wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur, dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Bebahaya (B3). Air limbah permukiman ini perlu dikelola agar tidak menimbulkan dampak seperti mencemari air permukaan dan air tanah, di samping sangat beresiko menimbulkan penyakit seperti diare, thypus, kolera, dll.
Sasaran program dan kegiatan pengelolaan air limbah permukiman yaitu:
Pencapaian open defecation free hingga akhir 2014
Peningkatan utilitas IPLT dan IPAL yang telah dibangun hingga
mencapai 60% akhir tahun 2014
Pengembangan lebih lanjut pelayanan sistem pembuangan air
limbah dan berkurangnya pencemaran sungai akibat pembuangan air limbah dan tinja hingga 50% di akhir tahun 2014
Upaya pencapaian sasaran dilakukan melalui:
Peningkatan akses pelayanan air limbah baik melalui sistem on-site
maupun off-site di perkotaan dan perdesaan
Peningkatan pembiayaan pembangunan prasarana dan sarana air
limbah permukiman
Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman
Penguatan kelembagaan
Pengembangan perangkat peraturan perundang-undangan
AIR LIMBAH
a. Aspek Teknis
Prasarana dan sarana air limbah di Kabupaten Talaud masih sangat terbatas. Sistem prasarana dan sarana air limbah (on-site dan/atau off-site system) belum terbangun, khususnya untuk kebutuhan masyarakat umum.
Jumlah prasarana dan sarana air limbah, dan tingkat pelayanan prasarana dan sarana air limbah diuraikan sebagaimana pada tabel berikut.
b. Aspek Pendanaan
Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan air limbah masih sangat terbatas. IPAL yang terbangun hanya di rumah sakit dan puskesmas, dengan sumber dana dari APBN dan APBD Kabupaten. IPLT belum terbangun. Pengurasan tangki septik dilakukan oleh perusahaan swasta dan lumpur tinja dikelola secara off-site.
152
c. Aspek Kelembagaan Pelayanan Air Limbah
Organisasi khusus yang menangani pengelolaan air limbah di Kabupaten Talaud saat ini belum dibentuk. Penanganan air limbah ditangani langsung oleh SKPD yang membangun instalasi pengelolaan limbah (seperti rumah sakit/puskesmas). Pengembangan prasarana dan sarana air limbah lainnya ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum.
d. Aspek Peraturan Perundangan
Peraturan-peraturan yang terkait dengan pengelolaan air limbah di Kabupaten Talaud sampai saat ini masih mengacu pada peraturan-peraturan pemerintah, sedangkan di tingkat pemerintah daerah belum dibentuk.
e. Aspek Peran Serta Masyarakat
Kegiatan yang dilaksanakan baik oleh masyarakat, LSM atau swasta dalam pengelolaan ar limbah di Kabupaten Talaud masih sangat terbatas.
Beberapa peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan air limbah antara lain:
Semakin tingginya kesadaran masyarakat untuk membangun wadah
pengumpulan lumpur tinja (Septik Tank).
Kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan guna meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan air limbah dalam bentuk kegitan-kegiatan penyuluhan, promosi, diseminasi oleh istansi dinas kesehatan, pengelola persampahan dan pekerjaan umum.
f. Aspek Lingkungan
Dampak yang ditimbulkan oleh air limbah terhadap lingkungan adalah terkait dengan derajat kesehatan masyarakat, pencemaran air tanah dan pencemaran air permukaan. Air limbah rumah tangga pada umumnya dialirkan kembali ke permukaan tanah (belum dilakukan pengolahan). Hal tersebut akan berakibat pada penurunan kualitas sumber-sumber air yang digunakan masyarakat untuk aktivitas mandi, mencuci atau bahkan untuk dikonsumsi sebagai sumber air minum/memasak. Akibat selanjutnya adalah akan terjadi bermacam-macam kejadian penyakit, yang tentu saja akan meurunkan derajat kesehatan masyarakat.
Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah Analisis Permasalahan
Sasaran pencapaian pengelolaan air limbah Kabupaten Talaud didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan utama sebagai berikut:
a). Pemenuhan kebutuhan dasar
Kebutuhan penduduk perkotaan dan perdesaan terhadap akses pelayanan air limbah dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar bagi kesehatan masyarakat sudah cukup mendesak.
b). Meningkatkan keberlanjutan lingkungan
Sebagian besar permukiman yang ada belum memiliki suatu sistem pengelolaan air limbah yang memadai, di mana pada umumnya air limbah yang diproduksi rumah tangga, selain
153 limbah tinja, hanya dilepaskan kembali ke alam melalui permukaan tanah, sungai atau
saluran drainase tanpa melalui proses pengolahan sebelumnya. Kondisi tersebut
dikhawatirkan akan mencemari sumber-sumber air dan lingkungan permuiman yang pada gilirannya dapat mengganggu kesehatan masyarakat.
c). Pemenuhan kebutuhan pembangunan ekonomi perkotaan
Penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana air limbah di kawasan-kawasan prioritas dalam rangka peningkatan perekonomian di Kabupaten Talaud meliputi 4 Kecamatan. Berdasarkan analisis permasalahan, usulah alternatif pemecahan masalah pengelolaan air limbah di Kabupaten Talaud adalah penerapan dan pengembangan sistem yang baru guna meningkatkan kinerja sistem air limbah yang ada.Sebagai acuan dalam pemilihan teknologi air limbah adalah sebagaimana yang digambarkan pada gambar berikut:
Gambar 7. 2 Algoritma Pilihan Teknologi Sistem Pengolahan air Limbah Permukiman
Dengan memperhatikan kebutuhan peningkatan pelayanan, pengembangan pembangunan prasarana dan sarana, serta kemampuan pembiayaan, kapasitas kelembagaan, kesiapan masyarakat serta perangkat pengaturan maka alternatif terpilih sebagai rekomendasi peningkatan pengelolaan air limbah Kabupaten Talaud adalah sebagai berikut:
a). Pengembangan kelembagaan pengelolaan air limbah
b). Pengembangan prasarana dan saranna air limbah
c). Pengembangan kapasitas pembiayaan
154 Tabel 7. Kondisi Eksisting Air Limbah
Tabel 7. Proyeksi Air Limbah
Kab/ Kota
Proyeksi Jumlah Penduduk Tahun
2021
Limbah Cair Domestik Limbah Cair Non Domestik
Blackwater Grey Water Blackwater Greywater
(ltr/org/hari) (ltr/org/hari) (ltr/org/hari) (ltr/org/hari) Kab. Kepulauan
Sangihe
94173 78163 9517272 19541 2354318
Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan air Limbah Program Yang Diusulkan
Berdasarkan rekomendasi hasil analisis masalah pengelolaan air limbah maka usulan sistem prasarana dan sarana air limbah yang ingin dicapai didasarkan pada paket-paket fungsional dan prioritas penanganan sesuai dengan kebijakan dan strategi pembangunan secara nasional maupun daerah, dengan kriteria kriteria penanganan air limbah antara lain mencakup:
a. Program pengembangan pengelolaan air limbah yang disusun didasarkan
perencanaan yang matang dengan mengacu pada masterplan atau outline plan (kota kecil/sedang) serta perangkat dokumen perencanaan lainnya.
b. Pembangunan prasrana air limbah skala komunitas berbasis masyarakat diarahkan
pada kawasan kumuh perkotaan, masyarakat pendapatan rendah dan rawan sanitasi
c. Peningkatan pelayanan prasrana air limbah terpusat untuk kawasan RSH
diprioritaskan pada kawasan perumahan PNS/TNI POLRI dan masyarakat berpengahasilan rendah.
d. Pengembangan pelayanan dengan sistem off-site/terpusat atau sewerage
diprioritaskan untuk perluasan layanan pada lokasi-lokasi yang telah mempunyai
sistem off–site, serta kota metropolitan dan besar didorong untuk membangun
155
e. Pengembangan pengelolaan sanitasi dengan sistem on-site perlu dilengkapi dengan
instalasi pengolahan luimpur tinja untuk mengolah lumpur yang mengendap pada tangki septik yang digunakan penduduk.
Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Program dan kegiatan di bidang pengelolaan air limbah bertujuan untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bersih dari sampah. Sasaran program dan kegiatan pengelolaan persampahan yaitu:
- Meningkatkan jumlah sampah terangkut
- Meningkatkan kinerja pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir yang berwawasan lingkungan
Upaya pencapaian sasaran dilakukan melalui:
- Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya
- Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan
- Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas sistem pengelolaan
Sasaran umum yang hendak dicapai yaitu: 1) pencapaian cakupan pelayanan 60% penduduk; 2) pencapaian pengurangan kuantitas sampah sebesar 20%; 3) tercapainya peningkatan kualitas pengelolaan TPA menjadi sanitary landfill untuk kota besar dan controlled landfill untuk kota sedang dan kecil, serta tidak dioperasikannya TPA secara open dumping selambat-lambatnya hingga tahun 2013.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan sistem pengelolaan persampahan antara lain:
- Peran daerah dalam pengembangan wilayah
- Rencana Pembangunan Daerah
- Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi daerah
- Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan
- Dalam penyusunan RPIJM harus memperhatikan Rencana Induk Sistem Pengelolaan
Persampahan
- Kerangka kerja logis (logical framework) penilaian kelayakan investasi pengelolaan
persampahan
- Keterpaduan pengelolaan persampahan dengan sistem sektor lain dilaksanakan pada setiap
tahapan penyelenggaraan pengembangan, sekurang-kurangnya dilaksanakan pada tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun dalam perencanaan teknik
- Memperhatikan peraturan perundangan dan pedoman yang tersedia
- Tingkat kelayakan pelayanan, dan efisiensi pengelolaan persampahan di daerah
- Sebagai suatu prasarana dan sarana yang tidak saja penting bagi peningkatan lingkungan
masyarakat tapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan
- Sumber pendanaan dari berbagai pihak, baik masyarakat, swasta dan pemerintah
156
- Investasi prasarana dan sarana pengelolaan persampahan memperhatikan kelayakan
terutama dalam hal pemulihan biaya operasi dan pemeliharaan
- Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam pembangunan dan/atau pengelolaan prasarana
dan sarana persampahan, perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut.
- Safeguard sosial dan lingkungan
Persampahan
- Menciptakan kesadaran seluruh stakeholders terhadap pentingnya peningkatan
pelayanan persampahan. Meningkatkan peran serta seluruh stakeholders dalam upaya mencapai sasaran pembangunan persampahan hingga akhir tahun 2013. Menciptakan iklim yang kondusif bagi sektor swasta untuk turut secara aktif dalam
handling-transportation dan pengelolaan tempat pembuangan akhir (TPA). Menciptakan regulasi yang mengatur kemitraan pemerintah-swasta (public-private-partnership) dalam pengelolaan persampahan. Mendorong terbentuknya regionalisasi pengelolaan persampahan. Meningkatnya kinerja pengelolaan sampah melalui uji kompetensi, pendidikan, pelatihan, dan perbaikan pelayanan kesehatan. Meningkatnya kinerja dalam pengelolaan TPA dengan sistem sanitary landfill.
- Pemberdayaan masyarakat serta penyediaan fasilitas dan peningkatan pelayanan publik,
lingkungan pemukiman yang asri dan bersih, serta sistem keamanan daerah
- Program : Pengembangan pengelolaan persampahan
- Penyediaan, peningkatan operasi, dan pemeliharaan prasarana dan sarana
pengelolaan persampahan.
- Kampanye penyadaran publik (public awareness campaign) mengenai 3R (reduce,
reuse, recycle).
- Pengembangan pusat-pusat daur ulang (recycle centers) berbasis masyarakat.
- Pengembangan kapasitas bagi pemulung.
- Pengembangan vermin compost dan pengomposan berbasis masyarakat.
- Proyek percontohan pengembangan produk pertanian organik skala kecil sebagai
upaya pengembangan pasar kompos.
- Pemasyarakatan struktur pembiayaan dalam penanganan persampahan.
- Menyusun peraturan daerah tentang pengelolaan persampahan.
- Penyusunan kebijakan, strategi, dan rencana tindak penanggulangan sampah.
- Pelaksanaan proyek percontohan regionalisasi penanganan persampahan.
- Proyek percontohan kerjasama pemerintah daerah dan swasta dalam
pengelolaan persampahan.
- Restrukturisasi dan korporitisasi PD Kebersihan dan/atau Dinas Kebersihan yang
menangani persampahan.
- Pengembangan SDM melalui pendidikan dan pelatihan bagi pegawai institusi yang
157
- Peningkatan kuantitas dan kuatitas pengangkutan persampahan.
- Pengembangan pemisahan sampah organik dan un-organik.
- Peningkatan kualitas pengelolaan tempat pembuangan akhir dengan standar
sanitary landfill system.
- Penyusunan studi kelayakan pemanfaatan WTE-incenerator (waste to energy)
dalam pengelolaan sampah.
- Peningkatan kerja sama antara pemerintah dan swasta (Badan Usaha Milik
Swasta) melalui kontrak manajemen (contract management), sewa beli
(leasing),built operate and transfer (BOT), dan built operate and own (BOO) untuk pengelolaan sampah.
- Pengembangan teknologi tepat guna bidang persampahan.
- Perbaikan prasarana dan sarana persampahan yang rusak.
- Pengembangan institusi PD/Dinas/Badan Kebersihan yang profesional,
transparan, dan akuntabel.
- Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah
o Monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
Program, sasaran, pola pengelolaan, penanganan, dan kontribusi pemerintah daerah di sektor persampahan adalah sebagai berikut:
a. Program Pembinaan Sistem Pengelolaan Persampahan
1) Sasaran:
- Peningkatan pengembangan perangkat pengaturan dan standar,
pedoman dan manual bidang pengelolaan persampahan
- Peningkatan peran, fungsi dan kinerja lembaga/institusi pengelola
dan sumberdaya manusia serta adanya pemisahan peran operator dan regulator
2) Strategi Pendekatan: tanggap kebutuhan
3) Penanganan: fasilitasi, koordinasi dengan instansi terkait maupun antar
daerah, pendampingan, pemberdayaan kepada masyarakat, uji coba dll.
4) Kontribusi Pemerintah Daerah: pengembangan Perda, perkuatan institusi,
kelembagaan pengelola, serta sumberdaya manusia, dukungan sosial politik, pendanaan, pembinaan sistem pengelolaan, dll
b. Program Pengembangan Perencanaan Pengelolaan Persampahan
1) Sasaran: tersusunnya PJM dan masterplan/outline plan atau perencanaan
teknis dan manajemen persampahan (PTMP) sektor persampahan daerah
2) Strategi Pendekatan: perkuatan program dan perencanaan
3) Penanganan: penyusunan dokumen-dokumen perencanaan sistem
158
4) Kontribusi Pemerintah Daerah: penerapan pembangunan secara konsisten
berdasarkan perencanaan yang telah disusun, perkuatan status dokumen perencanaan.
c. Program Pengurangan Timbulan Sampah
1) Sasaran:Pengurangan volume sampah hingga 20% sejak dari sumber melalui
peningkatan upaya pemilahan, pemanfaatan, daur ulang sampah dan pembuatan kompos dengan skala individu, kawasan/lingkungan dan skala kota
2) Strategi Pendekatan: kampanye dan gerakan moral, uji coba dan replikasi
3) Penanganan : penyediaan dan pelatihan fasilitator, pelaksanaan replikasi
kegiatan pengurangan sampah secara bertahap.
4) Kontribusi Pemerintah Daerah: dukungan penyediaan prasarana dan sarana
pengolahan sampah serta pemberian insentif bagi pihak-pihak yang berhasil melakukan pengurangan sampah.
d. Program Perluasan Cakupan Pelayanan Persampahan
1) Sasaran:
- Peningkatan pelayanan pengumpulan dan pengengkutan sampah ke
TPA secara bertahap sesuai kriteria
- Peningkatan sistem pelayanan dan pengolahan secara terpadu
melalui sistem pengolahan antara
2) Strategi Pendekatan: identifikasi kebutuhan pelayanan untuk jangka waktu 5
tahun yang disesuaikan dengan rencana pengembangan daerah
3) Penanganan: penyediaan prasarana dan sarana sesuai kebutuhan pelayanan
4) Kontribusi Pemerintah Daerah: dukungan dana investasi untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan dan biaya operasi/manajemen sesuai kebutuhan.
e. Program Peningkatan Kualitas Sistem Pengolahan Akhir Sampah
1) Sasaran:
- Peningkatan sistem pengolahan akhir sampah untuk melindungai
sumberdaya lingkungan minimal controlled landfill dan sanitary landfill
- Peningkatan efisiensi pengelolaan persampahan melalui kerjasama
antar daerah secara regional.
2) Strategi Pendekatan: rehabilitasi TPA open dumping secara bertahap,
menyediakan lokasi TPA baru sesuai persyaratan teknis (SNI) dan menyiapkan dokumen perencanaan/SOP/pemantauan dan biaya investasi, operasi dan manajemen
3) Penanganan: dapat dilakukan bersama dengan pihak provinsi dan pusat sesuai
159
4) Kontribusi Pemerintah Daerah: penyiapan dokumen perencanaan,
pembebasan lahan TPA sesuai ketentuan, sharing investasi, biaya operasi/pengelolaan sesuai kebutuhan.
f. Program Peningkatan Pengelolaan Sampah Terpadu Mendukung Perlindungan
Sumberdaya Air
1) Sasaran:
- Peningkatan penanganan sampah secara terpadu lintas sektor
melindungi sumberdaya air di kawasan potensial pencemaran oleh sampah permukiman
- Pengembangan eco drain, penanganan terintegrasi meningkatkan
kualitas saluran drainase/badan air dari pencemaran akibat sampah dan air limbah
2) Strategi Pendekatan: menyiapkan perencanaan eco drain dan penyiapan
peraturan keterpaduan pengelolaan sampah, drainase dan air limbah.
3) Penanganan: pembersihan sampah saluran/sungai, penyediaan prasarana dan
sarana persampahan/air limbah dan kampanye perumahan perilaku masyarakat dalam pola pembuanagn limbah
4) Kontribusi Pemerintah Daerah: dukungan penyiapan peraturan, perencanaan
dan investasi prasarana dan sarana yang dibutuhkan.
g. Program Pengembangan Kapasitas Masyarakat dan Swasta Meningkatkan Sistem
Pengelolaan Persampahan
1) Sasaran:
- Peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam pengurangan
timbulan dan pengelolaan sampah
- Menggerakan keterlibatan swasta dalam pengurangan produksi
sampah dan peningkatan prasarana dan sarana pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan sampah.
2) Strategi Pendekatan: kampanye dan pengembangan business plan
3) Penanganan: pelaksanaan kampanye, uji coba dan pemberian insentif
4) Kontribusi Pemerintah Daerah: dukungan penyiapan perencanaan dan
business plan.
h. Program Pembangunan Kapasitas Pendanaan Pengelolaan Persampahan
1) Sasaran: peningkatan sumber pendanaan pembangunan dan pengelolaan
persampahan
2) Strategi Pendekatan: penggalian alternatif sumber pendanaan
3) Penanganan: penyusunan rencana investasi prasarana dan sarana
persampahan, peningkatan investasi swasta, pengembangan sistem pendanaan termasuk untuk biaya operasi dan pemeliharaan, peningkatan alokasi pembiayaan pengelolaan air limbah
160
4) Kontribusi Pemerintah Daerah: mengembangkan sistem pendanaan
berdasarkan perencanaan investasi mantap.
i. Program Promosi Sistem Pengelolaan Sampah
1) Sasaran:
- Penyebarluasan informasi dan peningkatan pemahaman dan
kesadaran masyarakat serta pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan sistem persampahan
- Pengurangan resiko pencemaran dan penerapan konsep waste to
energy prioritas pada kota dengan kelembagaan pengelola sampah yang telah mantap
2) Strategi Pendekatan: pengembangan strategi promosi dan ketepatan sasaran
penyebaran informasi
3) Penanganan: edukasi, penyuluhan, kampanye, sosialisasi, uji
coba/percontohan sistem 3 R (reduce, reuse and recycle) serta penerapan Clean Development Mechanism (CDM)
4) Kontribusi Pemerintah Daerah: pendanaan secara kontinyu dll.
j. Program Pengembangan Inovasi Teknologi Sistem Pengelolaan Persampahan
1) Sasaran: peningkatan kualitas sistem pengelolaan persampahan ramah
lingkungan
2) Strategi Pendekatan: oenelitian dan pengembangan teknologi pengolahan
sampah dan uji coba
3) Penanganan: pelaksanaan penelitian dan pengembangan
- 4) Kontribusi Pemerintah Daerah: pelaksanaan uji coba dalam skala lapangan.
- Bentuk pengelola dalam rangka pengelolaan persampahan masih dilaksanakan oleh
pengelola kebersihan daerah dalam hal ini oleh Dinas Pasar dan Kebersihan. Cakupan pelayanan pengelolaan persampahan yang dilakukan oleh masyarakat (individu dan komunal) dan badan usaha/swasta belum ada. Beberapa skala pengelolaan dan bentuk pengelola persampahan yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut.
Skala pengelolaan sampah secara berurutan meliputi:
- Skala individu: yaitu pengelolaan individual yang dilakukan oleh satu sumber atas
sampah yang dihasilkan sendiri oleh sumber tersebut
- Skala kawasan/lingkungan: yaitu pengelolaan yang dilakukan untuk melayani suatu
kelompok masyarakat yang terdiri atas sekurang-kurangnya 100 KK tetapi tidak lebih dari 1 wilayah kecamatan
- Skala kota: yaitu pengelolaan yang dilakukan untuk melayani sebagian masyarakat
yang tinggal dalam suatu wilayah kota yang karena alasan kelayakan ekonomi dan teknis maka perlu terdiri atas sekurang-kurangnya 10% dari jumlah penduduk kota tersebut atau sekurang-kurangnya untuk 1 (satu) wilayah administrasi kecamatan
161
- Skala regional; yaitu pengelolaan yang dilakukan untuk melayani sebagian atau
keseluruhan masyarakat yang tinggal di lebih dari satu wilayah kabupaten/kota yang mengadakan kerjasama pengelolaan
Pengelolaan sampah dapat dilaksanakan oleh salah satu atau beberapa bentuk pengelola yang dapat berupa:
a). Pengelola Kebersihan Daerah
Pengelola kebersihan kota yang merupakan unsur pelaksana teknis di bawah kepala daerah dapat berfungsi sebagai pelaksana pelayanan kebersihan (operator). Untuk itu perlu ada unit lain yang berfungsi melaksanakan pengeturan/pengendalian (regulator). Status pengelola kebersihan dapat berupa: Perusahaan Daerah, Dinas/Badan tersendiri, Sub Dinas atau Bidang, UPTD atau Seksi di bawah Dinas/Sub Dinas/Kecamatan.
b). Badan Usaha/Swasta
Badan usaha/swasta dapat bertindak senagai pelaksana pelayanan kebersihan (operator) bila mendapatkan penugasan melalui kontrak kerjasama dengan pengelola kebersihan kota yang dalam hal ini berfungsi melaksanakan pengaturan/pengendalian (regulator)
c). Lembaga Kemitraan
Lembaga kemitraan yang dibentuk bersama antara pengelola kebersihan kota dan badan usaha/swasta dapat bertindak sebagai pelaksana pelayanan kebersihan (operator) bila mendapatkan penugasan melalui kontrak kerjasama dengan pengelola kebersihan kota yang dalam hal ini berfungsi melaksanakan pengaturan/pengendalian (regulator)
Aspek Pendanaan
Alokasi pembiayaan untuk pengelolaan persampahan yang bersumber dari APBD Kabupaten Talaud masih sangat terbatas. Pengelolaan persampahan dikelola melalui 3 (tiga) SKPD yaitu Dinas Pasar dan Kebersihan, Dinas Pekerjaan Umum, dan Badan Lingkungan Hidup. Sumber pendanaan yang lain adalah dari APBN.
Aspek Kelembagaan Pelayanan Persampahan
Organisasi pengelolaan persampahan di Kabupaten Talaud saat ini masih melekat pada Satuan Kerja Perangkat Daerah, yaitu Dinas Pasar dan Kebersihan.
Aspek Peraturan Perundangan
Peraturan-peraturan yang terkait dengan pengelolaan persampahan di Kabupaten Talaud adalah: Peraturan tentang kebersihan, Peraturan tentang pembentukan badan pengelola persampahan skala kabupaten, dan Peraturan tentang retribusi
162 Aspek Peran Serta Masyarakat
Kegiatan yang dilaksanakan baik oleh masyarakat, LSM atau swasta dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Talaud masih sangat terbatas dan hanya bersifat insidentil. Beberapa peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan persampahan antara lain: kemauan dan kemampuan masyarakat membayar retribusi sampah, Sikap dan penerimaan masyarakat dalam mematuhi aturan yang ditetapkan pemerintah dalam pengelolaan persampahan, dan sikap dan penerimaan masyarakat dalam menunjang program pemerintah untuk mengurangi sampah dari sumbernya dan melakukan kegiatan pemilahan sampah.
Permasalahan Yang Dihadapi
Terjadinya stagnasi dalam penanganan sampah secara baik dan berwawasan lingkungan disebabkan kurangnya perhatian dan komitmen seluruh stakeholders dan pengambil keputusan menangani persampahan untuk menciptakan kualitas lingkungan hidup yang baik. Meningkatnya pencemaran lingkungan disebabkan meningkatnya jumlah sampah yang berasal dari rumah tangga dan non rumah tangga yang dibuang atau dibakar. Rendahnya kualitas manajemen tempat pembuangan akhir (TPA).
Kabupaten Talaud dalam kapasitasnya sebagai kabupaten yang berkembang pesat sangat rentan dengan persoalan air limbah yang dapat menurunkan kualitas lingkungan. Penurunan kualitas lingkungan ini sangat mempengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat terutama dari sisi kesehatan masyarakat. Untuk itu dalam pembangunan infrastruktur air limbah penting mendapatkan perhatian kita.
A. MASALAH
1. Rendahnya kesadaran perusahaan dalam pengelolaan air limbah.
2. Belum tersedianya sistem pengelolaan air limbah masyarakat perkotaan.
3. Belum adanya pengolahan / penanganan lumpur tinja.
A. SASARAN
1. Meningkatnya Utilitas dan IPLT dan IPAL yang telah dibangun, pengembangan lebih
lanjut pelayanan sistim pembuangan air limbah serta berkurangnya pencemaran sungai akibat pembuangan tinja.
2. Meningkatnya kesadaran perusahaan dalam pengelolaan air limbah.
3. Tersedianya sistem pengelolaan air limbah.
163 Analisis Kebutuhan Persampahan
Dari aspek kelembagaan, prasarana dan sarana pendukung serta sumberdaya manusia yang ada masih terbatas. Kelembagaan yang ada masih belum fokus menangani persampahan. Dari aspek teknis prasarana dan sarana pengelolaan sampah masih terbatas, baik dari aspek jumlah maupun kualitasnya.
Dari aspek pembiayaan, anggaran yang tersedia masih relatif terbatas, utamanya dalam hal penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah.
Besarnya timbunan sampah di wilayah perencanaan di-asumsikan berdasarkan besaran populasi, dimana sesuai dengan standar bahwa besarnya timbunan sampah
adalah 2,5 – 3,2 liter per hari, dengan perbandingan 75% adalah sampah domestik
dan 25% adalah sampah non domestik.
Pada tahun 2007 diperkirakan produksi timbunan sampah di wilayah perencanaan mencapai ± 222.000 lt/hari, tahun 2010 diperkirakan produksi timbunan sampah mencapai ± 244.000 lt/hari, tahun 2013 diperkirakan produksi timbunan sampah mencapai ± 250.000 lt/hari, sedangkan pada akhir tahun perencanaan (2017) akan didapatkan jumlah timbunan sampah sebesar 2253.000 lt/hari.
Program dan Kriteria Kesiapan pengembangan Persampahan