulan data ulang untuk lebih mendukung simpulan yang sudah ada dan juga untuk lebih mendalami data.

3.5 Penyajian Hasil Analisis Data

Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode informal. Penyajian informal yaitu berupa rumusan dengan menggunakan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993:144-159). Alasan digunakannya metode informal dalam penyajian hasil analisis karena penelitian ini bersifat deskriptif. Maksudnya pendeskripsian dari dari gejala atau keadaan yang teijadi pada objek data penelitian. Interferensi diungkapkan secara apa adanya berdasarkan pada data, sehingga hasil penelitian ini benar-benar merupakan suatu fenomena bahasa yang sesungguhnya.

Berikut Gambar Alur Metode Penelitian :

Teks Piagam Madinah (PM)

Teori Linguistik Sistemik Fungsional

Realisasi Fungsi Experiensial

Konteks Sosial

Konteks Budaya Konteks Ideologi

Konteks Situasi

TEMUAN PENELITIAN

(7)

BAB IV

ANALISIS REALISASI FUNGSI EKPERIENS1AL DAN KONTEKS SOSIAL PADA TEKS PIAGAM MADINAH

4.1 Analisis Realisasi Fungsi Eksperiensial teks PM

Analisis realisasasi fungsi eksperiensial pada teks PM ini terdiri atas 47 (empat puluh tujuh) pasal peneliti membagi ke 74 klausa yang menggunakan tabel untuk menganilsa frase pada teks PM tersebut melalui transitifitas yang terdiri dari proses, partisipan dan sirkumstan. Peneliti menggunakan teori realisasi fungsi eksperiensial (Saragih: 2011) untuk dapat dianalisis dalam setiap klausa berdasarkan fungsi atau makna eksperiensial pada teks PM sebagai berikut :

Pasal 1:

. ﻨﻟا ﻦ ا .

/Annahum ummatun wāḥidatun min dūni an-nāsi/

„Sesungguhnya mereka satu umat dari (komunitas) manusia lain‟

PASAL 1

ﻨﻟا

ا

an-nāsi Dūni min wāḥidatun ummatun hum anna manusia Lain dari satu umat mereka sesungguh

nya

Atribut dan Relasional penyandang

Realisasi fungsi eksperiensial pada teks PM Pasal 1 ini terdiri dari Proses dan Partisipan. Proses: relasional, Partisipan : nilai dan atribut.

(8)

ﻨ ﻮ

ﻳ ﻦ

ج ﻟا .

ﻳ ﻫ ئ

ﻳ ﻟا خ

.ﻦ ﻨ ﻟا ﻦ ﺴ ﻟا

/Al-muhājirūna min quraisyin „alā rib‟atihim yata‟āqalūna bainahum wa

hum yafdūna „āniyahum bil-ma‟rūfi wal-qisi baina al-mu΄minīna/

„Kaum Muhajirin (pendatang) dari Quraisy sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat di antara mereka dan mereka membayar tebusan

tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin‟

PASAL 2

ﻳ ﻦ ج ﻟا

rib‟atihim Alā quraisyin min

Al-muhājirūna

kebiasaan mereka

Tetap qurais dari muhajirin

Pelaku

Klausa II:

ء

ﻳ ﻟا

خ

hā i`thā`i Wa ad-diyati

akhża bainahum yata‟āqalūna

nya menerima Dan diyat

al-mu΄minīna baina wal-qisi

bil-ma‟rūfi „āniyahum

yafīdūna

wa hum

orang beriman diantara adil dengan baik

tawanan mereka

membayar mereka

(9)

Realisasi fungsi Eksperiensial pada pasal 2 terbagi menjadi tiga yang terdiri dari Proses Material, Partisipan I :Aktor, Partisipan II : Gol, Sirkumstan : Pandangan, Cara, Penyerta.

ṭāifatin tufdī „āniyahā bil-ma‟rūfi wal qisṭi baina al-mu‟minīna/

„Banu „Awf, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan

dengan baik dan adil di antara mukminin‟.

(10)

Realisasi fungsi Eksperiensial pada pasal 3 terbagi menjadi dua yang terdiri dari Proses Material, Partisipan I :Aktor, Partisipan II : Gol, Sirkumstan : Pandangan, Cara, Penyerta.

Pasal 4:

ﻨ ئ

ﻟ أا

ﻮﻨ .

.ﻦ ﻨ ﻟا ﻦ ﺴ ﻟا

/Wa banū sā‟idah „alā rib‟atihim yata‟āqalūna ma‟ā qilahumul ūlā, wa kullu

āifatin minhum tufdī „āniyahā bil-ma‟rūfi wal qisṭi baina al-mu‟minīna

Banu Sa‟idah, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan

tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin‟

(11)

Aktor Sirk : terdiri dari Proses Material, Partisipan I :Aktor, Partisipan II : Gol, Sirkumstan : Pandangan, Cara, Penyerta.

/Wa banū hāriṡ„alā rib‟atihim yata‟āqalūna ma‟ā qilahumul ūlā, wa kullu ṭāifatin minhum tufdī „āniyahā bil-ma‟rūfi wal qisṭi baina al-mu‟minīna/

„Banu al-Hars, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan

tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin‟

(12)

al-mu‟minīna

baina qisṭi Wal

bil-ma‟rūfi „āniyahā tufdī ṭāifatin

wa kullu terdiri dari Proses Material, Partisipan I :Aktor, Partisipan II : Gol, Sirkumstan : Pandangan, Cara, Penyerta.\

„Banu Jusyam, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan

tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin‟

(13)

cara Gol Mat pandangan aktor

ﻦ ﻨ ﻟا

ﺴ ﻟا

ئ

al-mu‟minīna

baina qisṭi Wal

bil-ma‟rūfi „āniyahā tufdī ṭāifatin

wa kullu terdiri dari Proses Material, Partisipan I :Aktor, Partisipan II : Gol, Sirkumstan : Pandangan, Cara, Penyerta.

/Wa banū an-najjār „alā rib‟atihim yata‟āqalūna ma‟ā qilahumul ūlā, wa kullu ṭāifatin

minhum tufdī „āniyahā bil-ma‟rūfi wal qisṭi baina al-mu‟minīna/

„Banu al-Najjar, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan

tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin‟

PASAL 7

(14)

ﻨﻟا

ma‟rūfi „āniyahā tufdī ṭāifatin

wa kullu terdiri dari Proses Material, Partisipan I :Aktor, Partisipan II : Gol, Sirkumstan : Pandangan, Cara, Penyerta.

Pasal 8:

.

ﻨ ئ

ﻟ أا

ﻮ ﻦ

ﻮﻨ

.ﻦ ﻨ ﻟا ﻦ ﺴ ﻟا

/Wa banū „amrū bin „aufin „alā rib‟atihim yata‟āqalūna ma‟ā qilahumul ūlā, wa kullu

ṭāifatin tufdī „āniyahā bil-ma‟rūfi wal qisṭi baina al-mu‟minīna/

„Banu „Amru Ibn „Awf, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu- membahu membayar diyat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar

(15)

PASAL 8

ﻟ أا

ﻮﻨ

ﻮ ﻦ

ūlā ma‟ā

qilahumul yata‟āqalūna

rib‟atihim „alā banū „amrū bin „aufin

ma‟rūfi „āniyahā tufdī ṭāifatin

wa kullu terdiri dari Proses Material, Partisipan I :Aktor, Partisipan II : Gol, Sirkumstan : Pandangan, Cara, Penyerta.

(16)

.

ﻟ أا

ﻨﻟا ﻮﻨ

ﻨ ئ

.ﻦ ﻨ ﻟا ﻦ ﺴ ﻟا

/Wa banū an-nabīt „alā rib‟atihim yata‟āqalūna ma‟ā qilahumul ūlā, wa kullu ṭāifatin

tufdī „āniyahā bil-ma‟rūfi wal qisṭi baina al-mu‟minīna/

„Banu al-Nabit, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan

tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin‟

PASAL 9

ﻟ أا

ﻨﻟا ﻮﻨ

ūlā ma‟ā

qilahumul yata‟āqalūna

rib‟atihim „alā banū an

-nabīt

kebiasaan sesuai Banu al-Nabit

ma‟rūfi „āniyahā tufdī ṭāi

(17)

Pandangan, Cara, Penyerta.

/Wa banū al-ausi „alā rib‟atihim yata‟āqalūna ma‟ā qilahumul ūlā, wa kullu ṭāifatin tufdī

„āniyahā bil-ma‟rūfi wal qisṭi baina al-mu‟minīna/

„Banu al-‟Aws, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, baku-membahu membayar diyat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin‟

PASAL 10

ﻟ أا

أا ﻮﻨ

ūlā ma‟ā

qilahumul yata‟āqalūna

rib‟atihim „alā banū al -ausi

kebiasaan sesuai Banu al-‟Aws

ma‟rūfi „āniyahā tufdī ṭāifatin

(18)

Aktor Sirk : penye rta

Sirk.Cara Gol Pro :

Mat

aktor

Realisasi fungsi Eksperiensial pada pasal 10 terbagi menjadi dua yang terdiri dari Proses Material, Partisipan I :Aktor, Partisipan II : Gol, Sirkumstan : Pandangan, Cara, Penyerta.

Pasal 11:

. ءا

ﻟ ﻮ ﻳ ﻨ

ﻮ ﻳا ﻦ ﻨ ﻟا .

/wa anna al-mu΄minīna lā yatrukūna mufraḥan bainahum an-ya‟ṭūhu bil-ma‟rūfi

fī fidā΄in au „aqlin/

„Sesungguhnya mukminin tidak boleh membiarkan orang yang berat menanggung

utang di antara mereka, tetapi membantunya dengan baik dalam pembayaran

tebusan atau diyat‟

Klausa I :

PASAL 11

ﻮ ﻳ

ا

ﻦ ﻨ ﻟا

bainahum mufraḥan yatrukūna

al-mu‟minīna

anna wa

diantara mereka

yang terbebani hutang/hidup

membiarkan tidak orang -orang beriman

sesungguh nya

(19)

Pelaku Gol material aktor

Klausa II :

ءا

ﻮ ﻳ

aqlin au fī fidā΄in

bil-ma‟rūfi ya‟ṭūhu

an

diyat atau tebusan pada dengan baik

memberi bantuan kepadanya

Gol sirk cara Material

Realisasi fungsi Eksperiensial pada pasal 11 terbagi menjadi dua yang terdiri dari Proses Material, Partisipan I :Aktor, Partisipan II : Gol, Sirkumstan : Cara .

Pasal 12:

.

ﻦ ﻟﻮ ﻦ ﻟ ﻳ ا .

/wa lā yuḥālifu mu΄minun maulā mu΄minin dūnahu/

„Seorang mukmin tidak dibolehkan membuat persekutuan dengan sekutu mukmin lainnya, tanpa persetujuan dari padanya‟

PASAL 12

ﻟﻮ

ﻟ ﻳ

ا

dūnahu mu΄minun maulā mu΄minun yuḥālifu wa

yang lain

seorang mukmin

sedarah seorang mukmin

mengadakan persekutuan

tidak dan

Gol Aktor MAT

Realisasi fungsi Eksperiensial pada pasal 12 yang terdiri dari Proses Material, Partisipan I :Aktor, Partisipan II : Gol.

(20)

ا ﻨ ﻦ

ﻦ ﻟا ﻦ ﻨ ﻟا .

ﺴ ا ث

. ﻫ ﻟ ﻮﻟ ج

ﻳ ﻳ ﻦ ﻨ ﻟا ﻦ

/wa anna al-mu΄minīna al-muttaqīna „alā man bagiya minhum au abtagā dasī‟ata żulmin au iṡmin au „udwānin au fasādin baina al-mu΄minīna, wa anna aidiyahum „alaihi jamī‟an

walau kāna walada aḥadihim/

„Orang-orang mukmin yang takwa harus menentang orang yang di antara mereka mencari atau menuntut sesuatu secara zalim, jahat, melakukan permusuhan atau kerusakan di kalangan mukminin, kekuatan mereka bersatu dalam menentangnya,

sekalipun ia anak dari salah seorang di antara mereka‟

PASAL 13

(21)

Penyerta.

Pasal 14:

ا

ﻨﻳ ا ا

ﻨ ﻦ ﻳ ا .

.ﻦ

/wa lā yaqtulu mu΄minun mu΄minan fi kāfirin, wa lā yanṣuru kāfiran „alā

mu΄minin/

„Seorang mukmin tidak boleh membunuh orang beriman lainnya lantaran

(membunuh) orang kafir. Tidak boleh pula orang mukmin membantu orang kafir untuk (membunuh) orang beriman”.

PASAL 14

ﻳ ا

kāfiran fi mu΄minan mu'minun wa lā yaqtulu

orang kafir pada seorang mukmin

seorang mukmin

dan membunuh tidak

gol Sirk :

penyerta

gol aktor Pro : material

Klausa II:

ا

ﻨﻳ ا

mu'minin „alā kāfiran wa lā yanṣuru

orang mukmin

terhadap orang kafir

dan tidak membantu

gol Sirk :

penyerta

aktor Pro : material

(22)

Material, Partisipan I :Aktor, Partisipan II : Gol, Sirkumstan Penyerta.

Pasal 15:

۰

. ﻨﻟا

ﻟاﻮ

ﻦ ﻨ ﻟا ﻫ

ﻳ ا ه .

/wa anna żimmata allāhi wāḥidatun yujīru „alaihim adnāhum. Wa anna al-mu΄minīna

ba‟duhum mawālī ba‟din dūna an-nāsi/

„Jaminan Allah satu. Jaminan (perlindungan) diberikan oleh mereka yang dekat. Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak tergantung pada golongan

lain‟

Klausa I :

PASAL 15

ا

ه

adnāhum „alaihim yujīru wāḥidatun allāhi żimmata anna wa

orang lemah

kepada mereka

melindungi satu Allah perlindugan/ jaminan

se sungguh nya

dan

Petingkah Laku Tingkah Laku

an-nāsi dūna ba‟din mawālī ba‟duhum

al-mu‟minīna

anna wa

manusia tanpa sebahagi an

saudara diantara mereka

Atribut peran gol Relasional Penyandang

(23)

Pandangan dan Penanda. Klausa II : Proses Relsional, Partisipan I :Penyandang, Partisipan II : Atribut, Sirkumstan : Peran.

Pasal 16:

.

ص ﻨ ا ﻦ ﻮ ﻮ أا

ﻨﻟا ﻟ ﻮ ﻳ ﻦ ﻨ ﻦ .

/wa annahu man taba‟nā min yahūdi fainna lahu an-naşra wal-uswata gaira maẓlūmīna

wa lā mutanāṣirin „alaihim/

„Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak mendapat pertolongan dan persamaan tanpa ada penganiayaan dan tidak ada yang menolong musuh mereka‟

Klausa I :

PASAL 16

ﻮ ﻳ

yahūdi min taba‟ man annahu wa

kaum yahudi

dari kami pengikut siapa sesungguhnya dan

Petingkah

laku

Tingkah Laku

Klausa II :

ﻮ أا

ﻨﻟا

uswata wal an-naşra lahu fainna

persamaan dan pertolongan ia maka

sesungguhnya

cara

Petingkah

Laku Tingkah Laku

(24)

ص ﻨ

ا

ﻦ ﻮ

alaihim mutanāṣirin wa maẓlūmīna gaira

kepada mereka

menolong tidak dan penganiayaan tanpa/tidak

petingkah laku

tingkah laku

Penyerta petingkah Laku Pnye

Realisasi fungsi Eksperiensial pada pasal 16 yang terdiri dari tiga klausa, Klausa I : Proses : Tingkah Laku, Partisipan : Petingkah Laku, Sirkumstan : Penyerta, Klausa II : Tingkah Laku, Partisipan : Petingkah Laku, Sirkumstan : Cara. Klausa III : Proses : tingkah laku, Partisipan : Petingkah laku, Sirkumstan : Penyerta.

Pasal 17:

. ﻨ

ءاﻮ

ا ه

ﻦ ﻟ ﺴﻳا ا ﻦ ﻟا .

/wa anna salma al-mu΄minīna wāḥidatun lā yusālimu mu΄minun dūna mu΄minin fī qitālin

fī sabīlillāhi illā „alā sawā΄in wa „adlin bainahum/

„Perdamaian mukminin adalah satu. Seorang mukmin tidak boleh membuat perdamaian tanpa ikut serta mukmin lainnya di dalam suatu peperangan di jalan

Allah, kecuali atas dasar kesamaan dan keadilan di antara mereka‟

Klausa I :

PASAL 17

ا

ﻦ ﻨ ﻟا

wāḥidatun

al-mu‟minīna

(25)

satu orang – orang beriman

perdamaian sesungguhnya Dan

Penanda Pengindra Mental

bainahum „adlin sawā΄in „alā illā

diantara mereka

keadilan persamaan terhadap kecuali

Pembicara Sirk : cara penyerta

Realisasi fungsi Eksperiensial pada pasal 17 yang terdiri dari tiga klausa, Klausa I : Proses : Mental, Partisipan : Pengindra, Penanda. Klausa II : Proses :Verbal, Partisipan : Pembicara, Perkataan, Sirkumstan : Cara. Klausa III : Partisipan : pembicara, Sirkumstan : Penyerta, cara.

Pasal 18:

.

ﻳ ﻨ

ﻳ .

/wa anna kulla gāziyatin gazat ma‟anā ya‟qubu ba‟ḍuhā ba‟ḍā/

„Setiap pasukan yang berperang bersama kita harus bahu-membahu satu sama

(26)

PASAL 18

berperang pasukan setiap se sungguh

Realisasi fungsi Eksperiensial pada pasal 18 yang terdiri dari tiga klausa, Klausa I : Proses : Material, Partisipan : Pelaku/aktor, Gol.

Pasal 19:

ﻦ ﻨ ﻟا

ه

ﻫء

ئ ﻦ

ﻟا

.

. ﻮ ﻫ ﻦﺴ

ﻦ ﻟا

/wa anna al-mu΄minīna yabī΄u ba‟ḍuhum „an ba‟din bimā nāla dimā΄ahum fī sabīlillāhi. Wa anna al-mu΄minīna al-muttaqīna „alā aḥsani hudā wa aqwamihi/

„Orang-orang mukmin itu membalas pembunuh mukmin lainnya dalam peperangan di jalan Aliah. Orang-orang beriman dan bertakwa berada pada

petunjuk yang terbaik dan lurus‟

PASAL 19

ئ

ﻦ ﻨ ﻟا

ba‟din „alā ba‟ḍuhum yabī΄u wa anna al-mu‟minīna

yang lain terhadap diantara mereka

membela dan sesungguhnya

orang orang beriman

Petingkah Laku Tingkah

laku

Petingkah Laku

(27)

ه

ﻫء

alāhi sabīli dimā΄a hum la bimā

Allah jalan di pertumpahan darah

diterima seperti apa

Cara petingkah

laku

tingkah laku

Klausa II :

ﻦﺴ

ﻦ ﻟا

ﻦ ﻨ ﻟا

aqwamihi wa aḥsani hudā „alā wa

al-muttaqīna

wa anna

al-mu‟minīna

kaum-kaumNya

dan petunjuk yang baik

atas yang bertaqwa dan sesungguhnya

orang-orang beriman

Fenomenon cara Mental Pengindra

Realisasi fungsi Eksperiensial pada pasal 19 yang terdiri dari tiga klausa, Klausa I : Proses : Tingkah Laku, Partisipan : Petingkah Laku. Klausa II : Proses : Tingkah Laku, Partisipan : Petingkah Laku, Sirkumstan : Cara. Klausa III : Proses : Mental Partisipan : pengindra, fenomenon, Sirkumstan : cara.

Pasal 20:

(28)

/wa annahu lā yajīru musyrikun mā lā li quraisyin wa lā nafsā wa lā yaḥūlu dūnahu „alā

mu΄minin/

„Orang musyrik (Yatsrib) dilarang melindungi harta dan jiwa orang (musyrik)

Quraisy, dan tidak boleh bercampur tangan melawan orang beriman‟ Klausa I :

PASAL 20

ﻳ ﻟ

ا

ا

liquraisyin mālān musyriku yajīru annahu wa

untuk quraisy

harta orang musyrik

melindungi tidak sesunggunya dia

Laku Tingkah Laku

Klausa II

ﻮ ﻳ ا

mu΄minin „alā dūnahu lā yaḥūlu wa

orang

Realisasi fungsi Eksperiensial pada pasal 20 yang terdiri dari tiga klausa, Klausa I : Proses : Tingkah Laku, Partisipan : Petingkah Laku Sirkumstan : Cara. Klausa II : Proses : Tingkah Laku, Partisipan : Petingkah Laku Sirkumstan : Penyerta.

(29)

ا ﻟا

ﻳ ا ﻮ ﻨ ﻦ ا ﻨ

ا ﻦ .

ﻦ ﻨ ﻟا ﻮ ﻟ

.

ﻡ ا ﻟ ﻳا

/wa annahu man i‟tabaţa mu΄minan qatlan „an bayyinatin fainnahu quadun bihi illā an yarḍā waliyya al-maqtūl, wa anna al-mu΄minīna „alaihi kāffatan, wa lā yaḥullu lahum

illā qiyāmun „alaihi/

„Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh, kecuali wali si terbunuh rela (menerima diyat). Segenap

orang beriman harus bersatu dalam menghukumnya‟

PASAL 21

ا

ا

bayyinatin „an mu'minan qatlan i‟tabaţa man anna wa bukti seorang

mukmin

mem bunuh

menganiyaya siapa sesungguhnya dan

Cara

Petingkah

Laku Tingkah Laku

Klausa II :

ﻦ ﻨ ﻟا

„alaihi „alaihi

al-mu‟minīna

anna wa

tanpa kecuali

melawannya orang-orang beriman

sesungghunya dan

Cara Material pelaku

(30)

„alaihi qiyāmun illā lahum yaḥullu wa

melawannya bangkit akan tetapi/ kecuali

bagi mereka dan tidak

dibenarkan

Perkataan Peny Fenomenon Verbal

Realisasi fungsi Eksperiensial pada pasal 21 yang terdiri dari tiga klausa, Klausa I : Proses : Tingkah Laku, Partisipan : Petingkah Laku Sirkumstan : Cara. Klausa II : Proses : Material, Partisipan : Pelaku, Sirkumstan : Cara. Klausa III : Proses : Verbal, Partisipan : Cara. Klausa III : Proses : Verbal, Partisipan : Perkataan, fenomenon, Sirkumstan : Penyerta.

Pasal 22: naṣarahu au āwāhu fa inna „alaihi la‟natullāhi wa gaḍabahu yaumal qiyāmati wa

lā yu΄khażu minhu ṣarfun wa lā „adlun/

„Tidak dibenarkan bagi orang mukmin yang mengakui piagam ini, percaya pada Allah dan Hari Akhir, untuk membantu pembunuh dan memberi tempat kediaman kepadanya. Siapa yang memberi bantuan atau menyediakan tempat tinggal bagi pelanggar itu, akan mendapat kutukan dan kemurkaan Allah di hari kiamat, dan tidak diterima dari padaNya penyesalan dan tebusan‟

PASAL 22

ﻟا

ﻦ ﻟ

ا

aṣ-ṣaḥīfah hāżihi bimā aqarra limu΄minin yaḥullu wa annahu

(31)

nya

Cara Mental pengindra Fenomenon

خ ا

ﻡﻮ ﻟ

ه

ﻦ آ

ākhiri yaumil wal billahi āmana

akhir kepada

Sirk.Lokasi Penye Pengindra mental

ا آ

ﻨﻳ

ﻳ ﻳا

ث

ﻨﻳ

Sirkumstan Pengindra mental Fenomenon Mental Pengindra

(32)

Gol

Pelaku mat

Realisasi fungsi Eksperiensial pada pasal 22 yang terdiri dari empat klausa, Klausa I : Proses : Mental, Partisipan : Pengindra, Fenomenon, Sirkumstan : Cara. Klausa II : Proses : Mental, Partisipan : Pengindra, Sirkumstan : Lokasi, Penyerta. Klausa III : Proses : Material, Partisipan : Pelaku, Gol, Sirkumstan : Penyerta. Klausa IV : Proses : Mental, Partisipan : Pengindra, Fenomenon, Sirkumstan : Cara. Klausa V : Proses : Material, Partisipan : Pelaku, Gol.

Pasal 23:

ه ص

ﻟ ج ه ﻟ

ئ ﻦ

خا

.

.

/wa annakum mahmā ikhtalaftum fīhi min syai΄in fa inna maraddahu ilā allāhi azza wajalla wa ilā muḥammadin al allahu „alaihi was-salāmu/

„Apabila kamu berselisih tentang sesuatu, penyelesaiannya menurut (ketentuan)

Allah „azza wa jalla dan (keputusan) Muhammad SAW‟

Klausa I :

ئ

خا

syai΄in min fīhi ikhtalaf mahmā wa annakum

sesuatu dari didalamnya terjadi perbedaan

bila/ seandainya

dan

sesunnguhnya kalian

Cara

Tinggkah

Laku Penye

Petingkah Laku

(33)

ه ص

ج ه

muḥammadin ṣallā allahu „alaihi was

-salāmu

ilā wa azza wajalla ilā maradd

ahu

fa inna

Muhammad

SAW kepada dan

Allah azza

wajalla kepada

diserah

kan maka

Gol Penyerta Gol Pandagan Material

Realisasi fungsi Eksperiensial pada pasal 23 yang terdiri dari dua klausa, Klausa I : Proses : Tingkah Laku, Partisipan : Petingkah laku, Sirkumstan : Cara, Penyerta. Klausa II : Proses : Material, Partisipan : Gol, Sirkumstan : Pandangan, Penyerta.

Pasal 24:

.ﻦ

اﻮ ا ﻦ ﻨ ﻟا ﻮ ﻨﻳ ﻮ ﻟا .

/wa anna al-yahūda yunfiqūna ma‟a al-mu΄minīna mā dāmū muḥāribīna/

„Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam peperangan‟

PASAL 24

اﻮ ا

ﻦ ﻨ ﻟا

ﻮ ﻨﻳ

ﻮ ﻟا

muḥāribīna mā dāmū al-mu΄minīna al-yahūda anna al-yahūda anna

peperangan selama orang-orang beriman

bersama memberi kaum yahudi

sesungguh nya

Sirkumtan : Lokasi Gol Sirk: penyerta Mat Aktor penegasan

(34)

Partisipan : Aktor, Gol. Sirkumstan : Penyerta, Lokasi.

Pasal 25:

ا ﺴ ﻟاﻮ ﻨﻳ ﻦ ﺴ ﻟ ﻨﻳ ﻮ ﻟ ﻦ ﻟا ﻮ ﻨ ﻮ ﻳ .

. ﻫ ﺴ ا ﻮﻳ ا ث ﻦ

/wa anna yahūda banī „aufin ummatun ma‟al-mu΄minīna. Lil yahūda dīnuhum wa lil

muslimīna dīnuhum wa mawālīhim wa anfusuhum illā man ẓalama au aṡima fa innahu lā

yūtigu illā nafsahu wa ahla baitihi/

„Kaum Yahudi dari Bani „Awf adalah satu umat dengan mukminin. Bagi kaum

Yahudi agama mereka, dan bagi kaum muslimin agama mereka. Juga (kebebasan ini berlaku) bagi sekutu-sekutu dan diri mereka sendiri, kecuali bagi yang zalim

dan jahat. Hal demikian akan merusak diri dan keluarganya‟

Klausa I :

PASAL 25

ﻦ ﻟا

ﻮ ﻨ

ﻮ ﻟا

al-mu΄minīna ma‟al

ummatun banī„aufin

al-yahūda

anna

orang beriman

bersama satu umat kaum auf yahudi sesungguhnya

Milik penyerta Relasional

penanda penegasan

ﻨﻳ

ﻦ ﺴ ﻟ

ﻨﻳ

ﻮ ﻟ

dīnuhum lil muslimīna wa dīnuhum Lil yahūda

(35)

agama-Klausa II :

dirinya tetapi menghancurkan hanya maka dirinya

Gol Mat Pelaku

Realisasi fungsi Eksperiensial pada pasal 25 yang terdiri dari tiga klausa, Klausa I : Proses : Relasional, Partisipan : Milik, Pemilik, Sirkumstan : Penyerta. Klausa II : Proses : Tingkah Laku, Partisipan : Petingkah Laku, Sirkumstan : Penyerta. Klausa III : Proses : Material, Partisipan : Pelaku, Gol.

Pasal 26:

. ﻮ ﻨ ﻮ ﻟ ﻨﻟا ﻨ ﻮ ﻟ .

/Wa anna al-yahūda banī an-najjār miṡlu mā li yahūda banī „Aufin/

„Kaum Yahudi Banu Najjar diperlakukan sama seperti Yahudi Banu „Awf‟.

(36)

Petingkah Laku Tingkah

Laku Petingkah laku

Realisasi fungsi Eksperiensial pada 26 yang terdiri dari klausa : Proses : Tingkah Laku, Partisipan : Petingkah Laku.

Pasal 27:

. ﻮ ﻨ ﻮ ﻟ

ﻟا ﻨ ﻮ ﻟ .

/Wa anna li yahūda banī al-ḥāriṡ miṡlu mā li yahūda banī „Aufin/

„Kaum Yahudi Banu Hars diperlakukan sama seperti Yahudi Banu„Awf‟.

PASAL 27

ﻮ ﻟ

ﻟا

ﻮ ﻟ

„Aufin banī li

yahūda miṡlu

al-ḥāriṡ banī

liyahūda wa

yahudi kaum Bani Auf sama yahudi kaum bani Hars dan

Petingkah Laku Tingkah

Laku Petingkah laku

Realisasi fungsi Eksperiensial pada 27 yang terdiri dari klausa : Proses : Tingkah Laku, Partisipan : Petingkah Laku.

Pasal 28:

. ﻮ ﻨ ﻮ ﻟ

ﻨ ﻮ ﻟ .

/Wa anna al-yahūda banī sā‟idah miṡlu mā li yahūda banī „Aufin/

„Kaum Yahudi Banu Sa‟idah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu „Awf‟.

PASAL 28

ﻮ ﻟ

ﻮ ﻟ

(37)

yahūda

yahudi kaum Bani Auf sama yahudi kaum bani sā‟idah dan

Petingkah Laku Tingkah

Laku Petingkah laku

Realisasi fungsi Eksperiensial pada 28 yang terdiri dari klausa : Proses : Tingkah Laku, Partisipan : Petingkah Laku.

Pasal 29:

. ﻮ ﻨ ﻮ ﻟ ﺸج ﻨ ﻮ ﻟ .

/Wa anna al-yahūda banī jusyam miṡlu mā li yahūda banī „Aufin/

„Kaum Yahudi Banu Jusyam diperlakukan sama seperti Yahudi Banu „Awf‟.

PASAL 29

ﻮ ﻟ

ﺸج

ﻮ ﻟا

„Aufin banī li

yahūda miṡlu

jusyam banī al-yahūda wa

yahudi kaum Bani Auf sama yahudi kaum bani Jusyam dan

Petingkah Laku Tingkah

Laku Petingkah laku

Realisasi fungsi Eksperiensial pada 29 yang terdiri dari klausa : Proses : Tingkah Laku, Partisipan : Petingkah Laku.

Pasal 30:

۲

. ﻮ ﻨ ﻮ ﻟ أا ﻨ ﻮ ﻟ .

/Wa anna al-yahūda banī al-Aus miṡlu mā li yahūda banī „Aufin/

(38)

PASAL 30

ﻮ ﻟ

أا

ﻮ ﻟا

„Aufin banī li

yahūda miṡlu

al-Aus banī al-yahūda wa

yahudi kaum Bani Auf sama yahudi kaum bani Najjar dan

Petingkah Laku Tingkah

Laku Petingkah laku

Realisasi fungsi Eksperiensial pada 30 yang terdiri dari klausa : Proses : Tingkah Laku, Partisipan : Petingkah Laku.

Pasal 31:

ﺴ ا ﻮﻳ ا ث ﻦ ا ﻮ ﻨ ﻮ ﻟ ث ﻨ ﻮ ﻟ .

. ﻫ

/Wa anna al-yahūda banī ṡa‟labah miṡlu mā li yahūda banī „Aufin, illā man ẓalama wa aṡima, fa innahu lā yūtigu illā nafsahu wa ahla baitihi/

„Kaum Yahudi Banu Sa‟labah diperlakukan sama seperti Yahudi Banu „Awf,

kecuali orang zalim atau khianat. Hukumannya hanya menimpa diri dan

keluarganya‟.

PASAL 30

ﻮ ﻟ

أا

ﻮ ﻟا

„Aufin banī li

yahūda miṡlu

al-Aus banī al-yahūda wa

yahudi kaum Bani Auf sama yahudi kaum bani Najjar dan

Petingkah Laku Tingkah

(39)

Klausa II :

ثآ

ﻦ ا

aṡima wa ẓalama illa man

dosa/ jahat dan zalim kecuali siapa

Gol Penyerta Gol Pelaku

Klausa III :

ا

ﻮﻳ

ا

wa ahla baitihi

nafsahu illā yūtigu fa

innahu

dan

keluarganya

dirinya tetapi menghancurkan hanya maka dirinya

Gol Penyerta Mat Pelaku

Realisasi fungsi Eksperiensial pada 31 yang terdiri dari tiga klausa. Klausa I : Proses : Tingkah Laku, Partisipan : Petingkah Laku. Klausa II : Proses : Material, Partisipan : Pelaku/Aktor, Sirkumstan : Penyerta. Klausa III : Proses Material, Partisipan : Pelaku/Aktor, Gol, Sirkumstan : Penyerta.

Pasal 32:

ث ﻦ ﻨ ج .

. ﺴ

/wa anna jafnah bani minṡa‟labah ka anfusihim/

„Suku Jafiiah dari Sa‟labah (diperlakukan) sama seperti mereka (Banu Sa‟labah)‟.

PASAL 32

ث

ﻨ ج

(40)

seperti mereka Sa‟labah suku jafnah sesunguhnya dan

gol Pro :

mat

Pelaku

Realisasi fungsi Eksperiensial pada 32 yang terdiri dari Klausa : Proses : Material, Partisipan : Gol, Pelaku.

Pasal 33:

. ثاا ﻟا ﻮ ﻨ ﻮ ﻟ

ﺸﻟا ﻨ ﻟ .

/Wa anna li banī Asy-syuaibah miṡlu mā li yahūda banī „Aufin, wa anna al-birra dūna al-iṡmi/

„Banu Syutaybah (diperlakukan) sama seperti Yahudi Banu „Auf. Sesungguhnya kebaikan (kesetiaan) itu lain dari kejahatan (khianat)”.

PASAL 33

ﻮ ﻟ

ﺸﻟا ﻨ ﻟ

ا

„Aufin banī li

yahūda miṡlu li banī Asy

-syuaibah al-yahūda wa

yahudi kaum Bani Auf sama yahudi kaum bani Najjar dan

Milik

Relasional Pemilik

Klausa II :

ثاا

ﻟا

al-iṡmi dūna al-birra anna

dosa/jahat tanpa kebaikan sesungguhnya

atribut Relasional penyandang

(41)

: Proses : Material, Partisipan : Milik, Pemilik. Klausa II : Proses : Relasional, Partisipan : Atribut, Penyandang.

Pasal 34:

. ﺴ ث ﻟاﻮ .

/Wa anna mawāliya a‟labata ka anfusihim/

„Sekutu-sekutu Sa‟labah (diperlakukan) sama seperti mereka (Banu Sa‟labah)‟ PASAL 34

ث

ﻟاﻮ

ka anfusihim ṡa‟labata mawāliya anna wa sama seperti

mereka

sa'labah sekutu sesungguhnya dan

Gol Pelaku Material

Realisasi fungsi Eksperiensial pada 34 yang terdiri Klausa : Proses : Material, Partisipan : Pelaku, Gol.

Pasal 35:

. ﺴ ﻮ ﻳ

.

/Wa anna biṭānata yahūda ka anfusihim/

„Kerabat Yahudi (di luar kota Madinah) sama seperti mereka (Yahudi)‟

PASAL 35

ﻮ ﻳ

ka anfusihim

yahūda biṭānata anna wa

seperti mereka

kaum yahudi

sesungguhnya dan

(42)

Realisasi fungsi Eksperiensial pada 35 yang terdiri Klausa : Proses : Material, Partisipan : Pelaku, Gol.

Pasal 36:

ج ث

ﻨﻳ ا

ه ص

ا ﻨ

ﻳا .

.ا ﻫ

ه ﻦ ا ﻫ ﺴ ﻨ ﻦ

/Wa annahu lā yakhruju minhum aḥadun illā bi iżni muḥammadin - „alaihi aṣ-

ṣalātu was-salāmu –wa annahu lā yanḥajizu „alā ṡa΄rin jarḥun. Wa annahu man

fataka, fa bi nafsihi wa ahli baitihi illā man ẓulima. Wa anna allāha „alā abarra hāża/

„Tidak seorang pun dibenarkan (untuk perang), kecuali seizin Muhammad SAW.

Ia tidak boleh dihalangi (menuntut pembalasan) luka (yang dibuat orang lain). Siapa berbuat jahat (membunuh), maka balasan kejahatan itu akan menimpa diri dan keluarganya, kecuali ia teraniaya. Sesungguhnya Allah sangat membenarkan

(ketentuan) ini‟.

Klausa I :

PASAL 36

ه ص

ا

ﻳا

Muhammad SAW bi iżni illā minhum

yakhruju

annahu wa

Muhammad SAW dengan izin

kecuali dari kalian

tidak keluar

sesungguh nya

dan

Pelaku Sirk : Pandangan gol Pro : material

Klausa II :

ج

ث

ﻨﻳ

ا

(43)

yang di derita

balas menuntut tidak sesungguh

nya

dan

Gol material Sirk :

pernyata

Pelaku

ا

ﺴ ﻨ

man ulima illā wa ahli

baitihi

fa bi nafsihi

Wa annahu man fataka

siapa yang berbuat zalim kecuali kelarga nya dirinya dan

Gol Penyerta Pelaku Material

ا ﻫ

ه

abarra hāża „alā Wa anna

allāha

sesungguh nya dan

Verbal Perkataan Pembicara

Realisasi fungsi Eksperiensial pada 36 yang terdiri empat klausa. Klausa I : Proses : Material, Partisipan : Pelaku, Gol. Sirkumstan : Pandangan. Klausa II : Proses : Material, Partisipan : Pelaku, Gol .Sirkumstan : Penyerta. Klausa III :Proses : Material, Partisipan : Pelaku Gol. Sirkumstan : Penyerta. Klausa IV : Proses : Verbal. Partisipan : Pembicara, Perkataan.

Pasal 37:

ﻫ ﻫ

ﻨﻟا ﻨ .

ﻦ ﺴ ﻟا

ﻮ ﻟا

.

(44)

/Wa anna „alā al-yahūdi nafaqatahum wa „alā al-muslimīna nafaqatahum. Wa anna bainahum an-naṣra „alā man ḥāraba ahla hāżihi aṣ-aḥīfati. Wa anna bainahum an -nuṣḥa wa an-naṣīḥata wal-birra duna al-iṡmi. Wa annahu lam ya΄ṡami imru΄u bi ḥalīfihi. Wa anna an-naşra lil maẓlūm/

„Bagi kaum Yahudi ada kewajiban biaya, dan bagi kaum muslimin ada kewajiban biaya. Mereka (Yahudi dan muslimin) bantu-membantu dalam menghadapi musuh Piagam ini. Mereka saling memberi saran dan nasihat. Memenuhi janji lawan dari khianat. Seseorang tidak menanggung hukuman akibat (kesalahan) sekutunya. Pembelaan diberikan kepada pihak yang teraniaya‟

Klausa I :

Material aktor Pandangan

(45)

aṣ-ṣaḥīfati hāżihi ahla

Piagam ini warga

Cara Pelaku/ aktor

Klausa III :

ثإا

ﻟا

ﻨﻟا

ﻨﻟا

al-iṡmi duna birra wal an-nuṣḥ un-naṣīḥata bainahum anna Wa dosa tanpa ke

baikan

dan

Menasehati

Perkataan Verbal Pembicara

Klausa IV

ا

ث ﻳ

bi ḥalīfihi. imru΄u ya΄ṡami lam hu anna Wa

sekutunya hukuman berbuat salah

tidak dirinya sesungguh nya

dan

Gol Sirk Cara Mat Pelaku

ﻡﻮ

ﻨﻟا

maẓlūm lil an-naşra anna Wa

teraniaya diberikan pertolongan sesungguhnya dan

Pemilik Relasional

(46)

Proses : Material. Partisipan : Pelaku, Gol. Sirkumstan : Cara. Klausa V : Proses Relasional, Partisipan : Pemilik.

Pasal 38:

.ﻦ

اﻮ ا ﻦ ﻨ ﻟا ﻮ ﻨﻳ ﻮ ﻟا .

/Wa annal yahūda yunfiqūna ma‟al mu΄minīna mā dāmū muḥāribīna/

Kaum Yahudi memikul biaya bersama mukminin selama dalam peperangan‟.

PASAL 38

اﻮ ا

ﻦ ﻨ ﻟا

ﻮ ﻨﻳ

ﻮ ﻟا

muḥāribīna mā dāmū mu΄minīna ma‟al yunfiqūna yahūda annal Wa

peperangan selama orang beriman Material, Partisipan : Pelaku, Gol. Sirkumstan : Penyerta.

Pasal 39:

.

ﻟا ﻫ ﻫأ ﻮج ﻡا

ﻳ .

/Wa anna yariba ḥarāmun jaufuhā li ahli hāżihi aṣ-aḥīfati/

„Sesungguhnya Yatsrib itu tanahnya “haram” (suci) bagi warga Piagam ini‟

PASAL 39

yasrib sesungguh nya

dan

(47)

Penyandang peny Gol Relasional Atribut tempat

Realisasi fungsi Eksperiensial pada 39 yang terdiri Klausa : Proses : Relasional, Partisipan : Atribut, Penyandang. Sirkumstan : Penyerta.

Pasal 40 :

۲

. ثا ا

ﻨﻟ ﻟا .

/Wa annal jāra ka an-nafsi gaira muḍārrin wa lā āṡimin/

“Orang yang mendapat jaminan (diperlakukan) seperti diri penjamin,

PASAL 40

ثا

ا

ﻨﻟ

ﻟا

āṡimin wa muḍārrin gaira ka lin-nafsi

jāra annal Wa

dosa/jahat tidak dan diganggu tanpa seperti diri Material, Partisipan : Aktor/pelaku . Sirkumstan : Penyerta, Pandangan.

Pasal 41:

ا

ﻳ ا .

. ﻫ

/Wa annahu lā tujāru urmatun illā bi iżni ahlihā/

“Tidak boleh jaminan diberikan, kecuali seizin ahlinya”.

PASAL 41

kecuali perlindungan

/jaminan

menyetujui tidak se sungguhnya ia

(48)

Perkataan Verbal Pembicara

Realisasi fungsi Eksperiensial pada 40 yang terdiri Klausa : Proses : Verbal , Partisipan : Pembicara, Perkataan.

Pasal 42:

ا

ﻟا ﻫ ﻫ ﻦ

.

ﻟ ج ه ﻟ

.

ص ﻫ ه

ه ص

/Wa annahu mā kāna baina ahli hāżihi aṣ-aḥīfati min ḥadaṡin au isytijārin yukhāfu

fasāduhu fa inna maraddahu ilā allāhi „azza wa jalla wa ilā muḥammadin rasūlullāhi –

ṣallallāhu „alaihi wa sallama – wa anna allāha „alā atqā mā fī hāżihi aṣ-aḥīfati wa abarrahu/

„Bila terjadi suatu peristiwa atau perselisihan di antara pendukung Piagam ini,

yang dikhawatirkan menimbulkan bahaya, diserahkan penyelesaiannya menurut

(ketentuan) Allah „azza wa jalla, dan (keputusan) Muhammad SAW. Sesungguhnya Allah paling memelihara dan memandang baik isi Piagam ini‟

Klausa I :

(49)

gan

maujud mental maujud Peny Wujud

Klausa III :

ه ص

ه

ج

muhammad SAW ilā wa allāhi

„azza wa

jalla

ilā maraddahu fa inna

muhammad SAW kepada dan allāhi „azza wa jalla

kepada diserahkan maka sesungguh nya

Gol Peny Gol Peny MAT Penegasan

Realisasi fungsi Eksperiensial pada 42 yang terdiri tiga klausa. Klausa I : Proses : Wujud, Partisipan : Maujud. Sirkumstan : Cara, Penyerta. Klausa II : Proses : Mental, Wujud, Partisipan : Maujud. Sirkumstan : Penyerta. Klausa III : Proses : Material, Partisipan : Aktor/pelaku, Gol.

Pasal 43:

. ﻫ

ﻦ ا ﻳ

ا .

/Wa annahu lā tujāru quraisyun wa lā man naarahā/

Sungguh tidak ada perlindungan bagi Quraisy (Mekkah) dan juga bagi pendukung

mereka”.

(50)

ا

ا

naṣarahā man wa quraisyun tujāru annahu Wa

bantuan nya

dari tidak dan quraisy menyepakati tidak sesungguh nya

dan

Perkataan Sirk : penyrta Perkataan Verbal Pembicara

Realisasi fungsi Eksperiensial pada 43 yang terdiri Klausa : Proses : Verbal , Partisipan : Pembicara, Perkataan. Sirkumstan : Penyerta.

Pasal 44:

.

ﻳ ﻫ ﻦ

ﻨﻟا ﻨ .

/Wa anna bainahum an-naṣra „alā man dahima yaṡriba/

„Mereka (pendukung Piagam) bahu-membahu dalam menghadapi penyerang kota

Yatsrib‟.

PASAL 44

ﻨﻟا

yaṡriba dahima man „alā an-naṣra bainahum anna Wa

madinah penyerang an

dari atas membantu diantara kalian

sesungguh nya

dan

Tempat Gol Sirk: peny material Aktor/ pelaku

Realisasi fungsi Eksperiensial pada 44 yang terdiri Klausa : Proses : Material, Partisipan : Pelaku/Aktor , Sirkumstan : Penyerta, Tempat.

(51)

ﻟ اﻮ ا

ﻮﺴ ﻳ ﻮ ﻟ ﻳ

ﻮﺴ ﻳ ﻮ ﻟ ﻳ ص ﻟ اﻮ ا .

ج ﻦ

ﻦﻳ ﻟا

ﻦ أا ﻦ ﻨ ﻟا

ﻟ ﻟا

.

ﻟا

/Wa iżā du‟ū ilā ṣulin yuṣāliḥūnahu wa yalbisūnahu fa innahum yuṣāliḥūnahu

wa yalbisūnahu. Wa annahum iżā da‟au ilā miṡli żālika fa inna lahum „alā al

-mu΄minīna illā man ḥāraba fī ad-dīni. „alā kulli unāsin ḥiṣṣatuhum min jānibihim

allażī qibalihim/

„Apabila mereka (pendukung piagam) diajak berdamai dan mereka (pihak lawan) memenuhi perdamaian serta melaksanakan perdamaian itu, maka perdamaian itu harus dipatuhi. Jika mereka diajak berdamai seperti itu, kaum mukminin wajib memenuhi ajakan dan melaksanakan perdamaian itu, kecuali terhadap orang yang menyerang agama. Setiap orang wajib melaksanakan (kewajiban) masing-masing

sesuai tugasnya‟

Verbal Perkataan Penyerta Mat Cara

Klausa II :

ﻮﺴ ﻳ

ﻮ ﻟ ﻳ

yalbisūnahu. wa yuṣāliḥūnahu hum fa inna melaksanakan dan menyepakati mereka maka

sesungguhnya

Perkataan Verbal Pembicara cara

Klausa III :

ﻟا

اﻮ

ا

miṡli

żālika ilā da‟au iżā

(52)

sesperti

Sirk cara Tingkah

Laku

Cara Petingkah Laku

Klausa IV :

(53)
(54)

aṣ-ṣaḥīfati hāżihi ahli min maḥḍi birril ma‟al

perjanjian ini warga dari menyetujui kewjiban bersama

cara Verbal `Perkataan Pembicara

Klausa III :

Atribut Penyandang Relasional Cara Penyerta Cara

Klausa IV :

Perkataan pandangan Verbal Penyerta Pembicara

(55)

Cara. Klausa II : Proses : Verbal, Partisipan : Pembicara, Perkataan. Sirkumstan : Cara. Klausa III : Proses : Relasional, Partisipan : atribut, Penyandang. Sirkumstan : Cara. Klausa IV : Proses : verbal. Partisipan : perkataan,pembicara Sirkumstan Penyerta.

kharaja āminun, wa man qa‟ada āminun bil madīnati illā man ẓalama wa aṡima.

Wa anna allāha jārun liman barra wat-taqā/

„Sesungguhnya Piagam ini tidak membela orang zalim dan khianat. Orang yang

keluar (bepergian) aman, dan orang berada di Madinah aman, kecuali orang yang zalim dan khianat. Allah adalah penjamin orang yang berbuat baik dan takwa‟. Klausa I

Petingkah Laku cara Tingkah laku Petingkah laku

Klausa II :

ﻨﻳ ﻟ

ﻦ آ

ﻦ آ

خ

bil

madīnati āminun qa‟ada

(56)

Sir.Lok Gol material Penyerta Gol Material Penye Pelaku

Realisasi fungsi Eksperiensial pada 47 yang terdiri empat klausa. Klausa I : Proses : Relasional, Partisipan : atribut, penyandang. Sirkumstan : penyerta, Cara. Klausa II : Proses : Verbal, Partisipan : Pembicara, Perkataan. Sirkumstan : Cara. Klausa III : Proses : Relasional, Partisipan : atribut, Penyandang. Sirkumstan : Cara. Klausa IV : Proses : Material. Partisipan : Pelaku, gol. Sirkumstan : Penyerta.

(57)

Analisis konteks sosial pada teks PM ini yang terdiri dari konteks situasi, budaya,

dan ideologi.

4.2.1 Analisis Konteks Situasi

Pada analisis konteks situasi dalam teks PM terdiri dari Medan (field), Pelibat

(ternor), dan Sarana (mode).

Dalam realisasi konteks sosial teks PM pada analisis Medan (field) terdapat

beberapa unsur antara lain arena/kegiatan, ciri pelibat, dan ranah semantik yang

direalisasikan berikut ini :

Pembukaan :

ﻨﻟا

ا ﻫ . ﻟا ﻦ

ﻟا ه ﺴ

ه ﻮ

ﻦ ﺴ ﻟا ﻦ ﻨ ﻟا ﻦ ,

ﻫ ج

ﻦ ,

ﻳ ﻫ ﻳ ﻦ

.

/Bismillāhirraḥmānirraḥīmi. hāża kitābun min muḥammadin an-nabiyyi baina

al-mu΄minīna wal-muslimīna min quraisyin wa yaṡriba wa man taba‟ahum falaḥiqa bihim

wa jāhada ma‟ahum/

„Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Surat perjanjian ini dari Muhammad – Nabi; antara orang-orang beriman kaum Muslimin dari kalangan Quraisy dan Ya rib serta yang mengikut mereka‟

Medan (field) Pelibat (tenor) Sarana (mode)

Yastrib / Madinah Muhammad SAW, Orang-orang beriman kaum muslimin dari kalangan Quraisy

Bahasa tulis yang dituliskan.

Pasal 1:

. ﻨﻟا ﻦ ا .

/Annahum ummatun wāḥidatun min dūni an-si/

„Sesungguhnya mereka satu umat dari (komunitas) manusia lain‟

(58)

Yastrib / Madinah mereka satu umat dari

(komunitas) manusia lain

Bahasa tulis yang dituliskan.

Pasal 2:

۲

ﻳ ﻦ

ج ﻟا .

ﻳ ﻫ ئ

ﻳ ﻟا خ ﻨ ﻮ

.ﻦ ﻨ ﻟا ﻦ ﺴ ﻟا

/Al-muhājirūna/ /min/ /quraisyin/ /„alā/ /rib‟atihim/ /yata‟āqalūna

bainahum wa hum yafdūna „āniyahum bil-ma‟rūfi wal-qisi baina al-mu΄minīna/

„Kaum Muhajirin (pendatang) dari Quraisy sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat di antara mereka dan mereka membayar tebusan

tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin‟

Medan (field) Pelibat (tenor) Sarana (mode)

Yastrib / Madinah Muhajirin dari Quraisy,

para tawanan dari kaum Muhajirin dan orang-orang beriman

Bahasa tulis yang dituliskan.

Pasal 3:

ئ

ﻟ أا

ﻮ ﻮﻨ .

.ﻦ ﻨ ﻟا ﻦ ﺴ ﻟا

/wa banū „aufin „alā rib‟atihim yata‟āqalūna ma‟ā qilahumul ūlā, wa kullu

ṭāifatin tufdī „āniyahā bil-ma‟rūfi wal qisṭi baina al-mu‟minīna/

„Banu „Awf, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin‟

Medan (field) Pelibat (tenor) Sarana (mode)

Yastrib / Madinah Kelompok bani auf Bahasa tulis yang dituliskan.

(59)

ﻨ ئ

ﻟ أا

ﻮﻨ .

ﻦ ﻨ ﻟا ﻦ ﺴ ﻟا

.

/Wa banū sā‟idah „alā rib‟atihim yata‟āqalūna ma‟ā qilahumul ūlā, wa kullu

ṭāifatin minhum tufdī „āniyahā bil-ma‟rūfi wal qisṭi baina al-mu‟minīna

Banu Sa‟idah, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan

tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin‟

Medan (field) Pelibat (tenor) Sarana (mode)

Yastrib / Madinah Kelompok bani auf Bahasa tulis yang dituliskan.

Pasal 5 :

ﻨ ئ

ﻟ أا

ﻟا ﻮﻨ .

.ﻦ ﻨ ﻟا ﻦ ﺴ ﻟا

/Wa banū hāriṡ„alā rib‟atihim yata‟āqalūna ma‟ā qilahumul ūlā, wa kullu

ṭāifatin minhum tufdī „āniyahā bil-ma‟rūfi wal qisṭi baina al-mu‟minīna/

„Banu al-Hars, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan

tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin‟

Medan (field) Pelibat (tenor) Sarana (mode)

Yastrib / Madinah Kelompok bani haris Bahasa tulis yang dituliskan.

Pasal 6:

ﻨ ئ

ﻟ أا

ﺸج ﻮﻨ .

.ﻦ ﻨ ﻟا ﻦ ﺴ ﻟا

/Wa banū jusyam „alā rib‟atihim yata‟āqalūna ma‟ā qilahumul ūlā, wa kullu āifatin

minhum tufdī „āniyahā bil-ma‟rūfi wal qisṭi baina al-mu‟minīna/

„Banu Jusyam, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan

(60)

Medan (field) Pelibat (tenor) Sarana (mode)

Yastrib / Madinah Kelompok bani jusyam Bahasa tulis yang dituliskan.

Pasal 7:

ﻨ ئ

ﻟ أا

ﻨﻟا ﻮﻨ .

.ﻦ ﻨ ﻟا ﻦ ﺴ ﻟا

/Wa banū an-najjār „alā rib‟atihim yata‟āqalūna ma‟ā qilahumul ūlā, wa kullu ṭāifatin

minhum tufdī „āniyahā bil-ma‟rūfi wal qisṭi baina al-mu‟minīna/

„Banu al-Najjar, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan

tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin‟

Medan (field) Pelibat (tenor) Sarana (mode)

Yastrib / Madinah Kelompok bani Najjar Bahasa tulis yang dituliskan.

Pasal 8:

ﻨ ئ

ﻟ أا

ﻮ ﻦ

ﻮﻨ .

ﻦ ﻨ ﻟا ﻦ ﺴ ﻟا

.

/Wa banū „amrū bin „aufin „alā rib‟atihim yata‟āqalūna ma‟ā qilahumul ūlā, wa kullu

ṭāifatin tufdī „āniyahā bil-ma‟rūfi wal qisṭi baina al-mu‟minīna/

„Banu „Amru Ibn „Awf, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu- membahu membayar diyat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin‟

Medan (field) Pelibat (tenor) Sarana (mode)

Yastrib / Madinah Kelompok bani Amru

Ibn „Awf

Bahasa tulis yang dituliskan.

Pasal 9:

ﻨ ئ

ﻟ أا

ﻨﻟا ﻮﻨ .

(61)

/Wa banū an-nabīt „alā rib‟atihim yata‟āqalūna ma‟ā qilahumul ūlā, wa kullu ṭāifatin

tufdī „āniyahā bil-ma‟rūfi wal qisṭi baina al-mu‟minīna/

„Banu al-Nabit, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diyat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan

tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin‟

Medan (field) Pelibat (tenor) Sarana (mode)

Yastrib / Madinah Kelompok bani Nabit Bahasa tulis yang dituliskan.

Pasal 10:

۲

ﻨ ئ

ﻟ أا

أا ﻮﻨ .

.ﻦ ﻨ ﻟا ﻦ ﺴ ﻟا

/Wa banū al-ausi „alā rib‟atihim yata‟āqalūna ma‟ā qilahumul ūlā, wa kullu ṭāifatin tufdī

„āniyahā bil-ma‟rūfi wal qisṭi baina al-mu‟minīna/

„Banu al-‟Aws, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, baku-membahu membayar diyat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan

tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin‟

Medan (field) Pelibat (tenor) Sarana (mode)

Yastrib / Madinah Kelompok bani Aws Bahasa tulis yang dituliskan.

Pasal 11:

۰۰

. ءا

ﻟ ﻮ ﻳ ﻨ

ﻮ ﻳا ﻦ ﻨ ﻟا .

/wa anna al-mu΄minīna lā yatrukūna mufraḥan bainahum an-ya‟ṭūhu bil-ma‟rūfi

fī fidā΄in au „aqlin/

„Sesungguhnya mukminin tidak boleh membiarkan orang yang berat menanggung

utang di antara mereka, tetapi membantunya dengan baik dalam pembayaran

tebusan atau diyat‟

Medan (field) Pelibat (tenor) Sarana (mode)

Yastrib / Madinah orang-orang beriman

dan orang miskin

(62)

Pasal 12:

.

ﻟﻮ ﻦ ﻟ ﻳ ا .

/wa lā yuḥālifu mu΄minun maulā mu΄minin dūnahu/

„Seorang mukmin tidak dibolehkan membuat persekutuan dengan sekutu mukmin lainnya, tanpa persetujuan dari padanya‟

Medan (field) Pelibat (tenor) Sarana (mode)

Yastrib / Madinah orang-orang beriman

dan sekutu mukmin

Bahasa tulis yang dituliskan.

Pasal 13 :

ﺴ ا ث

ا ﻨ ﻦ

ﻦ ﻟا ﻦ ﻨ ﻟا .

. ﻫ ﻟ ﻮﻟ ج

ﻳ ﻳ ﻦ ﻨ ﻟا ﻦ

/wa anna al-mu΄minīna al-muttaqīna „alā man bagiya minhum au abtagā dasī‟ata żulmin au iṡmin au „udwānin au fasādin baina al-mu΄minīna, wa anna aidiyahum „alaihi jamī‟an

walau kāna walada aḥadihim/

„Orang-orang yang bertaqwa (al muttaqun) akan berjuang melawan para (pelaku tindakan agresif) pemberontak atau mereka yang berusaha menyebarkan ketidakadilan, atau dosa, atau permusuhan, atau korupsi (kerusakan) di antara orang-orang beriman, setiap orang harus melawannya kendati dia adalah anak salah seorang dari mereka sendiri‟

Medan (field) Pelibat (tenor) Sarana (mode)

Yastrib / Madinah orang-orang beriman

yang bertaqwa, pemberontak

Bahasa tulis yang dituliskan.

Pasal 14:

.ﻦ ا

ﻨﻳ ا ا

ﻨ ﻦ ﻳ ا .

/wa lā yaqtulu mu΄minun mu΄minan fi kāfirin, wa lā yanṣuru kāfiran „alā

mu΄minin/

(63)

(membunuh) orang kafir. Tidak boleh pula orang mukmin membantu orang kafir

untuk (membunuh) orang beriman”.

Medan (field) Pelibat (tenor) Sarana (mode)

Yastrib / Madinah orang-orang beriman

orang kafir

Bahasa tulis yang dituliskan.

Pasal 15:

ﻦ ﻨ ﻟا ﻫ

ﻳ ا ه .

. ﻨﻟا

ﻟاﻮ

/wa anna żimmata allāhi wāḥidatun yujīru „alaihim adnāhum. Wa anna al-mu΄minīna

ba‟duhum mawālī ba‟din dūna an-nāsi/

„Jaminan Allah satu. Jaminan (perlindungan) diberikan oleh mereka yang dekat.

Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak tergantung pada golongan

lain‟

Medan (field) Pelibat (tenor) Sarana (mode)

Yastrib / Madinah Allah SWT, Orang

beriman, dan golongan lain

Bahasa tulis yang dituliskan.

Pasal 16:

ا ﻦ ﻮ ﻮ أا

ﻨﻟا ﻟ ﻮ ﻳ ﻦ ﻨ ﻦ .

.

ص ﻨ

/wa annahu man taba‟nā min yahūdi fainna lahu an-naşra wal-uswata gaira maẓlūmīna

wa lā mutanāṣirin „alaihim/

„Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan

santunan, sepanjang (mukminin) tidak terzalimi dan ditentang (olehnya)‟

Medan (field) Pelibat (tenor) Sarana (mode)

Yastrib / Madinah Orang yahudi dan

orang mukmin

Bahasa tulis yang dituliskan.

Pasal 17:

Gambar

Gambar  3.1 Komponen Analisa Data : Model Interaksif (Miles dan Huberman, 1994)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari program ini berupa suatu aplikasi berbasis web yang menampilkan suatu tampilan website mengenai penjualan pakaian yang ditunjukkan bagi masyarakat, dan layanan

2008 Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Gelombang 2, 27 Oktober 5 November P4TK Seni dan Budaya Yogyakarta. 2008 Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Gelombang

Kegiatan analisis data pada tahap ini adalah menarik kesimpulan dan verifikasi.Analisis yang dilakukan selama pengumpulan data dan sesudah pengumpulan data digunakan untuk

Dalam penelitian ditentukan ukuran kapasitas MTR, kapasitas tambahan LVR dan rectifier , ukuran kapasitor bank, analisis aliran daya, distorsi harmonik dan kondisi

Langkah-langkah yang dilakukan Utsman bin Affan menjadi khalifah, diantaranya: adalah dengan mengirimkan surat kepada gubernur, panglima perang,

Upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kapasitas suplai MTR menjadi 230 MVA , penambahan LVR dan rectifier dengan suplai arus sebesar 45 kA dan

Dalam kegiatan pembelajaran, bagi peserta didik yang sudah mencapai kompetensi yang ditentukan yaitu menghayati nilai-nilai perjuangan Sunan Muria, Sunan Kudus dan Sunan Gunung Jati,

[r]