• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Umum

Dalam laboratorium pengujian, pengujian didefinisikan sebagai kegiatan teknis yang terdiri dari penetapan satu atau lebih karakteristik dari suatu produk, proses atau pelayanan tertentu sesuai dengan metode pengujian yang telah ditetapkan. Sedangkan metode pengujian adalah prosedur teknis tertentu untuk melakukan pengujian. Metode pengujian yang diterapkan oleh laboratorium terakreditasi harus benar-benar dikarakterisasi agar jelas menetapkan bidang penerapannya dan menjamin kehandalan data yang dihasilkannya.

Metode yang dapat digunakan di laboratorium harus memenuhi beberapa ketentuan, antara lain:

2. metode harus tersedia dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh semua analis

3. laboratorium harus menggunakan metode sesuai ruang lingkupnya

4. manajer teknis harus bertanggung jawab untuk memastikan agar isi metode atau ringkasannya lengkap, mutakhir, dan telah dikaji ulang sepenuhnya 5. semua metode yang digunakan harus mendapat persetujuan/ pengesahan 6. analis harus diberitahu perihal metode yang tidak disetujui dan/atau tidak

divalidasi tidak boleh digunakan dalam laboratorium. Penggolongan Metode Pengujian

Metode pengujian digolongkan berdasarkan sumbernya:

a. Metode standar yaitu metode yang dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu organisasi atau badan standarisasi nasional suatu negara dan atau badan internasional.

Metode standar tersebut diinvestigasi melalui studi kolaboratif secara mendalam oleh banyak inidividu profesional dan divalidasi oleh banyak laboratorium sebelum diberi status ‘metode standar’. Metode standar tidak perlu divalidasi lagi, akan tetapi jika metode tersebut baru pertama kali digunakan, hendaknya diverifikasi terlebih dahulu dan rekaman verifikasi hendaknya disimpan.

Contoh metode standar:

- Metode Standar Nasional Indonesia (SNI) ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional.

- Metode ASTM dikembangkan dan ditetapkan oleh American Society for Testing and Materials.

- Metode BSI dikembangkan dan ditetapkan oleh British Standard Institution. - Metode ISO dikembangkan dan ditetapkan oleh International Organization

for Standardization.

- Metode CEN dikembangkan dan ditetapkan oleh European Committee for Standardization.

- dan lain-lain

b. Metode resmi yaitu metode yang dipublikasi atau ditetapkan oleh lembaga pemerintah.

Metode tersebut merupakan metode yang wajib digunakan oleh lembaga/pemerintah dan/atau swasta dalam kasus pengujian bahan produk

tertentu untuk kesesuaian dengan peraturan/standar yang ditetapkan pemerintah. Karena pentingnya dan telah diteliti dengan saksama oleh suatu komisi atau badan hukum bersama-sama dengan berbagai organisasi profesional yang diakui atau yang berkepentingan, metode ini pada umumnya telah divalidasi sepenuhnya sebelum diterbitkan untuk digunakan. Laboratorium yang terlibat dalam jenis pengujian ini tidak perlu memvalidasi metode ini, tetapi jika metode ini baru pertama kali digunakan hendaknya diverifikasi untuk memastikan bahwa laboratorium tersebut dapat menerapkannya dengan baik.

Contoh metode resmi: - Farmakope Indonesia

- Farmakope Negara lain : USP,BP, dll

- Metode yang diterbitkan oleh “Environmental Protection Agency (EPA)” - Metode yang diterbitkan oleh “National Institute of Occupational safety and

Health (NIOS)”

c. Metode yang dikembangkan oleh organisasi profesional adalah metode yang dikembangkan oleh organisasi profesional sesuai dengan bidang disiplin keilmuan profesional tersebut.

Metode yang dikembangkan oleh organisasi profesional mempunyai reputasi nasional dan internasional sehingga dapat dianggap sebagai metode standar. Metode tersebut biasanya telah divalidasi antar laboratorium secara nasional dan atau antar negara. Laboratorium yang akan menggunakan metode tersebut hendaknya memverifikasi terlebih dahulu agar laboratorium tersebut mencapai karakteristik unjuk kerja yang ditetapkan dalam metode, terutama kebenaran, akurasi dan presisinya untuk membuktikan bahwa metode sesuai untuk penggunaan yang dimaksudkan. Tingkat dan sifat verifikasi metode demikian tergantung pada persyaratkan customer. Jika metode tersebut dapat memberi presisi 1% sedang yang diperlukan hanya 5%, biasanya sudah cukup jika laboratorium mampu menunjukkan bahwa presisi 5% tercapai.

Contoh metode yang dikembangkan oleh organisasi profesional:

- Metode yang diterbitkan oleh “Association of Official Analytical Chemist (AOAC) USA”

- Metode yang diterbitkan oleh “The Royal Society of Chemistry (Analytical Methods Committee)”

d. Metode pustaka adalah metode yang dipublikasikan dalam pustaka ilmiah terbuka yang terspesialisasi, seperti kimia analitik, analisis plastik, mikrobiologi, dan lain-lain.

Sebelum digunakan metode pustaka harus divalidasi karena penulis artikel asli sering kali melakukan “bias” dalam asesmen pada penggunaan, presisi dan akurasi.

Contoh metode pustaka:

- The Analyst Journal AOAC International

- Journal of Chromatography

e. Metode yang dikembangkan laboratorium (in house method) yaitu metode yang dirancang, diuji coba dan divalidasi berdasarkan parameter yang luas sedemikian oleh laboratorium itu sendiri agar metode itu sesuai dengan kebutuhan pengujian, handal serta memberikan hasil yang akurat dan dipercaya. Metode yang dikembangkan oleh laboratorium dapat merupakan karya asli laboratorium sendiri atau hasil modifikasi dari metode baku, metode resmi, metode pustaka, atau metode yang dikembangkan oleh organisasi profesional. Modifikasi umumnya dilaksanakan untuk menyederhanakannya atau untuk mengakomodasikannya bagi jenis sampel dengan matriks yang berbeda dari sampel asli atau untuk menghilangkan zat pengganggu yang tidak umum. Semua metode modifikasi harus divalidasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Pemilihan Metode Pengujian

Pemilihan metode pengujian adalah kritis untuk unjuk kerja laboratorium, tetapi pada kenyataannya tidak ada formula pemilihan atau kriteria yang ditetapkan untuk itu.

Penggunaan metode dalam pengujian untuk suatu sampel tertentu adalah: a. Metode pilihan customer.

Metode pilihan customer dapat mencakup metode standar atau metode non standar. Jika metode tersebut metode non standar, metode tersebut hendaknya edisi mutakhir dan wajib divalidasi terlebih dahulu. Laboratorium harus memberi tahu customer jika metode yang diajukan oleh customer sudah tidak sesuai atau sudah kadaluarsa.

Jika customer tidak mengkhususkan metode yang digunakan, laboratorium harus memilih metode yang sesuai. Metode pilihan laboratorium tersebut harus dievaluasi dengan memverifikasinya terlebih dahulu agar memberikan hasil yang memuaskan sebelum digunakan untuk pengujian sampel customer tersebut. Urutan pemilihan metode pengujian laboratorium adalah:

1. metode standar (baku), seperti SNI

2. metode standar nasional yang diterbitkan badan standarisasi negara lain 3. metode standar regional ( misalnya standar yang diterbitkan/diakui oleh

negara ASEAN)

4. metode standar yang ditetapkan suatu badan internasional, seperti FAO, WHO atau ISO

5. metode yang dikembangkan oleh organisasi profesional, seperti AOAC 6. metode “in-house”

7. metode pustaka (jurnal atau buku teks).

Pengkodean Metode Standar

Sistem pengkodean untuk menunjukkan Standar Nasional Indonesia dapat dilihat pada contoh di bawah ini :

SNI 13-3647.2-2000

(1) (2) (3) (4)

Kode (1) : terdiri dari tiga karakter abjad SNI. Karakter ini menunjukkan Standar Nasional Indonesia.

Kode (2) : terdiri dari 2 digit bilangan Arab yang menunjukkan kode Kelompok.

Kode (3) : terdiri dari paling sedikit 4 digit bilangan Arab untuk menyatakan nomor standar. Jika SNI tersebut terdiri dari beberapa bagian, maka nomor standar tersebut diikuti tanda titik dan nomor bagiannya.

Kode (4) : terdiri dari 4 digit bilangan Arab untuk menyatakan tahun penetapan sebagai standar Nasional Indonesia.

Kode kelompok SNI : 01 Petanian dan Pangan

02 Bahan dan Peralatan yang digunakan dalam Pertanian 03 Bangunan dan Konstruksi

04 Rekayasa Elektronik 05 Rekayasa Mekanik 06 Rekayasa Kimia 07 Logam 08 Tekstil 09 Rekayasa Otomotif 10 Perkapalan 11 Rekayasa Perkeretaapian 12 Barang-barang Rumah tangga 13 Pertambangan

14 Pulp dan Kertas 15 Keramik

16 Obat-obatan, Kosmetika dan Peralatan Kedokteran 17 Pesawat Terbang dan Penerbangan

18 Sumber daya dan Radioaktif 19 Standar Dasar dan Serbaneka

Faktor Pertimbangan Pemilihan Metode

Pertimbangan dalam pemilihan metode pengujian perlu dilakukan mengingat sifat dan komposisi sampel yang akan diuji sangat bervariasi.

Disamping itu metode analisis yang akan digunakan juga mempunyai tingkat akurasi, presisi, spesifisitas yang berbeda. Tidak selalu mungkin atau diperlukan sekali untuk mengoptimasi semua faktor-faktor tersebut selama analisis tertentu. Oleh karena itu, laboratorium harus mengevaluasi semua informasi yang tersedia dan dengan mempertimbangkan waktu analisis, biaya, resiko kesalahan dan kompetensi analis dalam pemilihan metode pengujian.

Sesuai dengan uraian di atas, pemilihan metode pengujian dapat didasarkan atas pertimbangan berbagai faktor berikut:

- metode yang dibuktikan oleh data validasi antar laboratorium atau sudah dilakukan uji kolaborasi

- metode yang telah diterapkan pada matriks yang sesuai

- metode yang telah diuji dan divalidasi pada rentang konsentrasi analit tertentu - metode yang digunakan secara luas

- metode yang sederhana, ekonomis serta cepat

- metode yang telah direkomendasikan atau diadopsi oleh organisasi internasional yang relevan

- metode yang dapat digunakan pada berbagai analit. Validasi dan Verifikasi

Validasi suatu metode adalah menetapkan dengan percobaan laboratorium yang sistematik, pemenuhan karakteristik unjuk kerja metode terhadap spesifikasi yang dikaitkan dengan penggunaan hasil pengujian yang dimaksudkan.

Karakteristik unjuk kerja (parameter) yang ditetapkan mencakup presisi, akurasi, selektivitas, spesifisitas, batas deteksi, batas kuantitasi, rentang, linearitas, sensitivitas dan kekasaran.

Tujuan dilakukannya validasi metode adalah bahwa metode yang digunakan harus dikarakterisasi dengan benar untuk menetapkan dengan jelas bidang penerapannya dan kehandalan mutlak yang diberikannya.

Verifikasi metode dilakukan pada semua metode standar atau metode yang telah divalidasi pada saat akan digunakan dan pada waktu tertentu secara berkala.

Tujuan dari verifikasi metode, antara lain:

1. untuk memastikan bahwa laboratorium/analis dapat menerapkan metode tersebut dengan baik (ketersediaan peralatan, fasilitas, pereaksi, penguji, keterampilan dan kompetensi)

2. untuk menjamin mutu hasil pengujian. Kriteria metode yang divalidasi atau diverifikasi:

1. metode yang telah divalidasi penuh (melalui uji kolaborasi) → verifikasi

2. metode yang telah divalidasi penuh (melalui uji kolaborasi), tetapi digunakan untuk matriks baru atau instrumen baru → validasi atau verifikasi terhadap akurasi, presisi dan batas deteksi

3. metode divalidasi tetapi tidak dilakukan uji kolaborasi → verifikasi ditambah dengan validasi terbatas berkaitan dengan reprodusibilitas dan batas deteksi

4. metode yang dipublikasikan dalam pustaka ilmiah dengan mencantumkan karakteristik → verifikasi ditambah dengan validasi terbatas berkaitan dengan presisi dan reprodusibilitas

5. metode yang dipublikasikan dalam pustaka ilmiah tetapi tanpa mencantumkan karakteristik → validasi dan verifikasi penuh

6. metode yang telah divalidasi penuh, kemudian dimodifikasi → validasi dan verifikasi penuh.

7. metode yang dikembangkan “in house” → validasi dan verifikasi penuh 8. metode yang tidak baku dan telah divalidasi → validasi dan verifikasi penuh. Berbagai parameter validasi:

1. Presisi adalah derajat kesesuaian diantara hasil uji individu jika metode uji diterapkan berulang-ulang terhadap multi sampling dari suatu sampel homogen. 2. Akurasi adalah ukuran ketepatan dari suatu metode pengujian, atau kedekatan

antara nilai hasil uji yang diukur dan nilai benar, atau nilai konvensional atau nilai acuan yang dapat diterima.

3. Spesifisitas adalah kemampuan untuk mengukur dengan akurat dan secara spesifik adanya analit atau berbagai komponen yang mungkin terdapat dalam matriks sampel, seperti ketidakmurnian, produk degradasi dan komponen matriks.

4. Batas deteksi adalah jumlah analit terendah dalam suatu sampel yang dapat dideteksi, dibawah kondisi percobaan yang ditetapkan, tetapi tidak perlu dikuantitasi.

5. Batas kuantitasi adalah suatu karakteristik penetapan kuantitatif untuk senyawa konsentrasi rendah dalam matriks sampel seperti ketidakmurnian dalam bahan ruah dan hasil degradasi dalam produk akhir.

6. Linearitas adalah kemampuan metode memperoleh hasil uji yang berbanding lurus dengan konsentrasi analit dalam suatu rentang yang ditetapkan.

7. Rentang adalah interval antara tingkat konsentrasi tinggi dan konsentrasi rendah dengan tingkat presisi, akurasi dan linearitas yang sesuai menggunakan metode tersebut.

8. Kekasaran adalah derajat reprodusibilitas hasil uji yang diperoleh dengan analisis sampel yang sama pada kondisi beragam, seperti laboratorium berbeda, instrumen yang berbeda, lot pereaksi berbeda, waktu pelaksanaan analisis yang berbeda, suhu analisis yang berbeda, hari yang berbeda, dan lain- lain.

9. Ketahanan adalah ukuran dari kapasitasnya untuk tetap tidak terpengaruh oleh perbedaan (variasi) hasil tetapi disengaja dalam parameter metode dan memberikan petunjuk kehandalannya selama penggunaan yang normal.

Unsur Data yang Dipersyaratkan untuk Validasi Metode Pengujian

Mengingat keragaman penetapan analitik adalah logis bahwa metode uji yang berbeda mensyaratkan pola validasi yang berbeda. Bagian ini mencakup kategori penetapan analitik yang paling umum dipersyaratkan untukdata validasi.

Kategori I

Metode pengujian untuk kuantisasi komponen utama bahan ruah atau bahan aktif (termasuk pengawet) dalam produk akhir.

Kategori II

Metode pengujian untuk penetapan ketidakmurnian dalam bahan ruah atau senyawa degradasi dalam produk akhir. Metode ini mencakup penetapan kuantitatif dan uji batas.

Kat

e gori III

Metode pengujian untuk penetapan karakteristik unjuk kerja (misalnya disolusi, pelepasan zat aktif obat).

Kategori IV

Metode pengujian identifikasi.

Untuk tiap kategori, diperlukan informasi analitik yang berbeda.

Tabel 1. Unsur data yang dipersyaratkan untuk uji validasi Karakteristik

unjuk kerja analitik

Uji

kategori I Uji kategori II kategori IIIUji KategoriUji IV Kuantitatif Kualitatif

Akurasi Ya Ya - - Tidak

Presisi Ya Ya Tidak ya Tidak

Spesifisitas Ya Ya Ya - Ya

Batas

Deteksi Tidak Tidak Ya - Ya

Batas Kuantitasi

Tidak Ya Tidak - Tidak

Linearitas Ya Ya Tidak - Tidak

Dokumen terkait