• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akses Internet

Dalam dokumen Statistik Pemuda Indonesia 2014 (Halaman 78-85)

Profil Demograf

4.5 Akses Internet

Teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan teknologi yang memiliki perkembangan cukup pesat saat ini, sehingga menghadirkan beragam pilihan bentuk teknologi dan kecanggihannya. Salah satunya adalah internet (interconnection- networking), yang merupakan bukti nyata dari pesatnya perkembangan teknologi di bidang informasi dan telekomunikasi. Internet membawa pengaruh yang sangat besar dalam pola kehidupan masyarakat dunia. internet disebut juga dunia tanpa batas karena sifatnya yang benar-benar mendunia. Waktu dan jarak bukan lagi masalah untuk memperoleh informasi maupun memberi informasi.

Penggunaan teknologi internet di dunia semakin meningkat. Setiap orang bisa menikmati layanan internet. Dahulu internet hanya digunakan oleh para pekerja di bidang teknologi komputasi berbasis internet dan yang mengerti teknologi itu saja. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi ini juga mengalami perkembangan ke arah pencapaian kemudahan dan kenyamanan luar biasa dalam melakukan kegiatan sehari-hari yang dianggap tidak mungkin dapat dikerjakan dalam waktu singkat.

Teknologi internet hadir sebagai media multifungsi. Internet sebagai media pendidikan mampu menghadirkan karakteristik sebagai media interpersonal (e-mail) dan massa (misal: mailing list), bersifat interaktif (misal: chatting) dan memungkinkan komunikasi secara sinkron maupun asinkron. Karakteristik ini memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi secara lebih luas dibandingkan dengan media konvensional. Bagi yang masih bersekolah, teknologi internet dapat dimanfaatkan sebagai media pencari literatur/referensi guna menunjang kegiatan belajarnya.

Susenas tahun 2014 menunjukkan bahwa sebesar 62,15 persen pemuda yang masih bersekolah pernah mengakses internet selama 3 bulan terakhir (Tabel 4.8). Pemuda yang tidak bersekolah lagi mengakses internet sebesar 27,03 persen dan tidak pernah bersekolah sebesar 0,96 persen. Hal ini menunjukkan hubungan yang erat antara akses pendidikan dan perilaku pemuda mengakses internet.

Apabila dilihat menurut jenis kelamin, persentase pemuda perempuan yang berstatus masih sekolah dan mengakses internet 3,51 persen lebih tinggi dibandingkan dengan pemuda laki-laki yang masih sekolah (63,95 persen berbanding 60,44 persen).

Perbedaan yang cukup mencolok antara pemuda laki-laki dan perempuan dalam mengakses internet adalah pada mereka yang tidak bersekolah lagi. Persentase pemuda laki-laki yang tidak bersekolah lagi yang mengakses internet tercatat sebesar 29,83 persen, lebih tinggi dibanding persentase pemuda perempuan yang mengakses internet sebesar 24,23 persen.

Tabel 4.8

Proporsi Pemuda yang Mengakses Internet selama Tiga Bulan Terakhir Menurut Jenis Kelamin, Partisipasi Sekolah, dan Tipe Daerah, 2014

Tipe Daerah/ Jenis Kelamin Tidak Pernah Bersekolah Masih Bersekolah Tidak Bersekolah lagi (1) (2) (3) (4) Perkotaan (K) Laki-laki (L) 3,14 72,93 42,11 Perempuan (P) 3,01 75,59 35,49 L + P 3,08 74,24 38,80 Perdesaan (D) Laki-laki (L) 0,98 41,95 17,05 Perempuan (P) 0,00 45,95 12,34 L + P 0,42 43,87 14,71 K+D Laki-laki (L) 1,52 60,44 29,83 Perempuan (P) 0,50 63,95 24,23 L + P 0,96 62,15 27,03

Sumber: BPS, Susenas Kor 2014

Perbedaan yang cukup mencolok terlihat apabila dibedakan menurut perkotaan dan perdesaan. Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa persentase pemuda di perkotaan yang mengakses internet jauh lebih tinggi dibandingkan dengan persentase pemuda di perdesaan yang mengakses internet, yaitu pemuda perkotaan yang masih sekolah sebesar 74,24 persen sedangkan pemuda perdesaan sebesar 43,87 persen. Demikian juga dengan pemuda yang tidak bersekolah lagi, pemuda perkotaan sebesar 38,80 persen dan pemuda perdesaan sebesar 14,71 persen. Hal ini tidak terlepas dari pembangunan infrastruktur jaringan internet di perkotaan yang cenderung lebih baik dibanding perdesaan.

KESEHATAN

Kesehatan

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia yang termaktub dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Menyadari bahwa tercapainya tujuan pembangunan nasional merupakan kehendak dari seluruh rakyat Indonesia dan dalam rangka menghadapi makin ketatnya persaingan bebas pada era globalisasi, maka upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan. Salah satu peranan yang sangat menentukan untuk mencapai hal tersebut adalah keberhasilan pembangunan kesehatan.

Penduduk yang sehat bukan saja akan menunjang keberhasilan program pendidikan tetapi juga mendorong peningkatan produktifitas dan pendapatan

penduduk. Untuk mempercepat keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan kebijakan pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan proaktif dengan melibatkan semua sektor terkait, pemerintah, swasta dan masyarakat. Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak hanya ditentukan oleh kinerja sektor kesehatan semata, namun juga dipengaruhi oleh interaksi yang dinamis dari pelbagai sektor.

Salah satu misi untuk mencapai visi pembangunan kesehatan 2015, yaitu memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau. Sedangkan tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia.

Dalam rangka merealisasikan hal tersebut, pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Kementerian Kesehatan telah menetapkan program jangka pendek 100 hari dan program jangka menengah Kementerian Kesehatan yang disusun dalam sebuah rencana strategis Kementerian Kesehatan periode 2010-2014. Hal ini sebagai upaya nyata dari pemerintah dalam mewujudkan pembangunan kesehatan. Diharapkan dengan terealisasinya program tersebut akan tercapai paradigma yang kini dianggap baru, yaitu

sehat itu i dah da sehat itu gratis , ya g dilakuka dari pe dekata sehat da buka

dari pendekatan sakit. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan sehat adalah usaha peningkatan kesehatan masyarakat dengan cara mencegah masyarakat agar tidak terserang penyakit. Implikasi dari pendekatan ini adalah program yang dijalankan harus fokus pada kegiatan pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif) dibandingkan dengan pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif).

Kesehatan merupakan modal utama yang sangat diperlukan untuk pembangunan bangsa. Betapa sulitnya melaksanakan berbagai program pembangunan jika para pelaksana teknisnya tidak dalam kondisi sehat. Kesehatan meliputi dua komponen penting, yaitu kesehatan psikis (jiwa) dan kesehatan fisik (raga). Kedua komponen kesehatan ini hendaknya harus diperhatikan sejak usia muda. Upaya yang

agama dan pendidikan moral. Sementara untuk menjaga kesehatan raga dengan cara memberi asupan nutrisi yang baik agar dapat tumbuh menjadi generasi muda yang kuat dan sehat.

Peran serta seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung pencapaian pembangunan nasional sangat diperlukan, terutama pemuda sebagai elemen intelektual yang memiliki peran strategis sebagai penerus pembangunan bangsa Indonesia. Para pemuda hendaknya selalu diajak dan dilibatkan dalam menyelesaikan masalah kesehatan bangsa ini dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan pemuda dalam rangka menciptakan sumber daya pemuda yang handal dan terampil. Peran yang dapat dilakukan generasi muda Indonesia dalam rangka menyukseskan program pembangunan kesehatan masyarakat adalah dengan turut berpartisipasi dan ikut berpola hidup sehat.

Pada bab ini akan dibahas beberapa indikator kesehatan seperti keluhan kesehatan, angka kesakitan (morbidity rate), rata-rata lama sakit, dan cara berobat dalam rangka memperoleh gambaran rinci mengenai derajat kesehatan pemuda. Selain itu dibahas pula partisipasi pemuda perempuan dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB).

Dalam dokumen Statistik Pemuda Indonesia 2014 (Halaman 78-85)

Dokumen terkait