• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akibat Revolusi Industri

Dalam dokumen Revolusi Industri 1 0 universit (3) (Halaman 35-46)

Tentu saja efek dari sebuah revolusi akan terasa hingga bekelanjutan dan memberikan dampak positif maupun dampak negatif. Dan disini dampak dari revolusi industri ini dapat dikelompokan dalam beberapa kategori diantaranya ekonomi, sosial, dan tentunya politik.

Gambar 18 : Efek lain dari revolusi industri yaitu tercemarnya udara segar di Inggris yang terjadi selama puluhan tahun.

a. Dampak di Bidang Ekonomi

1. Harga barang menjadi relatif lebih murah dengan adanya mesin mesin tersebut

2.Upah buruh menjadi murah, karena ingin mendapatkan buruh lebih murah banyak diantaranya memperkerjakan wanita dan para anak kecil untuk bekerja bahkan hingga larut malam.55

3. Munculnya berbagai pertentangan antara kaum buruh dan kaum majikan atau kaum Proletar dan kaum Borjuis

4. Transportasi dan perdagangan dunia semakin maju, dengan ditemukannya berbagai alat transportasi yang lebih baik tentunya seperti kapal uap dan juga lokomotif56. Meningkatkan daya jelajah niaga para pedagang, sehingga meningkatkan nilai ekonomi dan efisiensi dalam hal waktu tentunya.

55 Yusman Basri “Sejarah Nasional dan Umum” halaman 53 56 Oxford Ensiklopedi Pelajar halaman 156.

5.Perdagangan makin berkembang, berkat peralatan yang modern, cepat dan murah, produksi lokal berubah menjadi produksi internasional.Pelayaran dan perdagangan internasional makin berkembang pesat.

6. Perusahaan kecil gulung tikar, dengan penggunaan mesin-mesin maka biaya produksi menjadi relatif kecil sehingga harga barang-barang pun relatif lebih murah.Hal ini membawa akibat perusahaan tradisional terancam dan gulung tikar karena tidak mampu bersaing.

7. Kapitalisme muda digantikan oleh kapitaslime modern

a. Kapitalisme lama atau Ancient Capitalism. Di dalam kapitalisme lama ini, sikapitalis hanya merupakan perantara atau pedagang. Kapitalisme semacam ini terdapat di Italia dari Abad ke XIII dan abad ke XIV, dimana para pedagang yang kaya raya memegang peranan yang penting dalam segalanya57.

b. Kapitalisme Modern atau modern capitalism. Di dalam kapitalisme modern ini, sikapitalis merupakan produsen atau pembuat barang, pedagang dan juga sebagai supliyer barang. Sebagai produsen, ia membutuhkan bahan mentah. Sebagai pedagang ia membutuhkan bahan mentah, sebagai pedagang dan pembagi ia membutuhkan pasar. Untuk menjamin kebutuhannya ini, ia mempengaruhi politik negaranya supaya mendapatkan banyak tanah jajahan untuk nanti digunakan sebagai sumber bahan mentah dan pasar barang industri. Maka timbulah apa yang disebut imprealisme modern58.

b. Dampak di Bidang Sosial

1. Munculnya Urbanisasi Skala Besar

para petani yang kehilangan ladang pertanian akibat diambil alih menjadi pabrik atau diambil alih menjadi ladang ternak domba untuk kain wol, memilih merantau ke kota dan menjual tenaganya kepada para majikan dengan harga yang murah. Ini juga menjadikan kota industri penuh sesak, kotor juga kumuh ibarat mesin yang jarang dibersihkan mesinnya59.

2. Kesenjangan cukup Tinggi Antara Majikan Dengan Buruh

57 Subantardjo “Sari Sedjarah Eropah Amerika” halaman 116. 58 Subantardjo “Sari Sedjarah Eropah Amerika” halaman 116. 59 Yusman Basri “Sejarah Nasional dan Umum” halaman 54

Dengan munculnya golongan pengusaha yang hidup mewah di satu pihak, sementara terdapat golongan buruh yang hidup menderita di pihak lain, maka hal itu menimbulkan kesenjangan antara pengusaha dan buruh.Kondisi seperti itu sering menimbulkan ketegangan-ketegangan yang diikuti dengan pemogokan kerja untuk menuntut perbaikan nasib.Hal ini menimbulkan kebencian terhadap sistem ekonomi kapitalis, sehingga kaum buruh condong kepada paham sosialis.

Gambar 19 : Kondisi para pekerja tambang

3. Kaum buruh banyak yang dijadikan objek pemerasan oleh para majikannya, baik secara fisik, mental, dan tentunya materi.

4. Melonjaknya Angka Kejahatan,

Upah yang minim dan biaya kebutuhan hidup yang tinggi menjadikan angka kriminalitas di Inggris melonjak, ditambah banyak para buruh yang merasa tidak diperlakukan secara adil oleh tuan majikannya, hingga ia melakukan hal demikian.

5. Kaum Buruh Hidup dalam Lingkungan Industri yang Kotor lagi Menyedihkan,

Hingga angka stres bertambah dan angka kebahagian menurun. Namun ada satu tokoh pengusaha Quaker yang menolong nasib buruh kala itu dengan mengubah kondisi hidup para

pekerjanya, ia adalah George Cadbury60, yang produk coklatnya bisa kita nikmati hingga saat ini. George Cadbury mengubah firma keluarga kecilnya menjadi perusahaan besar, yang masyur karena bubuk kakao dan permen coklatnya. Dia juga menjadi pemilik koran utama untuk memasarkan barang dagangannya. Tetapi dia palin dikenal karena usahanya meningkatkan daya hidup para buruh kasar di kota besar.

Dia mengenal kaum pekerja pabrik lebih baik dari pada para majikan yang lain. Dia tidak percaya apa yang diyakini orang lain, bahwa orang menjadi melarat karena salah salah mereka sendiri. Dia yakin bahwa masalah mereka disebabkan oleh kondisi buruk dalam tempat tinggal mereka yang kumuh, tak bersih dan penuh sesak.

Pada tahun 1879, Cadbury membuka pabrik baru di Bournville, sebelah selatan Birmingham. Dengan uangnya sendiri, dia membangun di dekatnya sebuah desa dengan banyak rumah kecil yang nyaman dengan kebun dan lapangan terbuka. Dia bermaksud memberi contoh praktis bagaimana pekerja pabrik harus tinggal dan hal itu berhasil dengan gemilang61. Sikap di Inggris bergeser dan perumahan para pekerja mulai ditingkatkan. Dari seluruh dunia, orang datang belajar dari pengalaman George Cadbury, lebih dari seratus tahun kemudian, orang banyak masih memperlajarinya.

6. Munculnya Revolusi Sosial

Karena tujuan para industrialis pada awal revolusi industri itu dikarenakan untuk mencari dan menumpukan harta kekayaan sebanyak mungkin, maka mereka hanya memperhatikan hal hal yang menurut mereka memperbesar keuntungan. Dan yang menjadi korban sikap semacam ini ialah buruh sendiri, karena para majikan takut akan kehilangan sebagian keuntungan jika mereka mempehatikan dan mengusahakan kesejahteraan kaum pekerjanya. Banyak pabrik di masa itu merupakan berbagai bangunan yang tidak memenuhi berbagai syarat kesehatan. Dimana kaum buruh bekerja keras sepuluh sampai delapan belas jam dalam satu hari sesuai dengan kehendak majikannya.

60 Oxford Ensiklopedi Pelajar “Seri Biografi” halaman 36. 61 Oxford Ensiklopedi Pelajar “Seri Biografi” halaman 37

Dalam banyak pabrik yang kotor dan pengap itu kaum buruh tidak saja mengalami penderitaan fisik, tetapi juga penderitaan secara psikologis62, karena mereka seakan sudah menjadi bagian dari mesin dan bekeja seperti mesin pula, yaitu misalnya hanya memutar sektrup atau membuat berbagai gerakan lainnya yang itu juga sehari penuh selama berbulan-bulan atau bahkan betahun-tahun lamanya.

Pekerjaan semacam itu tentu sangat menjemukan dan sangat menekan jiwa, lebih lagi bekas petani yang dulu biasa bekerja di alam terbuka atau bekas tukang yang dalam profesinya dahulu dapat memperoleh kepuasan batin dengan melihat terwujudnya benda ciptaannya sendiri.

Maka tidak mengherankan bahwa sering terjadi huru hara di antara kaum buruh seperti yang terjadi pada tahun 1816 di Nottingham dan yang terkenal sebagai “Luddite Riots” di mana kaum buruh menghancurkan berbagai mesin pabrik. Tetapi berbagai keributan ini hanya sia-sia saja karena pada awal revolusi industri itu kaum buruh tidak mempunyai pimpinan dan tidak pula memiliki organisasi karena dilarang oleh undang-undang63.

Pada tahun 1820-an terjadi huru hara yang lebih besar yang ditimbulkan oleh penduduk kota yang miskin dengan didukung oleh kaum buruh. Gerakan sosial ini menuntut adanya perbaikan nasib rakyat dan buruh.Akibatnya, pemerintah mengeluarkan undang-undang yang menjamin perbaikan nasib kaum buruh dan orang miskin. Undang-undang tersebut, antara lain sebagai berikut:

1. Tahun 1832 dikeluarkan Reform Bill atau Undang-Undang Pembaharuan Pemilihan. Menurut undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan hak-hak perwakilan di dalam

parlemen.

2. Tahun 1833 dikeluarkan Factory Act atau Undang-Undang Pabrik. Menurut undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan jaminan sosial. Di samping itu, undang-undang-undang-undang juga berisi larangan pengunaan tenaga kerja anak-anak dan wanita di daerah tambang di bawah tanah.

62 Samekto, S.S., M.A “Ikhtisar Sejarah Bangsa Inggris” halaman 233 63 Samekto, S.S., M.A “Ikhtisar Sejarah Bangsa Inggris” halaman 234

3. Tahun 1834 dikeluarkan Poor Law Act atau Undang-Undang Fakir Miskin. Oleh karena itu, didirikan pusat-pusat penampungan dan perawatan para fakir miskin sehingga tidak berkeliaran64.

4. Makin kuatnya sifat individualisme dan menipisnya rasa solidaritas. Dengan adanya Revolusi Industri sifat individualitas makin kuat karena terpengaruh oleh sistem ekonomi industri yang serba uang. Sebaliknya, makin menipisnya rasa solidaritas dan kekeluargaan65.

c. Dampak di Bidang Politik

Revolusi Industri telah berhasil meningkatkan kemajuan umat manusia. Akan tetapi, di samping kebaikannya, Revolusi Industri juga mempunyai segi-segi yang kurang baik.

Perkembangan industri melahirkan kapitalisme modern dan akhirnya imprealisme modern. Dalam kapitalisme modern, pemilik modal meruapakan produsen, pedagang, dan sekaligus distributor.

Sebagai produsen, ia memerlukan bahan mentah. Sebagai pedagang, ia memerlukan pasar untuk menjual hasil produksinya. Utnuk mencapai kdua tujuan itu, pemilik modal mempengaruhi pemerintah agar mencaridaerah jajahan seluas luasnya. Daerah itu dijadikan tempat pengambilan bahan mentah, sekaligus sebagai pasar. Dengan demikian, lahirlah imprealisme modern. Imprealisme modern lebih didasarkan kepada kepentingan ekonomi.

Usaha mencari daerah jajahan menimbulkan persaingan dan juga ketegangan di antara bangsa Eropa. Mereka berlomba-lomba menduduki daerah yang masih merdeka, terutama di Afrika. Persaingan itu kemudian menjadi salah satu sebab terjadinya Perang Dunia I.

Akibat lain dari Revolusi Industri ialah berdirinya kota-kota pusat industri. Kota-kota industri ini menarik minat pendatang dari luar kota sehingga terjadi urbanisasi. Umumnya mereka adalah petani yang kehilangan mata pencahariannya. di kota-kota industri ini mereka menjual tenaga

64 Juma’ De Putra “Revolusi-Revolusi Paling Spektakuler di Dunia” halaman 15 65 Juma’ De Putra “Revolusi-Revolusi Paling Spektakuler di Dunia” halaman 15

dengan upah yang rendah. Pemukiman dan kesehatan mereka tidak diperhatikan oleh pengusaha. Mereka mendirikan serikat buruh dan melancarkan aksi-aksi protes66.

Gambar 20 : Serikat buruh melakukan unjuk rasa

Selanjutnya terjadi beberapa bentrokan antara buruh dan juga majikannya. Adanya kelompok-kelompok buruh dengan berbagai permasalahannya itu kelak menimbulkan paham yang disebbut sebagai sosialisme yang kemudian berkembang menadi komunisme67.

Revolusi Industri mempengaruhi pula perkembangan Indonesia sejak pertengahan abad ke-19. Di Indonesia terdapat berbagai jenis bahan mentah yang diperlukan untuk industri. Pemerintah Hindia Belanda mulai memanfaatkan bahan mentah itu dengan cara membuka berbagai pertambangan, seperti tambang minyak, tambang batu bara dam tambang besi.

66 Yusmar Basri “Sejarah Nasional Dan Umum” halaman 53. 67 Yusman Basri “Sejarah Nasional Dan Umum” halaman 56.

Kesimpulan

Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah dunia, hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan pertumbuhan penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum pernah terjadi sebelumnya.Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam kali lipat. Seperti yang dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert Emerson Lucas, bahwa: "Untuk pertama kalinya dalam sejarah, standar hidup rakyat biasa

mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan. Perilaku ekonomi yang seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya".

Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18, di mana terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan manusia, yang kemudian digantikan oleh penggunaan mesin yang berbasis menufaktur.Periode awal dimulai dengan dilakukannya mekanisasi terhadap industri tekstil, pengembangan teknik pembuatan besi dan peningkatan penggunaan batubara. Ekspansi perdagangan turut dikembangkan dengan dibangunnya terusan, perbaikan jalan raya dan rel kereta api. Adanya peralihan dari perekonomian yang berbasis pertanian ke perekonomian yang berbasis manufaktur menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk besar-besaran dari desa ke kota, dan pada akhirnya menyebabkan membengkaknya populasi di kota-kota besar di Inggris.

Awal mula Revolusi Industri tidak jelas tetapi T.S. Ashton menulisnya kira-kira 1760-1830. Tidak ada titik pemisah dengan Revolusi Industri II pada sekitar tahun 1850, ketika kemajuan teknologi dan ekonomi mendapatkan momentum dengan perkembangan kapal tenaga-uap, rel, dan kemudian di akhir abad tersebut perkembangan mesin pembakaran dalam dan perkembangan pembangkit tenaga listrik

Faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Industri adalah terjadinya revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke 16 dengan munculnya para ilmuwan seperti Francis Bacon, René Descartes, Galileo Galilei serta adanya pengembangan riset dan penelitian dengan pendirian lembaga riset seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal Society of England, dan The French Academy of Science. Adapula faktor dari dalam seperti ketahanan politik dalam negeri, perkembangan kegiatan wiraswasta, jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya alam.

Daftar Pustaka

Basri, Yusman. 1997. Sejarah Nasional dan Umum. Jakarta: PT Balai Pustaka

Beckner, Chrisanne. 2010. Seratus Kota Besar Bersejarah di dunia. Tanggerang: PT Nusantara Lestari Ceria Pratama

Wells, H.G. 1922. A Short History of The World. Yogyakarta: Penerbit Indoliterasi

Putra, Juma De. 2014. Revolusi-Revolusi Paling Spektakuler di Dunia. Yogyakarta: Diva Press Oxford. 2002. Oxford Ensiklopedi Pelajar Seri Biografi. Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi

Oxford. 2002. Oxford Ensiklopedi Pelajar. Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi Sumekto. 1976. Ikhtisar Sejarah Bangsa Inggris. Jakarta: PT Sastra Hudaya

Subantardjo. 1954. Sari Sedjarah Eropah Amerika. Yogyakarta: Penerbit Bopkri Gondokusuman Djaja, Wahjudi. 2014. Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern. Yogyakarta: Penerbit Widyaduta

Siauw, Felix. 2013. Beyond The Inspiration. Jakarta: Al Fatih Press Khaled, Amr.2005. Ishlahul Qulb. Jakarta: Republika

Dalam dokumen Revolusi Industri 1 0 universit (3) (Halaman 35-46)

Dokumen terkait