• Tidak ada hasil yang ditemukan

A Adaptasi Organisme Terhadap Lingkungan

Gambar 2.1 Akibat tidak bisa bera-daptasi maka dinasaurus punah.

Sumber: Microsoft Student, 2006

Adaptasi Kecambah pada Lingkungan yang Berbeda Tujuan

Mengamati adaptasi kecambah pada lingkungan yang berbeda-beda.

Alat dan Bahan

1. 3 buah cangkir kertas 150 ml 5. Biji lobak atau biji tumbuhan lain yang

2. Kertas label mudah berkecambah

3. Air mineral 6. Piring/cawan

Adaptasi adalah kemampuan organisme untuk menyesuai-kan diri dengan kondisi lingkungan sehingga mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya. Semakin tinggi kemampuan adaptasi suatu jenis organisme, maka semakin besar pula kemungkinan kelangsungan hidup jenis organisme tersebut. Ada tiga cara adaptasi, yaitu adaptasi morfologi, adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku.

1. Adaptasi Morfologi

Adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk dan struktur tubuh suatu organisme terhadap lingkungannya. Tumbuhan dan hewan mengembangkan adaptasi morfologi yang berbeda untuk menyesuaikan dengan keadaan lingkungan.

a. Adaptasi Morfologi pada Tumbuhan

Tumbuhan tidak dapat berpindah-pindah, sehingga mengembangkan bentuk yang paling efisien untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan hidup. Contohnya tumbuhan yang ada di dalam hutan biasanya tinggi, cabang dan daun mengarah ke atas untuk mendapat sinar matahari. Sedangkan tumbuhan di tepi hutan biasanya pohonnya lebih rendah, cabang dan daun mengarah ke samping untuk mendapatkan cahaya matahari. Ciri khas tumbuhan di dalam hutan dan di tepi hutan itu menggam-barkan kemampuan tumbuhan beradaptasi di habitatnya. Berikut ini beberapa cara adaptasi tumbuhan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.

1) Tumbuhan Xerofit

Tumbuhan xerofit memiliki struktur fisik yang sesuai untuk bertahan hidup pada suhu yang ekstrim panas dan kekurangan air. Contohnya adalah kaktus dan sukulen. Kaktus dapat bertahan hidup dalam kondisi kering. Gambar 2.2 Kaktus merupakan salah

satu tumbuhan yang dapat bertahan hidup di suhu yang panas.

Sumber: Microsoft Student, 2006 Langkah Kerja

1. Siapkan 3 buah cangkir kertas dan berilah label bertuliskan kering, lembap, dan basah. Kemudian isilah dengan tanah sampai terisi setengahnya.

2. Taburkan 5 butir biji di atas permukaan tanah pada setiap cangkir, kemudian tutuplah dengan tanah setebal 2 cm.

3. Pada gelas berlabel basah, tambahkan air suling sampai di atas permukaan tanah. 4. Pada gelas berlabel lembap, buatlah beberapa lubang pada dasar cangkir dengan ujung

pensil. Kemudian tambahkan air suling sampai ada air yang mengalir melalui lubang. 5. Letakkan ketiga cangkir di tempat yang hangat selama 7 – 10 hari dan amati keadaan kecambah setiap hari. Aturlah agar tanah di dalam gelas berlabel basah tetap basah dan air dalam piring di dasar gelas berlabel lembap selalu tersedia.

6. Amatilah perkembangan kecambah setiap hari.

Pertanyaan

1. Adakah perbedaan pertumbuhan dan bentuk kecambah pada ketiga cangkir di atas? Faktor lingkungan apakah yang mempengaruhinya? Mengapa demikian?

Bentuk adaptasinya yaitu daun tidak berbentuk lem-baran sebagaimana tumbuhan lainnya, tetapi mengalami modifikasi menjadi duri atau sisik. Kaktus mampu menyimpan air pada batangnya. Seluruh permukaannya dilapisi oleh lilin untuk mengurangi penguapan. Sistem perakarannya panjang untuk mencapai tempat yang jauh yang mengandung air.

2) Tumbuhan Hidrofit

Tumbuhan hidrofit adalah tumbuhan yang hidup di air. Adaptasi morfologi yang dilakukan antara lain memiliki rongga udara di antara sel-sel tubuhnya sehingga dapat mengapung. Daunnya lebar dan stomata terletak di permukaan atas. Contoh tumbuhan hidrofit adalah kangkung, eceng gondok, dan teratai.

3) Tumbuhan Higrofit

Tumbuhan higrofit adalah tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab dan basah. Adaptasinya yaitu mempunyai daun yang tipis dan lebar.

b. Adaptasi Morfologi pada Hewan

Meskipun hewan dapat bergerak bebas, hewan juga melakukan beragam adaptasi morfologi untuk menyesuai-kan dengan tempat hidup dan jenis mamenyesuai-kanannya. Adaptasi morfologi berupa penyesuaian tubuh hewan seperti ukuran dan bentuk gigi, penutup tubuh, dan alat gerak hewan. Gigi disesuaikan dengan jenis makanannya, sehingga gigi hewan pemakan daging berbeda dengan hewan pemakan tumbuhan. Penutup tubuh seperti rambut, duri, sisik, dan bulu yang tumbuh dari kulit disesuaikan dengan kondisi lingkungannya sehingga dapat membantu hewan untuk tetap bertahan hidup. Contoh yang lain adalah variasi tulang belakang dan sirip pada ikan pari disebabkan perbedaan suhu saat pertumbuhannya, jenis kelamin kura-kura ditentukan oleh variasi temperatur saat inkubasi (pengeraman), serta bentuk paruh dan kaki burung bervariasi sesuai dengan jenis makanan dan habitatnya. Perhatikan bentuk paruh dan kaki burung pada gambar berikut ini.

Gambar 2.5 Bentuk paruh pada burung: (a) elang untuk merobek mangsa, (b) itik untuk menyaring makanan, (c) pelikan untuk menangkap dan membawa ikan, (d) kolibri untuk mengisap madu, dan (e) pipit untuk memakan biji-bijian.

Sumber: Dokumen Penerbit

a b

c d

Gambar 2.4 Bentuk kaki burung sesuai dengan fungsi-nya: (a) mencengkeram (elang), (b) berenang (itik), (c) berlari dan berjalan (onta), (d) bertengger (kakatua).

Sumber: Dokumen Penerbit

Gambar 2.3 Daun teratai yang lebar merupakan adaptasi pada lingkungan air.

Sumber: Dokumen Penerbit

a b c

2. Adaptasi Fisiologi

Adaptasi fisiologi adalah adaptasi pada fungsi kerja alat-alat tubuh untuk menyesuaikan dengan keadaan lingkungan. Contohnya jumlah denyut jantung per menit akan meningkat saat kamu berlari. Contoh adaptasi fisiologi yang lain adalah sebagai berikut.

a. Saat udara dingin, hewan berdarah panas akan mening-katkan proses metabolismenya sehingga suhu badan tetap tinggi. Hal ini akan membuatnya sering merasa lapar. b. Jumlah sel darah merah orang yang hidup di daerah pantai

lebih sedikit dibandingkan orang yang tinggal di daerah pegunungan. Hal ini disebabkan karena tekanan parsial oksigen di daerah pantai lebih besar dibandingkan daerah pegunungan. Jika tekanan parsial oksigen rendah, maka dibutuhkan lebih banyak sel darah merah untuk mengikat

oksigen. Tahukah kamu yang dimaksud tekanan parsial

oksigen? Tekanan parsial oksigen adalah perbandingan kadar oksigen di udara dibandingkan dengan kadar gas lain di udara. c. Kekebalan serangga terhadap insektisida akan meningkat (menjadi kebal) karena penggunaan insektisida secara terus-menerus.

d. Ikan yang hidup di laut lebih sedikit mengeluarkan urin dibandingkan dengan ikan yang hidup di air tawar. Air laut lebih banyak mengandung garam. Kadar garam yang tinggi juga menyebabkan cairan tubuh keluar terus menerus. Garam juga masuk ke dalam tubuh dan harus dikeluarkan. Untuk menyesuaikan diri, ikan banyak meminum air laut dan sedikit mengeluarkan urin. Coba bandingkan apabila kamu makan makanan yang asin, tentu kamu mudah merasa haus dan ingin minum banyak air.

3. Adaptasi Tingkah Laku

Adaptasi tingkah laku merupakan aktivitas atau tingkah laku hewan yang menyesuaikan dengan kondisi lingkungan untuk membantunya bertahan hidup. Adaptasi tingkah laku dapat berupa hasil belajar maupun insting/naluri sejak lahir. Terdapat dua macam tingkah laku, yaitu sebagai berikut.

a. Tingkah laku sosial, untuk hewan yang hidup berkelompok. b. Tingkah laku untuk perlindungan. Contohnya babi hutan akan menggali lubang persembunyian dengan kukunya ketika melihat singa, trenggiling akan menggulung tubuhnya bila bertemu musuh. Contoh lain adalah kamuflase, misalnya pada bunglon dan gurita.

Mimikri adalah kemampuan untuk meniru bentuk, suara, dan tingkah laku seperti hewan lain sehingga akan dikira predator atau hewan yang beracun atau berbahaya. Migrasi juga merupakan bentuk adaptasi tingkah laku dengan cara bergerak dari satu kawasan ke kawasan lain dan kemudian kembali lagi. Hewan bermigrasi dengan berbagai alasan antara lain mem-peroleh iklim yang baik, makanan yang cukup, tempat yang lebih aman, dan kepentingan perkembangbiakan.

Gambar 2.6 Ikan di laut harus banyak minum untuk menyeim-bangkan tubuhnya ter-hadap kadar garam di laut.

Sumber: Microsoft Student, 2006

Gambar 2.7 Bunglon dapat berubah warna kulit sesuai warna lingkungannya.

Latihan 2.1

Hewan yang hidup di daerah kutub atau daerah yang mengalami pergantian empat musim yang perbedaan suhunya ekstrim, biasanya melakukan hibernasi. Hibernasi adalah tidur dalam jangka waktu yang lama ketika suhu lingkungan rendah. Aktivitas tubuh seperti denyut jantung dan napas sangat pelan sehingga hanya memerlukan energi/makanan yang sedikit. Contohnya kelelawar, ular, dan beruang kutub. Selama hibernasi hewan menggunakan lemak dalam tubuh sebagai sumber energi.

Kondisi lingkungan selalu berubah, misalnya karena bencana alam, perubahan iklim, maupun akibat perbuatan manusia. Hanya organisme yang dapat bertahan terhadap perubahan lingkungan yang akan tetap lestari. Sedangkan organisme yang tidak mampu bertahan akan punah. Alam melakukan seleksi terhadap jenis-jenis organisme yang hidup. Artinya alam tidak memberi kesempatan kepada organisme yang tidak mampu beradaptasi untuk terus bertahan hidup.

Kelangsungan hidup organisme dipengaruhi oleh keter-sediaan makanan, tempat hidup dan berlindung, oksigen, cahaya, dan air. Selain faktor lingkungan, persaingan untuk memenuhi kebutuhan hidup juga mempengaruhi kelangsungan hidup suatu organisme. Jadi seleksi alam adalah proses kelulus-hidupan suatu organisme terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di alam.

Organisme yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan akan mencari lingkungan baru yang dianggap sesuai dengan sifat-sifatnya. Organisme yang dapat beradaptasi terhadap lingkungan yang baru akan bertahan hidup. Jika perubahan sifat sangat mencolok, adaptasi ini dapat menghasilkan jenis/spesies yang baru. Jadi adaptasi dan seleksi alam dapat menghasilkan jenis-jenis yang baru. Sedangkan organisme yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan alam, akan mengalami kepunahan.