• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABILITY TO REPAY DEBTS AND LEVEL OF RECEIVABLE COLLECTABILITY

Untuk mengetahui kesehatan dan kondisi keuangan Bank termasuk kemampuannya dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dapat dilihat melalui rasio-rasio keuangan yang terdiri dari rasio-rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.

Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas menggambarkan kemampuan Bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Rasio Likuiditas diukur melalui perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan terhadap jumlah simpanan nasabah (LDR) untuk mengetahui kemampuan Bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menyimpan dananya dengan kredit dan pembiayaan yang telah diberikan kepada para debitur sebagai sumber likuiditasnya.

Rasio Kredit yang Diberikan Terhadap Simpanan Nasabah (LDR)

Pada tahun 2013, Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Kalbar tercatat sebesar 87,20% mengalami peningkatan 0,40% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 86,80%. Peningkatan tersebut didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan syariah sebesar 17,97% serta pertumbuhan simpanan nasabah sebesar 17,43% selama tahun 2013.

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang menetapkan batas bawah LDR sebesar 78% dan batas atas LDR sebesar 92% maka rasio LDR Bank Kalbar pada tahun 2013 sebesar 87,20% mencerminkan bahwa likuiditas Bank Kalbar dalam kondisi baik yang artinya Bank mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya.

Financial ratio that includes liquidity ratio, solvability ratio, and rentability ratio were used to know Bank’s financial health and conditionand also its ability to fulfill its liabilities.

Liquidity Ratio

Liquidity ratio describe the bank ability to fulfill its current liabilites orliabilities which reach the maturity period. Liquidity ratio measured by Loan to Deposit Ratio (LDR) to know Bank ability to repay debts to the customer who deposited their funds with loans and financing which been given to debtors as its liquidity resource.

Loan to Deposit Ratio (LDR)

In 2013, Bank Kalbar Loan to Deposit Ratio (LDR) were recorded 87.20% which increase 0.40% from 86.80% in 2012. These improvement was mainly caused by lending and sharia financing activities growth amounted to 17.97% and customer deposit growth amounted to 17.43% in 2013.

Based on Bank Indonesia regulation which set the lower level of LDR in 78% and upper level of LDR in 92%, Bank Kalbar Loan to Deposit Ratio in 2013 which amounted to 87.20% represent that Bank Kalbar liquidity level in good condition, which means Bank could fulfill its current liabilities.

DAN TINGKAT KOLEKTIBILITAS PIUTANG

URAIAN

Description 2009 2010 2011 2012 2013

Rasio Kredit yang Diberikan terhadap Simpanan Nasabah (LDR)

Loan to Deposit Ratio 87,76 84,34 77,51 86,80 87,20

Rasio Likuiditas Tahun 2009-2013 (Persentase)

Liquidity Ratio in 2009-2013 (Percentage)

Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas menggambarkan kemampuan Bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjang atau kemampuan Bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi Bank. Rasio Solvabilitas diukur melalui Rasio Kecukupan Modal (CAR), merupakan salah satu indikator kesehatan dari modal Bank yang menunjukkan seberapa besar modal Bank telah memadai untuk menunjang kebutuhannya dan sebagai dasar untuk menilai prospek kelanjutan usaha Bank.

Rasio Kecukupan Modal (CAR)

Pada tahun 2013, kemampuan perusahaan dalam memenuhi kecukupan modal adalah sebesar 16,99% mengalami peningkatan 0,12% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 16,87%. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang menetapkan rasio CAR minimal sebesar 8% maka rasio CAR Bank Kalbar pada tahun 2013 sebesar 16,99% mencerminkan bahwa Bank Kalbar memiliki ketahanan modal yang kuat untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya dan mampu menunjang kebutuhan dan prospek kelanjutan usaha Bank.

URAIAN

Description 2009 2010 2011 2012 2013

Rasio Kecukupan Modal (CAR) dengan memperhitungkan Risiko Kredit, Pasar dan Operasional

Capital Adequacy Ratio (CAR) with Credit Risk, Market and Operational

17,86 17,53 17,74 16,87 16,99

Rasio Solvabilitas Tahun 2009-2013 (Persentase)

Solvability Ratio in 2009-2013 (Percentage)

Solvability Ratio

Solvability ratio describe bank ability to fulfill its long term liabilities and also bank ability to fulfill its liabilities if Bank liquidation happens. Solvability ratio measured by Capital Adequacy Ratio (CAR), is one of Bank Equity health indicator which represent how much equity the Bank had to support its needs and also for the basis to measure the prospect of bank going concern.

Capital Adequacy Ratio (CAR)

In 2013, bank ability to meet its capital adequacy was 16.99% which increase 0.12% from 16.87% in 2012.

Based on Bank Indonesia regulation which set the lower level of Capital Adequacy Ratio in 8%, Bank Kalbar Capital Adequacy Ratio in 2013 which amounted to 16.99% represent that Bank Kalbar had a strong capital resilience to fulfill its long term liabilities and also could support its needs and also for the prospect of bank going concern.

URAIAN

Description 2009 2010 2011 2012 2013

Rasio Kredit Bermasalah (NPL-gross)

Gross Non Performing Loans 0,09 0,13 0,15 0,17 0,35

Rasio Kredit Bermasalah (NPL-net)

Net Non Performing Loans 0,01 0,03 0,04 0,04 0,11

Rasio Kualitas Aset Tahun 2009-2013 (Persentase)

Quality of Assets Ratio in 2009-2013 (Percentage)

Rasio Kualitas Aset

Rasio Kualitas Aset menggambarkan kondisi aset yang dimiliki Bank dan kecukupan manajemen risiko kredit. Rasio Kualitas Aset diukur dengan perhitungan Rasio Kredit Bermasalah (NPL). Bank Indonesia menetapkan rasio NPL suatu Bank maksimal sebesar 5%. Kondisi suatu Bank dinilai tidak sehat jika memiliki NPL diatas 5% karena akan mengalami kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet.

Rasio Kredit Bermasalah (NPL)

Rasio NPL terdiri dari NPL-gross dan NPL-net. NPL-gross membandingkan jumlah kredit yang berstatus kurang lancar, diragukan dan macet terhadap jumlah kredit yang disalurkan. Sedangkan NPL-net hanya membandingkan jumlah kredit yang berstatus macet terhadap jumlah kredit yang disalurkan.

Pada tahun 2013, rasio NPL-gross Bank Kalbar tercatat sebesar 0,35% mengalami peningkatan 0,18% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 0,17%. Sementara untuk rasio NPL-net tercatat sebesar 0,11% mengalami peningkatan 0,07% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 0,04%. Peningkatan tersebut disebabkan oleh terjadinya penurunan kualitas kredit yang terjadi selama tahun 2013, namun secara keseluruhan kualitas kredit yang dimiliki Bank Kalbar sangat baik karena rasio NPL pada tahun 2013 masih berada jauh dibawah batas maksimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 5%.

Assets Quality Ratio

Assets Quality Ratio describe condition of the assets which owned by Bank and adequacy of loan risk management. Assets Quality Ratio measured by Non Performing Loan (NPL) Ratio. Bank Indonesia had regulated the maximum level of NPL in a Bank was 5%. The condition of a bank considered unhealthy if it had NPL over 5% because this condition will effect to the loss from the level of non performing loans.

Non Performing Loan (NPL)

NPL ratio consists of NPL-gross and NPL-net. NPL-gross compare the amount of credit status substandard, doubtful and loss to total loans disbursed. While the NPL-net just compare the number of bad credit status to total outstanding loans.

In 2013, the Bank Kalbar NPL-gross ratio was recorded 0.35% which increase 0.18% from 0.17% in 2012. Meanwhile for the NPL-net ratio was recorded 0.11% which increase 0.07% from 0.04% in 2012.

These improvement was caused by the decrease of loans quality in 2013. But overall Bank Kalbar loans quality was still very good because NPL ratio level in 2013 sill far below the maximum level, which set by Bank Indonesia, amounted to 5%.

Rasio Rentabilitas

Rasio Rentabilitas menggambarkan tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh Bank. Rasio Rentabilitas untuk menggambarkan tingkat profitabilitas diukur melalui rasio Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Net Interest Margin (NIM), sedangkan untuk menggambarkan tingkat efisiensi usaha diukur melalui rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).

Rasio Laba sebelum Pajak terhadap Aset (ROA)

Rasio Laba sebelum Pajak terhadap jumlah Aset (ROA) Bank Kalbar mengalami peningkatan 0,09% dari semula sebesar 3,33% pada tahun 2012 menjadi sebesar 3,42% di tahun 2013. Peningkatan tersebut mencerminkan bahwa perusahaan mampu mengelola aset dengan baik untuk menghasilkan laba.

Rasio Laba setelah Pajak terhadap Modal (ROE)

Rasio Laba setelah Pajak terhadap Modal (ROE) Bank Kalbar mengalami penurunan 0,40% dari semula sebesar 26,20% pada tahun 2012 menjadi sebesar 25,80% pada tahun 2013. Walaupun mengalami sedikit penurunan namun perusahaan tetap mampu menghasilkan keuntungan bagi para pemegang saham melalui pembayaran dividen.

Rasio Pendapatan Bunga Bersih (NIM)

Rasio Pendapatan Bunga Bersih (NIM) Bank Kalbar mengalami peningkatan 0,92% dari semula sebesar 9,01% pada tahun 2012 menjadi sebesar 9,93% pada tahun 2013. Peningkatan tersebut mencerminkan bahwa perusahaan mampu mengelola aset produktif yang dimiliki dengan baik untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.

Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Tingkat efisiensi usaha selama tahun 2013 dapat dikontrol dengan baik yang tercermin dari rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang mengalami penurunan sebesar 1,21% dari semula sebesar 71,33% pada tahun 2012 menjadi sebesar 70,12% di tahun 2013.

Rentability Ratio

Rentability Ratio describe the level of business efficiency and profitability which had reached by the Bank. Rentability ratio which describe profitabliity level measured by the ratio of Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), and Net Interest Margin (NIM), meanwhile to describe the business efficiency level measured by the ratio of Operational Efficiency Ratio.

Return on Assets (ROA)

Bank Kalbar Return on Assets (ROA) increased 0.09% from 3.33% in 2012 to 3.42% in 2013. These improvement reflect that the Bank could manage its assets well to generate income.

Return on Equity (ROE)

Bank Kalbar Return on Equity (ROE) decreased 0.40% from 26.20% in 2012 to 25.80% in 2013. Even though ROE level had decreased, the Bank still could produce income for its shareholders with deviden payment.

Net Interest Margin (NIM)

Bank Kalbar Net Interest Margin (NIM) increased 0.92% from 9.01% in 2012 to 9.93% in 2013. These improvement reflect that Bank could manage its owned productive assets well to produce net interest revenue.

Operational Efficiency Ratio

Business efficiency level in 2013 could controlled well which reflect by the Operational Efficiency Ratio that decreased 1.21% from 71.33% in 2012 to 70.12% in 2013.

URAIAN

Description 2009 2010 2011 2012 2013

Rasio Laba Sebelum Pajak terhadap Aset (ROA)

Return on Assets Ratio 3,80 4,17 3,45 3,33 3,42

Rasio Laba Setelah Pajak terhadap Modal (ROE)

Return on Equity Ratio 38,74 39,77 28,93 26,20 25,80

Rasio Pendapatan Bunga Bersih (NIM)

Net Interest Margin Ratio 9,17 10,06 9,95 9,01 9,93

Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Operational Efficiency Ratio 81,35 70,23 76,97 71,33 70,12

Rasio Rentabilitas Tahun 2009-2013 (Persentase)

TINGKAT KOLEKTIBILITAS PIUTANG