• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Orang ketiga terbatas

2.7 Adaptasi Novel ke Film .1 Sejarah Adaptasi Film

Menurut Garin Nugroho Sejarah penciptaan ialah sejarah adaptasi dari alam dan peristiwa yang terjadi di dalamnya ke dalam berbagai bentuk penciptaan, dari karya lukis, teater, hingga seni ketujuh, yaitu sinema. Sejarah sinema dunia khususnya Hollywood mencatat bahwa 90% skenario karya film maupun televisi berasal dari adaptasi, baik dari novel, komik, kisah nyata, hingga

41

berbagai materi yang ada dalam kehidupan.

Imam Tantowi pun menjelaskan bahwa adaptasi bukanlah transkip dari bentuk novel ke dalam bentu skenario. Adaptasi ialah interpretasi dari sebuah cerita novel. Yang harus diperhatikan oleh penulis skenario ialah harus melengkapi apa yang diperlukan novel itu agar menjadi lebih bagus. Sebuah skenario adaptasi dari novel dianggap berhasil jika skenario itu sukses mendapatkan taste dan essensi cerita serta jiwa dari novel aslinya.

Film adaptasi memiliki pengertian yaitu perpindahan teks dalam bentuk tulisan ke dalam bentuk film. Film merupakan suatu kerja “peniruan” (deretative wok) dimana hasil dalam bentuk tulisan ditiru dan diolah ke dalam bentuk medium yang lain yaitu gambar bergerak. Menurut buku Adaptation Studying Film Literature , film adapatasi diambil dari novel, certa pendek, novelette, persembahan teater (plays), buku non-fiksi, esai, novel grafik, atau puisi. Proses adaptasi dari novel ke film bukanlah suatu proses yang mudah. Namun demikian, dari dulu hingga sekarang banyak sekali film yang diciptakan merupakan hasil adaptasi daripada naskah drama, cerita pendek, ataupun novel.

Pada abad 17, Corneille telah menyederhanakan sebuah cerita abad pertengahan The Cid untuk sebuah pementasan, dengan menghilangkan beberapa adegan romantik menjelang pementasan. Ketika seorang penulis skenario mengadaptasi drama panggung tersebut untuk skenario film, yang dilakukannya adalah kebalikannya. Beliau justru memotong dialog-dialog panjang dan menambahkan kembali adegan-adegan yang sebelumnya yang telah digugurkan oleh penulis naskah drama.

Film Inherit the Wid yang dituliskan oleh Jerome Lawrence dan Robert E. Lee merupakan satu contoh film hasil adaptasi yang efektif. Versi panggungnya yang dipentaskan tahun 1955, hanya memanfaatkan ruang pengadilan di Tennessee untuk setting seluruh drama, yang bernama Bertram Cates yang diadili karena mengajarkan tentang evolusi. Sedangkan versi filmnya pada tahun 1960 diawali dengan pertemuan antara beberapa penduduk yang sedang menyelidiki kasus pengajaran yang dilakukan Cates. Dalam proses adaptasi dari buku ke film atau televisinya diyakini ada beberapa nilai yang menjadi dasar pelaksanaan proses tersebut. Sebuah film hasil adaptasi dari suatu karya sastra yang terpenting harus tetap mempertahankan spirit teks aslinya, tetapi pada saat yang sama film tersebut dituntut tetap tampil sebagai karya yang meyakinkan dalam genrenya. 2.7.2 Film Adaptasi di Indonesia

Lahirnya adaptasi dari novel ke dalam film biasanya disebabkan novel tersebut sudah terkenal dan menjadi best seller sehingga para apresiator ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana bila sebuah novel di filmkan.

Di Indonesia pun ide untuk mengangkat sumber cerita seperti novel dari berbagai genre sebagai bahan utama sudah lama dilakukan oleh para penerbit dan pengarah. Sebagian Berjaya meraih kejayaan yang fenomenal namun tak sedikit pula yang tidak mendapatkan apresiasi positif dari para penikmat dan penonton. Telah banyak novel-novel yang dijadikan cerita dalam film dan ditayangkan di bioskop-bioskop. Bukan saja novel itu sendiri yang mendapatkan sambutan hangat, malahan filmnya pun mendapatkan tanggapan positif. Film adatasi yang sebelumnya meraih kejayaan memberikan inspirasi bagi pembuat-pembuat film

lainnya untuk mengenengahkan teks-teks sastra seperti novel terutama dalam bentuk gambar. Banyak sekali novel-novel tertentu yang menjadi best selling di kalangan khalayak juga mengangkat jalan cerita yang telah teresdia menjadi sebuah film.

Sejarah film Indonesia juga mencatat sejumlah novel yang diangkat ke layar lebar. Teguh Karya mengangkat novel Badai Pasti Berlalu pada tahun 1974 karya Marga T menjadi sebuah film legendaris pada tahun 1977. Setelah 30 tahun berlalu, bukan hanya filmnya yang dikenang tetepi diproduksi kembali pada tahun 2007 dalam konsep masa kini,tapi album soundtrack nya telah habis dibeli oleh lebih dari 10 juta orang. Ia bahkan menjadi salah satu legenda musik Indonesia sepanjang masa.

Pengarang Novel populer seperti Mira W, menjadi salah satu penulis yang dilihat para pembuat film era 80-an. Dapat dilihat bagaimana novelnya menjadi film yang populer di masanya seperti Di sini Cinta Pertama Kali Bersemi, Merpati tak Pernah Ingkar Janji, Bilur-bilur Penyesalan, Dari Jendela SMP, Galau Remaja SMA, Masih ada Kereta yang akan Lewat, dll. Tidak kurang lebih dari 56 tajuk novel menjadi target para pembuat film dalam masa keemasan film nasional sejak

tahun 70-an hingga awal 90-an. 42

Perkembangan film nasional era 2000-an yang ditandai oleh fenomena sejumlah novel popular remaja Indonesia juga menjadi sasaran para pembuat film, seperti Eiffel I’m in Love, Dealova, Cintapucino, Detik Terakhir, dan Jomblo. Setelah booming melalui novel dan film nya, kemudian muncul novel sastra

42

seperti Ayat-ayat Cinta (2004), Laskar Pelangi (2005) yang mempunyai ambisi

kesastraan, dan menjadi jawaban setelah era novel remaja di awal 2000-an.43 Dan

sekarang banyak bermunculan adaptasi novel menjadi sebuah film di Indonesia.

2.7.3 Teori Adaptasi Film dan Jenis Teori dalam Film

Ada beberapa Teori Adaptasi Film dan Jenis Teori dalam Film, yaitu:44

1. Fidelity (kesetiaan) dan infidelity (ketidaksetiaan)

adalah teori yang digunakan dalam film adaptasi. Dalam tingkatan kesetiaan mewakili sejauh mana film adaptasi itu berhubungan erat dengan teks asal. Menurut John M. Desmond dan Peter Hawkes dalam buku Adaptation:

Studying Film and Literature (2-3)45:

We will not used fidelity “as an evaluative term that measure the merit of films, but as a descriptive term that allows discussion of the relationship between companion works”.

Sepeti yang dikatakan diatas ,dimana seolah-olah mempersonifikasikan film itu dengan memberikannya sifat-sifat manusia yaitu setia. Sebenarnya boleh dikatakan adaptasi novel itu setia kepada teks asal. Jelas istilah tadi membawa penilaian moral.

2. Close Adaptation

Merupakan keseluruhan atau mayoritas elemen naratif dalam teks sastra yang masih dikekalkan dalam film, sebagian elemen saja yang digugurkan, dan tidak banyak elemen yang ditambah.

43 http://www.anneahira.com/koleksi-filmindonesia.htm.10-4-2012.

44 Esai Adaptasi dari Novel ke Filem dalam Ketika Cinta Bertasbih.

45

3. Intermediate Adpatation

Merupakan film adaptasi yang hanya mengekalkan sebagian elemen dalam cerita tetapi elemen-elemen yang lain digugurkan, dan banyak elemen lain yang dimasukkan. Adaptasi menyimpang daripada teks asal tetapi masih mengekalkan struktur utama.

4. Loose adaptation

Merupakan film adaptasi yang juga membawa maksud elemen penceritaan dalam teks asal digugurkan dan tidak dimasukkan ke dalam film, banyak juga elemen dalam film itu diganti atau ditambah.

Dokumen terkait