• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peralatan a. Mesin Los Angeles

Dalam dokumen makalah tentang agregat (Halaman 38-47)

B. Gradasi Agregat Halus

2.7. Pengujian Keausan Agregat Kasar dengan Mesin Los Angeles

2.7.3. Peralatan a. Mesin Los Angeles

b. Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter 71cm (28”), panjang dalam 50cm (20”). Silinder bertumpu pada dua poros pendek yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar. Silinder berlubang untuk memasukan benda uji penutup lubang terpasang dengan rapat sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu. Dibagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 8,9cm (3,56”).

c. Timbangan dengan ketelitian 5 gram.

d. Saringan no.12 dan saringan –saringan lainya seperti tercantum dalam tabel7.1 e. Talam/nampan

f. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu unutk memanasi sampai dengan (100±5)0C. g. Bola – bola baja dengan diameter rata – rata 4,68 cm (17/8”) dan berat masing-masing

h. Kuas, sikat kuningan. 2.7.4. Benda Uji

a. Berat gradasi benda uji sesuai daftar 1.

b. Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu (110±5)0C sampai berat tetap. Tabel 7.1 Ukuran Saringan dan Berat Material Uji

Ukuran Saringan Berat dan gradasi benda uji (gram) Lewat (mm) Tertahan (mm) A B C D E F G 76,20 63,50 2500 63,50 50,80 2500 50,80 38,10 5000 5000 38,10 25,40 1250 5000 5000 25,40 19,05 1250 5000 19,05 12,70 1250 1250 12,70 9,51 1250 1250 9,51 6,35 2500 6,35 4,75 2500 4,75 2,36 5000 Jumlah bola 12 11 8 6 12 12 12

Berat Bola (gram)

5000 ± 25 4584 ± 25 3330 ± 20 2500 ± 15 5000 ± 25 5000 ± 25 5000 ± 25 2.7.5. Prosedur Pelaksanaan

a. Benda uji dan bola-bola baja dimasukan dalam mesin Los Angeles.

b. Putar mesin dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm, 500 putaran untuk gradasi A, B, C, dan D dan 1000 putaran untuk gradasi E, F, dan G.

c. Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin, kemudian disaring dengan saringan no.12, butiran yang tertahan diatasnya dicucibersih selanjutnya dikeringkan dalam oven dengan suhu (110±5)°C sampai berat tetap.

2.7.6. Perhitungan

Prosentase keausan agregat kasar adalah sebagai berikut :

Keausan Agregat = B

B A

x 100%

dimana, A : Berat benda uji semula (gram) B : Berat benda uji tertahan saringan no.12 (gram) 2.7.7. Pelaporan

a. Hasil pemeriksaan yang dilaporkan adalah yang dihitung dari contoh aslinya, sampai dengan 2 desimal.

b. Kesimpulan dari hasil uji yang diperoleh. Catatan :

Pemeriksaan keausan agregat kasar dengan mesin los angeles dapat dilakukan hanya satu kali percobaan.

2.7.8. Data Hasil Pengujian

Gradasi Pemeriksaan ...B... Ukuran Saringan (mm) Berat Material

Lewat Tertahan 76.2 63.5 -63.5 50.8 -50.8 37.5 -37.5 25.4 -25.4 19.0 -19.0 12.5 2500

12.5 9.50 2500

9.50 6.30

-6.30 4.75

-4.75 2.36

-Berat Total Material (A) 5000

Berat Material tertahan saringan No.12 (B) 4244.1

Keausan agregat = A B A x 100% 15.118% 2.7.9. Kesimpulan

Dengan nilai prosentase keausan sebesar 33.76 % maka benda uji berupa agregat kasar, sesuai dengan standar nasional Indonesia yang menyatakan bahwa nilai keausan yang boleh digunakan adalah tidak lebih dari atau sama dengan 45% maka benda uji berupa agregat kasar ini baik digunanakan dalam pekerjaan sipil. 2.8. Pengujian Kekerasan Agregat Kasar

2.8.1. Tujuan

2.8.1.1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah melakukan percobaan ini, kita dapat mengetahui dan memahami sifat-sifat fisik, mekanik dan teknologi agregat serta pengaruhnya terhadap beton dan bahan perkerasan jalan dengan benar. 2.8.1.2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah melakukan percobaan ini, kita dapat :

a. Menentukan nilai persen kekerasan agregat kasar.

b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian kekerasan agregat kasar.

c. Menggunakan peralatan secara terampil. 2.8.2. Dasar Teori

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan nilai kekerasan agregat kasar terhadap pembebanan. Kekerasan agregat adalah daya tahan agregat terhadap kerusakan akibat penggunaan dalam konstruksi. Sifat – sifat kekerasan dari agregat penting untuk diketahui bilamana agregat akan digunakan sebagai material bahan bangunan dan jalan.

Nilai kekerasan agregat dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan 2,36 mm terhadap berat semula dalam persen.

2.8.3. Peralatan

a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.

b. Satu set alat untuk pengujian kekerasan yang terdiri dari : - silinder diameter 115 mm dan tinggi 180 mm.

- alas terbuat dari piat baja. - plenyer/ pengarah beban.

c. Saringan dengan ukuran 12,7mm, 9,5mm dan 2,36mm. d. Talam/nampan

e. Oven (pengering) yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110±5)0C.

f. Alat pemadat dengan ukuran 9,5 mm dan tinggi 610 mm.

g. Mesin penekan dengan daya beban 40 ton, kecepatan tekan 4 ton/menit. 2.8.4. Benda Uji

a. Siapkan benda uji seberat ± 10kg yang melalui saringan 12,7 mm dan tertahan pada saringan 9,5mm.

b. Benda uji agergat dalam keadaan kering yang didapat setelah dimasukan oven selama 4 jam dengan suhu (105±5)°C

2.8.5. Prosedur Pelaksanaan

a. Timbang berat silinder dan plat alas (C)

b. Benda uji dimasukan ke dalam silinder berlapis sebanyak 3 lapis.

c. Padatkan benda uji pada tiap lapis dengan alat penumbuk sebanyak 25 kali. d. Ratakan permukaan benda uji dan timbang berat silinder berisi benda uji dan

plat alas (D) dan plunyer berada diatasnya. e. Hitung berat benda uji semula (A = D – C)

f. Tempatkan plunyer di atasnya permukaan benda uji harus diperhatikan agar plunyer tidak mendesak silinder.

g. Kemudian masukan kedalam mesin tekan yang mempunyai daya tekan 40 ton dengan kecepatan tekan 4 ton/menit.

h. Keluarkan benda uji dari silinder, kemudian disaring denagn saringan ukuran 2,36 mm dan ditimbang berat material yang tertahan pada saringan tersebut (B)

2.8.6. Perhitungan

Prosentase kekerasan agregat kasar adalah sebagai berikut :

Kekerasan agregat = % 100 x A B A Keterangan :

A = berat benda semula (tertahan saringan 9,5 mm) (gram) B = berat benda uji yang tertahan saringan 2,36 mm (gram) 2.8.7. Pelaporan

a. Hasil pemeriksaan yang dilaporkan adalah yang dihitung dari contoh aslinya, dalam bilangan bulat.

b. Kesimpulan dari hasil uji yang diperoleh. Catatan :

a. Pemeriksaan keausan agregat kasar dengan Mesin Los Angeles dapat dilakukan hanya satu kali percobaan.

b. Nilai kekerasan tidak boleh melampaui 30% untuk beton yang digunakan sebagai bahan perkerasan jalan (pavement).

c. Nilai kekerasan tidak boleh lebih melampaui 45% untuk beton yang digunakan pada keperluan konstruksi lain selain diatas.

2.8.8. Data Hasil Pengujian

Pemeriksaan Benda Uji

I II

Berat silinder + plat alas (C) 1982 1981 Berat silinder + benda uji + plat

Berat benda uji semula

(A = D – C) 450 412.7

Berat benda uji tertahan saringan

2,63 mm (B) 375 346.1 Kekerasan agregat = % 100 x A B A16.67% 16.14%

Kekerasan agregat rata-rata 16.405%

2.8.9. Kesimpulan

Data yang diperoleh oleh kelompok kami adalah 16.405%.Nilai kekerasan agregat benda uji ini kurang dari 30%, maka benda uji bias dipakai dalam pekerjaan perkerasan jalan.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Data pengujian kadar air

Dari percobaan yang telah kami lakukan didapat kadar air sebesar 0.801%, yaitu jumlah air yang terkandung didalam agregat sebesar 0.801% dari berat agregat

menyimpulkan bahwa kadar air agregat ini kecil, maka pori dari agregat tersebut kecil juga. Jadi pengaruhnya dalam beton itu bagus. Dengan demikian agregat ini dapat mengisi beton dengan baik. Jika kadar air dalam agregat rendah, maka berat jenis agregat tinggi dan mutu agregat baik sehingga penggunaan agregat akan optimal, karena kadar air pada agregat akan mempengaruhi campuran beton nantinya

Data Pengujian Berat jenis dan Penyerapan Agregat Halus

Dalam perencanaan campuran beton,berat jenis yang paling banyak digunakan adalah berat jenis JPK dan berat jenis Bulk.Bj agrgatnya biasanya berkisar 2,4-2,9.semakin tinggi bj batuan ,maka kuat tekan semakin tinggi.

Dari hasil pemeriksaan dan perhitungan oleh kelompok kami, Bj bulk agregat halus adalah 2.22 sedangkan bj jpk agregat halus adalah 2.48. ini berarti agregat ini cukup bagus untuk dipergunakan dalam mix design, apalagi didukung dengan nilai penyerapan yang kecil, sehingga membutuhkan jumlah air yang lebih sedikit dari penggunaanya.

Data Pengujian Berat jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

Dalam perencanaan campuran beton,berat jenis yang paling banyak digunakan adalah berat jenis JPK dan berat jenis Bulk.Bj agrgatnya biasanya berkisar 2,4-2,9.semakin tinggi bj batuan ,maka kuat tekan semakin tinggi.

Dari hasil pemeriksaan dan perhitungan oleh kelompok kami, Bj bulk agregat kasar adalah 2.67 sedangkan Bj JPK agregat kasar adalah 2.728 ini berarti agregat ini masih boleh untuk dipergunakan dalam mix design, karena hapir menuju pada batas maksimum yang telah ditentukan dan besar penyerapan yang kecil yaitu 2.08% sehingga jumlah air yang digunakan untuk campurab tidak terlalu banyak.

Data Pengujian Berat isi agregat

Pada pengujian berat isi agregat yaitu dengan metode lepas 1.30 ; dengan metode ditumbuk 1.32 ; dengan metode digoyang 1.33. Menunjukkan bahwa berat isi agregat dengan metode digoyang lebih besar dibandingkan metode ditumbuk dan metode lepas.

Data Pengujian Kekerasan Agregat kasar

Data yang diperoleh oleh kelompok kami adalah 16.405%.Nilai kekerasan agregat benda uji ini kurang dari 30%, maka benda uji bias dipakai dalam pekerjaan perkerasan jalan.

Data Pengujian Keausan Agregat Kasar

Dengan nilai prosentase keausan sebesar 33.76 % maka benda uji berupa agregat kasar, sesuai dengan standar nasional Indonesia yang menyatakan bahwa nilai keausan yang boleh digunakan adalah tidak lebih dari atau sama dengan 45% maka benda uji berupa agregat kasar ini baik digunanakan dalam pekerjaan sipil.

Data Pengujian Gradasi Butiran Agregat Halus dan Kasar - halus

Dari hasil analisa ayak diketahui bahwa angka kehalusan agregat halus adalah 4.05. Hasil tersebut digunakan untuk menentukan jumlah perbandingan agregat kasar dan agregat halus.Dari hasil pengujian kami, agregat halus yang digunakan adalah 40%.Berarti agregat ini layak untuk dijadikan mix design.

- kasar

Dari hasil analisa ayak diketahui bahwa angka kehalusan agregat kasar adalah 6.58. Hasil tersebut digunakan untuk menentukan jumlah perbandingan agregat kasar dan agregat halus.Dari hasil pengujian kami, agregat kasar yang digunakan adalah 60%.Berarti agregat ini layak untuk dijadikan mix design.

Dari pengujian gradasi agregat halus dari data diatas agregat halus masuk kedalam gradasi agregat halus zona I.

Data Pengujian Kadar Organik Agregat Halus

Pada botol menujukkan warna yang agak kuning kecoklatan. Warnanya lebih muda dari warna larutan pembandingnya Hal ini menunjukkan bahwa kadar organik pada agregat halus cukup rendah sehingga baik digunakan pada pekerjaan sipil.

Dalam dokumen makalah tentang agregat (Halaman 38-47)

Dokumen terkait