BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM
3.2 Perancangan Sistem
3.2.3 Flowchart Sistem
Flowchart adalah suatu bagan dengan simbol tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses (instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program. Dalam pembuatan sistem yang dilakukan menghasilkan flowchart sebagai berikut :
42
Tidak
Tidak
Gambar 3.8 Flowchart Sistem Mulai
Inisialisasi
Motor Stepper OFF
Jemuran Masuk
LDR Terkena Cahaya
Jemuran Keluar Motor Stepper ON
Sensor Hujan terkena Air
Jemuran Masuk Motor Stepper ON
Jemuran Keluar
Motor Stepper ON
Selesai
Mekanisme kerja dari alat yang dirancang adalah arduino nano akan menerima dan menginisialisasi data sesuai dengan pendeteksian kedua sensor dan akan diproses sesuai dengan kondisi yang ada pada sensor. Jika motor stepper dalam kondisi off maka posisi jemuran masih berada dalam rumah. Jika sensor Ldr terkena cahaya maka jemuran akan keluar dengan kondisi motor stepper on dan jika sensor hujan terkena air maka jemuran akan masuk kedalam rumah dan motor stepper On,dan jika sensor hujan tidak terkena air,jemuran akan keluar dengan keadaan motor stepper on.
Proses kerja alat ini akan berlangsung sesuai dengan kondisi yang terdeteksi oleh kedua sensor tersebut.
3.2.4 Perancangan Pemrograman Sistem
Pemrograman ini menggunakan suatu mode ISP (In System Programming) mikrokontroler harus dapat diprogram langsung pada papan rangkaian dan rangkaian mikrokontroler dan harus dapat dikenali oleh program downloader. Pada pengujian ini berhasil dilakukan dengan dikenalinya jenis mikrokontroler oleh program downloader yaitu Arduino.
Gambar 3.9 Informasi Signature Pemrograman Sistem
Arduino menggunakan Kristal dengan frekuensi 8 MHz, apabila Chip Signature sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu singkat, bisa dikatakan rangkaian mikrokontroler bekerja dengan baik dengan mode ISP-nya.
44
3.3 Pengujian Rangkaian Dan Pengukuran Hasil Sistem 3.3.1 Pengujian Rangkaian Sensor LDR
Pada rangkaian sensor LDR dilakukan pengujian untuk melihat kerja sistem LDR dan batas ambang kerja nilai LDR ketika gelap dan terang.
Tabel 3.1 Pengujian Rangkaian Sensor LDR Pengujian
Sensor LDR
VIN VOUT
Gelap 5V 1,7 V
Terang 5V 4,4 V
Pengujian dan pengukuran rangkaian sensor ldr dilakukan pada kondisi gelap dan terang dengan masing-masing nilai Vin sebesar 5 Volt. Pengujian sensor ldr pada saat kondisi gelap diperoleh nilai Vout sebesar 1,7 volt dan memiliki nilai selisih dengan Vin sebesar 3,3 volt dan pada saat kondisi terang diperoleh nilai Vout nya sebesar 4,4 Volt dan memiliki nilai selisih dengan Vin sebesar 0,6 Volt.
3.3.2 Pengujian Rangkaian Sensor Hujan MD0127
Pengujian pada sensor hujan dilakukan pada dua kondisi yang berbeda yaitu kondisi terkena air dan tidak terkena air. Pada pengujian rangkaian sensor hujan dilakukan pengukuran apakah sensor hujan berfungsi dengan baik.
Tabel 3.2 Pengujian Rangkaian Sensor Hujan Pengujian Sensor
Hujan
VIN VOUT
Tidak Terkena Air 5 V 4,8 V
Terkena Air 5 V 1,3 V
Setelah dilakukan pengujian dan pengukuran pada sensor hujan tersebut diperoleh nilai Vout sensor hujan pada saat terkena air yaitu sebesar 1,3 Volt dan pada saat tidak terkena air yaitu sebesar 4,8 Volt. Selisih nilai Vin dan Vout sensor hujan pada saat terkena air yaitu sebesar 1,3 Volt dan pada saat tidak terkena air yaitu sebesar 0,2 volt dengan masing-masing masukan pada sensor hujan sebesar 5 Volt.
3.3.3 Pengujian Rangkaian Micro Stepper TB6600
Pada pengujian rangkaian mikro stepper TB6600 dilakukuan pengukuran apakah sistem kerja mikro stepper yang dibungkan ke motor stepper berfungsi dengan baik.
Tabel 3.3 Pengujian Rangkaian MicroStepper TB6600 Pengujian Mikro
Stepper TB6600
V IN V OUT
B+ dan B- 12,18 V 2,017 V
A+ dan A- 12,18 V 1,390 V
Micro stepper 12,18 V 11.99 V
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENGUKURAN
4.1 Pembahasan Hasil Pengukuran 4.1.1 Pengukuran Nilai Sensor LDR
Pengukuran nilai sensor LDR pada alat jemuran pakaian otomatis ini dilakukan dengan cara memberi cahaya dan tidak memberi cahaya pada sensor LDR.
Semakin banyak cahaya yang mengenai LDR maka nilai resistansinya akan menurun, dan sebaliknya semakin sedikit cahaya yang mengenai LDR maka nilai hambatannya akan semakin membesar. Hasil pengukuran nilai sensor LDR dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Pengukuran Nilai Sensor LDR
NO Kondisi Nilai Sensor LDR
1 Gelap 769
2 Gelap 694
3 Terang 357
4 Terang 236
Pengukuran nilai sensor LDR dilakukan pada dua kondisi yaitu pada kondisi gelap dan terang. Setelah dilakukan pengukuran sensor LDR pada kondisi gelap maka nilai sensor nya yaitu sebesar 769 dan pada saat kondisi terang maka nilai sensornya yaitu sebesar 236. Besar kecilnya nilai hasil pengukuran pada sensor tersebut dipengaruhi oleh cahaya yang diterima paada permukaan sensor LDR.
4.1.2 Pengukuran Nilai Sensor Hujan MD0127
Pengukuran nilai sensor hujan pada alat jemuran pakaian otomatis ini dilakukan dengan memberi tetesan air dan tidak memberi tetesan air pada sensor hujan. Jika sensor hujan semakin basah maka nilainya akan semakin kecil,dan jika semakin kering nilainya akan semakin besar. Nilai maksimal sensor hujan ketika kering yaitu sebesar 1024. Hasil pengujian dan pengukuran sensor hujan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.2 Pengukuran Nilai Sensor Hujan
NO Kondisi Nilai Sensor Hujan
1 Kering 1000
2 Kering 987
3 Basah 451
4 Basah 329
Pengukuran nilai sensor hujan dilakukan pada dua kondisi yaitu pada kondisi basah dan kondisi kering. Setelah dilakukan pengukuran sensor hujan pada kondisi kering maka diperoleh nilai pengukuran nya sebesar 1000 dan pada saat kondisi basah diperoleh nilai pengukurannya sebesar 329. Nilai hasil pengukuran sensor hujan dipengaruhi oleh tetesan air yang mengenai permukaan sensor hujan tersebut.
4.1.3 Pengukuran Rangkaian Power Supply
Rangkaian power supply adalah hal yang pertama yang harus diperhatikan mengingat catu daya adalah sumber tegangan dari alat. Apabila catu daya tidak bekerja dengan baik, maka akan mempengaruhi kinerja sistem dari alat tersebut sehingga alat tidak dapat bekerja maksimal.
Tabel 4.3 Pengukuran Nilai Power Supply
In (AC Volt)
Adaptor (DC 12 V) Input Tegangan micro
stepper TB6600
USB 5 volt Input Tegangan
Sistem
228,2 12,118 4,9
48
4.2 Program Keseluruhan Sistem
Pemrograman pada alat ini menggunakan sebuah mode yaitu mode ISP (In System Programming). Berikut ini adalah program yang digunakan untuk melakukan pengujian alat :
digitalWrite (dirPin,LOW);
//for (int i = 0; i <9; i++) { digitalWrite(stepPin, HIGH);
delayMicroseconds(500); // ganti delay untuk mempercepat motor digitalWrite(stepPin, LOW);
delayMicroseconds(500); // ganti delay untuk mempercepat motor // delay (1000);
}
else if ((sensorLDR>500)&&(sensorHujan>100)){
Serial.println ("keluarkan");
digitalWrite (dirPin,HIGH);
//for (int i = 0; i < stepsPerRevolution*9; i++) { digitalWrite(stepPin, HIGH);
delayMicroseconds(500); // ganti delay untuk mempercepat motor digitalWrite(stepPin, LOW);
delayMicroseconds(500); // ganti delay untuk mempercepat motor }
else if ((sensorLDR<51)&&(sensorHujan<=0)){
Serial.println ("angkat");
digitalWrite (dirPin,LOW);
// for (int i = 0; i < stepsPerRevolution*9; i++) { digitalWrite(stepPin, HIGH);
delayMicroseconds(500); // ganti delay untuk mempercepat motor digitalWrite(stepPin, LOW);
delayMicroseconds(500); // ganti delay untuk mempercepat motor }
else if(sensorHujan<=500){
Serial.println("Angkat");
digitalWrite (dirPin,LOW);
//for (int i = 0; i < stepsPerRevolution*9; i++) { digitalWrite(stepPin, HIGH);
delayMicroseconds(500); // ganti delay untuk mempercepat motor
50
digitalWrite(stepPin, LOW);
delayMicroseconds(500); // ganti delay untuk mempercepat motor }
}
4.3 Desain Perancangan Alat
Dalam peracangan alat menggunakan triplek yang dibentuk sebuah miniatur rumah dengan ukuran panjang 80 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 60 cm. Pada tiang jemuran menggunakan konsep mekanik pulley dan belt.
Gambar 4.1 Perancangan mekanik
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan tahap perancangan dan pembuatan sistem yang kemudian dilanjutkan dengan tahap pengujian dan analisa maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada alat penggerak jemuran pakaian otomatis ini, jika sensor LDR terkena cahaya maka secara otomatis motor stepper akan bergerak mengeluarkan jemuran pakaian kebagian luar rumah sehingga pakaian dapat terjemur dan mengenai cahaya dan sebaliknya. Jika sensor LDR tidak terkena cahaya maka motor stepper akan menarik jemuran pakaian kedalam rumah sehingga tidak terkena hujan,dan hasil analisa dari pengukuran sensor LDR yaitu jika sensor ldr terkena cahaya maka nilai nya akan semakin kecil dan jika sensor ldr tidak terkena cahaya maka nilainya akan semakin besar.
2. Prinsip kerja dari module sensor ini yaitu pada saat ada air hujan turun dan mengenai panel sensor maka akan terjadi proses elektrolisasi oleh air hujan. Jika pada sensor hujan mendeteksi adanya air maka motor stepper akan menarik jemuran kedalam rumah sehingga jemuran tidak terkena hujan dan sebaliknya jika sensor hujan tidak terkena air atau dalam keadaan kering maka motor stepper akan menggerakkan jemuran keluar sehingga jemuran pakaian tersebut terkena cahaya matahari dan hasil analisa dari pengukuran sensor hujan yaitu Jika sensor hujan semakin basah maka nilainya akan semakin kecil,dan jika semakin kering nilainya akan semakin besar. Nilai maksimal sensor hujan ketika kering yaitu sebesar 1024.
3. Dengan pemanfaatan teknologi system Arduino nano dapat membuat membuat sistem penggerak alat jemur pakaian otomatis
52
5.2 Saran
Beberapa saran untuk pengembangan program dan penelitian lebih lanjut adalah sebagai berikut :
1. Dengan beberapa pengembangan dan penyempurnaan system dari alat ini akan dapat lebih sempurna lagi hasilnya.
2. Pemrograman yang telah ada lebih disederhanakan lagi,dan dijelaskan lebih detail agar lebih mudah dipahami
DAFTAR PUSTAKA
Adi, A. N. 2010. Mekatronika. Graha Ilmu. Yogyakarta Ardian.2008.Deskripsi Pin ATMega8.Jakarta
Bambang.Murdaka.Eka.Jati. 2013.Fisika 1.Yogyakarta.UGM.
Dickbon Kho.2014.Pengertian Power Supply dan Jenis-Jenisnya.Skripsi.Vol7 Darmawan, H. A. 2016. Arduino, Belajar Cepat dan Pemrograman. Informatika
Bandung. Bandung Jasa Pendidikan dan Pelatihan. 1997. Materi Kursus
“Pemeliharaan Lanjutan II Peralatan Kontrol dan Instrumen PLTU Kontrol Automatik. PT PLN (PERSERO).
Gunadi. 2013. Teori Dasar Motor Stepper Rangkaian Driver dan Pemrograman Motor Stepper. Surabaya: Universitas Airlangga Press.
Mohamad.Ishaq,D.2017.Fisika Dasar.Jilid 2.Yogyakarta.Graha ilmu.
Ryan.2012.Komponen Dasar Elektronika.Jakarta
Trikueni Dermanto.2014.Desain Sistem Kontrol.Tugas Akhir.Vol 4.Hal 21
Ogata, Katsuhiko, Jakarta. 1994. “Teknik Kontrol Automatik Jilid 1”, Diterjemahkan Oleh Ir.Edi Leksono, Erlangga
http://indomaker.com/index.php/2019/01/17/mendeteksi-hujan-menggunakan-rain-sensor-dan-arduino/
https://www.nyebarilmu.com/tutorial-arduino-mengakses-driver-motor-l298n/
https://cahaya14design.wordpress.com/2014/05/07/pengertian-fungsi-adaptor/