• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aisyah (2015) yang berjudul “Daya Hambat Ekstrak Daun Pandan

Dalam dokumen SKRIPSI DAUN PANDAN (Halaman 40-57)

“Formulasi Sabun Cair Wanita Ekstrak Etanol Daun Kemangi

3. Aisyah (2015) yang berjudul “Daya Hambat Ekstrak Daun Pandan

Bakteri Staphylococcus aureus

” metode pe

nelitian ini yaitu metode difusi agar dengan menggunakan pencadang silinder untuk membentuk sumur-sumur yang akan diisi dengan larutan yang diuji. Uji daya hambat dilakukan dengan menggunakan etanol  pandan wangi dengan konsentrasi 5%, 10%, 25%, 50%, 75%, dan

100%.

4. Mutmainah et al., Formulasi Dan Evaluasi Sabun Cair Ekstrak Etanol Jahe Merah ( Zingiber officinale var Rubrum) Serta Uji Aktifitasnya Sebagai AntiKeputihan. Sekolah Tinggi Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. Hal : 28-32. Metode penelitian ini yaitu dengan metode remaserasi selama 5 hari mengguakan pelarut etanol 96% dengan pergantian pelarut dilakukan 24 jam. Konsentrasi hasil penelitian ini bahwa konsntrasi ekstrak etanol  jahe merah 10%, 15%, 20% memiliki aktifitas antijamur terhadap

2.12 Kerangka Konsep

2.13 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol 96% daun  pandan wangi ( Pandanus amaryllifolius Roxb) dapat berkhasiat sebagai

antifungi dalam bentuk sediaan sabun cair. Variabel Independen

Variasi konsentrasi ekstrak etanol 96% daun pandan wangi

(Pandanus amaryllifolius Roxb) F 1 Konsentrasi 30% F 2 Konsentrasi 32,5% F 3 Konsentrasi 35% F 4 Konsentrasi 37,5% F 5 Konsentrasi 40% Variabel Dependen

Uji Evaluasi dan Efektifitas Sabun ektrak daun pandan

wangi meliputi : 1. Uji Organoleptis 2. Uji Daya Busa 3. Uji pH

4. Uji iritasi kulit 5. Penentuan

Bobot Jenis 6. Uji efek anti

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Obyek Penelitian 3.1.1 Obyek Penelitian

Objek penelitian ini adalah daun pandan wangi ( Pandanus amaryllifolius Roxb) yang didapat dari halaman rumah rumah di Komplek Perhubungan Udara Kelurahan Jurumudi Kecamatan Benda Kota Tangerang .

3.1.2 Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah daun pandan wangi ( Pandanus amaryllifolius Roxb) yang diambil dari Puspitek Serpong

3.1.3 Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pembuatan formulasi di Laboratorium Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang, melakukan determinasi di Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI-Cibinong, melakukan skrinning fitokimia sediaan sabun cair terhadap candida albicans di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Ballitro) Kota Bogor-Jawa Barat, serta melakukan uji antimikroba di Pusat Penelitian Bioteknologi Puspitek.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah blender,  beker glass, pisau, timbangan digital, gelas ukur, Erlenmeyer,

cawan penguap, kaca arloji, batang pengaduk, corong, buret,  botol semprot, piknometer, pipet tetes, pH meter, sentrifuse. 3.2.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak daun  pandan, natrium lauril sulfat, asam sitrat, natrium klorida,  propilenglikol,PDA,media NB, jamur Candida albicans,etanol, resik v

godokan sirih untuk mengurangi jumlah jamur Candida albicans.

3.3 Variabel

3.3.1 Variabel Bebas

Termasuk variabel bebas pada penelitian ini yaitu F1 formula sabun cair ekstrak daun pandan konsentrasi 32,5%, F2 formula sabun cair ekstrak daun pandan konsentrasi 35%, F3 formula sabun cair ekstrak daun pandan konsentrasi 37,5%

3.3.2 Variabel Terikat

Termasuk variabel terikat pada penelitian ini yaitu uji efektifitas anti jamur sediaan sabun cair meliputi : Uji Organoleptis, Uji Daya Busa, Uji pH, Uji iritasi kulit, Penentuan  bobot jenis, Uji efek anti jamur.

3.3.3 Variabel Terkendali

Termasuk variabel terkendali pada penelitian ini yaitu daun  pandan wangi ( Pandanus ammaryllifolius Rob).

3.4 Rancangan dan Metode Penelitian 3.4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu eksperimental Laboratorium untuk membuat formulasi sediaan sabun cair dar ekstrak daun pandan wangi ( Pandanus ammaryllifolius Rob).

3.4.2 Prosedur penelitian

3.4.2.1 Pengajuan Judul

Langkah pertama yang dilakukan adalah  pengajuan judul penelitian yang akan dilaksanakan di Laboratorium Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang.

3.4.2.2 Studi Literatur

Untuk mendukung penelitian ini, peneliti melakukan studi literatur dengan mencari buku- buku dan jurnal yang mendukung penelitian.

3.4.2.3 Pengajuan Ijin Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti meminta ijin kepada pihak kampus untuk melakukan penelitian ini di Laboratorium Sekolah

Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang dan Laboratorium Puspitek Bogor dan membuat surat untuk melakukan determinasi tumbuhan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi

 – 

LIPI Cibinong.

3.4.3 Metode Penelitian

3.4.3.1 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel daun pandan wangi ( Pandanus ammaryllifolius Rob)  diperoleh dari rumah rumah di Komplek Perhubungan Udara Kelurahan Jurumudi Kecamatan Benda Kota Tangerang .

3.4.3.2 Determinasi Tumbuhan

Determinasi tumbuhan ini dilakukan untuk memastikan kebenaran simplisia yang telah digunakan. Penelitian ini juga dilakukan di LIPI Cibinong, JL. Raya Jakarta

 – 

  Bogor KM. 46 Cibinong Bogor, 16911- Jawa Barat.

3.4.3.3 Pembuatan Simplisia

Bagian tanaman yang diperlukan pada penelitian ini adalah daun pandan wangi, lalu daun pandan wangi dicuci,dipotong, dirajang, dijemur, dibawah sinar matahari dan di tutup dengan kain. Kemudian simplisia

disortasi kering, lalu dijadikan serbuk menggunakan  blender dan serbuk kemudian diayak, setelah diayak

dilakukan penyimpanan.

3.4.3.4 Pembuatan Ekstrak Daun Pandan

Pembuatan ekstrak daun pandan wangi ( Pandanus ammaryllifolius Rob) ini menggunakan metode ekstraksi dengan cara maserasi memakai etanol 96% sebagai  pelarut :

a. Daun pandan wangi yang telah dipotong-potong ditimbang dan dimasukan kedalam bejana maserasi lalu ditambah etanol 96%

 b. Kemudian simplisia serbuk Pandanus amaryllifolius kemudian ditimbang , lalu di maserasi dalam pelarut etanol 96% dengan perbandingan 1:10 selama 3x24  jam.

c. Lalu serbuk direndem dalam 1500 ml etanol 96% selama 3 x 24 jam, dan disaring sehingga diperoleh filtrat.

d. Residu yang diperoleh , direndam dengan 500 ml etanol 96% selama 3 x 24 jam, disaring sehingga diperoleh filtrat.

e. Selanjutnya filtrat pertama dan kedua di evaporasi menggunakan rotary evaporator   pada suhu 45o C sampai tidak terjadi pengembunan pelarut.

f. Lalu di oven selama 3 jam pada suhu 500 C sehingga diperoleh ekstrak kental, tujuannya untuk menghilangkan pelarut yang masih terdapat didalam senyawa aktif.

Penggunaan pelarut dengan peningkatan kepolaran bahan alam secara berurutan memungkinkan pemisahan bahan-bahan alam  berdasarkan kelarutannya dalam pelarut ekstraksi. Proses ini sangat mempermudah proses isolasi. Ekstraksi dingin memungkinkan banyak senyawa terekstraksi, meskipun beberapa senyawa memiliki  pelarut ekstraksi pada suhu kamar (Heinrich et al.,

2004).

3.4.3.5 Skrinning Fitokimia

Uji fitokimia pada ekstrak etanol daun pandan wangi ( Pandanus amaryllifolius Roxb)  meliputi uji alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, polifenol, steroid dan triterpenoid.

a. Uji Alkaloid

Sebanyak 2 ml larutan ekstrak uji diuapkan diatas cawan porselin hingga diperoleh residu. Residu kemudian dilarutkan dengan 5 ml HCl 2N. Larutan yang didapat kemudian dibagi ke dalam 3 tabung reaksi. Tabung pertama ditambahkan dengan asam encer yang berfungsi sebagai blanko. Tabung kedua ditambah pereaksi Dragendroff sebanyak 3 tetes dan tabung ketiga ditambahkan pereaksi Mayer 3 tetes. Terbentuknya endapan jingga pada tabung kedua dengan endapan kuning dan tabung ketiga menunjukkan alkaloid (Tiwari et al.,2011).

b. Uji Saponin

Sebanyak 10 ml larutan ekstrak uji dalam tabung reaksi dikocok vertikal selama 10 detik kemudian dibiarkan selama 10 detik. Pembentukan  busa setinggi 1-10 cm yang stabil selama tidak kurang dari 10 menit, menunjukkan adanya saponin,  pada penambahan 1 tetes HCl 2N busa tidak hilang

(Tiwari et al.,2011). c. Uji Flavonoid

Sebanyak 1 ml larutan ekstrak uji , basahkan sisanya dengan aseton P, lalu tambahkan sedikit

serbuk halus asam borat P dan serbuk halus asam oksalat P, panaskan hati-hati diatas tangas air dan hindari pemanasan berlebihan. Campur sisa yang diperoleh 10 ml eter. Amati dengan sinar UV 355 nm, larutan berfluorensi kuning intensif menunjukkan flavonoid (Tiwari et  al.,2011).

d. Uji Polifenol

Sebanyak 3 ml larutan ekstrak uji dibagi dalam 3 bagian yaitu tabung A, tabung B, tabung C. Tabung A digunakan sebagai blanko, tabung B direaksikan dengan larutan besi (III) klorida 10%, warna biru tua atau hitam kehijauan adanya tannin dan polifenol, sedangkan tabung C ditambahkan garam gelatin. Apabila terbentuk endapan tabung C maka larutan ekstrak positif mengandung tanin dan  polifenol (Tiwari et  al.,2011).

e. Uji Steroid dan Triterpenoid

Uji steroid dan triterpenoid dilakukan dengan reaksi Lieberman-Burchard sebanyak 2 ml. Larutan uji diuapkan dalam cawan penguap. Residu dilarutkan dengan 0,5 ml kloroform, tambahkan 0,5 asam asetat anhidrat. Lalu tambahkan 2 ml asam sulfat pekat. Terbentuknya cincin kecokelatan atau

violet perbatasan larutan menunjukkan triterpenoid, sedangkan bila muncul cincin biru kehijauan adanya steroid (Tiwari et  al.,2011).

3.4.3.6 Formulasi Sediaan Sabun Cair Ektrak Daun Pandan Formula sabun cair dibuat sebanyak 3 formula dengan variasi konsentrasi dan dibuat formula sebanyak 50 ml yang ditunjukan pada tabel dibawah ini :

Tabel 2. Formulasi Sediaan Cair

Bahan F 1 F 2 F 3 F 4 F 5 Ekstrak Daun Pandan 30% 32,5% 35% 37,5% 40%  Na. Lauril Sulfat 9,25 9,25 9,25 9,25 9,25  NaCl 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 Propilenglikol 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Asam Sitrat 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 Aquadest 50 ml 50 ml 50 ml 50 ml 50 ml

3.4.3.7 Pembuatan Sabun Cair

a.  Natrium lauril sulfat dtambahkan dengan NaCl aduk hingga homogen.

 b. Tambahkan asam sitrat dan prilenglikol aduk hingga homogen.

c. Lalu ditambahkan aqua sebagian dan tambahkan ekstrak daun pandan diaduk hingga homogen.

d. Setelah semua bahan tercampur baru dicukupkan dengan aqua hingga 50 ml.

3.4.3.8 Uji Stabilitas Formula a. Uji organoleptis

Pada sediaan yang telah diformulasi dilakukan pengamatan penampilan sediaan meliputi  bau, warna, dan tekstur sediaan. Uji ini dilakukan  pada formula selama 21 hari.

 b. Uji nilai pH

Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Pemeriksaan pH diawali dengan kalibrasi alat pH meter menggunakan larutan dapar pH 7 dan pH 4. Sebanyak 1 g sabun yang diperiksa diencerkan dengan air suling sampai 10 ml. dimasukan pH meter kedalam larutan sabun telah dibuat, kemudian ditunggu hingga indikator  pH meter stabil dan menunjukan nilai pH yang

konstan.

c. Penentuan Bobot Jenis

Piknometer yang sudah bersih dan kering ditimbang. Kemudian aquades dan sabun cair

dimasukkan ke dalam piknometer menggunakan  pipet tetes. Piknometer ditutup, volume cairan yang

terbuang dibersihkan menggunakan tisu dan dimasukan ke dalam pendingin dan suhunya menjadi 25oC. Kemudian piknometer didiamkan 15 menit dan ditimbang bobot piknometer berisi air dan piknometer berisi sabun cair.

3.4.3.9 Pembuatan Media Bakteri

Pada penelitian ini media bakteri yang dibuat dengan media blood   agar. Media yang telah dibuat kemudian disterilkan dalam autoklaf 15 menit dengan suhu 121o  C lalu disimpan didalam kulkas. Jika digunakan kembali media dipanaskan hingga mendidih lalu dituang ke dalam cawan petri dan ditunggu sampai dingin.

3.4.3.10 Pengujian Efektifitas Anti jamur

Media dasar PDA sebanyak 10 µl dituang kedalam cawan petri dan dibiarkan mengeras. Pada permukaan lapisan dasar diletakkan 6 pencadang dan diatur sedemikian rupa sehingga terdapat daerah baik untuk mengamati zona hambat yang terjadi. PDA mengandung 20 µl suspense Candida albicans dituang kedalam cawan petri di sekeliling pencadang.

Dikeluarkan pencadang dari cawan petri terbentuk sumur yang digunakan untuk semua formula larutan uji dan sabun cair povidone iodine sebagai kontrolnya. 3.4.3.11 Uji Daya Lebar Daerah Hambatan

Uji daya hambat ekstrak daun pandan wangi dilakukan menggunakan kertas cakram , dimana kertas cakram (6 cm) dimasukkan kedalam ekstrak daun  pandan wangi masing-masing konsentrasi diambil 5 ml. Kertas cakram direndam lalu disimpan dalam oven suhu 50oC Selama 24 jam. Setelah kering kertas cakram diletakkan diatas medium PDA yang telah diinokulasi Candida albicans 0,2 ml. Masing-masing sampel uji diinkubasi dalam incubator suhu 300C-350C selama 24 jam, lalu dihitung zona hambat yang terbentuk. Dilakukan perlakuan yang sama untuk kontrol uji ketokonazol 50 ppm.

3.5 Skema Rencana Penelitian

Daun Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb)

Pembuatan ekstrak daun pandan wangi

dengan metode maserasi etanol 96%

Pembuatan Simplisia

Ekstrak cair dan kental daun pandan

wangi Pembuatan sediaan sabun cair F1 Konsen trasi 30% F2 Konse ntrasi 32,5% F3 Konse ntrasi 35% Evaluasi sediaan : 1. Uji Organoleptis 2. Uji Daya Busa 3. Uji pH

4. Uji iritasi kulit 5. Penentuan

Bobot Jenis 6. Uji efek anti

 jamur

Determinasi tumbuhan daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb)

di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) F 4 Konsen trasi 37,5 F5 Konsen trasi 40%

3.6 Definisi Operasional

Tabel 3. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Kategori Skala 1 Daya Hambat Daya anti jamur

ekstrak daun pandan wangi ( Pandanus amaryllifolius Roxb) terhadap Candida albicans  dilihat dari zona jernih pada media agar

Mengalami efektifitas atau tidak

Rasio

2 Organoleptis Warna, bau, dan tekstur sediaan sabun cair

Pengamatan terhadap sediaan

Ordinal

3 Stabilitas Stabil dalam

 penyimpanan Stabil dalam 4 minggu atau tidak Ordinal 4 Pertumbuhan  jamur Candida albicans

Bakteri tumbuh pada media agar dengan karakter koloni Mengalami  pertumbuhan  bakteri atau tidak Rasio

Dalam dokumen SKRIPSI DAUN PANDAN (Halaman 40-57)

Dokumen terkait