• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupuin di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung maupun lingkungannya.

Visi penataan bangunan dan lingkungan adalah terwujudnya bangunan gedung dan lingkungan yang layak huni dan berjati diri, sedangkan misinya adalah: 1) memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib, layak huni, berjati diri, serasi, dan selaras dan 2) memberdayakan masyarakat agar mandiri dalam penataan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataan bangunan gedung dan lingkungan antara lain :

- Peran dan fungsi daerah

- Rencana Pembangunan Daerah

- Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi daerah

- Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

- Dalam penyusunan RPI2-JM harus memperhatikan Rencana Induk Pembangunan Kota - Kerangka kerja logis (logical framework) penilaian kelayakan pengembangan

- Keterpaduan penataan bangunan dan lingkungan dengan sektor lain dilaksanakan pada setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan, sekurang-kurangnya dilaksanakan pada tahap perencanaan

- Memperhatikan peraturan perundangan dan pedoman yang tersedia

- Tingkat kelayakan pelayanan, dan efisiensi penataan bangunan dan lingkungan di daerah

- Sebagai suatu prasarana dan sarana yang tidak saja penting bagi peningkatan lingkungan masyarakat tapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan - Sumber pendanaan dari berbagai pihak, baik masyarakat, swasta dan pemerintah - Kelembagaan yang mengelola penataan bangunan dan lingkungan

- Penataan bangunan dan lingkungan memperhatikan kelayakan terutama dalam hal pemulihan biaya investasi

43 RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

- Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam penataan bangunan dan lingkungan, perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut

- Safeguard sosial dan lingkungan

- Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung analisis disertakan dalam laporan.

Undang-undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, serta pedoman pelaksanaan lebih detail di bawahnya mengamanatkan bahwa penyelenggaraan Bangunan Gedung merupakan kewenangan pemerintah daerah dan hanya bangunan gedung negara dan rumah negara yang merupakan kewenangan pusat.

Namun dalam pelaksanaannya di lapangan terlihat bahwa masih banyak daerah yang belum menindaklanjutinya sebagaimana mestinya, seperti terlihat dari:

- Masih banyak daerah yang belum menyesuaikan Perda Bangunan Gedung yang dimilikinya agar sesuai dengan UUBG, atau terutama daerah hasil pemekaran belum memiliki Perda Bangunan Gedung;

- Masih banyak daerah yang belum memiliki atau melembagakan institusi dan tim ahli bangunan gedung yang bertugas dalam pembinaan penataan bangunan dan lingkungan;

- Masih banyak daerah belum memulai pelaksanaan pendataan bangunan gedung; - Masih banyak daerah belum menerbitkan Sertifikat Layak Fungsi (SLF) bagi seluruh

bangunan gedung yang ada terutama bangunan yang baru hasil pembangunan sejak 2003-2007;

- Masih banyak daerah belum menyusun manajemen pencegahan kebakaran daerah atau belum melakukan pemeriksaan berkala terhadap prasarana dan sarana penanggulangan bahaya kebakaran agar selalu siap pakai setiap saat;

- Masih banyak bangunan gedung yang belum dilengkapi prasarana dan sarana bagi penyandang cacat;

- Masih banyak daerah, pengembangan wilayahnya belum berdasarkan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

- Masih banyak daerah yang mempunyai kawasan yang terdegradasi dan belum ditata ulang;

44 RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

- Masih banyak daerah yang belum memiliki rencana penanganan kawasan kumuh, kawasan nelayan, kawasan tradisional, dan kawasan bersejarah yang secara kewenangan sudah menjadi tugas dan tanggung jawab daerah;

- Masih banyak daerah belummelaksanakan pembangunan lingkungan permukiman berbasis konsep tridaya untuk mendorong kemandirian masyarakat dalam mengembangkan lingkungan permukiman yang berkelanjutan.

Untuk itu Departemen Pekerjaan Umum sebagai lembaga pembina teknis penataan bangunan dan lingkungan empunyai kewajiban untuk meningkatkan kemampuan daerah agar mampu melaksanakan amanat UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

Di samping hal tersebut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman menggariskan bahwa peningkatan kualitas lingkungan permukiman dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan bertahap, mengacu pada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai penjabaran RTRW yang harus disusun oleh pemerintah daerah secara komprehensif, akomodatif dan responsif.

Selaras dengan upaya pencapaian target MDGs tahun 2015, yakni: 1) mengurang sampai setengahnya proporsi penduduk miskin pada tahun 1990, dan 2) mengurangi sampai setengahnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum dan sanitasi yang aman dan berkelanjutan pada tahun 1990, maka peningkatan kualitas lingkungan permukiman perlu dilakukan lebih intensif dengan melibatkan masyarakat setempat, kelompok peduli dan dunia usaha secara aktif.

Penyelenggaraan pengembangan lingkungan permukiman perlu dilakukan secara komprehensif dengan berbasis konsep tridaya melalui proses pemberdayaan masyarakat sesuai siklus P2KP/PNPM-Mandiri Perkotaan.

1) Strategi Pendukung

a. Grand strategy 1. Menyelenggarakan Penataan Bnagunan Gedung Agar Tertib, Fungsional, Andal dan efisien.

Tujuan:

Terwujudnya bangunan gedung yang fungsional dan memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan, serta serasi dan selaras dengan denngan lingkungannya.

Sasaran:

45 RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

- Terwujudnya bangunan gedung untuk umum yang laik fungsi

- Terselenggaranya pengawasan penyelenggaraan bangunan gedung yang efektif dengan melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan peraturan bangunan gedung.

- Terlaksananya penyediaan aksesibilitas bangunan gedung umum - Terlaksananya pendataan bangunan

- Terwujudnya pusat informasi arsitektur dan bangunan gedung - Tercapainya standar mutu pelayanan rumah negara sesuai ISO 9000

- Terlaksananya sosialisasi, fasilitasi, pelatihan, bantuan teknis, pengawasan dan pengendalian kegiatan penataan bangunan dan lingkungan

- Terbentuknya kelembagaan penataan bangunan dan lingkungan

- Terwujudnya tertib pengelolaan aset negara berupa tanah dan bangunan - Terlaksananya Penyusunan Rencana Induk Proteksi Kebakaran (RISPK). b. Grand strategy 2. Menyelenggarakan Penataan Lingkungan Permukiman Agar

Produktif dan Berjatidiri Tujuan:

Terwujudnya revitalisasi kawasan dan bangunan pada lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, produktif dan berkelanjutan

Sasaran:

- Terwujudnya perbaikan lingkungan permukiman kumuh

- Terlaksananya revitalisasi kawasan permukiman tradisional bersejarah - Terlaksananya pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

- Pemberdayaan komunitas perkotaan.

c. Grand strategy 3. Menyelenggarakan Penataan dan Revitalisasi Kawasan dan Bangunan Agar Dapat Memberikan Nilai Tambah Fisik, Sosial dan ekonomi. Tujuan:

Terwujudnya revitalisasi kawasan dan bangunan agar dapat memberikan nilai tambah bagi kualitas fisik, sosial dan ekonomi masyarakat yang menjadi penunjang bagi tercapainya kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.

Sasaran:

- Terlaksananya revitalisasi kawasan strategis.

- Terlaksananya pemberdayaan bagi masyarakat untuk menyelenggarakan revitalisasi kawasan.

d. Grand strategy 4. Menyelenggarakan Penataan Bangunan dan Lingkungan Untuk Mewujudkan Arsitektur Perkotaan, dan Pelestarian Arsitektur Bangunan

46 RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Gedung yang Dilindungi dan Dilestarikan untuk menunjang Kearifan Budaya Lokal

Tujuan:

Terwujudnya bangunan gedung yang memiliki kualitas fungsional, visual dan kualitas lingkungan yang seimbang, serasi, selaras dengan memunculkan ciri arsitektur kota yang berwawasan budaya lokal yang menjadi teladan bagi lingkungannya, serta yang dapat secara arif mengakomodasikan nilai-nilai luhur budaya bangsa.

Sasaran:

Terlaksananya penataan bangunan dan lingkungan serta pelestarian bangunan bersejarah yang mendukung terwujudnya kualitas arsitektur dengan teknologi dan rekayasa arsitektur perkotaan.

e. Grand strategy 5. Mengembangkan Teknologi dan Rekayasa Arsitektur Bangunan Gedung untuk Menunjang Pembangunan Regional/Internasional yang Berkelanjutan

Tujuan:

Terwujudnya perencanaan fisik bangunan dan lingkungan yang mengedepankan teknologi dan rekayasa arsitektur yang memenuhi standar internasional untuk menarik masuknya investasi di bidang bangunan gedung dan lingkungan secara internasional

Sasaran:Terlaksananya perencanaan bangunan gedung dan lingkungan dengan teknologi dan rekayasa arsitektur.

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan

Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus (UU/28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung).

Rumah Negara adalah bangunan yang dimiliki negara dan berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga serta menunjang pelaksanaan tugas Pejabat dan/atau Pegawai Negeri (PP/40 Thn 1994 ttg Rumah Negara).

47 RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Ditinjau dari tata letak kota, bangunan gedung yang ada di kabupaten/kota pada umumnya terletak di pusat kota (ibu kota kabupaten, dan kawasan ibu kota kecamatan). Yang lainnya tersebar di kawasan permukiman perdesaan dan kawasan rumah siap huni (kawasan perumahan).

Bangunan gedung yang ada pada umumnya adalah untuk hunian atau tempat tinggal (90%) sedangkan yang lainnya untuk aktivitas usaha, sosial budaya, keagamaan dan kegiatan khusus lainnya (10%).Umur bangunan sebagian besar > dari 20 tahun. Bangunan gedung selain untuk peruntukan hunian atau tempat tinggal yang ada pada umumnya merupakan fasilitas sosial-budaya (pendidikan dan kesehatan), fasilitas keagamaan, dan fasilitas dan fasilitas ekonomi (usaha) termasukperkantoran pemerintah. Fungsi bangunan gedung ada yang memiliki beberapa fungsi, seperti fungsi usaha dan fungsi tempat tinggal.

Minahasa Utara memiliki keunikan dalam berupa peningggalan bersejarah yakni benda-benda purbakala berbentuk batuan megalith. Batuan-batuan megalith merupakan peninggalan jaman para sejarah dan identik dengan kebudayaan asli masyarakat lokal Kab. Minahasa Utara. Lokasi dari batuan-batuan megalith terletak di Desa Sawangan, Kecamatan Airmadidi tidak jauh dari pusat pemerintahan Airmadidi, lokasi peninggalan bersejarah tersebut diberi nama Taman Waruga.

Dalam konteks pengembangan kawasan konservasi budaya dan sejarah, Taman Waruga akan dikembangkan secara menyeluruh termasuk meng-integrasikan semua komponen wilayah dan masyarakat khususnya yang berada di Desa Sawangan, Kecamatan Airmadidi. Pengembangan kawasan konservasi di Desa Sawangan akan didukung dengan penguatan infrastruktur penunjang seperti Jalan dan Utilitas.

PERMASALAHAN

Dalam penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan, antara lain:

a. Permasalahan dan tantangan di bidang bangunan gedung

- Kurang ditegakannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana

- Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat perhatian

- Lemahnya pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan

48 RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

- Banyaknya bangunan gedung negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan

- Penyelenggaraan bangunan gedunng dan rumah negara kurang tertyib dan efisien - Masih banyak aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.

c. Permasalahan dan tantangan di bidang penataan lingkungan - Masih adanya permukiman kumuh

- Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan gedung bersejarah padahal mempunyai potensi pariwisata

- Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olahraga, dan lain-lain kurang diperhatikan

d. Permasalahan dan tantangan di bidang pemberdayaan masyarakat perkotaan - Terdapat penduduk miskin di perkotaan dan perdesaan

- Belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk meningkatkan peran masyarakat

- Belum dilibatkannya masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan, dan penetapan prioritas pembangunan di wilayahnya.

e. Tantangan penataan bangunan dan lingkungan

- Amanat Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG, bahwa semua bangunan gedung harus layak fungsi pada tahun 2010. Komitmen terhadap kesepakatan internasional tentang Millenium Development Goals (MDGs), bahwa pada tahun 2015, 2000 daerah kabupaten/kota bebas kumuh dan 2025 semua daerah bebas kumuh.

49 RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Tabel 7.6 Kebutuhan Penanganan Aspek Penataan Bangunan dan Lingkungan

No. A S P E K Kebutuhan Penanganan

6. Aspek Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL)

a. Penyediaan dokumen Penataan Bangunan dan Lingkungan:

Penyediaan database bangunan gedung negara di Kabupaten Minahasa Utara

Perlu disusun Rencana Induk Proteksi Kebakaran (RISPK) di perkotaan Airmadidi

Revitalisasi lingkungan permukiman kumuh kawasan pesisir dan bantaran sungai

Pelestarian kawasan permukiman tradisional, bersejarah dan strategis untuk mendukung aktivitas ekonomi masyarakat dan mewujudkan kualitas arsitektur dengan teknologi dan rekayasa arsitektur perkotaan

Penyusunan masterplan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Penyusunan dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

b. Pembangunan fisik

Penyediaan pusat informasi arsitektur dan bangunan gedung di pusat kota Kabupaten Minahasa Utara

c. Non Fisik

Perlunya kegiatan sosialisasi, fasilitasi, pelatihan, bantuan teknis, pengawasan dan pengendalian kegiatan penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Minahasa Utara

Perlu dibentuk kelembagaan penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Minahasa Utara d. Penataan kerjasama dan kelembagaan antara

pemerintah pusat maupun daerah, pihak swasta dan lembaga swadaya masyarakat untuk

pembangunan dalam peningkatan bangunan dan lingkungan

e. Pengembangan potensi sumber-sumber

pembiayaan pemerintah, swasta dan masyarakat serta pihak lain yang dapat berpartisipasi untuk kepentingan penataan bangunan dan lingkungan

50 RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

51 RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Kegiatan pembinanaan teknis bangunan dan lingkungan Kegiatan Pembinaan Teknis Bangunan dan Gedung yaitu:

a. Kegiatan Diseminasi peraturan perundan-undangan penataan bangunan dan lingkungan

b. Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung c. Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur

d. Pelatihan tenaga teknis tenaga pendata HSBG dan keselamatan bangunan e. Pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara

f. Pembinaan teknis pembangunan gedung negara g. Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran h. Penyusunan Ranperda bangunan gedung

i. Percontohan Pendataan Bangunan Gedung

j. Percontohan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan k. Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara

l. Dukungan Prasarana dan Sarana PIPPB

Kegiatan penataan lingkungan permukiman

Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman a. Kegiatan Penyusunan RTBL b. Ruang Terbuja Hijau (RTH)

52 RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Usulan Program dan Kegiatan

Tabel 7. 7 Usulan Program dan Kegiatan Sektor PBL

N O URAIAN OUTPUT / SUB OUTPUT DETAIL LOKASI VO L SAT SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- TAHU N APBN APB D PRO V APBD KAB/KOT A PDA M Swast a Masyaraka t DA K Rp. MURNI PL N HL N 1 Sarana dan prasarana Revitalisasi Kawasan Pusat Kota Airmadidi 1 Kawasa n 200000 0 400000 2015 2 Sarana dan prasarana Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kab, MInahasa Utara 1 Kawasa n 100000 0 200000 2016 3 Sarana dan Prasarana Revitalisasi Kawasan Pusat Kota Airmadidi Desa Airmadidi Desa Airmadidi Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara 1 Kawasa n 500000 0 1000000 2015

53 RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara 4 Pembanguna n Tugu Batas Kecamatan Kecamatan Likupang dan Likupang Timur 2 unit 11425 0 2015

54 RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Dokumen terkait