• Tidak ada hasil yang ditemukan

7.4 SEKTOR PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (PLP)

7.4.1 AIR LIMBAH

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

7.4 Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP)

7.4.1 Air Limbah

Sub Bidang Air Limbah pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memiliki program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kondisi masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas dari pencemaran air limbah permukiman. Air limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman (municipal wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air limbah permukiman ini perlu dikelola agar tidak menimbulkan dampak seperti mencemari air permukaan dan air tanah, disamping sangat beresiko menimbulkan penyakit seperti diare, thypus, kolera dan lain-lain.

Sasaran program dan kegiatan pengelolaan air limbah permukiman mengacu pada RPJMN 2004 — 2009 yaitu pencapaian open defecation free hingga akhir 2009 di semua Kabupaten/Kota, peningkatan utilitas IPLT dan IPAL yang telah dibangun hingga mencapai 60% di akhir tahun 2009 sert a pengembangan lebih lanjut pelayanan sistem pembuangan air limbah dan berkurangnya pencemaran sungai akibat pembuangan tinja hingga 50% di akhir tahun 2009.

Program dan kegiatan di bidang pengelolaan air limbah bertujuan untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas dari pencemaran air limbah permukiman. Air limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman (municipal wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur, dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Bebahaya (B3). Air limbah permukiman ini perlu dikelola agar tidak menimbulkan dampak seperti mencemari air permukaan dan air tanah, di samping sangat beresiko menimbulkan penyakit seperti diare, thypus, kolera, dll.

Sasaran program dan kegiatan pengelolaan air limbah permukiman yaitu: ▪ Pencapaian open defecation free hingga akhir 2014

73 RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

▪ Peningkatan utilitas IPLT dan IPAL yang telah dibangun hingga mencapai 60% akhir tahun 2014

▪ Pengembangan lebih lanjut pelayanan sistem pembuangan air limbah dan berkurangnya pencemaran sungai akibat pembuangan air limbah dan tinja hingga 50% di akhir tahun 2014

Upaya pencapaian sasaran dilakukan melalui:

▪ Peningkatan akses pelayanan air limbah baik melalui sistem on-site maupun off-site di perkotaan dan perdesaan

▪ Peningkatan pembiayaan pembangunan prasarana dan sarana air limbah permukiman ▪ Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan sistem

pengelolaan air limbah permukiman ▪ Penguatan kelembagaan

▪ Pengembangan perangkat peraturan perundang-undangan

Analisis kebutuhan pengelolaan air limbah untuk 5 (lima) tahun ke depan dilakukan dengan langkah-langkah:

▪ Menetapkan sasaran pengelolaan air limbah lima tahun ke depan

▪ Melakukan analisis kondisi sistem pengelolaan air limbah saat ini, meliputi tingkat pelayanan dan kualitas sistem prasarana dan sarana yang ada

▪ Merumuskan persoalan, yaitu kesenjangan antara sasaran lima tahun dengan kondisi saat ini

▪ Menetapkan prioritas berdasarkan skenario pengembangan kota dan kemampuan berdasarkan tingkat kebutuhan

▪ Menentukan program dan kegiatan lima tahun ke depan ▪ Menentukan investasi tahunan

- Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan sistem pengelolaan air limbah antara lain:

▪ Peran daerah dalam pengembangan wilayah ▪ Rencana Pembangunan Daerah

▪ Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi daerah

▪ Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

74 RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

▪ Dalam penyusunan RPI2-JM harus memperhatikan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah

▪ Kerangka kerja logis (logical framework) penilaian kelayakan investasi pengelolaan Air Limbah

▪ Keterpaduan pengelolaan air limbah dengan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dilaksanakan pada setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan, sekurang-kurangnya dilaksanakan pada tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun dalam perencanaan teknik

▪ Memperhatikan peraturan perundangan dan pedoman yang tersedia ▪ Tingkat kelayakan pelayanan, dan efisiensi pengelolaan air limbah di daerah

▪ Sebagai suatu prasarana dan sarana yang tidak saja penting bagi peningkatan lingkungan masyarakat tapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan

▪ Sumber pendanaan dari berbagai pihak, baik masyarakat, swasta dan pemerintah ▪ Kelembagaan yang mengelola air limbah

▪ Investasi prasarana dan sarana pengelolaan air limbah memperhatikan kelayakan terutama dalam hal pemulihan biaya operasi dan pemeliharaan

▪ Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam pembangunan dan/atau pengelolaan prasarana dan sarana air limbah, perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut

Safeguard sosial dan lingkungan

Kondisi Eksisting

Sistem jaringan sanitasi yang beradai kawasan permukiman perkotaan Kabupaten Minahasa Utara, terdiri dari:

a. Sanitasi untuk air buangan kegiatan rumah tangga; dan b. Sanitasi untuk air buangan kegiatan industri. Sanitasi untuk air buangan kegiatan rumah tangga :

a. Sistem sanitasi off site untuk pengelolaan air buangan di kawasan perkotaan yaitu dengan menggunakan instalasi pengolahan sebelum dibuang ke badan air penerima/sungai;

75 RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

b. Sistem sanitasi on site untuk pengelolaan air buangan di kawasan perdesaan.

Sedangkan untuk mendukung sanitasi off site dibangun instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dibangun di Kecamatan

Kalawat;

Sanitasi untuk air buangan kegiatan industri di kawasan industri Kauditan dan Kema dengan sistem off site melalui instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) industri. Khusus untuk kawasan perkotaan Airmadidi dikembangkan sistem jaringan prasarana sanitasi yang meliputi :

a. Rencana Pengembangan Sistem Perpipaan Air Limbah pada Kota Airmadidi, sepanjang 4.000 m;

b. Rencana Pengembangan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) untuk perkotaan Airmadidi kapasitas 76,00 m3/hari;

c. Rencana Pengembangan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) untuk perkotaan Airmadidi 750,00 m3/hari

Gambar 7.23 Kondisi Sanitasi Kawasan Permukiman Pesisir

Ketersediaan sanitasi kawasan permukiman pesisir di Kabupaten Minahasa Utara dalam kondisi yang sangat buruk / rawan sanitasi. Selain itu, jarak antara sisstem pembuangan dengan sumur galian sangat terbatas. Pada kawasan permukiman Kema, justru tidak memiliki toilet pribadi masing-masing hunian, hanya terdapat 1 toilet komunal. Kondisi toilet tersebut juga tidak memiliki air besih, sehingga masyarakat harus menempuh jarak yang jauh dari tempat tinggal mereka bahkan sambil menggotong air.

76 RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Gambar 7.24 Kondisi Rawan Sanitasi

Kec. Likupang Barat

Kec. Likupang Timur Kec. Kema

77 RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Tabel 7.11 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Minahasa Utara

No. Sistem

Cakupan Layanan eksisting (%)

Target Cakupan Layanan* (%) Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang A Sistem On-site 1 Individual (tangki septik) 49,50 40 60 100 2 Komunal (MCK, MCK++) 3,90 20 30 - B Sistem Off-site 1 Skala Kota - - - 20 2 Skala Wilayah - - - -

78 RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Dokumen terkait