• Tidak ada hasil yang ditemukan

AIN NI AIN SEBAGAI RESOLUSI KONFLIK INTERNAL ANTARDESA DI KEI BESAR

Dalam dokumen T2 752015029 BAB III (Halaman 30-59)

Ain ni ain merupakan falsafah yang sangat berperan penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat Kei. Sebagai salah satu falsafah hidup,

pemaknaan terhadap ain ni ain berdampak bagi pelaksanaan atau manifestasi dalam

tindakan masyarakat Kei Besar. Pergaulan hidup masyarakat setempat juga sangat

mencerminkan falsafah ain ni ain. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, ain

ni ain memiliki nilai-nilai penting yang mengandung makna bagi kelangsungan hidup masyarakat Kei Besar.

73

Pemaknaan terdalam ain ni ain sama dengan pemaknaan atas kebenaran dan

kebaikan hidup bersama berdasarkan sejarah masyarakat Kei Besar. Dimulai sejak

terbentuk dan tersusunnya hukum adat Larwul Ngabal. Bagi masyarakat Kei Besar

hukum adat Larwul Ngabal adalah fondasi dari falsafah ain ni ain yang terus

dipertahankan sampai saat ini. Kebenaran dan kebaikan yang termuat dalam falsafah

ini menjadi kekuatan bagi masyarakat Kei Besar. Sehingga ain ni ain dinyatakan

melalui perilaku yang tidak bertentangan dengan adat-istiadat atau hukum adat Larwul Ngabal. Karena itulah, jika masyarakat Kei ( Kei Kecil dan Kei Besar) sudah

tidak lagi memaknai dengan baik falsafah hidup ain ni ain, maka secara langsung

perilaku tersebut dianggap sebagai perilaku menentang kebenaran sejarah dan menolak kebersamaan hidup dalam bingkai adat-istiadat masyarakat Kei.

Perilaku menentang kebenaran dan kebaikan dalam falsafah ini tidak akan dibiarkan begitu saja. Hukum adat yang dibentuk dan sudah tersusun dalam adat istiadat masyarakat Kei tentunya memiliki aturan sanksi yang akan diberikan berdasarkan jenis pelanggaran. Fungsi dari sanksi tersebut adalah memberikan efek jerah bagi masyarakat. Maksudnya, dengan adanya sanksi adat yang didalamnya sudah dilakukan penyelesaian adat maka masyarakat Kei Besar tidak akan melakukan hal-hal yang dapat memicu konflik atau pun hal-hal yang dapat menghancurkan

situasi damai di tanah Kei Besar.56 Sanksi adat mengajarkan masyarakat Kei Besar

agar dapat menghargai adat-istiadat serta menghargai hidup yang telah tersusun

dalam satu ikatan persaudaraan yakni ain ni ain.

74 Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara maka dapat disebutkan beberapa konflik internal yang melibatkan satu atau beberapa desa di Kei Besar, antara lain konflik karena saudara perempuan dan batas tanah, konflik antar agama (1999-2000), konflik antar kasta, konflik antar ratskap dan desa, serta konflik dalam satu desa. Pertama, konflik karena perempuan dan batas tanah yakni dua hal yang tidak dapat dilepaskan dari adat istiadat masyarakat Kei pada umumnya. Dua hal ini

merupakan sumber konflik utama dalam realitas masyarakat Kei.57 Konflik karena

perempuan menyangkut kehormatan kaum perempuan dan mengenai tanah menyangkut masalah kepemilikan atas tanah (termasuk laut). Kedua hal ini berkaitan dengan pemikiran dasar masyarakat Kei yang penuh degan nilai dan bersifat sakral yakni tanah adalah tempat hidupnya ari-ari (tali pusar) atau saudara kembar dari setiap bayi yang lahir. Kembar dari sang bayi akan selalu melindunginya dari segala bencana yang mungkin akan dihadapi. Tanah dan diri mereka adalah kakak-beradik. Untuk itu tanah akan selalu dilindungi, dijaga, dan tidak diperjual-belikan. Itu sebabnya, masyarakat Kei akan berperang sampai mati jika untuk membela tanah

kelahirannya artinya ia membela harkat dan martabatnya sendiri.58

Berkaitan dengan kehormatan kaum perempuan, seorang bayi dilahirkan oleh seorang perempuan yang mengeluarkan darah dari tubuhnya dan memberikan air susunya kepada seorang bayi dari tubuhnya. Bagi ibu yang belum memiliki air susu, maka ibu yang lain yang akan memberikan air susu kepada bayi tersebut. Maka

57 Hasil wawancara dengan Bpk. Nus Rahayaan, 10 Januari 2017 dan Bpk. Y. Dokainubun,

17 Januari 2017.

58 Hasil wawancara dengan Bpk. Nus Rahayaan, 10 Januari 2017 dan Rat Bomav Fer, 10

75 semua perempuan di Kei adalah ibu bagi semua anak-anak di Kei, untuk itu kaum perempuan harus dilindungi, dihargai, dan dihormati, dari semua tindakan kekerasan misalnya cai maki, dihina, hamil diluar nikah, dan lainnya. Berdasarkan pernyataan dari seorang informan bahwa hanya dua penyebab ini yang dapat menimbulkan perang yang dasyat di Kei. Untuk itu diperlukan usaha yang dalam untuk

menyelesaikan konflik ini.59

Konflik yang berlebel agama yang terjadi pada tahun 1999 di Kei pada umumnya merupakan konflik yang terjadi oleh karena pecahnya konflik besar-besaran di Ambon pada Januari 1999. Kemudian tersebar keseluruh daerah di Kei termasuk Kei Besar. konflik 1999 ini sempat mengacaukan tatanan hidup masyarakat

Kei yang telah terbingkai dalam falsafah ain ni ain yakni hidup persaudaraan, rukun,

dan damai. Akan tetapi konflik dan atau kerusuhan ini sangat cepat diatasi oleh tokoh adat, pemerintah, dan tokoh agama. Kerja sama tiga batu tungku inilah yang menghasilkan situasi yang damai sampai saat. Konflik jenis ini tidak lagi terjadi

sampai saat ini.60

Konflik antar kasta merupakan konflik yang terjadi antara kasta melmel

dengan renren atau melmel dengan iriri. Konflik jenis ini adalah konflik yang terjadi

antara kakak dan adik. konflik jenis ini bukan soal kedudukan siapa yang menjadi tuan atau hamba akan tetapi soal mandat yang diberikan oleh leluhur yakni agar

kakak dapat melindungi adik dan adik seharusnya menghormati kakak.61

59 Hasil wawancara dengan Bpk. Y. Dokainbun, 17 Januari 2017.

60 Hasil wawancara dengan Bpk. Drs. C. Rahakbauw (Camat Kei Besar), 18 November 2016.

76 Konflik yang terjadi dalam satu desa. Konflik ini biasanya terjadi oleh karena pembagian dana desa yang diberikan pemerintah daerah tidak dibagi secara merata atau dengan kata lain adanya penyelewengan dana. Sehingga menimbulkan kecemburuan pribadi atau sosial. Konflik jenis ini biasanya dapat secara cepat diatasi

oleh pemerintah melalui pemerintah ohoi.62

Konflik antar desa dan ratskap merupakan konflik yang terjadi antar desa dalam satu atau dua koridor wilayah adat atau ratskap. Konflik jenis ini sulit untuk diselesaikan jika tidak ada penangan secara bersama dari pemerintah adat, pemerintah daerah, dan juga tokoh agama. Sebab konflik jenis ini hampir mirip dengan konflik berlebel agama. Memang konflik jenis ini tidak sampai membawa urusan kepercayaan di dalamnya akan tetapi konflik jenis ini dapat melumpuhkan segala jenis aktivitas. Akan tetapi konflik jenis ini masih dapat diatasi melalui kerja sama

antara tiga batu tungku63 dalam wilayah Kei Besar.64

1. Konflik dalam Perspektif Ain Ni Ain

Masyarakat Kei Besar secara khusus memiliki dinamika bermasyarakat yang unik. Dimana berlangsung pola interaksi yang unik antara masyarakat asli dan juga pendatang. Di dalam dinamika inilah dapat terlihat bahwa apakah budaya lokal yang dijaga sejak dulu tetap efektif dalam mengatur dinamika hidup masyarakat Kei Besar. Maksudnya kehadiran budaya lokal dapat mempertahankan hidup yang rukun dan damai serta dapat mengatasi konflik saat konflik tak dapat dihindari.

62 Hasil wawancara dengan Bpk. N. Rahayaan, 10 januari 2017.

63 Bentuk kerja sama yang terjalin antara tokoh pemerintah, tokoh adat, dan tokoh agama.

77 Beberapa konflik yang telah dijelaskan di atas memang terjadi akan tetapi konflik tersebut tidak berlangsung lama mengapa demikian? Sebab tindakan masyarakat Kei Besar sangat dipengaruhi oleh sistem budaya (nilai-nilai dan moral)

di Kei Besar dalam hal ini falsafah ain ni ain. Konflik merupakan tindakan sosial

sedangkan budaya lokal merupakan produk yang dihasilkan oleh masyarakat yang mempengaruhi tindakan sosial masyarakat. Sehingga dalam konteks hidup masyarakat Kei Besar konflik dapat diatasi dengan budaya lokal selama budaya lokal masih tetap dipegang dan terpelihara dalam tindakan dan juga pikiran masyarakat Kei Besar.

Konflik menjadikan budaya lokal yang sarat makna dan nilai justru semakin kuat dan memiliki pengaruh terhadap konflik tersebut. Nilai-nilai dari budaya lokal

dalam hal ini falsafah ain ni ain semakin dipertajam dengan dilakukannya pewarisan

secara terus-menerus melalui sosialisasi mengenai adat kepada generasi muda.65 Hal

ini dilakukan agar budaya lokal yakni hukum adat maupun falsafah ain ni ain dapat selalu terpelihara dalam hidup generasi muda.

Falsafah ain ni ain menginstruksikan hidup yang selalu mengutamakan

persatuan dan kesatuan, keselarasan, dan juga selalu menghadirkan kondisi damai. Sehingga dalam kehidupan sosial masyarakat Kei Besar, sedapatnya harus menghindari terjadinya konflik. Walaupun konflik yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Kei Besar maka harus secara sigap ditangani yakni mengetahui penyebab terjadinya konflik serta mencari solusi yang gtepat bagi konflik tersebut. Oleh karena

78

itu istilah-istilah seperti ain afat ain, ain vidan ain, ain tumbuk ain, serta ain kafinan

ain dalam masyarakat Kei Besar diusahakan agar dapat dihindari, tidak dilakukan,

serta sedapat mungkin dicegah.

Masyarakat Kei Besar saat ini sedang berhadapan dengan ancaman modernitas yang akan menggeser sistem budaya yang dipegang masyarakat Kei Besar. ancaman modernitas dapat menghadirkan perseteruan bahkan konflik. Dengan

demikian nilai-nilai dari ain ni ain sangat diperlukan. Dalam pemahaman ini maka

dapat diketahui perspektif ain ni ain mengenai konflik yang terjadi di Kei Besar.

Pertama, konflik adalah parasit bagi kelangsungan hidup masyarakat di Kei Besar. terjadinya konflik dapat merusak tatanan sosial masyarakat Kei Besar. Hidup yang selalu dijaga dalam kestabilan akan hancur jika konflik tidak segera diselesaikan. Tokoh masyarakat melalui falsafah ain ni ain yang mengandung nilai

persatuan dan kesatuan tidak akan dibiarkan konflik sosial bertahan lama. Kedua,

konflik hadir oleh karena salah paham yang tidak terselesaikan dengan baik. Perspektif ini menjelaskan kehidupan masyarakat Kei Besar yang sedang bertikai akibat tidak membangun pemahaman yang baik. Pihak yang sedang bertikai tidak dapat memahami maksud masing-masing. Sehingga pertikaian ini akan berlangsung lama bahkan samapi mengakibatkan konflik yang besar. Solusi yang diambil adalah mempertemukan kedua belah pihak yang akan dimediasi oleh tokoh agama, pemerintah dan tokoh adat agar menemukan kesepakatan atau jalan keluar dari

79 konflik yang terjadi. Perspektif ini dipengaruhi oleh nilai persaudaraan atau

solidaritas yang terkandung dalam falsafah ain ni ain.66

Ketiga, konflik adalah tindakan melawan leluhur. Perspektif ini bangun oleh karena perngahargaan masyarakat Kei Besar terhadap budaya yang diwariskan leluhur. Terjadinya konflik berarti masyarakat Kei Besar secara langsung melawan sistem budaya yang dibuat leluhur. Dalam persepektif ini termuat nilai sakralitas dari falsafah ain ni ain. Maksudnya apabila mereka tidak memperbaiki situasi ini maka yang akan terjadi adalah bencana sakit atau kematian terhadap mereka yang berkonflik. Maka yang harus dilakukan adalah memohon ampun kepada leluhur yang akan dimediasi oleh tokoh adat di dalam upacara adat. Masyarakat Kei Besar percaya bahwa jika proses ini telah dilakukan maka mereka akan terhindar dari bencana

kesakitan dan juga kematian. Keempat, konflik merupakan hal yang tidak diinginkan

oleh Duad. Dalam penjelasan sebelumnya mengenai system kepercayaan masyarakat

Kei, dijelaskan bahwa selain leluhur masyarakat Kei percaya ada kuasa yang lebih

besar, yang berkuasa atas hidup dan mati manusia, kuasa ini disebut Duad atau

Tuhan. Masyarakat Kei Besar percaya bahwa Duad memberikan alam ini termasuk

manusia dalam sebuah keteraturan dan kedamaian, itu berarti menghadirkan konflik bukanlah hal yang diinginkan. Jika konflik sosial tak dapat dihindari maka yang harus dilakukan adalah penyelesaian, seperti pada perspektif yang ketiga. Setelah upacara adat dilaksanakan maka akan ada ruang dimana tokoh adat akan memanjatkan doa

80

kepada Duad agar dapat mengampuni dosa yang telah dilakukan masyarakat Kei

Besar. perspektif ini juga mengandung nilai sakralitas dari falsafah ain ni ain.67

Keempat perspektif ini ditemukan dalam diri masyarakat Kei Besar. Dengan

memperhatikan keempat perspektif ini maka falsafah ain ni ain adalah bukan lagi

berupa falsafah yang hanya diwariskan secara lisan kepada generasi penerus akan

tetapi telah menjadi identitas diri masyarakat Kei Besar. Ain ni ain telah hidup dalam

pola interaksi, hubungan sosial masyarakat Kei Besar dengan demikian falsafah ini memiliki fungsi dalam menjelaskan fakta hidup masyarakat Kei Besar.

2. Fungsi Ain Ni Ain dalam Mengatasi Konflik

Ain ni ain dalam prakteknya tentu memiliki fungsi bagi kelangsungan hidup

masyrakat Kei Besar. Berikut adalah penjelesan mengenai fungsi falsafah ain ni ain.

Pertama, ain ni ain berfungsi dalam penyelesaian konflik yang sering terjadi di Kei Besar. Menurut N. Rahayaan, falsafah ini dari dulu hingga sekarang selalu dipakai untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di Kei termasuk Kei Besar. Dulu, perselisihan, perkelahian, serta konflik masyarakat Kei selalu diselesaikan secara kekeluargaan tanpa melibatkan pihak penegak hukum akan tetapi tokoh adat. Sedangkan saat ini tokoh pemerintah, tokoh agama, serta tokoh adat saling bekerja

sama agar dapat meredakan konflik internal yang terjadi di Kei.68 Ain ni ain adalah

solusi dalam meredakan konflik serta dalam membangun ikatan kerja sama yang

disebut tiga batu tungku. Kerjasama para tokoh masyarakat dalam meredakan konflik

67 Hasil wawancara dengan Rat Bomav Fer (Bpk. Raja Fer), 12 November 2016.

68 Hasil wawancara dengan Bpk Nus Rahayaan, 10 Januari 2017, Bpk. Drs. C. Rahakbauw

(Camat Kei Besar),18 November 2016, dan Rat Bomav Fer, 12 Novenber 2016 (ketiga informan ini mewakili Tokoh adat dan tokoh pemerintah kecamatan).

81 yang terjadi dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat yang lain. Memberikan rasa aman kepada masyarakat yang lain dapat memberikan peluang bagi para tokoh masyarakat agar dapat berkonsentrasi hanya pada pihak yang berkonflik. Dengan demikian para tokoh masyarakat dapat bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. Walaupun para tokoh masyarakat memiliki cara untuk meredakan konflik

sosial atau pun memiliki perspektif yang lain mengenai konflik sosial akan tetapi ain

ni ain merupakan solusi dari konflik yang terjadi. Pihak pemerintah maupun pihak

tokoh agama sangat menghargai nilai budaya dari falsafah ain ni ain. Sambil

masing-masing pihak menjalankan fungsi mereka dalam masyarakat dan ain ni ain adalah

kunci untuk mendatangkan situasi damai.

Kedua, Ain ni ain berfungsi untuk mempertahankan kesatuan hidup. Fungsi ini dijelaskan oleh salah satu narasumber, walaupun kami berbeda marga, berbeda agama, maupun berbeda budaya akan tetapi kami dibesarkan dalam pemahaman bahwa kami kami semuanya bersaudara dalam satu kesatuan yakni satu suku, satu

bahasa, satu leluhur, serta kami dibentuk dalam satu falsafah dasar yakni Larvul

Ngabal.69 Dalam penjelasan ini memperlihatkan pola hidup yang bersatu serta tidak

dibatasi dengan perbedaan marga, agama, bahkan budaya, sebab Ain ni ain

mengajarkan masyarakat Kei Besar agar mereka hidup dalam kesatuan bukan dalam perpecahan.

Ketiga, ain ni ain berfungsi untuk menjalin kerjasama antar anggota masyarakat. Fungsi ini terlihat dalam sikap gotong-royong masyarakat Kei Besar, jika

82 ada anggota masyarakat yang melangsungkan hajatan, membangun rumah atau membuka lahan pertanian baru maka para kerabat dan anggota masyarakat sekitar

siap membantu tanpa diminta.70 Masyarakat Kei Besar sadar bahwa ain ni ain telah

menggerakkan mereka agar tidak membiarkan sesama mereka bekerja sendirian, akan tetapi bekerja bersama. Dalam fungsi ini sesungguhnya masyarakat Kei Besar sedang memperlihatkan perspektif bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tak dapat hidup sendiri, akan tetapi hidup bersama dalam satu lingkungan.

Keempat, Ain ni ain juga sangat memainkan peran dalam sikap solidaritas masyarakat Kei Besar. Menurut tutur seorang narasumber, ”katong orang Kei yang

mangarti ain ni ain pasti tau par saling baku bantu, satu par samua, samua par

satu”.71 Sikap solidaritas tersebut paling menonjol saat dilangsungkannya perkawinan adat atau acara-acara keagamaan, dll. Dalam sistem perkawinan adat atau

pun acara-acara keagamaan masyarakat Kei Besar yelim atau tanggungan sukarela

dari para kerabat maupun masyarakat lainnya adalah wujud solidaritas mereka untuk menghargai moment tersebut. Dasar dari sikap solidaritas bahwa sebagai satu keluarga sudah sepatutnya saling tolong-menolong untuk memenuhi segala keperluan dalam acara, sehingga beban tersebut bisa dipikul secara bersama-sama.

Kelima, Ain ni ain berfungsi untuk membangun komunikasi. Ain ni ain sebagai salah satu sejarah lisan masyarakat Kei memiliki suatu sistem nilai dan norma

hidup, memainkan perannya untuk menata kehidupan masyarakat Kei Besar sesuai

70 Hasil wawancara dengan Bpk. Eki Sidubun, 03 Januari 2017.

71 Kita masyarakat Kei yang mengerti falsafah ain ni ain pasti tahu untuk saling membantu,

83

dengan hukum adat Larwul Ngabal yang menjadi dasar dari falsafah ini. Sehingga

fungsi membangun komunikasi sangat diperlukan agar tetap menjaga sistem nilai dan norma yang termuat dalam falsafah ini. Fungsi ini ditemukan saat terjadi konflik

sosial, para tokoh adat yang disebut wisbad72 akan berkomunikasi bersama dengan

pihak yang berkonflik. Tujuannya, agar wisbad dapat mengetahui penyebab atau

bahkan mengetahui solusi yang harus digunakan. Komunikasi juga berlangsung

antara wisbad bersama dengan tokoh masyarakat, tujuannya agar wisbad dapat

menemukan pemikiran-pemikiran yang positif berkaitan dengan penyelesaian konflik. Selain itu pada saat tokoh masyarakat sedang membangun komunikasi antar pihak yang berkonflik maka pada saat yang sama masyarakat sedang berkomunikasi

dengan leluhur serta Duad sang penguasa kehidupan sebab mereka sadar bahwa baik

leluhur maupun Duad tidak menginginkan konflik terjadi dalam kehidupan

bermasyarakat.

Keenam, Fungsi kontrol sosial juga diperankan dalam ain ni ain. Fungsi

kontrol sosial melekat pada masyarakat Kei karena ain ni ain sudah menjadi identitas

mereka. Dalam praktiknya masyarakat Kei Besar dapat terhindar dari konflik sosial yang berkepenjangan oleh karena falsafah ini secara langsung mengawasi masyarakat Kei Besar agar tidak melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Fungsi kontrol sosial terletak pada sanksi adat yang diberlakukan. Setiap tindakan yang

melanggar hukum Adat Larvul Ngabal akan diberikan sanksi apabila fungsi

72Wisbad merupakan orang-orang yang disebut penengah dalam menyelesaikan konflik internal, yang terdiri dari para tua adat, kepala ohoi, staf desa, kepala-kepala marga, dan tingkat yang lebih tinggi adalah Latupati atau Raja-Raja di Kei Besar, berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Y. Dokainubun, 17 Januari 2017.

84 membangun komunikasi telah dilakukan maka ada sanksi yang diberikan sebagai alat kontrol sosial agar masyarakat Kei tidak lagi melakukan kesalahan yang sama. Berdasarkan percakapan dengan salah satu informan, semua jenis konflik yang terjadi di Kei Besar tidak akan terjadi lagi jika sudah dilakukan upacara adat yang didalamnya sudah terlaksana pengambilan sumpah adat dan juga pemberian sanksi adat.73

Ketujuh, fungsi yang terakhir dari falsafah ain ni ain adalah menghadirkan perdamaian ditengah-tengah realitas masyarakat Kei Besar. Menghadirkan

perdamaian merupakan inti dari falsafah ain ni ain. Falsafah ini berasal dari

kesadaran tentang persaudaraan bukan hanya terikat karena hubungan darah tetapi juga karena berada dilingkungan yang sama. Tidak memandang masyarakat asli

maupun pendatang semuanya adalah ain ni ain atau dalam bahasa lokal it besa ain ni

ain. Perdamaian harus dipertahankan dalam hidup masyarakat Kei Besar dan

perdamaian harus dikejar jika konflik sudah terjadi.

Ketujuh fungsi falsafah ain ni ain memperlihatkan eksistensi ain ni ain dalam

hidup masyarakat Kei Besar. Falsafah ini sangat penting bagi demi kelangsungan

hidup yang penuh dengan kondisi yang damai serta sangat bermanfaat membangun

kehidupan masyarakat Kei Besar menjadi lebih baik dan lebih maju dalam berbagai aspek. Untuk itu falsafah ini harus dipertahankan dalam kehidupan generasi penerus

73 Hasil wawancara dengan Bpk. A. Emray, 24 November 2016 (salah satu anggota

85 sehingga kondisi yang damai akan tetap ada dalam realitas masyarakat Kei secara umum.

Ain ni ain sangat berperan penting bagi kelangsungan hidup masyarakat Kei secara umum dan juga terkhusus bagi kelangsungan hidup mayarakat Kei Besar. Oleh karena falsafah ini sangat penting maka falsafah ini tentunya memiliki nilai-nilai penting sehingga dapat dapat dipertahankan sampai saat ini. Untuk membahas serta

menguraikan beberapa nilai ain ni ain yang dikemukakan oleh narasumber,

sebelumnya akan dijelaskan beberapa alasan yang menyebabkan falsafah ini menjadi sangat penting bagi eksistensi masyarakat Kei secara umum dan terutama bagi kelangsungan masyarakat Kei Besar.

Ain ni ain sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat Kei Besar terutama saat terjadi konflik. Konflik yang terjadi tidak akan berlangsung lama oleh karena falsafah ini mengandung makna persaudaraan yang rukun. Konflik memang tidak dapat dihidari akan tetapi bukan berarti konflik tidak dapat diselesaikan. Bagi kami masyarakat Kei Besar, konflik dapat terselesaikan oleh karena falsafah ini selalu

Dalam dokumen T2 752015029 BAB III (Halaman 30-59)

Dokumen terkait