• Tidak ada hasil yang ditemukan

ACUAN PERKERASAN .1 BAHAN DAN UKURAN

LAPIS ASPAL BETON (AC)

3. Memperoleh persetujuan Rumus Campuran Rancangan (DMF) sebagai Rumus Perbandingan Campuran (JMF)

6.3 ACUAN PERKERASAN .1 BAHAN DAN UKURAN

Acuan yang digunakan harus cukup kuat untuk menahan beban peralatan pelaksanaan. Suatu pengujian untuk rnengetahui kekuatan acuan yang terbuat dari baja lurus, mensyaratkan bahwa acuan harus tidak melendut lebih besar dari 6,4 mm (1/4 inch) bila diuji sebagai balok biasa dengan bentang 3 m (10 ft) dan beban yang sama dengan berat mesin penghampar atau peralatan pelaksanaan lainnya yang akan bergerak di atasnya. Tebal baja yang biasanya digunakan adalah 6,4 mm (1/4 inch) dan 8 mm (5/16 inch). Bila acuan harus mendukung alat penghampar beton yang berat, ketebalannya tidak boleh kurang dari 8 mm (5/16 inch). Dianjurkan agar acuan mempunyai tinggi yang sama dengan tebal rencana pelat beton dan lebar dasar acuan sama dengan 0,75 kali tebal pelat beton tapi kurang dari 200 mm (8 inch).

Acuan harus dilengkapi sedemikian rupa sehingga setelah terpasang cukup kokoh, tidak melentur atau turun akibat tumbukan dan getaran alat penghampar dan alat pemadat. Lebar plens penguat yang dipasang pada dasar acuan harus menonjol keluar dari acuan tidak kurang dari 2/3 tinggi acuan.

Acuan jadi yang berukuran kecil, tidak dianjurkan untuk pekerjaan-pekerjaan dengan luas perkerasan lebih besar dari 1.670 m2 (2.000 yard persegi). Dalam hal digunakan acuan jadi, penambah ketinggian acuan tidak boleh lebih dari 25 % ketinggian semula.

Dalarn pemeriksaan kelurusan dan kerataan acuan variasi kerataan bidang atas acuan tidak boleh lebih dari 0,32 cm (1/8 inch) untuk setiap 3 m (10 ft) panjang dan kerataan bidang dalam acuan tidak boleh lebih dari 0,64 cm (1/4 inch) untuk setiap 3 m (10 ft) panjang.

Ujung-ujung acuan yang berdampingan harus mempunyai system penguncian untuk menyambung dan mengikat erat acuan-acuan tersebut. Pada lengkungan dengan jari-jari kurang. dianjurkan untuk menggunakan acuan yang dapat dibengkokkan (flexible form) atau acuan melengkung.

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang relatif mempunyai skala kecil, yaitu sifatnya padat karya maka acuan dapat digunakan, untuk alat perata dapat menggunakan vibrator perata biasa (besi profil yang dilengkapi mesin penggetar dan ditarik tenaga manusia). Kayu untuk keperluan ini dibuat dari kayu yang cukup kuat dengan baja siku dipasang diatasnya, dengan angkur pemegang setiap 0,5 meter.

Modul SE-09 : Perkerasan Jalan Bab VI : Perkerasan Jalan Beton Semen Portland

PelatihanSitr Inspector of Roads (SIR)

VI - 4

6.3.2 PEMASANGAN ACUAN

Pemasangan acuan baja maupun kayu pada prinsipnya sama yaitu mengikuti ketentuan-ketentuan dibawah ini.

Pondasi acuan harus dipadatkan dan dibentuk sesuai dengan alinyemen dan ketinggian jalan yang bersangkutan sehingga acuan pada waktu yang dipasang, dapat disangga secara seragam pada seluruh panjangnya dan terletak pada elevasi yang benar. Pembuatan galian untuk meletakkan acuan pada ketinggian yang tepat, sebaiknva dilakukan, dengan cara mengupas / rnengeruk.

Bekas galian di kiri dan kanan pondasi acuan, harus diisi dan dipadatkan kembali tiap lapis dengan tebal setiap lapis tidak boleh lebih dari 1,25 cm. Alinyemen acuan baru harus diperiksa dan bila perlu diperbaiki memanjang penghamparan beton.

Bila terdapat acuan yang rusak atau sesudah pondasi tidak stabil diperbaiki, acuan harus disetel kembali. Acuan harus dipasang cukup jauh didepan tempat penghamparan beton sehingga kemungkinan pemeriksaan dan perbaikan acuan tanpa mengganggu kelancaran penghamparan beton, acuan dipasang pada posisi yang benar, tanah dasar atau lapis pondasi bawah pada kedua sisi luar dan dalam harus dipadatkan dengan baik menggunakan alat pemadat mesin atau manual. Acuan harus disangga pada tempatnya, paling sedikit setiap 3 m (10 ft).

Setiap bahan acuan harus benar-benar terikat kuat sehingga tidak dapat bergerak. Pada setiap titik acuan tidak boleh menyimpang lebih dari 0,64 cm (¼ inch) dari garisnya. Tidak diijinkan adanya penurunan atau pelenturan acuan yang berlebihan akibat peralatan pelaksanaan. Sebelum penghamparan dilakukan di sisi dalam acuan harus diminyaki. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya padat karya (labour intensif) maka acuan dapat dibuat dari kayu.

6.3.3 PEMBONGKARAN ACUAN

Acuan harus tetap dipasang selama paling sedikit 8 jam setelah penghamparan beton. Setelah acuan dibongkar, tepi-tepi beton yang terbuka harus segera dirawat.

Modul SE-09 : Perkerasan Jalan Bab VI : Perkerasan Jalan Beton Semen Portland

PelatihanSitr Inspector of Roads (SIR)

VI - 5

6.4 . BAHAN

6.4.1 SEMEN

Semen harus merupakan semen portland jenis I, II atau III sesuai dengan AASHTO M 85. Kecuali diperkenankan lain, maka hanya produk dari satu pabrik atau satu jenis merk semen portland tertentu yang harus digunakan di proyek.

6.4.2 AIR

Air yang digunakan dalam pencampuran, perawatan atau penggunaan-penggunaan tertentu lainnya harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, alkali, gula atau bahan-bahan organik. Air harus diuji sesuai dengan dan harus memenuhi persyaratan AASHTO T 26. Air yang diketahui bermutu dapat diminum dapat dipakai dengan tanpa pengujian.

6.4.3 PERSYARATAN GRADASI AGREGAT

Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi persyaratan yang diberikan dalam Tabel 6.1.. Bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini dapat tidak ditolak asalkan kontraktor dapat menunjukkan bahwa persyaratan yang dirinci dalam Butir Nomor 6.5.3. dapat dipenuhi jika menggunakan bahan-bahan tersebut.

Tabel 6.1. : Persyaratan Gradasi Agregat.

Ukuran ayakan Persentase berat yang lolos

Standar (mm) Inch (in) Agregat halus

Pilihan agregat kasar

50 2 - 100 - - - 37 1,5 - 95 – 100 100 - - 25 1 - - 95 – 100 100 - 19 ¾ - 35 – 70 - 90 – 100 100 13 ½ - - 25 – 60 - 90 – 100 10 3/8 100 10 – 30 - 20 – 55 40 – 70

Modul SE-09 : Perkerasan Jalan Bab VI : Perkerasan Jalan Beton Semen Portland

PelatihanSitr Inspector of Roads (SIR)

VI - 6

Ukuran ayakan Persentase berat yang lolos

Standar (mm) Inch (in) Agregat halus

Pilihan agregat kasar

4,75  4 95 – 100 0 – 5 0 – 10 0 – 10 0 – 15

2,36  8 - - 0 – 5 0 – 5 0 – 5

1,18  16 45 – 80 - - - -

0,30  50 10 – 30 - - - -

0,15  100 2 – 10 - - - -

Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebih besar dari pada ¾ jarak bersih minimum antara batang tulangan atau antara batang tersebut dengan acuan atau antara batasan-batasan ruang lainnya di mana pekerjaan beton harus ditempatkan.

6.4.4 Sifat agregat

Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih dan keras yang diperoleh dari pemecahan batu, atau dengan menyaring dan mencuci (bila perlu) kerikil dan pasir sungai.

Agregat harus bebas dari bahan-bahan organik seperti yang dirinci dalam AASHTO T21 dan seperti diberikan dalam Tabel 6.4.4. bila diambil contoh dan diuji sesuai dengan ketentuan BS CP 114 dan prosedur AASHTO yang relevan.

Agregat yang berupa bahan-bahan yang berukuran sama yang berasal dari berbagai sumber harus ditimbun dalam timbunan terpisah dan hanya boleh digunakan dalam struktur yang terpisah.

Modul SE-09 : Perkerasan Jalan Bab VI : Perkerasan Jalan Beton Semen Portland

PelatihanSitr Inspector of Roads (SIR)

VI - 7

Tabel 6.2. : Sifat Agregat Beton.

Sifat Pengujian AASHTO

Batas maximum yang diijinkan Agregat

halus

Agregat kasar

Kehilangan akibat abrasi pada 500 putaran dengan mesin Los Angeles.

T 96 - 40 %

Kehilangan akibat penentuan kualitas dengan Sodium sulfat setelah 5 siklus.

T 104 10 % 12 %

Persentase gumpalan tanah liat dan partikel yang dapat pecah dalam agregat.

T 112 0,50 % 0,25 %

Bahan-bahan yang lolos ayakan  200 T 11 3 % 1 %

6.4.5 BAHAN TAMBAHAN

Penggunaan plastisator, bahan-bahan tambahan untuk mengurangi air atau bahan tambahan lainnya harus mendapat ijin persetujuan terlebih dahulu. Jika digunakan, bahan yang bersangkutan harus memenuhi AASHTO M 154 atau M 194. Bahan tambahan yang bersifat mempercepat dan yang mengandung Calcium Chlorida tidak boleh digunakan.

6.4.6 MEMBRAN KEDAP AIR

Lapisan bawah yang kedap air harus terdiri dari lembaran plastik yang kedap setebal 125 mikron. Air tidak boleh tergenang di atas membran, dan membran harus kedap air sepenuhnya waktu beton dicor. Suatu lapisan bawah yang kedap air tidak boleh digunakan di bawah perkerasan jalan beton bertulang yang menerus.

6.4.7 TULANGAN BAJA

Tulangan baja untuk jalur kendaraan harus berupa anyaman baja atau batang baja berprofil / berulir sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar.

Baja tulangan harus merupakan batang baja billet polos atau berulir grade U24 atau batang berulir grade U40 sesuai dengan persyaratan SII 0136-84, kecuali jika disetujui lain atau diperlihatkan lain dalam Gambar.

Modul SE-09 : Perkerasan Jalan Bab VI : Perkerasan Jalan Beton Semen Portland

PelatihanSitr Inspector of Roads (SIR)

VI - 8

Tulangan ini harus disediakan dalam bentuk lembaran-lembaran datar dan merupakan jenis yang disetujui.

Batang baja harus memenuhi persyaratan AASHTO M 54. Bagian-bagiannya harus berukuran dan berjarak antara sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar.

Batang baja untuk Dowel harus berupa batang bulat biasa sesuai denqan AASHTO M 31. Batang dowel berlapis plastik yang memenuhi AASHTO M 254 dapat digunakan.

Batang pengikat (Tie bar) harus berupa batang baja berulir sesuai dengan AASHTO M 31.

6.4.8 BAHAN-BAHAN UNTUK SAMBUNGAN

Bahan-bahan pengisi siar muai harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan AASHTO M 153 atau M 213. Bahan-bahan tersebut harus dilubangi untuk dilalui dowel-dowel sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar. Bahan pengisi untuk setiap sambungan harus disediakan dalam bentuk satu kesatuan utuh untuk tebal dan lebar penuh yang diperlukan untuk sambungan yang bersangkutan kecuali jika diijinkan lain. Di mana ujung-ujung yang berbatasan diperkenankan, maka ujung-ujung tersebut harus diikat satu sama lainnya dan dipertahankan dengan kokoh dan tepat ditempatnya dengan jepitan kawat (stapling) atau penyambung / pengikat yang baik lainnya.

Bahan penyegel sambungan harus berupa Expandite Plastic, senyawa gabungan bitumen karet Grade 99 yang dituangkan dalam keadaan panas, atau bahan serupa yang disetujui. Bahan sambungan harus sebagaimana dianjurkan oleh pabrik pembuat bahan penyegel yang bersangkutan.

6.5 PENCAMPURAN DAN PENAKARAN