Pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas oleh penduduk di Kabupaten Malang dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan, hal ini dapat diketahui dari meningkatnya cakupan kunjungan yang masuk dari 39 puskesmas yang ada, baik kunjungan rawat jalan maupun kunjungan rawat inap.
Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 persentase penduduk rawap inap menurut tempat perawatan (di puskesmas) di Jawa Timur sebesar 1,5% dan di Kabupaten Malang sebesar 0,9%.
Di Kabupaten Malang cakupan kunjungan rawat jalan di Puskesmas tahun 2010 sebesar 1.153.982, tahun 2011 sebesar 1.060.027, tahun 2012 meningkat sebesar 1.254.048, dan tahun 2013 turun sebesar 1.006.795 dan tahun 2014 turun sebesar 912.344.
Sedangkan cakupan kunjungan rawat inap di Puskesmas tahun 2014 sebesar 11.477 lebih rendah dari cakupan tahun 2013 sebesar 12.949 (dari 27 puskesmas rawat inap yang ada), lebih tinggi bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2012 sebesar 11.444 (dari 27 puskesmas rawat inap yang ada), dan lebih rendah dari cakupan tahun 2011 sebesar 16.073, tahun 2010 sebesar 13.617 dan lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil Riskesdas. Kunjungan tertinggi di Puskesmas
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2015 82
Tumpang sebesar 2.234 orang (19,47%) dan terendah di Puskesmas Ardimulyo sebesar 15 (0,13%) serta 7 puskesmas tidak ada kunjungan rawat inap yaitu Puskesmas Jabung, Singosari, Dau, Pujon, Kasembon, Kalipare, dan Puskesmas Bantur. Dari 302 tempat tidur yang ada di puskesmas, yang dimanfaatkan oleh penduduk (BOR) sebesar 32,91% dan jumlah hari perawatan sebesar 38.240 hari. Cakupan ini lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2013 yaitu 25,23% untuk BOR dan 27.886 hari untuk jumlah hari perawatan, tetapi hal ini menunjukkan masih kurangnya pemanfaatan pelayanan rawat inap di puskesmas oleh penduduk.
GAMBAR 4.7
TINGKAT PEMANFAATAN PUSKESMAS DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2010-2014
Sumber : Bidang PPKM Dinkes Malang
Jumlah total kunjungan penduduk ke Puskesmas baik rawat jalan dan rawat inap 5 (lima) tahun terakhir cenderung fluktuatif yaitu tahun 2010 menurun sebesar 1.167.599 kunjungan (47,78%), tahun 2011 menurun sebesar 1.076.100 kunjungan (44,04%), tahun 2012
47,78
44,04
51,45
40,69
36,59
0
10
20
30
40
50
60
2010 2011 2012 2013 2014
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2015 83
jumlah kunjungan menurun sebesar 1.279.665 kunjungan (51,45%) dan tahun 2013 jumlah kunjungan menurun sebesar 1.019.744 kunjungan (40,69%). Sedangkan tahun
2014 jumlah kunjungan menurun sebesar
923.821
kunjungan (36,59%), angka ini lebih besar bila dibandingkan dengan target nasional yaitu 15% penduduk. Kunjungan tertinggi terdapat di Puskesmas Turen sebesar
79.546 (8,61%) dan terendah di Puskesmas
Sumbermanjing Kulon sebesar 2.519 (0,27%) serta 4 puskesmas tidak lapor, data selengkapnya disajikan pada Tabel 4.4 dan Lampiran Tabel 58.
TABEL 4.4
JUMLAH KUNJUNGAN KE PUSKESMAS DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2010-2014
Tahun
Kunjungan Puskesmas
Jumlah
Kunjungan
Jumlah
Penduduk
Tingkat
pemanfaatan
(%o)
2010 1.167.599 2.443.609 47,78
2011 1.076.100 2.443.609 44,04
2012 1.279.665 2.487.120 51,45
2013 1.019.744 2.506.102 40,69
2014 923.821 2.524.863 36,59
Sumber : Bidang PPKM Dinkes Malang
2. Pemanfaatan Rumah Sakit
Pemanfaatan pelayanan kesehatan di rumah sakit oleh penduduk di Kabupaten Malang diperoleh dari laporan kunjungan baik rawat jalan maupun rawat inap baik rumah sakit pemerintah maupun swasta.
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2015 84
Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 persentase penduduk rawap inap menurut tempat perawatan adalah seperti pada tabel berikut :
TABEL 4.5
PERSENTASE PENDUDUK RAWAP INAP MENURUT TEMPAT PERAWATAN
Tempat Berobat Rawat Inap
Cakupan (%)
Jawa Timur Kab. Malang
RS Pemerintah 2,9 2,7
RS Swasta 7,7 3,8
RS Luar Negeri 0,00 0,1
RS Bersalin 0,3 0,2
Sumber : Hasil Riskesdas Prop. Jatim 2007
Cakupan kunjungan rawat jalan di Rumah Sakit tahun 2010 sebesar 50.895 (dari 19 RS), tahun 2011 sebesar 266.058 (dari 21 RS), tahun 2012 sebesar 308.275 (dari 21 RS), dan tahun 2013 sebesar 195.808 (dari 11 RS yang lapor). Sedangkan kunjungan rawat jalan tahun 2014 sebesar 163.349 (dari 10 RS yang lapor). Kunjungan rawat jalan tertinggi di RS Jiwa Lawang sebesar 39.728 (24,32%) dan terendah di RS Hayunantyo Dau sebesar 513 (0,31%).
Sedangkan cakupan kunjungan rawat inap di Rumah sakit tahun 2010 sebesar 265.369 (84,15%), tahun 2011 sebesar 125.665, tahun 2012 turun sebesar 81.655 dan tahun 2013 turun sebesar 38.592. Sedangkan tahun 2014 turun sebesar 33.278 (dari 10 RS yang lapor), kunjungan rawat inap tertinggi di RSUD Lawang sebesar 5.526 (16,61%) dan terendah di RS Hayunantyo Dau sebesar 37 (0,11%).
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2015 85
Jumlah total kunjungan penduduk ke rumah sakit baik Pemerintah maupun Swasta, baik rawat jalan ataupun rawat inap 5 (lima) tahun terakhir cenderung fluktuatif yaitu tahun 2010 jumlah total kunjungan meningkat menjadi 315.349 (12,90%) dari 2.443.609 penduduk, tahun 2011 jumlah total kunjungan meningkat sebesar 385.700 (15,78%) dari 2.443.609 penduduk, tahun 2012 jumlah total kunjungan meningkat sebesar 406.608 (16,35%) dari 2.487.120 penduduk dan tahun 2013 jumlah total kunjungan meningkat sebesar 234.400 (9,35%) dari 2.506.102 penduduk. Sedangkan tahun 2014 jumlah total kunjungan turun sebesar 196.627 (7,79%) dari 2.524.863 penduduk. Angka cakupan ini jauh lebih tinggi dari target nasional yaitu 1,5%. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tabel 54.
GAMBAR 4.8
TINGKAT PEMANFAATAN RUMAH SAKIT DI KABUPATEN MALANG TAHUN 2010-2014
Sumber : Laporan Tahunan RS tahun 2014
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
18,00
2010 2011 2012 2013 2014
12,90 12,9
16,35
9,35
7,79
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2015 86
Sedangkan untuk indikator- indikator pelayanan rumah sakit yang lain dapat diuraikan sebagai berikut :
a. BOR (Bed Occupancy Ratio/ Angka penggunaan tempat tidur)
BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Prosentase pemakaian tempat tidur rumah sakit di Kabupaten Malang tahun 2010 sebesar 51,21%, tahun 2011 turun sebesar 63,26%, tahun 2012 turun sebesar 62,56%, tahun 2013 turun sebesar 35,38% dan tahun 2014 turun sebesar 25,90%. BOR tertinggi Rumah Sakit Umum adalah di Rumah Sakit Kanjuruhan Kepanjen sebesar 70,95% dan terendah di RS Bantuan Lawang sebesar 0,02%, sedangkan BOR tertinggi Rumah Sakit Khusus adalah di Rumah Sakit Jiwa Lawang sebesar 82,58%. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
b. AVLOS (Average Length of Stay/ Rata-rata lamanya pasien dirawat)
AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.
Rata-rata lama pasien dirawat di rumah sakit adalah tahun 2010 sebesar 11,92 hari, tahun 2011 turun sebesar 8,14 hari, tahun 2012 turun sebesar 6,54 hari, tahun 2013 sebesar 2,43 hari dan tahun 2014 sebesar 3,64 hari. AVLOS tertinggi Rumah Sakit Umum adalah
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2015 87
di RS Kanjuruhan Kepanjen selama 4,78 hari dan terendah di Rumah Sakit Umum Daerah Lawang selama 0 hari. Sedangkan AVLOS tertinggi Rumah Sakit Khusus adalah di Rumah Sakit Jiwa Lawang selama 48,64 hari. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes RI, 2005).
c. TOI (Turn Over Interval / Tenggang perputaran)
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Rata-rata TOI rumah sakit tahun 2010 turun sebesar 4,17 hari, tahun 2011 naik sebesar 4,72 hari, tahun 2012 turun sebesar 3,91 hari, tahun 2013 naik sebesar 4,43 hari dan tahun 2014 naik sebesar 11,03 hari. Cakupan TOI tertinggi Rumah Sakit Umum adalah di RS Madinah Kasembon sebesar 15,49 hari dan terendah di RS Marsudi Waluyo Singosari sebesar 1,89 hari, sedangkan tertinggi Rumah Sakit Khusus adalah di Rumah Sakit Hayunantyo Karangploso sebesar 56,28 kali dan terendah di RS Bersalin Siti Miriam Singosari sebesar 9,70 kali.
d. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur) BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2015 88
Frekuensi pemakaian tempat tidur tahun 2008 sebesar 36,65 kali, tahun 2009 turun sebesar 23,16 kali, tahun 2010 meningkat sebesar 35,58 kali. Sedangkan tahun 2014 turun sebesar 24,52 kali Cakupan tertinggi Rumah Sakit Umum adalah di RS Marsudi Waluyo Singosari
sebesar 68,60 kali dan terendah di RS Madinah
Kasembon sebesar 23,56 kali, sedangkan tertinggi Rumah Sakit Khusus adalah di Rumah Sakit Bersalin Siti Miriam Singosari Dampit sebesar 26,56 kali dan terendah di RS Hayunantyo Karangploso sebesar 1,43 kali.
e. NDR (Net Death Rate)
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.
Angka kematian 48 jam setelah dirawat di rumah sakit tahun 2010 naik sebesar 1,74‰, tahun 2011 turun sebesar 1,19‰, tahun 2012 naik sebesar 11,83‰, tahun 2013 turun sebesar 1,66‰ dan tahun 2014 turun sebesar 1,58‰. Kematian tertinggi Rumah Sakit Kanjuruhan Kepanjen sebesar 35,28‰ dan
terendah sebesar 1,12‰ di RS Ben Mari Pakisaji.
Sedangkan NDR tertinggi Rumah Sakit Khusus khusus adalah di RS Jiwa Lawang sebesar 2,86‰ dan terendah di RS Bersalin Siti Miriam Singosari sebesar
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2015 89
f. GDR (Gross Death Rate)
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar.
Angka kematian umum di rumah sakit tahun 2010 turun sebesar 3,53‰, tahun 2011 turun sebesar 2,57‰, tahun 2012 naik sebesar 23,83‰, tahun 2013 turun sebesar 3,21‰ dan tahun 2014 turun sebesar 3,39‰. Kematian tertinggi Rumah Sakit Umum adalah di RS
Kanjuruhan Kepanjen sebesar 73,43‰ dan terendah di
RS Ben Mari Pakisaji sebesar 3,07‰, sedangkan kematian tertinggi Rumah Sakit khusus adalah di RS Bersalin Siti Miriam sebesar 4,52‰ dan terendah di RS Jiwa Lawang sebesar 1,32‰.
3. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Gawat Darurat
Semua Sarana Kesehatan harus mempunyai kemampuan Gawat Darurat (Gadar), namun sesuai pengumpulan data pada tahun 2010 meningkat sebanyak 44 sarkes (75,86%) mempunyai gadar dari 58 sarkes yang ada, tahun 2011 meningkat sebanyak 43 sarkes (95,74%) mempunyai gadar dari 48 sarkes yang ada, tahun 2012 sebanyak 43 sarkes (89,58%) mempunyai gadar dari 47 sarkes yang ada dan tahun 2013 sebanyak 48 sarkes (96%) mempunyai gadar dari 50 sarkes yang ada. Sedangkan tahun 2014 sebanyak 21 Rumah Sakit (91,30%) mempunyai fasilitas gawat darurat (gadar) level 1 dari 23 Rumah Sakit yang ada. Data selengkapnya dapat dilihat ada Lampiran Tabel 68.
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2015 90
4. Sarana Kesehatan dengan Laboratorium kesehatan
Sesuai standar, semua Sarana Kesehatan harus mempunyai kemampuan Laboratorium Kesehatan (100%), namun sesuai pengumpulan data pada tahun 2010 dari 58 sarana kesehatan sebanyak 40 sarkes (68,97%) mempunyai sarana Laboratorium, tahun 2011 dari 60 sarana kesehatan sebanyak 44 sarkes (73,33%) dan tahun 2012 dari 60 sarana kesehatan sebanyak 48 sarkes (80%). Sedangkan tahun 2013 dan tahun 2014 dari 62 sarana kesehatan sebanyak 62 sarkes (100%) mempunyai sarana Laboratorium yang terdiri dari: Rumah Sakit Umum sebanyak 16 buah, Rumah sakit Khusus sebanyak 7 buah, dan Puskesmas sebanyak 39 buah.
5. Rumah Sakit dengan 4 Pelayanan Kesehatan Spesialisasi Dasar
Pelayanan Medik Spesialis Dasar di Rumah Sakit terdiri dari Pelayanan Penyakit Dalam, Pelayanan Kesehatan Anak, Pelayanan Bedah, Pelayanan Obstetri dan Ginekologi.
Tahun 2010 dari 13 Rumah Sakit umum yang ada, tahun 2011 dari 15 Rumah Sakit umum yang ada terdapat 15 Rumah Sakit (100%) yang mempunyai 4 Pelayanan Kesehatan Spesialisasi Dasar dan tahun 2012 dari 15 Rumah Sakit umum yang ada terdapat 15 Rumah Sakit (100%) yang mempunyai 4 Pelayanan Kesehatan Spesialisasi Dasar, dan tahun tahun 2013 dari 16 Rumah Sakit umum yang ada terdapat 16 Rumah Sakit (100%) yang mempunyai 4 Pelayanan Kesehatan Spesialisasi Dasar. Sedangkan tahun 2014 dari 16 Rumah Sakit umum
Profil Kesehatan Kabupaten Malang 2015 91
yang ada terdapat 16 Rumah Sakit (100%) yang mempunyai 4 Pelayanan Kesehatan Spesialisasi Dasar.
6. Ketersediaan Obat
Obat generik/ essensial adalah obat dengan nama sesuai dengan zat berkasiat yang dikandungnya, dan dengan harga yang relatif terjangkau oleh masyarakat (sesuai SK Menkes RI tentang Pedoman Umum Pengadaan Obat Pelayanan Kesehatan Dasar).
Ketersediaan obat sesuai ke butuhan pelayanan kesehatan tahun 2010 sebanyak 35 item obat dari 35 item obat yang dibutuhkan, dengan tingkat ketersediaan 100%. Ketersediaan obat tahun 2011 sebanyak 31 item obat (91,18%) dari 34 item obat yang dibutuhkan (dengan tingkat ketersediaan 100%), dan Ketersediaan obat tahun 2012 sebanyak 30 item obat (88,23%) dari 34 item obat yang dibutuhkan (dengan tingkat ketersediaan 100%). Tahun 2013 ketersediaan obat menurut jenis obat sebanyak 135 item obat dan 7 item obat jenis vaksin, sedangkan tahun 2014 ketersediaan obat menurut jenis obat sebanyak 144 item obat dan 9 item diantaranya adalah obat jenis vaksin.
F. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT