• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adegan yang Diteliti

Dalam dokumen Semiotika Perlawanan Korupsi Film Aku Padamu (Halaman 98-117)

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN HASIL ANALISIS

C. Adegan yang Diteliti

Sebelum menganalisa secara detail narasi dalam adegan praktik korupsi, peneliti akan lebih dulu memaparkan komponen-komponen naratif yang menjadi acuan dalam memahami adegan khusus ini beradasarkan unsur naratif film.

1. Tokoh

Dalam film ini tokoh utamanya adalah laras dan Vano. Laras divisualisasikan sebagai seorang wanita modern yang bersifat angkuh terhadap hal yang berkaitan dengan korupsi ia pun memiliki hati yang kuat dan teguh pendirian. Hal ini dilatar belakangin oleh kehidupan keluarga laras yaitu ayahnya yang melakukan korupsi dalam mengangkat guru honorer dan memberikan SK untuk menjadi guru tetap. Yang mana, guru favoritnya yang baik hati, ikhlas, jujur dan berdedikasi tinggi yaitu pak markun menjadi korban korupsi ayahnya hingga akhirnya wafat dalam kejujurannya. Lain halnya dengan Vano, meski ia menjadi lelaki yang ingin dinikahi Laras, namun dalam adegan ini ia divisualisasikan sebagai pemuda yang tidak memikirkan hal kecil yang lamabt laun dapat merusak sistem dan prilaku baik manusia, ia pun menghalalkan segala cara dan dengan mudah mengamini praktik korupsi agar dapat melancarkan proses pernikahannya dengan menyuap seorang calo KUA.

2. Masalah dan Konflik

Terdapat dua masalah yang memicu atau keadaan yang memicu terjadinya praktik korupsi. Yang pertama adalah ketika pengangkatan guru honorer menjadi guru tetap. Disini keadaam yang dimanfaatkan ayah laras sebagai penguasa sistem. Ia mengangkat guru honorer dan memberikannya SK sebagai guru tetap bukan berdasarkan kompetensi guru, melainkan berdasarkan uang yang diberikan padanya sebagai pelicin.

Yang kedua adalah keadaan atau masalah yang timbuk ketika laras dan Vano akan melaksanakan pernikahan sedangkan syaratnya tidak terlengkapi.

Dalam keadaan seperti ini dimanfaatkan oleh calo untuk mencari uang. Calo yang telah berkordinasi dengan oknum pegawai KUA memanfaatkan orang yang sedang dalam berkeinginan tinggi menikah namun kekurangan syarat, dengan berjanji akan mempermudah prosesi pernikahan meski syaratnya tidak dilengkapi dengan memberikan sejumlah uang, dimana calo memprovokasi mereka dengan dalil-dali agama.

3. Lokasi

Terdapat dua lokasi terjadinya praktik korupsi. Yang pertama adalah rumah laras. Disini sutradara memvisualisasikan dengan baik, mulai dari properti dan tata latar yang apik, sehingga memunculkan konstruksi realitas yang apik.

Kemudian yang kedua adalah di depan kantor KUA. Tempat dimana laras, Vano dan calo bernegosiasi. Dalam adegan ini pun properti yang dipakai cukup lengkap dan menghasilkan konstruksi realitas yang rapih.

4. Waktu

Waktu yang digunakan dalam adegan ini terbagi menjadi bebrapa bagian. Namun jika kita menarik jalur narasi film, adegan ini hanya terjadi di siang hari. Yaitu saat dimana Vano menjemput Laras yang menurut perhitungan peneliti terjadi di pagi hari menuju siang. Kemudian menuju KUA. Disini terjadi kuartel antara Vano dan Laras yang disebabkan kurangnya persyaratan untuk menikah. Vano ingin agar mereka segera meresmikan hubungan mereka dengan pernikahan, namun Laras tidak setuju karena Vano menghalalkan segara cara. Masing-masing mereka kecewa atas

perbedaan keputusan dari masing-masing yang tidak sejalan. Kekecewaan laras bertambah karena telfon Vano yang selalu berdering dari kantor menanyakan tentang pekerjaannya yang ditinggal sementara waktu. Ini menandakan waktu terjadinya adegan tersebut terjadi siang hari, karena masih terhitung jam kerja.

Flash back ke masa lampau dimana Laras ketika itu masih kecil, yaitu ketika sang ayah memeriksa berkas-berkas para guru yang terdaftar sebagai kandidat menjadi guru tetap, ini pun divisualisasikan terjadi pagi hari. Melihat dari faktor lighting yang menggunakan soft light atau denga kata lain agaar cahaya membuat objek tampak lebih tipis. Simbol lain yang mendukung adalah adanya kopi dimeja sang ayah yang menemaninya memeriksa berkas masih mengepul, juga adanya laras yang bermain-main disekitar

ayahnya.Kemudian adegan kembali lagi KUA. Flash back selanjutnya pada

adegan dimana Pak Markun bertemu murid-muridnya yang hendak menuju sekolah, ini pun terjadi pada pagi hari, ini dibuktikan dengan sinar matahari yang diproyeksikan ketika memasuki adegan ini, juga adanya pemain figuran sebagai petani yang melintas menuju sawah membawa pacul dan adanya

dialog yang diucapkan salah seorang murid yaitu “selamat pagi Pak

Markun”. Adegan ini terdapat pada durasi 03:11 hingga 03:44.

Adegan kembali lagi ke KUA. Kurangnya syarat pernikahan dimanfaatkan oleh calo yang berjanji memberikan bantuan dengan memberikan sejumlah uang sebagai balasannya. Vano yang ingin sekali menyegerakan menikah dengan laras melaui terpancing dengan tawaran yang

menggiurkan. Karena ia merasa telah melakukan semua prosedur, dan hanya kurang kartu keluarga, sehingga bayar orang seperti ini kan biasa anggapnya. Calo pun semakin semangat merayu dan menyakinkan kedua pasangan ini, namun laras yang memiliki pengalam pahit dengan korupsi memilih menolak melakukannya. Setelah perdebatan panjang, laras menceritakan kisah tentang gurunya yang menolak menyuap ayahnya demi mendapatkan SK sebagai guru tetap dan lebih memilih menarik hati murid-muridnya.

Pak markun, pada durasi 09:27 berada didalam kamar rumahnya berdandan badut untuk menghibur murid-muridnya. Tak bosannya sang istri terus meminta agar suaminya membayar saja SK tersebut, agar kehidupannya lebih bersahaja. Ia termangu mendengar perkataan istrinya, disatu sisi ia ingin membahagiakan istrinya dan dsisi lain ia tidak mau melakukan perbuatan korup tersebut. Namun pak markun tetap memilih jalannya sendiri. Kemudiania menuju sekolah dengan berdandan badut dan membawa balon menanti murid-muridnya pulang sekolah dan memberikan pelajaran moral melalui kisah-kisah yang ia ceritakan. Ini pun terjadi pada siang hari, dengan

simbol murid-murid yang telah menyelesaikan studinya di sekolah.2

Pada flash back terakhir adalah adegan pak markun terbaring sakit

hingga akhirnya harus wafat. Adegan ini pun terjadi pada siang hari. Simbol yang memperkuat adegan ini terjadi siang hari adalah jendela yang terbuka dengan cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan dan menyinari wajah pak markun. Pencahayaan ini bertujuan memvisualisasikan profil pak markun

2

secara tidak langsung yang terbaring lemas diatas kasur, tehnik pengambilan

gambar adegan ini menggunakan door frame shot.

Semiotik dalam Adegan “PerlawananKorupsi”

1. Tanda-Tanda dan Kode

Tanda-tanda dan simbol yang sengaja ditampilkan secara alami dalam adegan ini memiliki makan tertentu. Yang mana kita mengetahui bahwa pemaknaan tanda berbeda-beda dalam suatu wilayah, sehingga memerlukan pemahaman mengenai konvensi dalam memaknainya. Dan dalam adegan ini, tanda-tanda dan kode yang dimunculkan merupakan faktor kesengajaan yang ditimbulkan.

Peneliti akan mencoba merangkai unsur tanda dan kode pada adegan perlawanan korupsi dengan cara mengklasifikasikan tanda-tanda yang secara tidak langsung memiliki makna, yang disebut konotasi. Peneliti memilih tanda sebagai denotasi dan konotasi hanya berdasakan tingkat relevansi dengan tujuan penelitian. Berikut konotasi dan denotasi adegan utama :

2. Denotasi dan Konotasi

Tabel 4.7

Analisis Tanda Denotasi dan Konotasi Dalam Skenario

Tanda Denotasi Tanda Konotasi dan Mitos

Map Sampul berkas atau data yang berupa kertas. Menjadi

sekumpulan data-data.

Amplop Sampul surat. Menjadi isyaratkan elemen korupsi yang

berisikan uang.

Uang Alat transaksi jual beli. Menjadi alat penyuapan

KUA Tempat diselenggarakannya pernikahan secara resmi.

Menjadi tempat terselenggara korupsi.

Calo Perantara. Menjadi pencari keuntungan berorientasi

kepada hal negatif.

Sekolah Tempat belajar mengajar. Menjadi tempat terjadinya

transfer ilmu

Seragam SD Identitas murid. Menjadi identitas tingkat pendidikan.

Menjadi

Seragam guru Identitas guru. Menjadi identitas guru sebagai pengajar

Kemeja Kerapihan. Menjadi simbol yang melambangkan guru honorer.

Murid-murid Kehidupan sekolah. Menjadi lambangkan generasi

penerus.

Pohon Tumbuhan. Menjadi lambang kehidupan.

Rokok Simbol kedewasaan. Menjadi keseriusan berfikir

sebagai simbol mencar ketenangan dalam kepenatan.

Badut Penghibur. Menjadi kelucuan yang disukai anak-anak.

Balon Simbol anak-anak. Menjadi simbol kegembiraan dan

benda yang disukai anak-anak.

Bunga Tumbuhan kembang. Menjadi lambang uangkapan

perasaan kasih sayang.

Motor Alat transportasi modern. Menjadi simbol pria mandiri.

Helm. Instrumen berkendara motor. Menjadi simbol orientasi

keselamatan dan disiplin akan perarturan lalu-lintas.

Taxi Alat transportasi umum modern. Menjadi alat

transportasi tertentu dan dalam keadaan tertentu.

Minuman botol Minuman kemasan yang dapat dibeli dimana saja.

Menjadi waktu yang panjang pengurusan Vano di KUA.

Dasi yang miring Ketidak rapihan menjadi kekacauan berfikir yang

berorientasi pada situasional.

Jabat tangan Produk budaya tertentu. Menjadi simbol kesepakatan

antara kedua belah pihak.

Telepon genggam Alat komunikasi modern jarak jauh. Menjadi tolak ukur

mobilitas seseorang. Tabel 4.8.

Ikon, Indeks dan Simbol dalam adegan “Perlawanan korupsi”

Ikon Perlawanan terhadap korupsi, yang hingga hal berkaitan dengan kesakralan agama pun masih dikorupsi. Calo yang ditampilkan merupakan visualisasi penyakit sistem yang menjamur diman-mana. Uang, KUA, guru, sekolah, pohon, guru yang menjadi badut, kancing kemeja yang terlepas dengan dasi yang miring. Dalam penelitian ini, peneliti ingi mengeksplorasi bentuk lain dari ikon sebagai batas kemiripan makna.

Indeks Perkataan, ucapan dan dialog dalam narasi yang memiliki unsur kausalitas terhadap peristiwa. Dalam adegegan ini terdapat teks besar yang memunculkan indeks cukup dominan. Yaitu pada adegan dialog antara Vano dan laras setelah kemunculan calo yang merayu untuk digunakan jasanya.

Berikut kata-kata tersebut:

―aku bisa baca dan aku suka baca, kaerna guru yang paling keren sedunia yang namanya pak markun selalu punya cerita menarik buat muridnya. Dia enggak bisa mengajar karena dia menolak

nyogok untuk bisa dapet SK jadi guru tetap. Tapi dia enggak nyerah gitu aja, dia rela jadi bahan tertawaan hanya karena untuk deket sam kita murid-muridnya. Dia rela jadi dirinya susah Cuma karena nolak nyogok papa aku‖.3

Setelah kata-kata yang diungkapkan dengan kesedihan dan pengalaman yang mendalam ini, perlahan Vano mulai menyadari perbuatannya.

Simbol Mental yang pantang menyerah terhadap kebathilan, sopan santun pak markun yang mengagumkan, tutur dan perlakuan

yang hangat kepada murid-murid pak markun serta

kegigihannya menanamkan kebaikan kepada muridnya hingga akhir hayat sebagai simbol pengalaman pahit yang berharga yang menginspirasi laras.

Tabulasi Analisis Elemen Adegan

Sebelum memasuki penelitian elemen film, peneliti akan mamasukan terlebih dahulu beberapa potongan shot yang berkaitan langsung dengan permasalahan utama dalam penelitian ini, berikut visualisasinya:

Tabel 4.9.

Visualisasi shot dari Adegan “Perlawanan korupsi”

Visualisasi Verbal dan Non Verbal

Adegan Utama Adegan-Adegan Pendukung

Durasi 03:32 / 16:32

3

Durasi 06:22 / 16:32

Durasi 12:20 /16:32

Durasi 12:47 / 16:32

Durasi 13:38 / 16:32

Durasi 16:03 / 16:32

a. Analisis Simbolik dan Narasi Antara Adegan Utama dan Pendukung Pada Tabel 4.9.

Tabel diatas merupakan serangkaian narasi yang saling terkait satu sama lain. Peneliti akan menganalisis simbolik dan narasi sesuai dengan kebutuhan analisis film Metz. Dalam rangkaian gambar diatas, sutradara mencoba menampilkan sebuah nilai penting mengenai sebuah perlawanan terhadap korupsi dan dampak yang ditimbukan dengan alur film yang kilas-balik. Yang mana seluruh adegan pendukung ini ditampilkan kilas balik mulai dari perjalanan menuju KUA hingga akhir film dengan tujuan menimbulkan

dua kesan. Pertama kesan review flash back laras yang sedang berhadapan

korupsi. Kedua adalah mempersingkat waktu narasi film yang menggunakan

flash back yang digabung dengan tehnik elliptical editing.

Pada gambar 1 kolom 1 yang berfungsi sebagai peran utama mempunyai makna semiotik dan sinematik sendiri dibandingkan dengan adegan-adegan pendukung yang berfungsi sebagai pengantar naratif. Dalam gambar terlihat bagaimana laras melawan praktik korupsi yaitu dengan pergi meningkalkan Vano dan calo.

Pada kolom 2 baris pertama, terlihat adegan laras yang sedang berad dekat ayahnya yang sedang memeriksa isi amplop didalam berkas peserta calon guru tetap. Ketika itu laras yang masih kecil melihat map berkas gurunya pak markun diletakan dilantai, ia pun secara langsung mengatakan kepada ayahnya ―ini guruku‖ dan sang ayah kemudian memeriksa isi berkas tersebut dengan mencari amplop yang berisikan uang, ia bilang pada laras ―gak ada‖ kemudian diletakannya kembali berkas itu dilantai.

Adegan ini memvisualisasikan sebuah fakta sistem perekrutan yang dewasa ini banyak dimanfaatkan oleh penguasa sistem tersebut untuk merauk keuntungan pribadi tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan dari perbuatannya tersebut.

Pada baris 2 kolom 2, adegan pak markun yang secara sengaja disetting oleh sutradara bertemu dijalan dengan murid-muridnya yang sama-sama meuju ke sekolah. Dalam perjalanan melangkah ke sekolah ditampilkan dedikasi pak markun sebagai guru yang baik dengan memberikan pelajaran moral meskipun tidak sedang dalam sekolah. Berikut dialog dengan murid-murid ketika menuju sekolah yang diawali pada durasi 03:11:

Pak Markun : jadi, kita itukan cerminan dari rumah kita ya..kalau misalnya kita suka bohong dirumah, berarti kita juga diluar suka?

Murid-murid : bohong... (dengan serempak menjawab)

Pak Markun : sudah pada ngerjain PR belom ini dirumah?

Murid-murid : sudah....(menjawab bersamaan)

Dalam adegan ini shot yang digunakan adalah shot on location.

Kemudian efek kamera menggunakan tehnik pan, di mana kamera bergerak

bergeser ke arah kiri untuk mendapatkan objek utama. Adegan selanjutnya adalah pada baris 3 kolom 3 dimana laras yang telah berada didalam kelas yang melihat keluar jendela kaca. Ia melihat pemecatan pak markun oleh guru setempat, karena posisinya sebagai guru penggganti telah terisi oleh guru baru yang telah mendapatkan SK. Laras yang divisualisasikan berada didalam kelas kemudian tehnik jarak kamera yang menggunakan close up bertujuan untuk mengangkat efek psikologis laras kecil yang telah mengetahui sebelumnya bahwa berkasnya tidak diterima oleh ayahnya. Ini pun bertujuan membangun aspek psikologi penonton mengenai dampak korupsi secara tidak langsung.

Kemudian adegan pendukung pada baris 4 kolom 4. Adegan ini adalah adegan yang mengingatkan laras akan sosok pak markun sebagai guru yang ikhlas, baik, dan selalu memiliki cara untuk mengajar dengan baik dan ceria meskipun tidak lagi berstatus sebagai gurunya disekolah. Dalam adegan ini tehnik tata suara menggunakan tehnik dieges sound yang diambil langsung dari lokasi shot, kemudian menambahkan ilustrasi musik agar suasana ceria lebih nampak realistis.

Selanjutnaya adalah adegan pada baris 5 kolom 5. Adegan ini sesungguhnya masih satu adegan dengan adegan sebelumnya, namun peneliti menilai ada makna konotasi yang berbeda didalamnya. Adalah adegan dimana pak markun yang sedang berdandan menjadi badut bercerita kepada murid-muridnya setelah pulang sekolah. Adapun cerita pak markun kepada murid-muridnya yang yang sebelumnya diawali oleh percakapan antara murid-murid dan pak markun. Cerita ini teringat oleh laras hingga dewasa yaitu ketika ia berhadapan dengan praktik korupsi adalah sebagai berikut:

Murid-murid :Pak markun... Pak markun..(kemudian disambut beramai-ramai oleh murid-murid yang lain

Pak markun : wah..masih kenal bapak, ada yang mau balon gak?

Murid-murid : Mau.... (semua menjawab dengan bahagia)..pak cerita dong pak, cerita...

Pak Markun : Cerita...mau denger cerita dari bapak?

Murid-murid : mau... (dengan riang gembira mereka kompak menjawab)

Pak Markun : mau kekelas bapak yang lebih luas sekarang..atapnya aja awan, lampunya ada yang bisa tebak apa?

Murid-murid : matahari

Pak Markun : ketika kamu nanti mengalah, menyerah untuk jujur, matahari akan menangis...seperti apa menangisnya, huja...halilintar akan tertawa, geledeknya dimana-mana...duar duar duar..samapai akan membuat hati kecil kalian porak-poranda, tidak terdengar suaranya...ssss hening.

Pada adegan ini peneliti melihat kejanggalan, yaitu pada kostum murid-murid yang sebelumnya menggunakan seragam sekolah karena baru pulang sekolah yang berganti menjadi pakaian sehari-hari. Namun pesan yang ingin disampaikan sutradara adalah adegan cerita dan pesan cerita yang teringat oleh laras hingga dewasa.

Kemudian adegan pendukung selanjutnya adalah pada bari 6 kolom 6. Adegan ini menampilkan ketegasa Laras dalam menolak korupsi. Terjadi perdebatan antara laras dan Vano yang berselisih pendapat antar keduanya. Berikut ulasan dialog perdebatan mereka:

Vano : aku fikir kamu sudah siap waktu kamu bilang iya.

Laras : kamu enggak ngerti berarti.

Vano : bantu aku ngerti dong. Jangan marah terus ngambek gtu aja. Itu kamu banget tuh geleng-geleng. Aku ini serius, klo kamu belum apa-apa aja udah sabotase sendiri....

Laras : aku tu sedih, kita baru mau mulai aja kamu udah ngentengin.

Vano : lho, aku bukan ngentengin, aku tu kalau bisa kawin sama kamu detik ini, ya aku maunya detik ini juga. Dan aku akan ngelakui apa saja untuk itu, itu salah?

Laras : ya salah, karena kamu belum usaha yang besar, terus kamu mau nyogok orang dalam gitu aja, kalau Tuhan aja kamu sogok, gimana entar?

Vano : lho, siapa yang mau nyogok Tuhan? Aku tu cuma mikirinnya kamu kok.

Laras : makanya aku bilang, kamu itu enggak ngerti. Konsep hidup baru kamu itu aneh berarti.

Vano : Kok aneh sih, gitu aja kok jadi masalah.

Dalam dialog ini memvisualisasikan keteguhan hati laras menolak melakukan korupsi.

Adegan selanjutnya pada baris 7 kolom 7. Adegan ini menampilkan akhir perjuangan pak markun melawan korupsi karena terbaring sakit hingga akhirnya wafat. Dalam adegan ini juga terdapat istri pak markun yang dalam kesedihannya menyesali perbuatannya selalu mendesak suaminya untuk melakukan korupsi dengan membayarkan sejumlah uang untuk mendapatkan SK guru tetap. Ternik door frame shot yang digunakan yaitu teknik pengambilan gambar yang menunjukkan kamera perekam berada diluar lokasi

obyek berackting bertujuan menyampaikan karakter dan memvisualisasikan secara tidak langsung keadaan batin laras berduka atas apa yang terjadi pada gurunya.

Adegan selanjutnya yang merupakan adegan pendukung terkhir pada baris 8 kolom 8. Didalam adegan ini nampak Vano dan Laras berjabar tangan dengan senyum yang lebar menandakan kebahagiaan keduanya. Sutradara memvisualisasikan adegan ini sebagai bentuk kesepakatan antara keduanya karena Vano yang telah memahami pebuatanya serta dampak yang ditimbulkan melalui cerita yang dikemas oleh Laras. Uangkapan kesepakatan yang diawali oleh Vano terdengar penuh semangat pertentangan akan korupsi, yaitu ―if you wanna do right thing, let’s do it right way‖.4

Tabel 4.10

Temuan analisis visualisasi shot dari Adegan “Perlawanan korupsi”

No Elemen Temuan Analisis

1 Mise En Scane What :

Contoh yang kongkret adalah pada simbol calo. Calo merupakan salah satu elemen yang dekat dengan praktik korupsi. Calo merupakan representasi dari lemahnya sistem dan hukum yang mana dewasa ini banyak meresahkan masyarakat.

Kostum sekenanya saja yang digunakan

memvisualisasikan ketidaksiapan mereka untuk

menikah, atau dengan kata lain lebih

membangun kesan realitas yang kuat untuk

kawin lari. Ditambah bungan yang

mengisyaratkan dua sejoli yang dilanda asmara. Laras yang pergi meninggalkan Vano dan calo karena tidak tahan dan tak ingin terseret dalam

4

perbuatan korupsi pada setting latar di Kantor Urusan Agama (KUA).

What effect:

Efek yang muncul dari serangkaian perpaduan mise en adegan adalah perwujudan setting on location yang lapang yang menghadirkan teras KUA. Kemudian penunjuk status sosial Laras, Vano dan calo serta penunjuk ruang dan waktu kejadian.

Pencahayaan high key lighting,

pembangunkarakter yang memadai serta aktor yang interpretatif dalam membangun narasi yang realistis.

What meaning:

Sistem makna yang ditampilkan yaitu melalui pendekatan konotasi dan denotasi. Pada adegan denotasi yang muncul adalah calo, KUA, kursi taman dan taxi. Sedangkan makna konotasi sudah dijelaskan sebelumnya diatas.

How:

Pembangunan mise en adegan yang dilakukan sutradara difokuskan pada aspek setting dan pemain. Settinga yang menampilkan realitas yaitu di teras KUA merupakan konstruksi mise en adegan pada adegan utama.

Pemilihan yang selektif bertujuan membangun mood dengan baik agar sampai kepada penonton. Sama halnya dengan pemilihan pemain. Dalam adegan ini pemain telah terseleksi dengan baik terkait penampilan fisik maupun karater yang melekat pada pemain, atau biasa disebut seleksi materi dan non materi. Pupose:

Dengan melihat adegan diatas, tampak bahwa tujuan sutradara adalah memvisualisasikan karakter Laras, Vano, calo dan berbagai

pendukung narasi lainnya. Mood yang

menyedihkan pada karakter laras yang kuat membuat rasa ingin tahu kelanjutan pada

bagaimana sikap keputusan laras dalam

melawan korupsi.

2 Editing Pada adegan ini tehnik yang digunakan

didominasi oleh tehink 180° yang bertujuan agar kamera tidak melewati garis aksi ketika transisi

shot (cut) dilakukan. Tehnik ini tidak berdiri

saling bersinergi satu sama lain dalam tehnik editing 180°.

Sekuen montas yang disajikan cukup menarik, karena dukungan narasi yang baik sehingga

menciptakan ketegangan yang realistis.

Dalam dokumen Semiotika Perlawanan Korupsi Film Aku Padamu (Halaman 98-117)

Dokumen terkait