• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1 Simpulan

Setelah diuraikan secara luas dari bab-bab sebelumnya maka pada Bab VII ini, peneliti akan membuat simpulan penelitian mengenai ritual kong tek ( 德) pada Masyarakat Tionghoa di Kota Medan. Adapun simpulan ini mengacu kepada rumusan masalah, yang meliputi (1) performansi, partisipasi, dan indeksikalitas ritual kong tek ( 德), (2) Fungsi, makna, norma, serta nilai budayadan kearifan lokal yang terdapat dalam ritual kong tek ().

(1) Performansi ritual kong tek () pada tradisi masyarakatTionghoa memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut yaitu: sembahyang, membakar dupa, membakar lilin, membakar uang kertas, memberikan sesajen, membaca mantera, membakar rumah replika, dan berkomunikasi dengan arwah leluhur.

- Partisipasi yang terlibat pada ritual kong tek ()adalah beberapa biksu, diikuti oleh beberapa anggota keluarga dari almarhum, anak laki-laki dan perempuan, menantu laki-laki dan perempuan serta cucu-cucu. Keluarga Tionghoa masih menganut garis keturunan dari pihak ayah atau disebut patrilineal jadi yang memimpin upacara adalah anak sulung laki-laki dari almarhum. Apabila anak sulung telah meninggal dunia maka digantikan dengan anak laki-laki kedua atau seterusnya. Apabila leluhur yang meninggal tidak memiliki anak laki-laki maka dapat digantikan oleh suami

dari anak perempuan. Apabila tidak memiliki anak maka upacara dipimpin oleh pemuka agama.

- Indeksikalitas dalam ritual kong tek ( 德)adalah alat-alat digunakan di dalam ritual yang terdiri dari rumah replika yang terbuat dari kertas dan didalamnya terdapat perabot beserta peralatan rumah tangga seperti tempat tidur, sofa, kamar tidur, patung dua belas orang pembantu, dan seperangkat alat elektronik seperti televisi, dvd, parabola, handphone. Adapula replika uang kertas seperti uang asli dengan nominal yang sangat besar. Leluhur juga dibekali dengan kartu kredit keluaran “Bank of Hell” sebagai metode pembayaran di akhirat untuk mempermudah leluhur berjalan ke nirwana. Di dalam ritual kong tek ( 德)juga terdapat sesajian/persembahan berupa makanan dan buah-buahan. Makanan terdiri dari: babi, ayam, makanan seperti kue chang dan kue apem, dan buah-buahan yang terdiri dari: buah pear, apel, pisang, jeruk, dan secangkir air di dalam cawan. Dengan demikian bahwa sesajian memiliki makna sebagai media untuk menyampaikan harapan dan permohonan selain pujian kepada Tuhan. (2) Fungsi, makna, norma, nilai budaya, dan kearifan lokal pada ritual kong tek

( 德 adalah sebagai berikut:

- Ritual kong tek ( 德 memiliki fungsi dan makna sebagai pengikat untuk mengatur tingkah laku anak dan nilai-nilai luhur dalam keluarga serta menjadi jembatan untuk mempererat tali persaudaraan diantara sekandung dan seketurunan agar tidak hilang.

orangtua sebagai bakti anak agar lebih mengenal budi luhur dari orangtua. . Ketika masih hidup orang tua dilayani sesuai dengan norma kesopanan, ketika sudah meninggal orangtua dikuburkan dengan tata cara kesopanan dan memberikan orangtua upacara korban dan persembahan. Dengan demikian masyarakat Tionghoa ditanamkan laku bakti terhadap orangtua secara terus menerus walaupun orangtuanya telah meninggal sehingga tidak akan tercipta ke khawatiran pada leluhur setelah beliau meninggalkan dunia karena telah meninggalkan pesan untuk anak-anaknya.

- Nilai budaya yang terkandung di dalam ritual kong tek ( 德 merupakan sistem seluruh budaya etnik Tionghoa yang sudah lama hidup dan berkembang pada masyarakat Tionghoa. Nilai budaya memberikan tuntunan kepada masyarakat Tionghoa untuk selalu berperilaku serasi dan selaras dengan tradisi sehingga tercipta keseimbangan hubungan antara manusia dengan budaya. Selain itu ritual kong tek ( 德 memiliki arti penting sebagai ketahanan budaya dan mempunyai arti penting bagi identitas diri etnik Tionghoa. Ritual kong tek ( 德 juga memperlihatkan adanya muatan budaya masa lalu yang berfungsi melestarikan warisan budaya dari nenek moyang yang menjadi tonggak kehidupan masa sekarang.

- Nilai agama yang terdapat dalam ritual kong tek ( 德 adalah sebagai ekspresi kosmologis. Dalam sistem religi masyarakat Tionghoa didalamnya terdapat ajaran Konfusius dan Buddhisme yang mempercayai adanya alam dunia dan alam baka/akhirat yang merupakan tempat bersemayamnya roh para leluhur. Ritual ini memiliki makna sebagai ketaatan yang religius.

- Kearifan yang terdapat di dalam ritual kong tek ( 德 adalah solidaritas dan gotong-royong antar sesama keluarga yang mempunyai kearifan lokal yang sangat kuat sebagai penanda identitas terhadap sesama klan dan anggota keluarga, dan terdapat kearifan lokal yang berkaitan dengan etos kerjadalam usaha memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari yang menjadikan masyarakat Tionghoa sangat terikat nilai kekerabatan antar sanak keluarga dan kerabat pendahulunya. Selain itu ritual kong tek ( 德 mengandung kearifan lokal tentang hubungan harmonis antara manusia , alam, dan mahluk gaib dalam sistem kosmologi masyarakat Tionghoa yang menyatakan bahwa yang masih hidup dan yang sudah mati masih memiliki keterkaitan dan saling membutuhkan satu sama lain. Selain itu juga memiliki kearifan terhadap sistem kepercayaan yang masih meyakini bahwasannya terdapat tiga alam yaitu alam langit, alam bumi, dan alam baka yang dapat menyeimbangkan alam semesta, bahwa suatu saat yang mati akan terlahir kembali ke dunia. Dan juga terdapat kearifan dalam kesejahteraan hidup yaitu kearifan lokal terhadap pemerataan kesejahteraan hidup pengrajinan kerajinan tangan kertas sehingga dapat menambah penghasilan.

6.2 Saran

Dari hasil penelitian mengenai religi tradisional khas budaya Tionghoa ini, penulis melihat ada beberapa hal yang harus diperhatikan demi kelestarian budaya ini sebagai wujud kepedulian kita terhadap khasanah Budaya Tradisional Tionghoa.

Penulis berharap, khususnya terhadap masyarakat etnik Tionghoa agar tetap melestarikan tradisi budaya mereka demi eksistensi yang menjadi bagian dari kekayaan budaya nasional.

Khususnya bagi generasi muda etnik Tionghoa, diharapkan agar turut melestarikan tradisi budaya mereka agar keberadaannya tetap terpelihara. Penulis menyadari, bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya dengan segala kerendahan hati penulis akan menerima dengan tangan terbuka segala kritikan maupun saran demi kesempurnaan tesis ini.

Dokumen terkait