• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Power Supply

2.6.1 Adaptor 12 Volt

Adaptor adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah tegangan AC (arus bolak-balik) yang tinggi menjadi tegangan DC (arus searah) yang lebih rendah. Seperti yang kita tahu bahwa arus listrik yang kita gunakan di rumah, kantor dll, adalah arus listrik dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang didistribusikan dalam bentuk arus bolak-balik atau AC. Akan tetapi, peralatan elektronika yang kita gunakan hampir sebagian besar membutuhkan arus DC dengan tegangan yang lebih rendah untuk pengoperasiannya. Oleh karena itu diperlukan sebuah alat atau rangkaian elektronika yang bisa merubah arus dari AC menjadi DC serta menyediakan tegangan dengan besar tertentu sesuai yang dibutuhkan.

Rangkaian yang berfungi untuk merubah arus AC menjadi DC tersebut disebut dengan istilah DC Power suply atau adaptor. Rangkaian adaptor ini ada yang dipasang atau dirakit langsung pada peralatan elektornikanya dan ada juga yang dirakit secara terpisah. Untuk adaptor yang dirakit secara terpisah biasanya merupakan adaptor yang bersipat universal yang mempunyai tegangan output yang

30

bisa diatur sesuai kebutuhan, misalnya 3 Volt, 4,5 Volt, 6 Volt, 9 Volt,12 Volt dan seterusnya.

Dalam prinsip kerjanya kedua sistem adaptor tersebut berbeda, adaptor step-down menggunakan teknik induksi medan magnet, komponen utamanya adalah kawat email yang di lilit pada teras besi, terdapat 2 lilitan yaitu lilitan primer dan lilitan skunder, ketika listrik masuk kelilitan primer maka akan terjadi induksi pada kawat email sehingga akan terjadi gaya medan magnet pada teras besi kemudian akan menginduksi lilitan skunder. Sedangkan sistem switching menggunakan teknik transistor maupun IC switching, adaptor ini lebih baik dari pada adaptor teknik induksi, tegangan yang di keluarkan lebih stabil dan komponennya suhunya tidak terlalu panas sehingga mengurangi tingkat resiko kerusakan karena suhu berlebih.

Gambar 2.17 Adaptor 12 Volt

Bagian-bagian pada sebuah adaptor terdapat beberapa bagian atau blok yaitu trafo (transformator), rectifier (penyearah) dan filter

1. Trafo (Transformator) Adalah sebuah komponen yang berfungsi untuk menurunkan atau menaikan tegangan AC sesuai kebutuhan. Pada sebuah adaptor, trafo yang digunakan adalah trafo jenis step down atau trafo penurun tegangan.

Gambar 2.18 Simbol Trafo

Trafo tediri dari 2 bagian yaitu bagian primer dan bagian sekunder, pada masing-masing bagian terdapat lilitan kawat email yang jumlahnya berbeda.

Untuk trafo step-down, jumlah lilitan primer akan lebih banyak dari jumlah sekunder. Lilitan Primer merupakan input dari pada Transformator sedangkan Output-nya adalah pada lilitan sekunder. Meskipun tegangan telah

diturunkan, output dari Transformator masih berbentuk arus bolak-balik (arus AC) yang harus diproses selanjutnya.

2. Rectifier (Penyearah)

Gambar 2.19 Simbol Rectifier

Dalam rangkaian adaptor atau catu daya, tegangan yang sudah di turunkan oleh trafo, arusnya masih berupa arus bolak-balik atau AC. Karena arus yang dibutuhkan oleh rangkaian elektronika adalah arus DC, sehingga harus disearahkan terlebih dahulu. Bagian yang berfungsi untuk menyearahkan arus AC menjadi DC pada adaptor disebut dengan istilah rectifier ( penyearah gelombang ). Rangkaian Rectifier biasanya terdiri dari komponen Dioda.

3. Filter (Penyaring) adalah bagian yang berfungsi untuk menyaring atau meratakan sinyal arus yang keluar dari bagian rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari komponen Kapasitor (Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau ELCO ( Electrolyte Capacitor ).

Gambar 2.20 Simbol Filter

Sebenarnya dengan adanya bagian trafo, rectifier dan filter syarat dari sebuah adaptor sudah terpenuhi, namun terkadang tegangan yang dihasilkan biasanya tidak stabil sehingga diperlukan bagian lain yaitu yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan dan mendapatkan tegangan yang akurat. Bagian tersebut adalah bagian regulator atau pengatur tegangan.

BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

3.1 Metodologi Perancangan

Proses tugas akhir dimulai dari studi pustaka, yaitu mengumpulkan teori-teori pendukung. Langkah selanjutnya adalah merancang sistem berdasarkan teori-teori yang didapat. Analisa kebutuhan meliputi kebutuhan perangkat lunak dan perangkat keras sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Setelah semua komponen telah tersedia maka akan dilakukan proses integrasi perancangan sistem perangkat lunak dan perangkat keras secara terpisah. Setelah sistem perangkat lunak dan perangkat keras telah berhasil dibuat. Selanjutnya akan dilakukan proses pengujian sistem, jika pengujian berhasil, maka akan dilakukan proses penerapan, yaitu penggabungan sistem perangkat lunak dan perangkat keras menjadi satu sistem yang saling

Arduino Nano adalah salah satu papan pengembangan mikrokontroler yang berukuran kecil, lengkap dan mendukung penggunaan breadboard. Arduino nano juga merupakan versi mini dari Arduino Uno, perbedaannya adalah Arduino Nano menggunakan IC dengan ukuran kecil. Pada rangkaian alat penggerak jemuran pakaian otomatis ini, Arduino yang berfungsi sebagai mikrokontroler digunakan sebagai pengontrol, penerima data dan pengolah data dalam sistem elektronika alat.

2. Sensor Cahaya / LDR

LDR adalah sensor cahaya yang memiliki 2 terminal output, dimana kedua terminal output tersebut memiliki resistansi yang dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Fungsi sensor LDR pada alat ini yaitu untuk mendeteksi ada atau tidaknya cahaya yang mengenai permukaan sensor tersebut. Jika pada permukaan sensor LDR tersebut terkena cahaya maka motor stepper akan mengeluarkan pakaian secara otomatis untuk dijemur dan sebaliknya jika sensor

LDR tidak terkena cahaya maka motor stepper akan menarik pakaian yang terjemur kedalam rumah sehingga tidak terkena air hujan.

3. Sensor Hujan MD 0127

Sensor MD0127 merupakan alat ukur yang berukuran 5 cm x 4 cm digunakan untuk mendeteksi tetesan atau rintikan air hujan. Dapat digunakan untuk berbagai projek yang berhubungan dengan cuaca. Fungsi sensor hujan MD 0127 pada alat ini yaitu untuk mendeteksi adanya tetesan air hujan yang mengenai permukaan sensor tersebut, jika sensor tersebut mendeteksi adanya air hujan maka jemuran pakaian akan tertarik kedalam rumah yang digerakkan oleh motor stepper dan sebaliknya.

4. Motor Stepper Nema17

Motor stepper adalah sebuah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper yang dipakai pada alat tugas akhir ini yaitu motor stepper nema 17 yang berfungsi untuk menggerakkan jemuran pakaian secara otomatis sesuai dengan perintah dari arduino.

5. Adaptor 12 Volt

Adaptor adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah tegangan AC (arus bolak-balik) yang tinggi menjadi tegangan DC (arus searah) yang lebih rendah. Akan tetapi, peralatan elektronika yang kita gunakan hampir sebagian besar membutuhkan arus DC dengan tegangan yang lebih rendah untuk pengoperasiannya. Oleh karena itu diperlukan sebuah alat atau rangkaian elektronika yang bisa merubah arus dari AC menjadi DC serta menyediakan tegangan dengan besar tertentu sesuai yang dibutuhkan. Rangkaian yang berfungi untuk merubah arus AC menjadi DC tersebut disebut dengan istilah DC Power suply atau adaptor.

3.1.2 Tahap Pembuatan Sistem

Pada tahap Pembuatan sistem penulis memaparkan bagaimana perancangan pembuatan sistem,baik mulai dari peracangan rangkaian,hingga menyelesaikan perancangan alat secara keseluruhan. Sehingga dapat melalukan pengujian nantinya.

3.1.2.1 Perancangan PCB

Perancangan PCB (Printed Circuit Board) dilakukan bersama dengan perancangan tata letak komponen. Proses ini sangat erat kaitannya dengan pola PCB.

34

Dalam merancang tata letak komponen dan pembuatan jalur, perlu diperhatikan hal hal berikut ini:

a. Letakkan komponen yang rapi dan simetris.

b. Menghindari sudut/belokan yang tajam agar jalur tidak mengelupas.

Dalam merancang PCB pada tugas akhir ini digunakan Eagle 7.1.0. Software ini digunakan untuk memberikan kemudahan dalam merancang rangkaian dan layout PCB. Dimana pada bagian kit menggunakan eagle dan mengubahnya kedalam bentuk board dan tampilannya sebagai berikut :

Gambar 3.1 Rangkaian Bord PCB

Pola dan gambar jalur yang telah dibuat melalui protel kemudian dicetak ke dalam board melalaui tahapan sebagai berikut :

1. Mencetak gambar layout PCB yang telah dibuat pada kertas kemudian di fotocopy pada plastik tembus pandang (transparansi).

2. Proses selanjutnya adalah proses penyablonan secara langsung di atas lembaran PCB dengan menggunakan sekrin. Sekrin yang digunakan harus sudah membentuk gambar layout PCB pada permukaan sekrin tersebut. Penyablonan juga bisa menggunakan Setrika yaitu dengan menempelkan plastik yang telah di gambar layout PCB kemudian dipanaskan dengan menggunakan setrika sampai lapisan gambar menempel pada lembaran PCB.

3. Memasukkan PCB yang telah tersablon / digambari kedalam air hangat yang telah dilarutkan dengan bubuk Flerri Clorite. Wadah yang digunakan untuk melarutkan Flerri Clorite menggunakan bahan plastik (selain logam).

4. Rendam PCB kedalam larutan ferri clorite selama 5 – 10 menit dengan perbandingan 10 gram bubuk ferri chlorite untuk 100 cc air panas.

Goyang-goyang wadah atau tempat perendam PCB agar seluruh lapisan tembaga yang tidak tertutup polar jalur PCB dari sablon dapat terkikis habis lebih cepat.

5. PCB dibersihkan dengan menggunakan tissue / kapas untuk menghilangka sisa-sisa larutan ferri chlorite dari papan PCB. Untuk menghilankan bekas jalur sablon menggunakan tiner / bensin.

6. Proses pelubangan PCb dengan menggunakan bor PCB dengan diameter bor 0,8 mm atau 1,0 mm.

3.1.2.2 Pemeriksaan dan Perbaikan PCB

Tahapan tahapan dalam pemeriksaan dan perbaikan jalur PCB adalah sebagai berikut:

a. Menghubungkan jalur PCB yang putus dengan menggunakan kabel atau melapisinya dengan timah.

b. Memotong dan memisahkan jalur PCB yang mengalami hubungan singkat dengan jalur lain dengan menggunakan cutter.

3.1.2.3 Penyolderan Komponen

Menyolder adalah proses membuat sambungan logam secara listrik dan mekanis menggunakan logam tertentu (timah) dengan menggabungkannya dengan alat khusus (solder). Alat ini berfungsi untuk memanaskan sambungan pada suhu tertentu. Solder memiliki sebuah elemen pemanas yang menghasilkan panas. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penyolderan komponen adalah sebagai berikut:

a. Waktu dan suhu penyolderan jangan sampai merusak komponen yang akan disolder.

b. Kematangan timah pada titik sambung diusahakan sebaik mungkin sehingga tidak mempengaruhi kerja rangkaian.

36

3.2 Perancangan Sistem 3.2.1 Diagram Blok Sistem

Diagram merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari suatu atau lebih komponen yang memiliki kesatuan kerja tersendiri,dan setiap blok komponen mempengaruhi komponen yang lainnya. Diagram blok merupakan salah satu cara yang paling sederhana untuk menjelaskan cara kerja dari suatu sistem.

Dengan diagram blok kita dapat menganalisa cara kerja rangkaian dan merancang hardware yang akan dibuat secara umum. Adapun diagram blok dari system yang dirancang,seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.2 Diagram Blok

Penjelasan fungsi tiap blok dari diagram blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Blok Power Supply 5 v : Sebagai sumber tegangan sistem 2. Blok Sensor Cahaya : Sebagai alat ukur cahaya

3. Blok Sensor hujan : Sebagai alat ukur curah hujan

4. Blok Arduino Nano : Sebagai pengendali keseluruhan sistem 5. Blok Power Supply 12 volt : Sebagai tegangan pada microstepper

TB6600 dan Motor Stepper

6. Blok Motor Stepper : Sebagai motor penggerak tali jemuran 7. Blok Jemuran Masuk : Menandakan jemuran masuk ke rumah 8. Blok Jemuran Keluar : Menandakan Jemuran Keluar

3.2.2 Perancangan Rangkaian Sistem

3.2.2.1 Perancangan Rangkaian Arduino Nano

Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem yang ada.

Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC Mikrokontroler Arduino nano. Semua program diisikan pada memori dari IC ini sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. Mikrokontroller Arduino nano memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan kerja.

Gambar 3.3 Rangkaian Arduino nano

Tujuan menanamkan program pada mikrokontroler adalah agar rangkaian elektronik dapat membaca input, memproses input tersebut dan kemudian menghasilkan output sesuai yang diinginkan. Arduino dengan bootloader dan software yang user friendly sehingga menghasilkan sebuah board mikrokontroler yang bersifat open source yang bisa dipelajari dan dikembangkan. Arduino mempunyai bahasa pemograman sendiri dan bootloader yang dapat menjembatani software compiler arduino dengan mikrokontroler.

Masing-masing dari 14 pin digital pada Arduino Nano dapat digunakan sebagai input atau output, dengan menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(). Semua pin beroperasi pada tegangan 5 volt.

38

3.2.2.2 Perancangan Rangkaian Sensor LDR

Pada rangkaian sensor LDR pin A0 Arduino dihubungkan ke kaki kanan LDR sebagai analog input. Kaki kiri LDR dihubungkan ke vcc pin arduino dan juga dihubungkan ke gnd. Rangkaian sensor LDR ini berfungsi sebagai alat ukur cahaya sesuai dengan prinsip kerja sensor LDR pada umumnya yaitu semakin banyak cahaya yang mengenai LDR maka nilai resitansinya akan menurun dan sebaliknya semakin sedikit cahaya yang mengenai LDR maka nilai hambatan nya akan semakin besar.

Gambar 3.4 Rangkaian Sensor LDR 3.2.2.3 Perancangan Rangkaian Sensor Hujan

Pada rangkaian sensor LDR pin A1 Arduino dihubungkan ke input sensor hujan sebagai analog input. Kaki Vcc sensor hujan dihubungkan ke vcc pin arduino dan juga kaki gnd dihubungkan ke gnd. Rangkaian sensor hujan ini berfungsi sebagai alat ukur curah hujan yang bekerja sesuai dengan prinsip kerja module sensor padda alat ini yaitu jika sensor hujan semakin basah maka nilainya akan semakin kecil,dan jika semakin kering nilainya akan semakin besar. Pada sensor hujan ini terdapat ic komparator yang dimana output dari sensor ini dapat berupa logika high dan low (on atau off). Serta pada modul sensor ini terdapat output yang berupa tegangan pula.

Sehingga dapat dikoneksikan ke pin khusus Arduino yaitu Analog Digital Converter.

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Hujan

3.2.2.4 Perancangan Rangkaian MicroStepper TB6600 dan motor stepper Pada rangkaian micro stepper pin dir tb6600 dihubungkan ke pin 2 arduino, pin pul dihungkan ke pin 3 arduino. Pada motor stepper dihubungkan sesuai rangkaian. Dan adaptor 12 volt dihubungkan kekutub positif dan negative di tb6600.

Gambar 3.6 Rangkaian MicroStepper TB6600 dan motor stepper

Rangkaian driver mikrostepper TB6600 digunakan untuk menggerakkan motor stepper bipolar dua fase. Dengan arus maksimum 3,5 A kontinu, driver TB6600 ini dapat digunakan untuk mengontrol motor stepper yang cukup besar

40

seperti NEMA 23. Motor stepper biasanya memiliki ukuran langkah 1,8 ° atau 200 langkah per revolusi, ini mengacu pada langkah penuh.

3.2.2.5 Perancangan Rangkaian Keseluruhan Sistem

Dalam perancangan alat ini menggunakan dua buah sensor yaitu sensor LDR dan sensor hujan. Sensor LDR adalah sensor cahaya yang memiliki 2 terminal output, dimana kedua terminal output tersebut memiliki resistansi yang dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Dimana nilai resistansi kedua terminal output LDR akan semakin rendah apabila intensitas cahaya yang diterima oleh LDR semakin tinggi.

Pada rangkaian sensor LDR pin A1 Arduino dihubungkan ke input sensor hujan sebagai analog input. Kaki Vcc sensor hujan dihubungkan ke vcc pin arduino dan juga kaki gnd dihubungkan ke gnd.

Sensor hujan adalah jenis sensor yang berfungsi untuk mendeteksi terjadinya hujan atau tidak. Pada sensor hujan ini terdapat ic komparator yang dimana output dari sensor ini dapat berupa logika high dan low (on atau off). Pada rangkaian sensor LDR pin A1 Arduino dihubungkan ke input sensor hujan sebagai analog input. Kaki Vcc sensor hujan dihubungkan ke vcc pin arduino dan juga kaki gnd dihubungkan ke gnd.

.

Gambar 3.7 Perancangan Keseluruhan Sistem

Hubungan antara arduino nano dengan sensor LDR dan sensor hujan yaitu,saat sensor LDR mendeteksi adanya cahaya dan sensor hujan mendeteksi adanya rintikan air hujan maka data akan dikirim ke arduino nano sehingga akan di proses untuk memberi perintah pada motor stepper sesuai dengan kondisi pada sensor dan menggerakkan jemuran pakaian otomatis.

Jika Sensor Ldr terkena cahaya maka motor stepper akan berputar menggerakkan jemuran keluar rumah dan Jika sensor hujan mendeteksi adanya rintikan hujan permukaan sensor maka motor stepper akan berputar dan menggerakkan jemuran pakaian ke dalam rumah secara otomatis.

Rangkaian Power Supply berfungsi mensuplai tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian catu daya ini terdiri dari satu keluaran yaitu 5 Volt. Keluaran 5 Volt ini digunakan untuk mensuplai ke mikrokontroller Arduino nano,Sensor LDR dan sensor hujan. Dan untuk microstepper akan diberikan tegangan sebesar 12 volt.

3.2.3 Flow Chart Sistem

Flowchart adalah suatu bagan dengan simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses (instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program. Dalam pembuatan sistem yang dilakukan menghasilkan flowchart sebagai berikut :

42

Tidak

Tidak

Gambar 3.8 Flowchart Sistem Mulai

Inisialisasi

Motor Stepper OFF

Jemuran Masuk

LDR Terkena Cahaya

Jemuran Keluar Motor Stepper ON

Sensor Hujan terkena Air

Jemuran Masuk Motor Stepper ON

Jemuran Keluar

Motor Stepper ON

Selesai

Mekanisme kerja dari alat yang dirancang adalah arduino nano akan menerima dan menginisialisasi data sesuai dengan pendeteksian kedua sensor dan akan diproses sesuai dengan kondisi yang ada pada sensor. Jika motor stepper dalam kondisi off maka posisi jemuran masih berada dalam rumah. Jika sensor Ldr terkena cahaya maka jemuran akan keluar dengan kondisi motor stepper on dan jika sensor hujan terkena air maka jemuran akan masuk kedalam rumah dan motor stepper On,dan jika sensor hujan tidak terkena air,jemuran akan keluar dengan keadaan motor stepper on.

Proses kerja alat ini akan berlangsung sesuai dengan kondisi yang terdeteksi oleh kedua sensor tersebut.

3.2.4 Perancangan Pemrograman Sistem

Pemrograman ini menggunakan suatu mode ISP (In System Programming) mikrokontroler harus dapat diprogram langsung pada papan rangkaian dan rangkaian mikrokontroler dan harus dapat dikenali oleh program downloader. Pada pengujian ini berhasil dilakukan dengan dikenalinya jenis mikrokontroler oleh program downloader yaitu Arduino.

Gambar 3.9 Informasi Signature Pemrograman Sistem

Arduino menggunakan Kristal dengan frekuensi 8 MHz, apabila Chip Signature sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu singkat, bisa dikatakan rangkaian mikrokontroler bekerja dengan baik dengan mode ISP-nya.

44

3.3 Pengujian Rangkaian Dan Pengukuran Hasil Sistem 3.3.1 Pengujian Rangkaian Sensor LDR

Pada rangkaian sensor LDR dilakukan pengujian untuk melihat kerja sistem LDR dan batas ambang kerja nilai LDR ketika gelap dan terang.

Tabel 3.1 Pengujian Rangkaian Sensor LDR Pengujian

Sensor LDR

VIN VOUT

Gelap 5V 1,7 V

Terang 5V 4,4 V

Pengujian dan pengukuran rangkaian sensor ldr dilakukan pada kondisi gelap dan terang dengan masing-masing nilai Vin sebesar 5 Volt. Pengujian sensor ldr pada saat kondisi gelap diperoleh nilai Vout sebesar 1,7 volt dan memiliki nilai selisih dengan Vin sebesar 3,3 volt dan pada saat kondisi terang diperoleh nilai Vout nya sebesar 4,4 Volt dan memiliki nilai selisih dengan Vin sebesar 0,6 Volt.

3.3.2 Pengujian Rangkaian Sensor Hujan MD0127

Pengujian pada sensor hujan dilakukan pada dua kondisi yang berbeda yaitu kondisi terkena air dan tidak terkena air. Pada pengujian rangkaian sensor hujan dilakukan pengukuran apakah sensor hujan berfungsi dengan baik.

Tabel 3.2 Pengujian Rangkaian Sensor Hujan Pengujian Sensor

Hujan

VIN VOUT

Tidak Terkena Air 5 V 4,8 V

Terkena Air 5 V 1,3 V

Setelah dilakukan pengujian dan pengukuran pada sensor hujan tersebut diperoleh nilai Vout sensor hujan pada saat terkena air yaitu sebesar 1,3 Volt dan pada saat tidak terkena air yaitu sebesar 4,8 Volt. Selisih nilai Vin dan Vout sensor hujan pada saat terkena air yaitu sebesar 1,3 Volt dan pada saat tidak terkena air yaitu sebesar 0,2 volt dengan masing-masing masukan pada sensor hujan sebesar 5 Volt.

3.3.3 Pengujian Rangkaian Micro Stepper TB6600

Pada pengujian rangkaian mikro stepper TB6600 dilakukuan pengukuran apakah sistem kerja mikro stepper yang dibungkan ke motor stepper berfungsi dengan baik.

Tabel 3.3 Pengujian Rangkaian MicroStepper TB6600 Pengujian Mikro

Stepper TB6600

V IN V OUT

B+ dan B- 12,18 V 2,017 V

A+ dan A- 12,18 V 1,390 V

Micro stepper 12,18 V 11.99 V

BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENGUKURAN

4.1 Pembahasan Hasil Pengukuran 4.1.1 Pengukuran Nilai Sensor LDR

Pengukuran nilai sensor LDR pada alat jemuran pakaian otomatis ini dilakukan dengan cara memberi cahaya dan tidak memberi cahaya pada sensor LDR.

Semakin banyak cahaya yang mengenai LDR maka nilai resistansinya akan menurun, dan sebaliknya semakin sedikit cahaya yang mengenai LDR maka nilai hambatannya akan semakin membesar. Hasil pengukuran nilai sensor LDR dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1 Pengukuran Nilai Sensor LDR

NO Kondisi Nilai Sensor LDR

1 Gelap 769

2 Gelap 694

3 Terang 357

4 Terang 236

Pengukuran nilai sensor LDR dilakukan pada dua kondisi yaitu pada kondisi gelap dan terang. Setelah dilakukan pengukuran sensor LDR pada kondisi gelap maka nilai sensor nya yaitu sebesar 769 dan pada saat kondisi terang maka nilai sensornya yaitu sebesar 236. Besar kecilnya nilai hasil pengukuran pada sensor tersebut dipengaruhi oleh cahaya yang diterima paada permukaan sensor LDR.

4.1.2 Pengukuran Nilai Sensor Hujan MD0127

Pengukuran nilai sensor hujan pada alat jemuran pakaian otomatis ini dilakukan dengan memberi tetesan air dan tidak memberi tetesan air pada sensor hujan. Jika sensor hujan semakin basah maka nilainya akan semakin kecil,dan jika semakin kering nilainya akan semakin besar. Nilai maksimal sensor hujan ketika kering yaitu sebesar 1024. Hasil pengujian dan pengukuran sensor hujan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.2 Pengukuran Nilai Sensor Hujan

NO Kondisi Nilai Sensor Hujan

1 Kering 1000

2 Kering 987

3 Basah 451

4 Basah 329

Pengukuran nilai sensor hujan dilakukan pada dua kondisi yaitu pada kondisi basah dan kondisi kering. Setelah dilakukan pengukuran sensor hujan pada kondisi kering

Pengukuran nilai sensor hujan dilakukan pada dua kondisi yaitu pada kondisi basah dan kondisi kering. Setelah dilakukan pengukuran sensor hujan pada kondisi kering

Dokumen terkait