• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agregat Kasar

Dalam dokumen makalah tentang agregat (Halaman 31-36)

Pemeriksaan Benda uji

LEPAS TUMBUK GOYANG

Berat mould W1 2220 2220 2220

Berat mould +benda uji W2 5954 6050 6048

Berat benda uji W3=W2-W1 3734 3830 3828

Berat mould + air W4 4564 4660 4658

Berat air/volume mould V=W4-W1 2344 2440 2438

Berat isi agregat WV3 1,59 1,57 1,57

Rata rata berat isi agregat 1,58

2.4.9. Kesimpulan

Pada pengujian berat isi agregat yaitu dengan metode lepas 1.30 ; dengan metode ditumbuk 1.32 ; dengan metode digoyang 1.33. Menunjukkan bahwa berat isi agregat dengan metode digoyang lebih besar dibandingkan metode ditumbuk dan metode lepas.

2.5. Pengujian Kadar Organik Agregat Halus 2.5.1. Tujuan

2.5.1.1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya terhadap beton dengan benar.

2.5.1.2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat : a. Menentukan kadar organik agregat halus.

b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian kadar organik agregat halus.

c. Menggunakan peralatan dengan terampil 2.5.2. Dasar Teori

Kadar organik agregat adalah bahan-bahan organic yang terdapatdi dalam pasir yang dapat menimbulkan efek merugikan terhadap mutu molar dan mutu beton.

2.5.3. Peralatan

a. Tabung / botol kaca yang dilengkapi dengan skala isi. b. Gelas ukur

d. Bahan pembantu merupakan cairan pembanding warna (warna standart) yang terbuat dari :

1. Cairan Pembanding Cara Pembuatan

Memasukan campuran 9 (Sembilan) gram Ferri Chlorida (FeCl36H2O) dengan 1 (satu) gram Cobalt Chlorida (CoCl26H2O) kedalaman 100 ml air yang telah mengandung 1/3 ml asam chlorida.

2. Cairan Pembanding Sementara (untuk 1 kali pemakaian) Cara Pembuatan

Buatlah larutan asam tianin dalam 10% alkhohol, larutan 3% sodium hidroksida, dan campurkan 2.5 ml larutan asam tianin dengan 97.5 ml larutan sodium hidroksida 3% kemudian dengan kedalaman botol tertutup rapat. Kocok dan diamkan selama ±24 jam.

2.5.4. Benda Uji

Benda uji adalah Agregat halus, sebanyak 1/3 dari isi botol. 2.5.5. Prosedur Pelaksanaan

a. Isikan agregat halus yang di uji kedalam botol.

b. Tambahkan larutan sodium hidroksida 3% kurang lebih sebanyak 2/3 isi botol. c. Tutup botol sampai rapat, kemudian dikocok selama 10 menit.

d. Diamkan selama 24 jam.

e. Amati warna cairan diatas permukaan agregat halus yang ada dalam botol dan bandingkan warnanyadengan larutan pembanding.

2.5.6. Perhitungan

-2.5.7. Pelaporan

a. Laporkan warna cairan yang diperoleh. b. Kesimpulkan dari hasil uji yang anda peroleh.

Catatan :

a. Kadar organic dikatakan tinggi (terlalu kotor) jika warna cairan dalam botol di atas agregat harus lebih tua dibandingkan dengan warna larutan pembanding.

b. Pemeriksaan kadar organic agregat halus dilakukan minimal 2 (dua) kali, untuk agregat halus yang sama.

2.5.8. Data Hasil Pengujian

2.5.9. Kesimpulan

Pada botol menujukkan warna yang agak kuning kecoklatan. Warnanya lebih muda dari warna larutan pembandingnya Hal ini menunjukkan bahwa kadar organik pada agregat halus cukup rendah sehingga baik digunakan pada pekerjaan sipil.{Pasir Zona II}

2.6. Pengujian Gradasi Butiran Halus dan Kasar 2.6.1. Tujuan

2.6.1.1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah melakukan percobaan ini, anda akan dapat mengetahui dan memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya terhadap beton dan bahan perkerasan jalan dengan benar. 2.6.1.2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah melakukan percobaan ini, anda dapat : a. Menentukan kadar air agregat

b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian kadar air agregat c. Menggunakan perlatan dengan terampil.

2.6.2. Dasar Teori

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan gradasi/ pembagian butir agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan.Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari agregat.Bila butir-butir agregat mempunyai ukuran yang sama (seragam) ,maka volume pori akan besar.Sebaliknya bila ukuran butir-butirnya bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil .Hal ini karena butiran yang kecil ,akan mengisi pori diantar butiran yang lebih besar,sehingga pori-porinya menjadi sedikit,dengan kata lain kemampuanya tinggi.

Pada agregat untuk pembuatan mortar atau beton,diinginkan suatu butiran yang kemampuanya tinggi,karena volume porinya sedikit dan ini berarti hanya membutuhkan bahan pengikat sedikit saja.

2.6.3. Peralatan

a. Timbangan dengan ketelitian 0,2%,kapasitas maksimum 25 kg b. Alat Pemisah contoh (Riffle sampler).

c. Talam/ nampan

e. Satu set ayakan standart untuk agregat halus. f. Satu set ayakan standart untuk agregat kasar. g. Kuas,sikat kuningan

2.6.4. Benda Uji

a. Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat,sebanyak: (1) Agregat Halus

Ukuran maksimum No.4,berat minimum 500 gram Ukuran maksimum No.8,berat minimum 100 gram (2) Agregat Kasar

Ukuran maksimum 3,5’’ ,berat minimum 35 kg. Ukuran maksimum 3’’ ,berat minimum 30 kg. Ukuran maksimum 2,5’’ ,berat minimum 25 kg. Ukuran maksimum 2’’ ,berat minimum 20 kg. Ukuran maksimum 1,5’’ ,berat minimum 15 kg. Ukuran maksimum 1’’ ,berat minimum 10 kg. Ukuran maksimum 3/4’’ ,berat minimum 5 kg. Ukuran maksimum 1/2’’ ,berat minimum 2,5 kg. Ukuran maksimum 3/8’’ ,berat minimum 1 kg.

b. Bila agregat beupa campurab dari agregat halus dan agregat kasar,agregat tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan No. 4.Selanjutnya agregat halus dan agregat kasar yang harus disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum di atas.

2.6.5. Prosedur Pelaksanaan

a. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110±5)°C,sampai beratnya tetap.

b. Saring benda uji lewat susunan ayakan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan paling atas.Pengayakan ini dilakukan dengan tangan atau meletakan susunan ayakan pada mesin penggetar/ penggguncang, dan digetarkan/digoncangkan selama 15 menit.

c. Bersihkan masing-masing ayakan,dimulai dari ayakan teratas dengan kuas.Perhatikan ! Penyikatan jangan terlalu keras,sekedar menurunkan debu yang mungkin pada ayakan. d. Timbang berat agregat yang tertahan di atas masing –masing lubang ayakan.

e. Hitung prosentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing ayakan terhadap berat total benda uji.

2.6.6. Perhitungan

Prosentase berat benda uji yang tertahan diatas saringan/ ayakan adalah Y =A

B× 100 2.6.7. Pelaporan

o Jumlah persentase sisa diatas masing-masing ayakan yang dihitung dari contoh aslinya, sampai dengan 2 (dua) desimal.

o Modulus kehalusan dari masing-masing agregat(Modulus kehalusan di definisikan sebagai jumlah persen kumulatif dan butir-butir agregat yang tertingggal diatas satu set ayakan dibagi 100)

o Persentase tembus kumulatif pada masing-masing lubang ayakan

o Gambar grafik persentase tembis kumulatif dari masing-masing agregat. b. Kesimpulan dari hasil uji yang anda peroleh.

Catatan :

Pemeriksaan radasi butiran agregat dengan saringan,dapat dilakukan hanya satu 1(satu) kali percobaan.

2.6.8. Data Hasil Pengujian A. Gradasi Agregat Kasar

Diameter Lubang Saringan (mm) Tertahan %Komulatif Individu Individu Tertinggal Tembus (gram) (%) 25 212 6,08 6,08 93,92 19 620 20,15 26,23 73,77 12,50 1143 37,15 63,38 36,62 9,50 502 16,31 79,69 20,31 4,75 571 18,56 98,25 1,75 2,36 6,35 0,21 98,46 1,54 1,18 14,10 0,46 98,92 1,08 0,6 2,50 0,08 99 1 Pan 6,0 0,19 100 0 Jumlah 3076,95 100% Modulus Kehalusan 1

Dalam dokumen makalah tentang agregat (Halaman 31-36)

Dokumen terkait