• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

C. Agama

1. Definisi Agama

Agama merupakan suatu institusi penting yang mengatur kehidupan

manusia40. Istilah agama terjemahan dari religion- yang mencakup semua agama

yang diakui oleh pemerintah RI. Agama menyangkut kepercayaan serta berbagai

prakteknya, karena itu agama benar-benar merupakan masalah sosial. Dalam kamus

sosiologi pengertian agama ada 3 macam, yaitu. 1) kepercayaan pada hal-hal

38

George Ritzer. Sosiologi ilmu pengetahuan berparaigma ganda, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002, cet. 2, hal. 73

39

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survei, Jakarta:LP3ES, 1995, cet-kedua, hal. 38

40

spiritual, 2) perangkat kepercayaan dan raktik-praktik spiritual yang dianggap sebagai

tujuan tersendiri, dan 3) ideologi mengenai hal-hal yang bersifat supernatural.41

Seorang Sosiolog agama yang populer di Perancis yaitu Emile Durkheim,

mengatakan bahwa agama merupakan sumber semua pemberdayaan yang sangat

tinggi, sedangkan Marx mengatakan bahwa agama adalah candu bagi manusia. Diana

sumbangannya dalam berbahasa inggris “A religion in a unified system of beliefs and

practices relative to sacred things, that is to say, things set apart and forbidden-beliefs and practices which unite into one single moral community called a Church, all those who adhere to them.42 Agama adalah suatu sistem sosial yang dibuat untuk

penganut-penganutnya yang berporos pada kekuatan-kekuatan non-empiris yang

dipercayainya dan didayagunakan untuk mencapai keselamatan bagi diri mereka pada

umumnya.43

2. Fungsi Agama

Fungsionalisme memandang sumbangan agama terhadap masyarakat

pemberdayaan berdasarkan karakteristik pentingnya, yaitu transendensi pengalaman

sehari-hari dalam lingkungan alam dan manusia membutuhkan sesuatu diluar empiris

lingkungan mereka. Agama juga memiliki fungsi sosial individu, karena disaat

seseorang menjadi dewasa memerlukan suatu sistem nilai sebagai tuntutan umum

41

Dadang Kahmad,, Sosiologi Agama , Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000, hal. 129 42

Kamanto Sunarto, Penghantar Sosiologi, hal 69 43

untuk menyerahkan aktivitas manusia dalam masyarakat dan berfungsi sebagai tujuan

akhir pengembangan kepribadian seseorang.44

Ada enam (6) fungsi agama menurut Thomas F. O de’a;45 Pertama,

perhatiannya pada sesuatu diluar jangkauan manusia, yang melibatkan takdir dan

kesejahteraan, rekonsiliasi, dukungan, dan pelipur lara. Kedua, agama menawarkan

sesuatu yang berhubungan dengan transedental melalui pemujaan dan upacara Ibadat.

Ketiga, agama mensucikan norma-norma dan nilai masyarakat yang telah terbentuk. Kempat, agama melakukan fungsi yang bisa bertentangan dengan fungsi sebelumnya dan memberikan standar nilai dalam arti norma-norma yang telah terlembaga, dapat

dikaji kembali secara kritis. Kelima, melakukan fungsi-fungsi identitas yang penting.

Keenam, bersangkut paut pula dengan pertumbuhan da kedewasaan individu, dan perjalanan hidup melalui tingkat usia yang ditentukan oleh masyarakat.

Fungsi Agama Terhadap Busana Muslimah

o Busana muslimah sebagai kontrol sosial: Agama menetapkan nilai

tertinggi karena kerangka acuannya bersumber pada yang sakral dan

abstrak dengan adanya sangsi-sangsi yang sakral pula, nilai-nilai

tersebut merupakan standar tingkah laku yang ideal, membentuk

iali-nilai sosial kedalam sosiologi dinamakan sebagai norma-norma sosial.

o Busana muslimah sebagai pelindung: Dimana sesuai dengan fungsi

awal pakaian dalam islam, yaitu sebagai penutup aurat. Busana

muslimah berfungsi untuk melindungi pemakainya dari berbagai

44

Elizabeth K. Nottingham, Agama dan Masyarakat: Suatu Pengantar Sosiologi Agama, hal.

45 45

macam pelecehan seksual, karena dengan memakai busana muslimah

wanita tidak dapat lagi dijadikan sebagai objek seks.46

Horton dan Hunt, membedakan antara fungsi manifes dan fungsi laten.

Menurut mereka fungsi manifes agama berkaitan dengan segi doktrin, ritual, dan

aturan perilaku dalam agama. Namun yang juga penting diketahui adalah fungsi laten

agama adalah dimana fungsinya dapat dikatakan tersembunyi, artinya

konsekuensi-konsekuensi atau elemen-elemen sosial dan kebudayaan yang tidak diinginkan.47

Begitu juga kaitannya ini Durkheim terkenal karena pandangannya bahwa agama

mempunyai fungsi positif bagi integrasi masyarakat, baik pada tingkat mikro maupun

makro.

3. Dimensi-dimensi Agama

a. Pengetahuan (knowledge), adalah mengacu pada harapan bahwa

orang-orang yang beragama paling tidak memiliki jumlah minimal pengetahuan

mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi.

Sisi pengetahuan individu terhadap agamanya terutama aktivitas dalam

mencari pengetahuan itu sendiri.

b. Keyakinan (belief), adalah berisikan pengharapan-pengharapan dimana

orang yang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu,

mengetahui kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Karena setiap agama

46

Elizabeth K. Nottingham, hal. 34-35 47

mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut

diharapkan akan taat. Walau demikian, isi dan ruang lingkup keyakinan

itu bervariasi tidak hanya diantara agama-agama, tetapi seringkali juga

diantara tradisi-tradisi dalam agama yang sama. Suatu tingkatan sampai

sejauh mana individu menerima hal-hal dengan dogmatik dalam agama

yang dianutnya.

c. Pengalaman atau Tingkah Laku (feeling), bahwa semua agama

mengandung pengharapan tertentu, meski tidak tepat jika di tentukan

bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan

mencapai pengetahuan subjektif dan langsung mengenai kenyataan

terakhir. Dan suatu pengalaman beragama, perasaan-perasaan, persepsi

dan sensasi-sensasi yang dialami oleh individu ketika berkomunikasi

dengan sang pencipta.hampir senada dengan pendapat Jung (dalam

Fromm, 1988) yang menyatakan bahawa hakekat pengalaman beragama

adalah sikap submisif (berserah diri) terhadap kekuatan-kekuatan yang

lebih tinggi daripada dirinya sendiri.

d. Dimensi praktek agama, dimensi ini mencakup perilaku pemujaan,

ketaatan dan hal-hal yang dialkukan orang untuk menunjukkan komitmen

terhadap agama yang dianutnya. Praktek-praktek keagamaan ini terdiri

dari ritual dan ketaatan.

e. Dimensi konsekuensi, adalah dimensi konsekuensi komitmen agama

identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktek, pengalaman, dan

mana konsekuensi-konsekuensi agama merupakan bagian dari komitmen

keagamaan atau semata-mata berasal dari agama.48

BAB III

48

Roland Robertson, e.d, Agama: Dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis, Jakarta: Rajawali Press, cet.4, 1995, hal. 295-297

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu

atau menganalisa, mengerjakan masalah, dan mempunyai langkah-langkah sistematis

yang terdapat pada sebuah penelitian. Penelitian ini adalah penelitian yang berbentuk

explanatory research, yaitu penelitian survei yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh dan hubungan antara dua variabel melalui pengujian hipotesa.

Dokumen terkait