• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.5. Adopsi Program KB dan Faktor – faktor yang Mempengaruhi

Adopsi yang dimaksud adalah penerimaan program KB oleh responden, meliputi kesediaan responden mengikuti program KB, alat KB yang digunakan sesuai dengan keinginan, akan mengikuti petunjuk penggunaan alat KB dan akan mendatangi tempat layanan KB.

Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kesediaan responden mengikuti KB (4,23), alat KB sesuai dengan keinginan responden (4,16), bersedia mengikuti petunjuk menggunakan alat KB (4,13), akan mendatangi tempat layanan KB (4,18). Total nilai rata-rata keputusan responden untuk mengadopsi program KB adalah 4,18. Dengan demikian, keputusan masyarakat untuk mengadopsi layanan KB dan alat kontrasepsi KB dikatakan berhasil.

Menurut Rogers (2003), gagasan dasar hirarki efek komunikasi adalah bahwa seorang individu biasanya harus melalui perubahan pengetahuan hingga perubahan perilaku yang terbuka dalam rangkaian tahapan kumulatif yang umumnya sejajar dengan tahapan dalam proses keputusan-inovasi. Gagasan dasar hirarki efek komunikasi adalah bahwa seorang individu biasanya harus melalui perubahan pengetahuan hingga perubahan perilaku yang terbuka dalam rangkaian tahapan kumulatif yang umumnya sejajar dengan tahapan dalam proses keputusan-inovasi.

4.5.1. Pengaruh Aspek Kognitif Sikap Terhadap Adopsi Program KB

Sikap pasangan usia subur terhadap program KB dengan keputusan untuk mengadopsi layanan dan alat kontrasepsi KB ada dalam Tabel 21.

Tabel 21 Jumlah dan persentase responden menurut aspek kognitif sikap terhadap adopsi di Kecamatan Bojonggede tahun 2011

Adopsi

Sikap Kognitif

Rendah Sedang Tinggi

Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

Rendah 0 0 0 0 0 0

Sedang 0 0 1 100 1 1,01

Tinggi 0 0 0 0 98 98,99

Jumlah 0 0 1 100 99 100

Data di atas menunjukkan bahwa responden yang memiliki komponen kognitif sikap sedang, 100 persen tingkat adopsinya juga sedang. Sementara responden yang memiliki sikap kognitif tinggi, tingkat adopsinya juga tinggi. Dengan demikian, ada hubungan antara komponen kognitif sikap dengan keputusan masyarakat untuk mengadopsi program KB

4.5.2. Pengaruh Aspek Afektif Sikap Terhadap Adopsi Program KB

Aspek afektif sikap terhadap keputusan responden untuk

mengadopsi KB dapat dilihat pada table 22

Tabel 22 Jumlah dan persentase responden menurut aspek afektif sikap terhadap adopsi di Kecamatan Bojonggede tahun 2011

Adopsi

Sikap Afektif

Rendah Sedang Tinggi

Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen

Rendah 0 0 0 0 0 0

Sedang 0 0 0 0 1 1,01

Tinggi 0 0 1 100 98 98,99

Jumlah 0 0 1 100 99 100

Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang memiliki komponen sikap afektif sedang dan afektif tinggi sama-sama memiliki keputusan

yang tinggi untuk mengadopsi KB. Dengan demikian tidak ada hubungan antara komponen afektif sikap dengan keputusan responden untuk mengadopsi KB Tabel 23 Hubungan sikap responden dengan adopsi di Kecamatan Bojonggede tahun 2011

Sikap pasangan usia subur terhadap program KB dengan keputusan untuk mengadopsi layanan dan alat kontrasepsi KB dari matriks korelasi dapat disimpulkan ada hubungan sangat nyata pada α = 0,01 antara kognitif sikap dengan adopsi memiliki korelasi yang cukup (0,469). Dengan demikian, kognitif sikap responden memiliki hubungan dengan keputuan untuk mengadopsi program KB.

Ada hubungan sangat nyata pada α = 0,01 antara afektif sikap dengan

adopsi memiliki korelasi yang kuat (0,706). Dapat disimpulkan bahwa afektif sikap responden memiliki hubungan yang kuat dengan keputusannya untuk mengadopsi program KB.

Tingkat pertama yang terjadi dalam proses penyebarluasan gagasan adalah pengetahuan. Pada tingkatan ini, terjadi proses (1) mengingat informasi, (2) memahami pesan, dan (3) pengetahuan atau ketrampilan mengadopsi inovasi secara efektif.

Setelah pengetahuan, tahapan dilanjutkan dengan tahap persuasi. Menurut Rogers (2003) persuasi terjadi ketika individu atau unit pengambil keputusan membentuk sikap setuju atau tidak setuju terhadap inovasi. Pada tingkatan ini terjadi proses (1) menyukai inovasi, (2) membahas perilaku baru dengan orang lain, (3) menerima pesan mengenai inovasi, (4) membentuk citra positif mengenai pesan dan inovasi, dan (5) dukungan bagi perilaku inovatif dari sistem.

Keputusan untuk mengadopsi inovasi merupakan tahap ketiga yang terjadi setelah melewati tahap persuasi. Keputusan terjadi ketika individu terlibat secara aktif untuk memilih mengadopsi atau menolak mengadopsi inovasi . Pada tingkatan ini muncul (1) niat mencari informasi tambahan tentang inovasi dan (2)

Sikap Adopsi

Kognitif 0.469**

Afektif 0.706**

niat untuk mencoba inovasi.

Proses keputusan untuk mengadopsi inovasi merupakan proses mental dimana individu melangkah dari pengetahuan awal mengenai inovasi menuju suatu keputusan untuk mengadopsi atau menolak dan untuk mengkonfirmasi atas keputusan yang diambilnya. Proses ini bersifat individual, sehingga berbeda dengan difusi. Difusi merupakan proses dimana inovasi dikomunikasikan kepada para anggota sistem sosial (Rogers 1995).

Pada tiap tahap atau tingkatan perubahan terjadi interaksi dengan saluran komunikasi, yang berarti juga interaksi dengan sumber-sumber (komunikator) yang beragam. Dalam penelitian ini, sumber difokuskan pada individu perorangan. Selain itu, penelitian ini juga membatasi interaksi pada tahap perubahan sikap dan keputusan.

Model difusi inovasi dalam penelitian ini menjadi rujukan dalam membangun proposisi hirarki efek dari penyampaian pesan oleh tipe-tipe komunikator yang berbeda-beda. Jika dikembalikan pada model SMCRE, maka model difusi inovasi memberikan rincian tentang efek proses komunikasi.

Keputusan adopsi dalam tahap persuasi menonjolkan kemampuan petugas KB dalam hal berkomunikasi. Petugas KB melakukan komunikasi dengan melakukan peranan sebagai orang yang tidak menggurui tetapi berusaha melakukan tukar pendapat, dalam sosialisasi dilakukan tanya jawab yang disampaikan peserta dengan bahasa yang mudah dipahami dan menganggap peserta sosialisasi setara.

Komunikasi yang terjadi menjadi efektif karena petugas sudah dianggap sebagai keluarga sendiri yang berusaha menyampaikan hal-hal yang positif berkaitan dengan pelayanan KB dan alat kontrasepsi. Pembujukan tidak hanya sekali saja tetapi terus menerus karena petugas KB akan selalu mengunjungi desa melalui posyandu yang menjadi tanggungjawabnya dan memiliki pencatatan kapan dilakukan konseling serta kendala yang dihadapi.

Petugas KB secara intensif memberikan penjelasan bahwa pemasangan alat kontrasepsi KB tidak mahal dan dapat dibuatkan surat pengantar dengan prosedur yang mudah dan pemasangan alat di puskesmas gratis.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukanan terhadap pasangan usia subur yang telah menerima sosialisasi Keluarga Berencana di Kecamatan Bojonggede dapat disimpulkan :

1. Sumber informasi KB dinilai kredibel oleh pasangan usia subur. Sumber informasi dinilai memiliki keahlian tinggi, menarik, dapat dipercaya, dan memiliki empati. Penilaian kredibilitas sumber informasi KB tidak dipengaruhi oleh karakteristik responden.

2. Kognisi dan afeksi pasangan usia subur terhadap program Keluarga Berencana tergolong tinggi.

3. Pasangan usia subur yang memutuskan untuk mengadopsi Keluarga Berencana tergolong tinggi.

4. Ranah afektif pasangan usia subur dipengaruhi oleh penilaiannya terhadap kredibilitas sumber informasi (keahlian, daya tarik, dapat dipercaya dan empati), sedangkan ranah kognisi tidak dipengaruhi oleh penilaian terhadap keahlian sumber informasi, namun dipengaruhi oleh tiga unsur krebilitas lainnya.

5. Ranah kognisi dan afeksi pasangan usia subur sangat mempengaruhi adopsi terhadap program Keluarga Berencana.

Saran

Penelitian ini menyimpulkan bahwa adopsi program Keluarga Berencana dipengaruhi oleh kognisi dan afeksi, dan ini sangat dipengaruhi oleh penilaian pasangan usia subur terhadap kredibilitas sumber. Karena itu sangat penting untuk selalu meningkatkan kredibilitas (keahlian, daya tarik, dapat dipercaya dan empati) PLKB dan Kader KB lainnya secara teratur. Peningkatan kredibilitas ini dapat dilakukan melalui pelatihan yang teratur dan penyediaan alat-alat peraga.

DAFTAR PUSTAKA

Andersen, K.E. 1972. Introduction to Communication Theory and Practice. Menio Park. Ca : Cummings Publishing Company. Anwar, S. 1982. “Dampak Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pada Masyarakat

Desa: Kasus KKN Universitas Andalas di Sumatera Utara.” {Disertasi]. Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Azwar, S. 2005. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Berlo, D.K. 1960. Process of Communication: An Introduction to Theory and Practice. New York: Holt Rinehart and Winston, Inc.

Berlo, D.K., Lemert, J.B., Mertz, R.J. 1969. Dimensions for Evaluating The Acceptability of Message Sorces. Public Opinion Quarterly ,33, 563-567.

[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2009. Kecamatan Bojonggede dalam Angka 2009. Kecamatan Bojonggede.

[BPS]. Badan Pusat Statistik. 2010. Sensus Penduduk 2010. Kecamatan Bojonggede.

[BPPKB]. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana 2011. Kecamatan Bojonggede, 2011

Carbone, T. 1975. Stylistic Variables as Related to Source Credibility : A Content Analysis Approach. Speech Monographs. 42 : 99-106. DeFleur, Melvin. 1989. Theories of Mass communication. Longman Inc.

Edition five. Longman, New York.

DeVito, J.A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Edisi Kelima. Hunter College of the City University of New York. Alih bahasa Agus Maulana, Proofreader : Lyndon Saputra. Jakarta : Professional Books.

Kaminski, E.P., Miller, G.R., 1984, How Jurors Respond to Videotaped Witnesses. Journal of Communicatio. 34: 88–102

Falcione, R.L. 1974. The Factor Structure of Source Credibility Scales for Immediate Suoervisors in an Organizational Context. Central States Speech Journal. 25. 63-65

Gerungan. 2004. Psikologi Sosial, PT Refika Adhitama, Bandung

Hovland, C., dan W, Weiss. 1951. “The Influence of Source Credibility on Communication Effectiveness”. Public Opinion Quarterly. 15 : 635 - 650

Johnston D, 1994, The Art and Science of Persuasion, New Jersey: Prentice Hall

Kecamatan Bojonggede. 2009. Laporan Tahunan Kecamatan Bojonggede.

Kecamatan Bojonggede. 2010. Monografi Kecamatan Bojonggede, Semester II

Kontan. 2010. Pidato Kenegaraan Presiden. [diakses 16 Agustus 2010].

Koran Bogor. 2010. Ada Kampung Keluarga Berencana di Kecamatan.Bojong Gede, [diakses 23 Maret 2011].

Kotler, P. 1980. Marketing Management, Analysis, Planning and Control. Forth Editions. Prentice Hal, Inc. Boston Massachussets. Lerner, D. 1978. Memudarnya Masyarakat Tradisional.

Terjemahan Muljarto Cokrowinoto. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Lionberger, H.F dan P.H Gwin. 1982. Communications Strategies: A Guide for Agricultural Change Agents. The Interstate Orienters and Publisher, Inc. Illinois.

Markham, D. 1968. “The Dimension of Source Credibility of Television New Casters”. Journal of Communication. 18 : 57-64

Mar'at. 1982. Sikap Manusia, Perubahan, serta Pengukurannya. Jakarta:Ghalia Indonesia.

McCroskey, J.C. 1968. An Introduction to Rhetorical Communication. Englewood Cliffs: Prentice-Halls. Inc.

---. 1970. “The Effects of Evident as An Inhibitor of Counter Persuasion”. Speech Monographs. 37 : 188- 194.

The Study of Mass Communication. Longman Inc. The United State of America. New York.

McLeod dan O’Keefe, Jr. 1972. “The Socialization Perspective and communication Behavior”, In Kline, F.G dan Tichenor, P.J. Volume I. Sage Publication, Inc. Beverly Hills, California. Nelly, Minar. 1988.”Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi dan

Perilaku Petani Mengadopsi Rumput Unggul di Daerah Jawa Barat.” [tesis]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Notoatmodjo, S, 2003, Pengembangan Sumberdaya Manusia, Jakarta, Rineka Jaya, cet. Pertama.

Pryor, M., dan Buchanan, R.W. 1984. The Effects of A Defendant’s Demeanor on Jurors Perceptions of Credibility and Guilt. Journal of Communications, 34 : 92 -99.

Rakhmat J. 2005. Metode Penelitian Komunikasi. Cetakan ke-12. Bandung: Remaja Rosdakarya.

_________.2001. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Riggio, R.E.1972. Social Interactions Skills and Non Verbal Behavioral.

In R.S. Feldman., Applications of Non Verbal Behavioral Theories and Research. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.

Rogers, E. M. 1995. Diffusion of innovations. 4th ed.New York : Free Press.

Rogers, E. M. . 2001. Communication Technology : The New Media in Society. New York : The Free Press.

Rogers, E M. 2003. Diffusion of Innovations, Fifth Edition, New York : The Free Press

Rubin, R.B., Palmgreen, P., Sypher, H.E. 1994. Communication research measures: A sourcebook. New York: Guilford Pr. Schramm, W. 1973. Men, Women, Messages and Media. Harper and

Row Publisher .New York.

Schiffman G. L dan L L Kanuk. 2004. Consumer Behavior, Eight Edition, Perason, Prentice Hall

Setiawan, I. 2006. “Analisis Tingkat Keberdayaan Komunikasi Petani dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi.” [tesis]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sigit, S. 1999. Pengantar Metodologi Penelitian Sosial-Bisnis- Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sarjanawiyata, Taman Siswa, Yogyakarta.

Singarimbun, M, dan S Effendi. 2006. Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta

Slamet, R. 1981. Pembangunan Dasar-Dasar dan Pengertiannya. Usaha Nasional. Surabaya.

Soekidjo. 1992. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan, Badan penerbit Kesehatan Masyarakat Masyarakat, FKM-UI :Jakarta

Sudjana. 1996. Teknik Analisis Regressi dan Korelasi bagi Para Peneliti. Trasito : Bandung

Sumardjo. 1999. “Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju Pengembangan Kemandirian Petani (Kasus Di Provinsi Jawa Barat).” [disertasi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Susanto, Astrid. 1997. Komunikasi Kontemporer, Bandung : Binacipta. --- 2000. Komunikasi Sosial di Indonesia, Bandung : Binacipta.

--- 2001. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek. Bandung : Binacipta.

Tilaar, H.A.R. 1997. Pengembangan SDM dalam Era Globalisasi, Jakarta: Gramedia Widyasarana Indonesia.

Venus, A. 2004. Manajemen Kampanye. Simbiosa Rekatama Media : Bandung.

Weather, William B, and Keith Davis. 1996. Human Resources and Personnnel Management, USA, Mc Hraw Hill Inc., International, fifth

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2 0 1 1

Selamat pagi / siang, Ibu-ibu.

Saya Wiwien Wirasati mahasiswa “Program Pasca Sarjana IPB” yang sedang melakukan penelitian untuk mengetahui

HUBUNGAN KREDIBILITAS SUMBER

INFORMASI KELUARGA BERENCANA DENGAN PEMBENTUKAN

SIKAP DAN KEPUTUSAN MENGADOPSI PROGRAM KELUARGA

BERENCANA“

Kasus Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor)

Kami mohon kesediaan Saudara untuk memberikan informasi yang sebenar-benarnya. Terimakasih.

Tanggal :

……… No. Responden

Identitas Responden :

Lingkari jawaban yang anda pilih :

Dokumen terkait