• Tidak ada hasil yang ditemukan

جرحدخخخخخخخخخخخخخخخخخخخخخخخخخخخخت (saya mengguling-gulingkan

batu, maka batu itu terguling)

Faidah-faidah lain yang lebih jelasnya, langsung lihat di kamus

2

للعفتي

Fi’il mudlori’

3

للعفت

Isim masdar tanpa mim

4

للعفتمو

Isim masdar

5

وهف

Isim dlomir 6

للعفتم

Isim fa’il 7

كاذو

Isim isyaroh 8

للعفتم

Isim maf’ul 9

للعفت

Fi’il amr 10

للعفتتل

Fi’il nahi 11

للعفتم

Isim zaman 12

للعفتم

Isim makan Wazan kedua: No Wazan /

Ukuran Jenis Kalimat Faidah Tambahan Huruf

1

للنعفإ

Fi’il madly Menunjukkan arti hasil dari

suatu pekerjaan. Contoh:

لخخبلا تخخمجرح

مجنرحاف

(

)

Faidah-faidah lain yang lebih jelasnya, langsung lihat di kamus

2

للنعفي

Fi’il mudlori’

3

للنعفإ

Isim masdar tanpa mim 4

للنعفمو

Isim masdar dengan mim 5

وهف

Isim dlomir 6

للنعفم

Isim fa’il 7

كاذو

Isim isyaroh 8

للنعفم

Isim maf’ul 9

للنعفإ

Fi’il amr 10

للنعفتل

Fi’il nahi 11

للنعفم

Isim zaman 12

للنعفم

Isim makan

Wazan ketiga:

No Wazan /

Ukuran Jenis Kalimat Faidah Tambahan Huruf

1

للعفإ

Fi’il madly Menunjukkan arti

mempersangat suatu pekerjaan. Contoh:

نأمطا

ديز

(zaid sangat tenang) Faidah-faidah lain yang

lebih jelasnya, langsung lihat di kamus

2

للعفي

Fi’il mudlori’

3

للعفإ

Isim masdar tanpa mim

4

ةليليعفو

Isim masdar tanpa mim 5

للعفمو

Isim masdar dengan mim 6

وهف

Isim dlomir 7

للعفم

Isim fa’il 8

كاذو

Isim isyaroh 9

للعفم

Isim maf’ul 10

للعفإ

Fi’il amr 11

للعفتل

Fi’il nahi 12

للعفم

Isim zaman 13

للعفم

Isim makan Keterangan:

Fi’il mad}i: yaitu kata kerja yang bermakna lampau (telah dikerjakan). Contoh:

رصن

(dia telah menolong). Penjelasan lebih rinci telah dijelakan pada pembahasan sebelumnya.

Fi’il mudlori’. Yaitu kata kerja yang bermakna sedang / akan melakukan suatu pekerjaan. Contoh:

برضي (

dia sedang / akan memukul

).

Penjelasan lebih rinci telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya.

Isim masdar tanpa mim (

م

) : yaitu kata benda yang huruf awalnya tidak berupa mim, yang menunjukkan arti suatu peristiwa / kejadian dan tidak bersamaan dengan waktu. bentuk wazan / ukuran lafadz dari isim masdar ini dibagi menjadi dua:

Jika berupa tsulasi mujarrod (huruf aslinya tiga), maka bentuk wazannya adalah sama’I (lafaz-lafaznya sudah ditentukan dari orang arab dan tidak bisa disamakan dalam satu atau dua wazan tertentu. Contoh: jika fi’il mad}inya

لعف

maka bentuk isim masdarnya tidak pasti mengikuti wazan

لعف

). Jadi, untuk mencari bentuk lafaznya bisa melihat langsung di kamus-kamus bahasa arab-indonesia. Contoh:

ماخخخيقلا

(berdiri) fi’il mad}inya adalah

ماخخق

(telah berdiri).

ماخخيقلا

ini tidak mengikuti wazan isim masdar, yaitu

لعف

Jika berupa selain tsulasi mujarrod, maka hukumnya qiyasi (lafaznya bisa disamakan dengan wazan tertentu. Contoh: jika wazan fi’il mad}inya adalah

لخخعفأ

, maka bentuk lafaz isim masdarnya pasti mengikuti wazan

لاخخخعفإ

). Contoh: مارخخخخكإ (pemulyaan / memulyakan), fi’il mad}linya adalah مرخخخخكأ (memulyakan). مارخخكإ ini mengikuti wazan isim masdar, yaitu

لاعفإ

Isim masdar dengan mim (

م

) : yaitu kata benda yang huruf awalnya berupa mim, yang menunjukkan arti suatu peristiwa / kejadian dan tidak bersamaan dengan waktu. bentuk wazan dari isim masdar dengan mim ini hukumnya qiyasi (lafadznya bisa disamakan dengan wazan tertentu). Contoh:

رصنم

(pertolongan), fi’il mad}inya adalah

رصن (telah

menolong

). رصنم ini

mengikuti wazan isim masdar, yaitu:

لعفم

Isim dlomir. yaitu isim yang dipergunakan untuk kinayah (menyindir) dan sebagai kata ganti dari isim dzohir (isim yang langsung menyebutkan nama atau kedudukan suatu benda). Contoh:

وه (dia)

Isim isyaroh. yaitu isim yang mengandung arti petunjuk. Contoh:

كلاذ

(itu).

انه

(disini).

Isim fa’il. Secara sederhana isim fa’il adalah subyek atau pelaku dari suatu pekerjaan. Secara istilah, isim fa’il adalah sifat yang bentuk lafadznya diambil dari fi’il mabni ma’lum (kata kerja yang pelakunya ada/diketahui) untuk menunjukkan suatu arti yang ada pada sesuatu yang disifati (maushuf). Sifat yang melekat pada sesuatu yang disifati ini bersifat sementara sesuai perubahan waktu. Contoh:

رخخخصان

(orang yang menolong), mengikuti wazan

لخخعاف

, fi’il mad}inya adalah

رخخصن (

dia telah menolong

).

Jadi, sifat menolong ini tidak selamanya melekat pada seseorang dan bisa terlepas darinya. Ketika seseorang tidak lagi menolong, maka dia bukan lagi Orang yang menolong. Jadi sifat menolong ini bisa dilepas dari seseorang.

Wazan dari isim fa’il hukumnya qiyasi (lafaznya bisa disamakan dengan wazan-wazan tertentu). Tashrif dari isim fa’il adalah:

لعاف :

orang / sesuatu

(

satu laki-laki

)

yang bekerja

نلعاف :

orang / sesuatu (dua laki-laki) yang bekerja

نولعاف :

orang / sesuatu (banyak laki-laki) yang bekerja

لاعفو :

orang / sesuatu (banyak laki-laki) yang bekerja

لعفو :

orang / sesuatu (banyak laki-laki) yang bekerja

ةلعفو :

orang / sesuatu (banyak laki-laki) yang bekerja

ةلعاف :

orang / sesuatu

(

satu perempuan

)

yang bekerja

ناتلعاف :

orang / sesuatu

(

dua perempuan

)

yang bekerja

تلعاف:

orang / sesuatu

(

banyak

)

perempuan yang bekerja

لعاوفو:

orang / sesuatu (banyak) perempuan yang bekerja

Shighot mubalaghoh, yaitu lafadz yang menunjukkan makna isim fa’il yang dipersangat. Wazan shighot mubalaghoh ada 11, yaitu:

لاعف

. contoh:

رابج

(yang sangat / maha memaksa)

لاعفم

. contoh:

لاضفم

(yang sangat utama)

ليعف

. contoh:

قيدص

(yang sangat jujur / terpercaya)

ةلاعف

. contoh:

ةماهف

(yang sangat paham)

ليعفم

. contoh:

نيكسم

(yang sangat miskin)

لوعف

. contoh:

بورش

(yang banyak minum)

ليعف

. contoh:

ميلع

(yang sangat tahu)

لعف

. contoh:

رذح

(yang maha mengawasi)

لاعف

. contoh:

رابك

(yang sangat besar)

لوعف

. contoh:

سودق

(yang sangat / maha suci)

لوعيف

. contoh:

مويق

(yang maha berdiri dengan sendirinya)

Wazan-wazan shighot mubalaghoh ini sifatnya sama’i. artinya tidak semua isim fa’il bisa langsung dicocokkan dengan salah satu dari wazan ini. Untuk mengetahui apakah isim fa’il adalah berupa sighot mubalaghoh, maka harus melihat langsung di kamus.

Sifat Mushabihat. Yaitu sifat yang bentuk lafadznya diambil dari fi’il mabni ma’lum (kata kerja yang pelakunya ada/diketahui) untuk menunjukkan suatu arti yang ada pada sesuatu yang disifati (maushuf). Sifat yang melekat pada sesuatu yang disifati ini bersifat permanen (tetap). Contoh:

نسح

(yang bagus / ganteng). Maka, sifat ganteng yang melekat pada seseorang tidak bisa terlepas darinya.

Isim Maf’ul. Secara sederhana isim maf’ul adalah objek dari suatu pekerjaan, yang bentuk lafadznya diambil dari fi’il madly. Contoh:

بورضم

(orang / sesuatu yang dipukul) mengikuti wazan

لوعفم ,

bentuk fi’il mad}inya adalah

برخض

(dia telah memukul). tashrif dari isim maf’ul adalah:

لوعفم :

orang / sesuatu

(satu

laki-laki

)

yang dikerjakan

نلوعفم:

orang / sesuatu (dua laki-laki) yang dikerjakan

لعافمو:

orang / sesuatu (banyak) yang dikerjakan

ةلوعفم :

orang / sesuatu

(satu)

perempuan yang dikerjakan

ن اتلوعفم :

orang / sesuatu

(

dua perempuan

)

yang dikerjakan

تلوعفم :

orang / sesuatu

(

banyak

)

perempuan yang dikerjakan

Fi’il amr. Yaitu kata kerja yang menunjukkan arti perintah. Contoh:

رصنأ

(tolonglah), mengikuti wazan

لعفأ

, fi’il mad}inya adalah

رصن

(dia telah menolong). Pembahasan lebih rinci dijelaskan pada pembahasan fi’il amr

Fi’il nahi. Yaitu kata kerja yang menunjukkan arti larangan melakukan suatu pekerjaan. Contoh:

برخخخضتل

(jangan kamu pukul), mengikuti wazan

لعفتل

, bentuk fi’il mad}inya adalah

برض

(dia telah memukul). Tashrif fi’il nahi adalah:

لعفي ل

: Jangan bekerja (dia satu laki-laki)

لعفي ل

: Jangan bekerja (dia dua laki-laki)

اولعفي ل

: Jangan bekerja (mereka laki-laki)

لعفت ل

: Jangan bekerja (dia satu perempuan)

لعفت ل

: Jangan bekerja (dia dua perempuan)

نلعفي ل

: Jangan bekerja (mereka perempuan)

لعفت ل

: Jangan bekerja (kamu satu laki-laki)

لعفت ل

: Jangan bekerja (kamu dua laki-laki)

اولعفت ل

: Jangan bekerja (kamu banyak laki-laki)

يلعفت ل

: Jangan bekerja (kamu satu perempuan)

لعفت ل

: Jangan bekerja (kamu dua perempuan)

نلعفت ل

: Jangan bekerja (kamu banyak perempuan)

Isim zaman. Yaitu isim yang menunjukkan arti waktu terjadinya suatu pekerjaan, yang bentuk lafadznya diambil dari bentuk fi’il mad}i. Contoh:

برخخغم

(waktu terbenam / maghrib), mengikuti wazan

لعفم,

fi’il mad}inya adalah

برغ

(telah terbenam). Tashrif isim zaman adalah:

لعفم

: (satu) waktu bekerja

نلعفم :

(dua) waktu bekerja

لعافم :

(banyak/beberapa) waktu bekerja

Isim makan. Yaitu isim yang menunjukkan arti tempat terjadinya suatu pekerjaan, yang bentuk lafadznya diambil dari bentuk fi’il madly. Contoh:

دجسم

(tempat sujud / masjid), mengikuti wazan

لعفم,

fi’il mad}inya adalah

دجس

(dia telah sujud)

نلعفم :

(dua) tempat bekerja

لعافم :

(banyak/beberapa) tempat bekerja

Isim alat. Yaitu isim yang menunjukkan arti alat untuk bekerja, yang bentuk lafadznya diambil dari fi’il madly. Contoh:

ةخخسنكم

(alat untuk menyapu / sapu) mengikuti wazan

ةخخلعفم,

fi’il madlynya adalah

سنك (

dia telah menyapu

).

Tashrif isim alat adalah:

لعفم :

(satu) alat untuk bekerja

نلعفم :

(dua) alat untuk bekerja

لعافم :

(banyak/beberapa) alat untuk bekerja

Isim tafdlil, yaitu sifat yang diambil dari fi’il untuk menunjukkan bahwa ada dua hal yang mempunyai sifat yang sama, akan tetapi salah satunya mempunyai sifat yang lebih dari yang lain. Wazan dari isim tafdil adalah

لعفأ

(untuk mudzakkar) dan

ىخخلعف

(untuk muannas). Contoh:

ديعس نم ملعأ ليلخ

(kholil lebih alim dari sa’id).

بنيز نم ىملع ةشئاع

(fatimah lebih alim dari zainab)

Hamzah pada wazan

لعفأ

dibuang pada tiga lafadz, yaitu

رخخيخ

(lebih baik),

رش

(lebih jelek),

بح

(lebih senang).

Fi’il ta’ajjub, yaitu fi’il yang menunjukkan rasa heran atau kagum terhadap sesuatu. Fi’il ta’ajjub adakalnya:

Dengan shighot / bentuk fi’il tertentu, yaitu ada dua:

لخخخخعفأ اخخخخم

. contoh:

رخخخخظنملا اذخخخخه نخخخخسحأ اخخخخم

(betapa indahnya pemandangan ini)

ب لعفأ

. contoh:

هقلخب حبقأ

(betapa jelek akhlaknya)

dengan lafadz-lafadz yang menunjukkan makna keheranan atau kekaguman. Contoh:

مكايحأف اتاومأ متنكو لاب نورفكت فيك

(bagaimana mungkin kalian mengingkari Allah padahal kalian mati kemudian Allah hidupkan…???)

Keterangan lain:

Yang dimaksud tashrif adalah perubahan kalimat dari satu bentuk ke bentuk yang lain karena adanya perbedaan arti, seperti fi’il madly yang berubah ke fi’il mudlori’, isim masdar, isim fa’il, isim maf’ul, fi’il amr, isim zaman dan makan, dan isim alat. Adanya perubahan ini menghasilkan arti yang berbeda. Contoh:

لعف

(fi’il mad}i) artinya telah bekerja, lalu berubah kepada bentuk

لخخعاف

(isim fa’il) artinya orang yang bekerja. Perubahan

لعف

(fi’il mad}i) ke

لعاف

(isim fa’il) inilah yang disebut tashrif.

Untuk mengetahui jenis dari suatu kalimat (fi’il madly, fi’il mudlori’, isim masdar tanpa mim, isim masdar dengan mim, isim fa’il, sifat musyabihat, isim maf’ul, fi’il amr, isim zaman, isim makan, atau isim alat), maka harus dilihat bentuk wazannya dan harus melihat syiyaqul kalam (konteks perkataan).