• Tidak ada hasil yang ditemukan

WITH AJIE LUBISWITH AJIE LUBIS

Dalam dokumen TheLight Photography Magazine #4 (Halaman 25-34)

WITH AJIE LUBIS

Salah satu sepsialisasi dalam otogra yang tidak begitu banyak

Salah satu sepsialisasi dalam otogra yang tidak begitu banyak peminatnya terutama dipeminatnya terutama di Indonesia, adalah portraiture. Sebagian menganggap portraiture tidak menarik, sebagian orang Indonesia, adalah portraiture. Sebagian menganggap portraiture tidak menarik, sebagian orang lain ada yang menganggap terlalu mudah dan

lain ada yang menganggap terlalu mudah dan tidak menantang. Namun kami memilih untuk tidak menantang. Namun kami memilih untuk  menganggap portraiture terlalu sulit. Sulit karena subyek yang dioto relative sederhana jika menganggap portraiture terlalu sulit. Sulit karena subyek yang dioto relative sederhana jika dibandingkan dengan ashion dan commercial. Sulit karena

dibandingkan dengan ashion dan commercial. Sulit karena sang otograer dituntut untuk sang otograer dituntut untuk  mengeluarkan aura dan karakter dari subyek yang dioto.

mengeluarkan aura dan karakter dari subyek yang dioto. Namun begitu banyak orang yang berani mengaku bisa

Namun begitu banyak orang yang berani mengaku bisa memotret portraiture. Memang benarmemotret portraiture. Memang benar bisa, hanya saja sebagus apa? Untuk itu pada

bisa, hanya saja sebagus apa? Untuk itu pada edisi ini kami menghadirkan Ajie H. Lubis, salahedisi ini kami menghadirkan Ajie H. Lubis, salah seorang otograer muda yang banyak melakukan pemotretan portraiture selain melakukan seorang otograer muda yang banyak melakukan pemotretan portraiture selain melakukan pemotretan komersial corporate.

pemotretan komersial corporate.

Ceritakan tentang perkenalan anda dengan otograf Ceritakan tentang perkenalan anda dengan otograf.. Sama seperti kebanyakan orang, saya

Sama seperti kebanyakan orang, saya start mengenal otogra dengan start mengenal otogra dengan menjadikannya sebagaimenjadikannya sebagai hobby saya. Awalnya saya hanya mencoba kamera milik ayah saya

hobby saya. Awalnya saya hanya mencoba kamera milik ayah saya yang wartawan salah satuyang wartawan salah satu surat kabar. Pada tahun 1995 saya pindah ke Australia untuk melanjutkan belajar bisnis dan surat kabar. Pada tahun 1995 saya pindah ke Australia untuk melanjutkan belajar bisnis dan  juga meneruskan hobby motret saya. Hingga akhirnya ada seorang guru yang

 juga meneruskan hobby motret saya. Hingga akhirnya ada seorang guru yang menyuruh sayamenyuruh saya untuk kuliah otogra. Saya pun menyambut tantangannya. Akhirny

untuk kuliah otogra. Saya pun menyambut tantangannya. Akhirnya saya mencoba tes a saya mencoba tes masuk masuk  sekolah otogra di School

50

50

EDISI IV / 2007EDISI IV / 2007

PORTRAITURE

PORTRAITUREPHOTOGRAPHYPHOTOGRAPHY

EDISI IV / 2007 EDISI IV / 2007

5151

PORTRAITURE

52

52

EDISI IV / 2007EDISI IV / 2007

PORTRAITURE

PORTRAITUREPHOTOGRAPHYPHOTOGRAPHY

EDISI IV / 2007 EDISI IV / 2007

5353

PORTRAITURE

PORTRAITUREPHOTOGRAPHYPHOTOGRAPHY

Setelah lulus, apa yang anda lakukan? Setelah lulus, apa yang anda lakukan?  Awal tahun 2001 saya mulai bekerja  Awal tahun 2001 saya mulai bekerja sebagaisebagai

reelance photographer. Kerjaan belum reelance photographer. Kerjaan belum ban-yak, makanya saya sempatkan untuk ikutan yak, makanya saya sempatkan untuk ikutan pameran bersama 17 otograer di Galery pameran bersama 17 otograer di Galery cahaya. Saya ingat sekali waktu itu pertama cahaya. Saya ingat sekali waktu itu pertama kali saya ketemu Prana (public relation The kali saya ketemu Prana (public relation The Light –Red.). Waktu itu dia

Light –Red.). Waktu itu dia tertarik dengantertarik dengan oto saya. Dia tanya ke saya kenapa oto saya oto saya. Dia tanya ke saya kenapa oto saya dicetaknya kecil dan bingkainya pun termasuk  dicetaknya kecil dan bingkainya pun termasuk  kecil dibandingkan oto milik otograer lain. kecil dibandingkan oto milik otograer lain. Tapi tetap “keluar” auranya. Saya jawab “saya Tapi tetap “keluar” auranya. Saya jawab “saya cetak kecil karena saya nggak jualan bingkai, cetak kecil karena saya nggak jualan bingkai,  jadi nggak perlu besar, karena yang penting  jadi nggak perlu besar, karena yang penting

otonya.” otonya.”

Setelah itu saya memberanikan diri untuk  Setelah itu saya memberanikan diri untuk  melakukan pameran tunggal selama 2 melakukan pameran tunggal selama 2

min-ggu, padahal saya bukan siapa-siapa saat itu. ggu, padahal saya bukan siapa-siapa saat itu. Tapi saya pikir “untuk menguasai pasar Tapi saya pikir “untuk menguasai pasar Indo-nesia saya butuh gebrakan besar.” Makanya nesia saya butuh gebrakan besar.” Makanya saya nekat bikin pameran sendiri. Dan setelah saya nekat bikin pameran sendiri. Dan setelah pameran itu orang mulai mengenal karakter pameran itu orang mulai mengenal karakter oto saya. Banyak yang menyimpulkan oto oto saya. Banyak yang menyimpulkan oto saya colorul. Setelah pameran itu saya colorul. Setelah pameran itu projectproject komersil pertama saya

komersil pertama saya datang. Waktu itudatang. Waktu itu saya diminta motret industrial. Saya bingung saya diminta motret industrial. Saya bingung  juga karena saya nggak pernah tahu tentang  juga karena saya nggak pernah tahu tentang motret industrial, tapi saya nekat ambil aja. motret industrial, tapi saya nekat ambil aja. Dan ternyata mereka

Dan ternyata mereka puas. Selanjutnya sayapuas. Selanjutnya saya dikontak Nestle untuk memotret produk dikontak Nestle untuk memotret produk mer-eka. Saya bingung juga karena nggak punya eka. Saya bingung juga karena nggak punya studio, punyanya Cuma lampu dan kamera. studio, punyanya Cuma lampu dan kamera.  Akhirnya saya nekat aja saya terima dan saya  Akhirnya saya nekat aja saya terima dan saya sulap kamar saya yang berukuran 4 X 6 meter sulap kamar saya yang berukuran 4 X 6 meter

54

54

EDISI IV / 2007EDISI IV / 2007

PORTRAITURE

PORTRAITUREPHOTOGRAPHYPHOTOGRAPHY

EDISI IV / 2007 EDISI IV / 2007

5555

PORTRAITURE

56

56

EDISI IV / 2007EDISI IV / 2007

PORTRAITURE

PORTRAITUREPHOTOGRAPHYPHOTOGRAPHY

EDISI IV / 2007 EDISI IV / 2007

5757

PORTRAITURE

PORTRAITUREPHOTOGRAPHYPHOTOGRAPHY

 jadi studio. T

 jadi studio. Table topnya saja saya bikin able topnya saja saya bikin sendiri ke tukang alumunium dan akrilik. Hingga saat inisendiri ke tukang alumunium dan akrilik. Hingga saat ini saya banyak melakukan pemotretan

saya banyak melakukan pemotretan commercial, corporate, portraits, ashiocommercial, corporate, portraits, ashion dengan bermar-n dengan bermar-kas di bilangan Kelapa Gading yang tentunya sekarang sudah ada

kas di bilangan Kelapa Gading yang tentunya sekarang sudah ada studio, ya lebih besar sedikitstudio, ya lebih besar sedikit lah 6 x 6 meter, tapi kan sudah lebih proessional hahaha.

lah 6 x 6 meter, tapi kan sudah lebih proessional hahaha. Kami dengar, anda mengajar juga?

Kami dengar, anda mengajar juga?

 Ya, saya pernah mengajar di Trisakti, Pelita Harapan, ADVY Yogya, Neumatt, Neep’s. Juga  Ya, saya pernah mengajar di Trisakti, Pelita Harapan, ADVY Yogya, Neumatt, Neep’s. Juga per-nah mengajar dibeberapa perusahaan yang mempunyai komunitas otogra dan sebagai tamu nah mengajar dibeberapa perusahaan yang mempunyai komunitas otogra dan sebagai tamu pembicara diberbagai institusi. T

pembicara diberbagai institusi. Tapi sekarang saya hanya api sekarang saya hanya mengajar di Trisakti dan Neep’s saja.mengajar di Trisakti dan Neep’s saja.

Bagaimana dengan otograf portraiture, boleh ceritakan sedikit? Bagaimana dengan otograf portraiture, boleh ceritakan sedikit? Portraiture itu ribet, karena subyeknya benda

Portraiture itu ribet, karena subyeknya benda bergerak, yaitu manusia. Masing-masing subyek bergerak, yaitu manusia. Masing-masing subyek  punya emotion, eeling dan karakternya sendiri-sendiri. Lebih ribetnya lagi

punya emotion, eeling dan karakternya sendiri-sendiri. Lebih ribetnya lagi ketiga elemen tadiketiga elemen tadi berbeda-beda antara satu orang dengan yang lain. Jadi hal awal

berbeda-beda antara satu orang dengan yang lain. Jadi hal awal untuk belajar portraiture ada-untuk belajar portraiture ada-lah memperdalam pengetahuan tentang karakter. Saya pernah coba memotret

lah memperdalam pengetahuan tentang karakter. Saya pernah coba memotret orang denganorang dengan mengganti karakter orang. Yang tadinya ganteng saya ubah jadi

mengganti karakter orang. Yang tadinya ganteng saya ubah jadi seram, pokoknya saya cobaseram, pokoknya saya coba eksplor. Yang penting adalah komunikasi dan interaksi. Komunikasi dengan subyek harus jalan. eksplor. Yang penting adalah komunikasi dan interaksi. Komunikasi dengan subyek harus jalan. Kita harus menyampaikan sejelas-jelasnya mengenai concept yang akan kita oto kepada Kita harus menyampaikan sejelas-jelasnya mengenai concept yang akan kita oto kepada sub-yeknya, sehingga ia juga bisa membantu. Saat saya ada

yeknya, sehingga ia juga bisa membantu. Saat saya ada pemotretan orang/model, saya selalupemotretan orang/model, saya selalu perkenalkan diri saya secara jelas

perkenalkan diri saya secara jelas agar dia tahu agar dia tahu dengan siapa dia nanti dengan siapa dia nanti berkomunikasi. Tberkomunikasi. Tentunyaentunya saya juga memperkenalkan asisten2 saya yang nantinya juga akan

saya juga memperkenalkan asisten2 saya yang nantinya juga akan terlibat dalam pemotretan.terlibat dalam pemotretan. Saya juga

Saya juga selalu ngajak ngobrol orang tersebut, yselalu ngajak ngobrol orang tersebut, ya tanya tentang banyak hal, misalnya gimanaa tanya tentang banyak hal, misalnya gimana tadi? Macetkah dijalan? Bla bla bla…Hal tersebut saya

tadi? Macetkah dijalan? Bla bla bla…Hal tersebut saya lakukan supaya model/orang yang akanlakukan supaya model/orang yang akan saya oto tidak merasa canggung atau

saya oto tidak merasa canggung atau asing dengan saya. Dan ketika dalam pemotretan kitaasing dengan saya. Dan ketika dalam pemotretan kita  juga harus berkomunikasi dengan model tersebut, arahkan dia harus lihat kemana, dan  juga harus berkomunikasi dengan model tersebut, arahkan dia harus lihat kemana, dan

seba-gainya. Ketika itulah akan terlihat ada interaksi yang terekam di

gainya. Ketika itulah akan terlihat ada interaksi yang terekam di ekspresi si model pada hasilekspresi si model pada hasil akhir oto. Banyak otograer yang

akhir oto. Banyak otograer yang motretnya bagus secara teknis, tapi motretnya bagus secara teknis, tapi sayangnya interaksinyasayangnya interaksinya kurang jadi ekspresinya cenderung kosong seperti nggak bernyawa atau lagi ngelamun. Maka kurang jadi ekspresinya cenderung kosong seperti nggak bernyawa atau lagi ngelamun. Maka dari itu subyek harus dianggap sebagai partner kerja, jangan dijadikan obyek.

58

58

EDISI IV / 2007EDISI IV / 2007

PORTRAITURE

PORTRAITUREPHOTOGRAPHYPHOTOGRAPHY

EDISI IV / 2007 EDISI IV / 2007

5959

PORTRAITURE

PORTRAITUREPHOTOGRAPHYPHOTOGRAPHY

Pernah nggak motret jelek? Pernah nggak motret jelek? Kebanyakan dari kita kalau motret orang Kebanyakan dari kita kalau motret orang atau model dan hasilnya tidak bagus, selalu atau model dan hasilnya tidak bagus, selalu menyalahkan modelnya. Ini oto gak bagus menyalahkan modelnya. Ini oto gak bagus karena modelnya sih yang jelek, karena modelnya sih yang jelek, model-nya gak proessional, gak bisa

nya gak proessional, gak bisa posing, danposing, dan lain-lainnya. Tapi sadar gak sih kita pada lain-lainnya. Tapi sadar gak sih kita pada kenyataannya model itu tidak tahu konsep kenyataannya model itu tidak tahu konsep yang kita mau bahkan isi

yang kita mau bahkan isi kepala kita. Theykepala kita. They  just do what

 just do what photographer says. Jadi intinyaphotographer says. Jadi intinya kita sebagai otograer yang harus mengatur kita sebagai otograer yang harus mengatur dan mengarahkan model. Saya tidak hanya dan mengarahkan model. Saya tidak hanya bicara model wanita saja, tapi juga berlaku bicara model wanita saja, tapi juga berlaku dalam pemotretan anak kecil, orang tua, dalam pemotretan anak kecil, orang tua, pejabat, dan lainnya. Jadi jangan salahkan pejabat, dan lainnya. Jadi jangan salahkan siapa-siapa. T

siapa-siapa. Tapi salahkanlah api salahkanlah diri sendiri, biladiri sendiri, bila oto yang kita hasilkan tidak bagus

oto yang kita hasilkan tidak bagus khususnyakhususnya di modelnya. Model bisa ngambek seringnya di modelnya. Model bisa ngambek seringnya

karena otograernya bukan karena yang lain. karena otograernya bukan karena yang lain. Model bisa nggak bagus posenya juga karena Model bisa nggak bagus posenya juga karena kita nggak bisa direct. Maka jangan salahin kita nggak bisa direct. Maka jangan salahin orang lain.

orang lain.

Bagaimana dengan portraiture yang Bagaimana dengan portraiture yang dilakukan dengan candid? dilakukan dengan candid? Saya biasa

Saya biasa melakukan pendekatan. Ajak melakukan pendekatan. Ajak  ngobrol dulu perlahan-lahan, kamera saya ngobrol dulu perlahan-lahan, kamera saya umpetin dulu. Lama-lama kamera mulai saya umpetin dulu. Lama-lama kamera mulai saya tunjukin tapi masih dipegang biasa aja. Kalau tunjukin tapi masih dipegang biasa aja. Kalau komunikasinya sudah makin enak baru minta komunikasinya sudah makin enak baru minta ijin untuk oto. Gampang enggak untuk dapet ijin untuk oto. Gampang enggak untuk dapet mood si obyek tergantung direction kita. mood si obyek tergantung direction kita. Ma-kanya kita juga harus belajar psikologi sedikit kanya kita juga harus belajar psikologi sedikit untuk tahu karakternya. Sering saya dimarahi untuk tahu karakternya. Sering saya dimarahi oleh klien saya yang minta dioto karena lama oleh klien saya yang minta dioto karena lama settingnya, tapi saya nggak pernah settingnya, tapi saya nggak pernah anggapanggap marah-marahnya itu sebagai karakternya dia. marah-marahnya itu sebagai karakternya dia. Jadi saya cuekin aja.

60

60

EDISI IV / 2007EDISI IV / 2007

PORTRAITURE

PORTRAITUREPHOTOGRAPHYPHOTOGRAPHY

EDISI IV / 2007 EDISI IV / 2007

6161

PORTRAITURE

PORTRAITUREPHOTOGRAPHYPHOTOGRAPHY

Orang seperti apa yang menarik untuk oto portraiture? Orang seperti apa yang menarik untuk oto portraiture? Pada dasarnya semua orang

Pada dasarnya semua orang menarik untuk dioto. Hanya saja menarik untuk dioto. Hanya saja tergantung konsepnya. Ttergantung konsepnya. Tergan- ergan-tung bentuk mukanya juga. Nah dalam portraiture, dan harusnya juga untuk semua

tung bentuk mukanya juga. Nah dalam portraiture, dan harusnya juga untuk semua spesialisasispesialisasi dalam otogra lighting harus menyesuaikan model yang mau

dalam otogra lighting harus menyesuaikan model yang mau dioto. Banyak otograer yangdioto. Banyak otograer yang motret dengan setting lampu yang hapalan. Lampunya atas bawah

motret dengan setting lampu yang hapalan. Lampunya atas bawah atau kiri kanan tanpaatau kiri kanan tanpa mempelajari bentuk muka. Begitu juga dengan angle kamera, kita harus bisa

mempelajari bentuk muka. Begitu juga dengan angle kamera, kita harus bisa menggunakannyamenggunakannya sesuai dengan bentuk muka model tersebut.

sesuai dengan bentuk muka model tersebut.

Memangnya harusnya gimana? Memangnya harusnya gimana?

Contohnya saja, kalau modelnya rahangnya besar, jangan ambil angle

Contohnya saja, kalau modelnya rahangnya besar, jangan ambil angle dari bawah. Jangan jugadari bawah. Jangan juga kasih lampu yang terlalu kuat di

kasih lampu yang terlalu kuat di rahangnya. Hal ini akan membuat rahangnya jadi terlalu besar.rahangnya. Hal ini akan membuat rahangnya jadi terlalu besar. Contoh lain kalau mukanya kotak, jangan ambil angle rontal karena

Contoh lain kalau mukanya kotak, jangan ambil angle rontal karena akan makin terlihat kotak akan makin terlihat kotak  mukanya.

mukanya.

Bagaimana dengan orang gemuk? Bagaimana dengan orang gemuk? Orang gemuk jangan dikasih lampu yang terang

Orang gemuk jangan dikasih lampu yang terang semua. Karena akan terlihat lebih besar. Sayasemua. Karena akan terlihat lebih besar. Saya biasanya kasih side light setengah gelap. Se

biasanya kasih side light setengah gelap. Sebagai penyeimbang saya kasih rim light bagai penyeimbang saya kasih rim light sedikit disedikit di bagian yang gelap.

bagian yang gelap. Konsep 3D lighting? Konsep 3D lighting?

Kurang lebih seperti itu. Konsep 3D lighting itu kan

Kurang lebih seperti itu. Konsep 3D lighting itu kan terdiri dari main light, ll light terdiri dari main light, ll light (ller) dan(ller) dan back light. Main light sebagai lampu utamanya, ll light

back light. Main light sebagai lampu utamanya, ll light untuk mengeluarkan dimensi shadow,untuk mengeluarkan dimensi shadow, sementara back light untuk

sementara back light untuk mengeluarkan dimensi highlight. Posisinya disesuaikan aja denganmengeluarkan dimensi highlight. Posisinya disesuaikan aja dengan konsepnya.

konsepnya.

 Apa pendapat anda mengenai penggunaan sotware pengolah oto?  Apa pendapat anda mengenai penggunaan sotware pengolah oto?

Saya selalu bilang ke mahasiswa saya, “ketika kamu motret

Saya selalu bilang ke mahasiswa saya, “ketika kamu motret anggap kamu nggak kenalanggap kamu nggak kenal teknologi computer, angg

62

62

EDISI IV / 2007EDISI IV / 2007

PORTRAITURE

PORTRAITUREPHOTOGRAPHYPHOTOGRAPHY

EDISI IV / 2007 EDISI IV / 2007

6363

PORTRAITURE

64

64

EDISI IV / 2007EDISI IV / 2007

PORTRAITURE

PORTRAITUREPHOTOGRAPHYPHOTOGRAPHY

EDISI IV / 2007 EDISI IV / 2007

6565

PORTRAITURE

PORTRAITUREPHOTOGRAPHYPHOTOGRAPHY

di kamera.”. Sebisa mungkin proses olah di kamera.”. Sebisa mungkin proses olah digital jangan lebih dari 20%. Kecuali untuk  digital jangan lebih dari 20%. Kecuali untuk  kasus tertentu yang sebagian besar terjadi di kasus tertentu yang sebagian besar terjadi di komersil.

komersil.

 Yang penting jangan sampai photoshop  Yang penting jangan sampai photoshop dijadi-kan sebagai excuse terhadap kegagalan kita kan sebagai excuse terhadap kegagalan kita dalam memotret. Banyak otograer yang suka dalam memotret. Banyak otograer yang suka excuse. I hate excuses.

excuse. I hate excuses.

Terakhir, kalau bisa disimpulkan hal Terakhir, kalau bisa disimpulkan hal penting apa saja yang

penting apa saja yang harus diperhatikanharus diperhatikan dalam pemotretan portraiture?

dalam pemotretan portraiture?  Yang pertama, banyak orang melakukan  Yang pertama, banyak orang melakukan

pemotretan portraiture seperti di studio oto pemotretan portraiture seperti di studio oto pinggir jalan tapi sayangnya nggak banyak  pinggir jalan tapi sayangnya nggak banyak  yang paham

yang paham portraiture. Yportraiture. Yang harus ang harus diperha- diperha-tikan dalam portraiture adalah pertama tikan dalam portraiture adalah pertama mod-elnya. Siapakah dia, berapa umurnya, kondisi elnya. Siapakah dia, berapa umurnya, kondisi kesehatannya, berat badannya, jenis kesehatannya, berat badannya, jenis kelamin-nya. Dari situ treatment lighting bisa lahir, tapi nya. Dari situ treatment lighting bisa lahir, tapi semuanya harus disesuaikan dengan konsep semuanya harus disesuaikan dengan konsep oto yang kita

oto yang kita inginkan. Selanjutnya konsepinginkan. Selanjutnya konsep diperkuat dengan menghadirkan background diperkuat dengan menghadirkan background dan properties yang sesuai. Ketika m dan properties yang sesuai. Ketika masuk asuk  tahap pemotretan ada aktor komunikasi tahap pemotretan ada aktor komunikasi dan interakti. Cobalah bangun komunikasi dan interakti. Cobalah bangun komunikasi dan interakti dengan model. Arahkan model dan interakti dengan model. Arahkan model dia harus melakkan apa, karena kalau tidak  dia harus melakkan apa, karena kalau tidak  pastinya dia tidak akan bergerak. Kita harus pastinya dia tidak akan bergerak. Kita harus

66

66

EDISI IV / 2007EDISI IV / 2007

PORTRAITURE

PORTRAITUREPHOTOGRAPHYPHOTOGRAPHY

EDISI IV / 2007 EDISI IV / 2007

6767

Dalam dokumen TheLight Photography Magazine #4 (Halaman 25-34)

Dokumen terkait