15 TANAH YANG BELUM DIKEMBANGKAN
Akun ini merupakan sebidang tanah milik PT Tira Satria Properti, anak perusahaan,dengan luas 49.968 m2 yang terletak di MM 2100 Kawasan Industri, Cibitung, Bekasi yang dimaksudkan untuk membangun gudang yang akan disewakan. Namun sehubungan dengan kondisi ekonomi rencana pembangunan gudang tersebut dihentikan sementara. Biaya konsultan/imbalan jasa profesional dan biaya lainnya yang dikapitalisasi ke tanah yang belum dikembangkan pada tahun 2003 dan 2002 masing-masing adalah sebesar Rp. 22.108.327.363 dan Rp. 22.108.327.363.
28/07/03
16. AKTIVA LAINNYA
Akun ini terdiri dari perbaikan gedung Cipinang, pengurusan hak atas tanah dan jasa sindikasi Sanwa Bank dengan rincian sebagai berikut :
30 JUNI 2003 (Rp.) Biaya Perolehan
Perbaikan gedung Cipinang 756,449,871
Hak atas tanah 110,522,222
Hak atas tanah Klaten 161,587,000
By. Denda Pajak Tangguhan -
Sub jumlah 1,028,559,093
Akumulasi amortisasi
Perbaikan gedung Cipinang (672,717,158)
Hak atas tanah (30,393,678)
Hak atas tanah Klaten (40,396,745)
Sub jumlah (743,507,581)
Beban tangguhan - hak atas tanah 285,051,512
Counter 2,884,140,714
3,169,192,226 -
17 UANG JAMINAN
30 JUNI 2003 (Rp.) Uang jaminan dibayar
PT Blue Gas Indonesia 60,191,224,107
Yang diterima dari langganan Blue Gas (60,191,224,107)
Jumlah
-Lainnya 242,840,542
Jumlah 242,840,542
Uang jaminan diterima
Yang diterima dari langganan
Blue Gas 60,804,419,500 Lain-lain 4,525,951,710 Jumlah 65,330,371,210 28/07/03 18 HUTANG BANK 30 JUNI 2003 (Rp.) Bank Central Asia, Jakarta
Hutang Bank 10,000,000,000
Cerukan 555,610,650
Lippo Bank, Jakarta
Hutang bank 41,500,000,000
Cerukan 725,680
ABN Amro Bank, Jakarta
-Jumlah 52,056,336,330
Tingkat bunga pertahun selama tahun berjalan 16% - 18%
19 HUTANG USAHA
Akun ini merupakan hutang kepada pemasok bahan baku, bahan pembantu dan barang dagangan. 30 JUNI 2003
(Rp.)
Pihak ketiga
PT Nutricia Indonesia Sejahtera 25,083,501,154
PT Surya Jaya Abadi Perkasa 2,043,772,942
PT Blambangan Raya 341,718,450
PT Pido Food 174,260,625
PT Tira Produgen 150,387,890 PT Duta Serpack - PT Dainipon 158,499,000 PT Gizitaspangan Sejahtera 227,387,490 Supplier TFP 9,274,601,830 Supplier TOP 4,092,863 Supplier BGI 986,743,569
Lain-lain - saldo kurang dari Rp. 100 juta (108,093,560)
Sub jumlah 40,067,690,621
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 39)
PT Sari Husada Tbk. 129,157,747,208 PT Wyeth Indonesia 40,094,468,955 Sub jumlah 169,252,216,163 Jumlah 209,319,906,784 28/07/03 20 HUTANG PAJAK 30 JUNI 2003 (Rp.) Pajak kini (Catatan 36)
Perusahaan
-Anak Perusahaan
-PT Tira Fashion
-PT Tira Raksa Optima (d/h -PT Dunia Ilmu Satria)
-PT Tira Satria Properti
-PT Inti Karya Agrosatria
-PT Blue Gas Indonesia
-Pajak Penghasilan -Pasal 21 1,352,253,167 Pasal 23 527,347,978 Pasal 25 -Pasal 26 53,851,593 Pasal 29
-Pajak Pertambahan Nilai 2,823,133,430
Jumlah 4,756,586,168
21 BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
30 JUNI 2003 (Rp.)
Biaya gaji 526,301,844 Biaya bunga 1,012,809,619 Biaya asuransi 622,977,984 Biaya listrik/tilp./fax dll. 1,465,871,603 Biaya komisi 4,818,360,627 Biaya THR/bonus 6,228,661,609 Biaya promosi 4,412,970,828 Biaya transportasi 1,006,717,280 Biaya konsultan 338,288,671 Biaya pemeliharaan 1,479,307,717 Biaya Perjalanan 857,492,303 Biaya Meeting 2,350,052,626 Biaya Recruitment 693,978,430 Biaya Legal 878,556,090 Biaya Produksi 496,602,895 Biaya produksi 108,646,838 Biaya Royalti 242,522,615 Biaya lain-lain 1,761,615,820 Jumlah 29,301,735,399 28/07/03 22 HUTANG LAIN-LAIN 30 JUNI 2003 (Rp.) Wyeth Ayerst International Inc. 1,458,864,284
Hutang pegawai - car plan 30,480,000
Titipan pembayaran 596,451,223
Hutang Bonus Prestasi (2,700,000,000)
Hutang royalty 350,874,067
Hutang astek 261,977,201
Hutang dana pensiun 74,369,516
Titipan Transport dan sewa 1,549,414,081
Manufacturing/Manajemen fee 3,157,859,406 Kewajiban penalti/denda MDS 472,739,705 Hutang TIRA 6,177,814,244 Hutang cylinder 576,083,633 Hutang lain-lain 1,036,128,926 Jumlah 13,043,056,286 23 HUTANG DIVIDEN 30 JUNI 2003 (Rp.) - Hutang dividen awal periode 390,391,714
- Pengumuman dividen thn lalu 8,747,550,000
- Realisasi pembayaran thn lalu (9,052,199,069)
- Hutang dividen akhir tahun 85,742,645 - Pengumuman dividen thn ini 30,179,047,500
- Realisasi pembayaran thn ini (106,251)
- Hutang dividen akhir periode 30,264,683,894 -
24 HAK MINORITAS
a. Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan
Akun ini merupakan hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan dengan rincian sebagai berikut : 30 JUNI 2003
(Rp.) PT Inti Karya Agrosatria
-PT Tiga Raksa Optima
-PT Tira Fashion 17,739,116
PT Blue Gas Indonesia 9,901,076,640
Sub jumlah 9,918,815,756
0
28/07/03
b. Hak Minoritas atas Bagian Laba (Rugi) Anak Perusahaan
30 JUNI 2003 (Rp.) PT Inti Karya Agrosatria
-PT Tiga Raksa Optima
-PT Tira Fashion (10,209,398)
PT Blue Gas Indonesia 1,077,522,997
Sub jumlah 1,067,313,599 (0) 25 MODAL SAHAM Jumlah Persentase Saham Pemilikan PT Penta Widjaja Investindo 23,784,700 27.190 PT Widjajatunggal Sejahtera 22,113,900 25.280 PT Sarana Ledaun 21,922,900 25.062 Nutricia International B.V. 14,630,000 16.725
30 JUNI 2003 Nama Pemegang Saham
Elvie Mulia 1,800 0.002 Robert Budiarto Widjaja 500 0.001 Masyarakat (dibawah 5%) 5,021,700 5.741 Jumlah 87,475,500 100.00 Jumlah Persentase Saham Pemilikan PT Penta Widjaja Investindo 23,785,200 27.191 PT Widjajatunggal Sejahtera 22,084,400 25.246 PT Sarana Ledaun 21,922,900 25.062 Nutricia International B.V. 14,630,000 16.725 Meity Tjiptobiantoro 7,700 0.009 Elvie Mulia 1,800 0.002 Robert Budiarto Widjaja 500 0.001 Masyarakat (dibawah 5%) 5,043,000 5.765 Jumlah 87,475,500 100.00 28/07/03 26 AGIO SAHAM 30 JUNI 2003 (Rp.) Akun ini merupakan agio saham sehubungan dengan :
Penjualan saham Perusahaan kepada pemegang saham 8 Pebruari 1990
Jumlah yang diterima untuk pengeluaran 780.000 saham 2,180,000,000
Jumlah yang dicatat sebagai modal disetor (780,000,000)
Bersih 1,400,000,000
Penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum kepada masyarakat tanggal 31 Mei 1990
Jumlah yang diterima untuk pengeluaran 2.500.000 saham 14,375,000,000
Jumlah yang dicatat sebagai modal disetor (2,500,000,000)
Bersih 11,875,000,000
Saldo agio saham per 31 Desember 1990 13,275,000,000
Konversi atas obligasi konversi menjadi saham sebanyak 986.600 saham
Jumlah obligasi yang dikonversi 3,874,920,000
Jumlah yang dicatat sebagai modal disetor (922,600,000)
Bersih 2,952,320,000
30 JUNI 2002 Nama Pemegang Saham
Saldo agio saham per 31 Desember 1995 16,227,320,000
Konversi atas obligasi konversi menjadi saham sebanyak 47.011.401 saham
Jumlah obligasi yang dikonversi 30,134,580,000
Jumlah yang dicatat sebagai modal disetor (7,174,900,000)
Bersih 22,959,680,000
Pembagian saham bonus (38,878,000,000)
Saldo agio saham 309,000,000
27 PENJUALAN BERSIH
Akun ini merupakan penjualan bersih setelah dikurangi potongan harga dan retur penjualan dengan rincian sebagai berikut :
30 JUNI 2003 (Rp.)
Produk Perusahaan 722,873,673,082
Produk PT Tira Fashion 38,562,069,618
Produk PT Tiga Raksa Optima 71,396,552
Jumlah 761,507,139,252
28/07/03
28 BEBAN POKOK PENJUALAN
30 JUNI 2003 (Rp.)
Produk Perusahaan 645,861,146,119
Produk PT Tira Fashion 24,005,026,645
Produk PT Tiga Raksa Optima 26,177,755
Jumlah 669,892,350,519 29 BEBAN PENJUALAN Beban Penjualan : 30 JUNI 2003 (Rp.) Beban incentive penjualan 7,731,531,583
Beban pengiriman barang 11,258,949,183
Beban distribusi (canvass) 105,129,001
Beban promosi 21,104,396,798
Jumlah 42,047,592,224
30 BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
30 JUNI 2003 (Rp.) Beban pegawai 33,139,149,049 Beban administrasi 10,896,277,119 Beban kendaraan 2,195,275,127 Beban gedung/gudang 4,968,108,129 Beban rapat 1,839,776,885
Beban penghapusan piutang 630,529,672
Beban penyusutan/amortisasi 5,920,593,497
Beban umum lainnya 1,567,213,050
61,156,922,528
28/07/03
31 PENGHASILAN BUNGA
Akun ini terutama merupakan pendapatan bunga atas pinjaman yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa, deposito berjangka, SBI, jasa giro dan pinjaman karyawan dengan rincian sebagai berikut :
30 JUNI 2003 (Rp.) Pendapatan bunga pinjaman 627,319,360
Pendapatan bunga deposito 1,089,260,242
Pendapatan bunga giro 128,788,474
Jumlah 1,845,368,076
32 PENGHASILAN SEWA
Pendapatan sewa gedung 1,769,387,194
-Pendapatan sewa lain-lain 78,722,820
Jumlah 1,848,110,014
33 BEBAN BUNGA DAN PROVISI BANK
30 JUNI 2003 (Rp.)
Hutang bank 2,884,530,524
Hutang pada pihak hubungan istimewa 2,964,784,114
Lainnya 65,108,050 Jumlah 5,914,422,688 34 LAIN-LAIN BERSIH 30 JUNI 2003 (Rp.) Kewajiban pinalti MDS 1,263,168,000 Pendapatan lain-lain 3,162,274,084
Hasil penjualan barang sisa (27,390,802)
Beban lain-lain (778,200,593)
Jumlah bersih 3,619,850,689
28/07/03
35 BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK
Beban (penghasilan) pajak Perusahaan terdiri dari :
30 JUNI 2003 (Rp.) Pajak kini 1,917,545,526 Pajak tangguhan 108,999,667 Jumlah 2,026,545,192 Pajak kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan laba kena pajak (rugi fiskal) adalah sebagai berikut :
(Rp.)
Laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi (4,601,403,478)
Rugi (laba) sebelum pajak anak perusahaan dan eliminasi 14,962,875,016
Laba sebelum pajak Perusahaan 10,361,471,538
Perbedaan temporer :
Keuntungan penjualan aktiva tetap (363,332,223)
Penyusutan
-Jumlah (363,332,223)
Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal :
Beban kenikmatan pegawai 920,921,244
Beban sumbangan dan representasi 264,894,260
Beban penyisihan 294,784,116
Beban gedung 38,445,666
Beban bunga 699,269,264
Denda Pajak (219,972,634)
Beban lain-lain
-Pendapatan bunga deposito dan jasa giro (296,054,950)
Penghasilan sewa (2,184,194,862)
Penghasilan dividend (7,564,095,000)
Jumlah (8,046,002,896)
Laba kena pajak (rugi fiskal) Perusahaan
sebelum kompensasi kerugian fiskal 1,952,136,419 Laba kena pajak (rugi fiskal) setelah kompensasi kerugian 1,952,136,419
28/07/03
Perhitungan beban dan hutang pajak kini adalah sebagai berikut :
30 JUNI 2003 (Rp.) Beban pajak kini
Perusahaan 585,641,526
Anak perusahaan 1,331,904,000
Jumlah 1,917,545,526
Dikurangi pembayaran pajak dimuka
Pajak penghasilan Pasal 21 354,763 Pasal 22 416,169,092 Pasal 23 2,767,204,765 Pasal 25 7,359,041,310 Pasal 29 -Jumlah 10,542,769,930
Rincian :
Perusahaan (catatan 8 dan 21) (6,164,607,280) Anak perusahaan
PT Tira Fashion (1,962,964,495)
PT Tiga Raksa Optima
-PT Tira Satria Properti
-PT Inti Karya Agrosatria
-PT Blue Gas Indonesia (497,652,629)
Jumlah (8,625,224,404)
Pajak tangguhan
Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban. Rincian dari aktiva dan kewajiban pajak tangguhan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut :
Dibebankan
31 Desember ke laporan
2002 laba rugi
Perusahaan
Aktiva pajak tangguhan :
Penyusutan aktiva tetap -
-Kewajiban pajak tangguhan :
Penyusutan aktiva tetap (902,761,077) (108,999,667) Jumlah (902,761,077) (108,999,667) Anak Perusahaan
PT Blue Gas Indonesia Kewajiban pajak tangguhan :
Penyusutan aktiva tetap (4,941,466,053)
-Jumlah (5,844,227,130) (108,999,667) 28/07/03 Dibebankan 31 Desember ke laporan 2001 laba rugi Anak perusahaan Aktiva Pajak Tangguhan :
PT Tira Fashion -
-Penyusutan aktiva tetap PT Tiga Raksa Optima
Rugi fiskal :
Tahun 2002 - 841,805,049
-Penyusutan aktiva tetap 94,899,900 216,736,274
Dibebankan
31 Desember ke laporan
2001 laba rugi
Perusahaan
Aktiva (kewajiban) pajak tangguhan :
Penyusutan aktiva tetap -
-Kewajiban pajak tangguhan :
Penyusutan aktiva tetap (744,972,534) (114,660,000)
Jumlah (744,972,534) (114,660,000)
Anak Perusahaan PT Blue Gas Indonesia Kewajiban pajak tangguhan :
Penyusutan aktiva tetap (4,475,829,898)
-Jumlah (5,220,802,432) (114,660,000)
Anak perusahaan
Aktiva (kewajiban) Pajak Tangguhan : PT Tira Fashion
Penyusutan aktiva tetap -
-PT Tiga Raksa Optima Rugi fiskal :
Tahun 2002 924,421,393
-Tahun 1999 380,609,250
-Penyusutan aktiva tetap 94,899,900
-Jumlah 1,399,930,543
-28/07/03
Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut :
30 JUNI 2003 (Rp.) Laba (Rugi) sebelum pajak -
menurut laporan laba rugi konsolidasi (laba akuntansi) (4,601,403,478) Rugi (Laba) sebelum pajak anak perusahaan dan eliminasi 14,962,875,016 Laba sebelum pajak Perusahaan 10,361,471,538
Tarif pajak yang berlaku :
30% x 10,361,471,538 tahun 2003 dan 23,574,954,078
Pengaruh pajak atas (beban) penghasilan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal :
Beban kenikmatan pegawai 276,276,373 Beban sumbangan dan representasi 79,468,278 Beban penyisihan 88,435,235
Beban gedung 11,533,700
Beban bunga 209,780,779
Denda Pajak (65,991,790)
Beban lain-lain -Pendapatan bunga deposito dan jasa giro (88,816,485) Penghasilan sewa (655,258,459) Penghasilan dividend (2,269,228,500)
Jumlah (2,413,800,869)
Beban (penghasilan) Pajak Perusahaan 694,640,593 Beban (penghasilan) Pajak anak perusahaan 1,331,904,599
Jumlah 2,026,545,192
36 LABA PER SAHAM
Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham : Laba Usaha dan Laba Bersih
30 JUNI 2003 (Rp.)
Laba usaha (11,589,726,019)
Laba bersih (7,695,262,269)
Jumlah saham
Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk perhitungan laba per saham dasar adalah sebesar 87.475.500 masing-masing untuk tahun 2003 dan 2002.
28/07/03
Laba per Saham Dasar
Laba usaha dan laba bersih per saham adalah sebagai berikut :
30 JUNI 2003 (Rp.)
Laba usaha per saham (132) Laba bersih per saham (88) Laba per Saham Dilusian
37 DIVIDEN TUNAI DAN CADANGAN UMUM
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana tercantum dalam Akta Risalah Rapat No. 36 tanggal 26 Mei 2003 dari Notaris Raharti Sudjardjati, SH, pemegang saham menyetujui pembagian deviden tunai sebesar Rp.30.179.047.500 atau Rp. 345,- per saham.
38 SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA Sifat hubungan istimewa
Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan yang sebagian pengurus/manajemen sama dengan Perusahaan dan anak perusahaan yaitu : PT Weyth Indonesia, PT Samudra Garisutama Prima, PT Delta Satria Dewata, PT Sinar Indonesia Merdeka, PT Sari Husada Tbk, PT Cartisa Properti Indonesia, dan PT Carti Satria Megaswalayan.
b. Perusahaan memiliki lebih dari 20% saham pada PT Cartisa Properti Indonesia, PT Carti Satria Megaswalayan, PT TNT Logistik Indonesia, dan PT Blue Gas Indonesia.
Transaksi hubungan istimewa
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan anak perusahaan juga mengadakan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Transaksi-transaksi tersebut meliputi antara lain :
a. Perusahaan dan anak perusahaan membeli barang dagangan dari beberapa perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa dengan kondisi normal seperti yang dilakukan dengan pihak lain. Hutang yang timbul atas pembelian tersebut disajikan dalam hutang usahan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
b. Perusahaan menjalin kerjasama distribusi dengan beberapa prinsipal utama yang juga merupakan perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa, yaitu :
1. Perusahaan menandatangani perjanjian penyaluran produk - produk dengan PT Sari Husada Tbk (SH) dimana perusahaan sebagai penyalur tunggal untuk seluruh wilayah Indonesia, atas seluruh dan segala macam produk SH. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 30 Juni 2003.
Ketentuan-ketentuan yang disepakati antara lain :
28/07/03
* Harga jual loco pabrik/free on tuck ditambah PPN. Harga jual distributor kepada retailer akan ditentukan oleh SH. * SH memberikan kelonggaraan pembayaran dengan jangka waktu kredit tertentu dan setiap keterlambatan
pemba-yaran dikenakan bunga. Perusahaan juga menerima margin sebesar persentase tertentu sesuai dengan perjanjian distribusi.
2. Perusahaan menandatangani perjanjian penyaluran produk - produk PT Wyeth Indonesia untuk seluruh wilayah Indonesia. Perusahaan menerima margin sebesar persentase tertentu. Perjanjian ini berlaku sampai dengan
31 Desember 2002. Saat ini perpanjangan perjanjian tersebut sedang dalam proses negosiasi.
Hutang yang timbul dari transaksi tersebut dicatat sebagai hutang usaha pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Indonesia (TNT). Adapun ketentuan-ketentuan yang disepakati antara lain :
* Sejak 3 September 1996, TNT akan mengoperasikan, mengelola dan mensupervisi kegiatan pergudangan produk jadi digudang milik Perusahaan dan operasi transportasi yang berkaitan dari Jakarta,
* Perusahaan akan menanggung persentase tertentu dari biaya overhead dan jasa manajemen serta seluruh biaya yang timbul atas jasa logistik termasuk dan tidak terbatas pada semua beban dan biaya keuangan yang ditagih oleh TNT. TNT menagih kembali kepada Perusahaan atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh TNT.
* MOU ini berlaku selama 7 tahun sejak bulan Nopember 1996 dan dievaluasi kembali setiap 5 tahun kemudian. Kerja sama tersebut telah berakhir pada bulan November 2002.
d. Perusahaan menunjuk PT Sari Husada Tbk untuk memproduksi susu dengan merk "Produgen" dan membayar manufacturing fee sejumlah tertentu kepada PT Sari Husada.
e. Perusahaan memberikan pinjaman kepada perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa dengan atau tanpa bunga. Transaksi-transaksi ini dicatat sebagai "piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa".
f. Perusahaan mempunyai hubungan rekening koran tanpa bunga dengan perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa. Selain itu Perusahaan membayar lebih dahulu biaya perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa dan/atau sebaliknya. Transaksi - transaksi ini dicatat sebagai "piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa" dan "hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa".
g. Perusahaan menyewakan sebagian gedung dan kendaraannya kepada perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa dengan membebankan biaya sewa.
h. Perusahaan memberikan jaminan hak atas tanah seluas 1.091m2 dengan HM No. 288 yang terletak di Ujung Pandang atas fasilitas pinjaman dari Bank Mandiri (d/h Bank Exim), Jakarta yang diterima oleh PT Sinar Indonesia Merdeka. i. Pada bulan Januari 1999, PT Tira Fashion (TF), anak perusahaan mengadakan perjanjian bisnis (Business
Agree-ment) dengan PT Samudra Garisutama Prima (GSP) dimana TF sebagai penyalur tunggal produk dengan merk "Ocean line".
Perjanjian bisnis ini telah jatuh tempo pada tanggal 4 Januari 2001. Perjanjian bisnis ini telah diperpanjang dan berlaku selama 1 tahun terhitung sejak tanggal 4 Januari 2001 dan akan diperpanjang otomatis selama 1 tahun berikutnya. Ketentuan-ketentuan yang disepakati antara lain :
1. TF mendapat lisensi (hak) untuk memproduksi dan memasarkan poduk "Ocean Line".
2. SGP membayar uang jaminan sebesar jumlah yang ditentukan oleh TF dari waktu ke waktu. Uang jaminan tersebut digunakan sebagai jaminan kewajiban dari SGP untuk membeli dan menjual sebagian atau seluruh produk "Ocean Line" yang ada pada saat penghentian perjanjian.
28/07/03
3. TF membayar jasa tehnik (technical fee) kepada SGP sebesar persentase tertentu dari jumlah penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan aktual, seluruh biaya promosi dan biaya untuk perlengkapan counter.
39 AKTIVA DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING
Pada tanggal 30 Juni 2003 dan 2002, Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing sebagai berikut :
Ekiuvalen
US $ Rp. US $
Aktiva
Kas dan Setara Kas 314,828.42 2,606,779,357 313,752.20 Piutang lain-lain - - -Jumlah aktiva 314,828.42 2,606,779,357 313,752.20 Kewajiban Hutang usaha - - -Hutang lain-lain - - -Jumlah kewajiban - - -Jumlah Aktiva Bersih 314,828.42 2,606,779,357 313,752.20
Pada tanggal 30 Juni 2003 dan 2002, kurs konversi yang digunakan Perusahaan dan anak perusahaan masing-masing adalah sebesar Rp 8.280 dan Rp 8.730 per US$ 1.
No. 3682. Anggaran dasar tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir diubah dengan akta No. 43 tanggal 19 Mei 2000 dari Raharti Sudjardjati, SH., notaris di Jakarta, antara lain melakukan sinkronisasi dari beberapa ketentuan anggaran dasar Perusahaan. Akta perubahan anggaran dasar tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia dengan surat Keputusan No. C-11999.HT.01.04.Th.2000 tanggal 16 Juni 2000 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan Kantor Pusat di Gedung Tira, Jalan HR Rasuna Said Kav. B-3,
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasarnya, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah bergerak dalam bidang perdagangan, perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian, pemborong, administrasi,agen dan percetakan Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1988. Saat ini kegiatan Perusahaan meliputi bidang distribusi, produksi melalui pihak lain untuk produk penyegar ruangan dan susu dengan merk "Produgen" serta melakukan investasi pada beberapa perusahaan yang kegiatan usahanya mendukung kegiatan usaha Perusahaan.
1. Penjualan langsung kepada outlet yang dilakukan sendiri atau melalui kerja sama dengan sub-distributor meliputi
2. Penjualan Langsung (Direct Selling) kepada konsumen meliputi produk : buku pendidikan dan ilmu pengetahuan
Perusahaan menandatangani kontrak produksi dengan pihak lain untuk produk penyegar ruangan dengan merk Kaori. Selain itu Perusahaan menunjuk PT Sari Husada Tbk untuk memproduksi susu dengan merk "Produgen".
Investasi pada beberapa perusahaan yaitu yang bergerak dalam bidang megaswalayan (hypermarket), jasa pelayanan logistik dan pergudangan, properti, manufaktur air mineral dengan merk Airess, produksi alat-alat dapur
Perusahaan memiliki baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham anak perusahaan berikut : Tahun operasi komersial 1974 -1995 1999 1991
perawatan dan pengisian LPG.
Berdasarkan Rapat Direksi PT Tiga Raksa Optima (TOP), anak perusahaan, tanggal 1 Oktober 2002, terhitung sejak tanggal 1 Januari 2003 TOP telah menghentikan kegiatan usahanya akibat kesulitan modal kerja dan rendahnya pro-duktivitas mitra kerja. Kesulitan modal kerja tersebut mengakibatkan TOP tidak mampu membayar hutangnya kepada PT Tigaraksa Satria Tbk (TRS). Untuk menghindari resiko yang lebih besar, TRS memutuskan untuk menghentikan pemberian tambahan modal kerja kepada TOP. Rapat tersebut juga memutuskan untuk mengalihkan bidang usaha
perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sebanyak
Penawaran umum kepada masyarakat sejumlah 2.500.000 saham dengan harga penawaran Rp. 5.750 per saham, sesuai dengan Surat Izin Menteri Keuangan Republik Indonesia No. SI-104/SHM/MK.10/1990 tanggal
Pencatatan sejumlah 2.420.000 saham pendiri (partial listing), seusai dengan Surat Ketua Badan Pengawas
Pencatatan sejumlah 1.580.000 saham pendiri (partial listing), sesuai dengan Surat Ketua Bapepam No.
Pencatatan sejumlah 7.000.000 sahamnya (company listing), sesuai dengan Surat Ketua Bapepam No.
Penawaran umum terbatas kepada para pemegang saham sejumlah 27.000.000 saham setelah memperoleh
Konversi saham dari obligasi konversi sejumlah 8.097.500 saham (pre listing) sesuai dengan Surat Persetujuan Pencatatan Saham (pre listing) dari PT Bursa Efek Jakarta No. S-205/BEJ.I.2/VIII/1995 tanggal 14 Agustus
Pembagian saham bonus sejumlah 38.878.000 saham yang berasal dari agio saham hasil penawaran umum saham, sesuai dengan Surat Persetujuan Pencatatan Saham dari PT Bursa Efek Jakarta No . S280/BEJ. -1-2/0796 tanggal 15 Juli 1996 dan PT Bursa Efek Surabaya No. 43/EMT/LIST/BES/VII/96 tanggal 11 Juli 1996.
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntasi yang berlaku umum di
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukur-
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokan arus kas
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun maupun tidak langsung. Saldo dan transaksi termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan
Sampai dengan 31 Desember 1999, mata uang pencatatan dan pelaporan PT Cartisa Properti Indonesia (CPI), perusahaan asosiasi, dalam Dollar Amerika Serikat yang merupakan mata uang fungsional. Mulai tanggal 1 Januari 2000, mata uang fungsional CPI berubah menjadi Rupiah sehingga mata uang pencatatan dan pelaporan juga berubah. Untuk tujuan komporatif laporan keuangan CPI tahun 1999 telah disajikan kembali sesuai dengan Per-nyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 52 tentang "Mata Uang Pelaporan". Aktiva dan Kewajiban CPI pada tanggal 31 Desember 1999 dijabarkan dengan menggunakan kurs sebesar Rp 7.100 per US$ 1 sedangkan pen-dapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Penjabaran yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun "penyesuaian penjabaran kumulatif" dalam laporan
Bagian perusahaan atas perubahan akuitas CPI yang disebabkan penyesuaian penjabaran kumulatif tersebut diakui sebagai bagian dari ekuitas Perusahaan dengan akun "selisih transaksi perubahan ekuitas Perusahaan
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu 3 bulan atau kurang
Surat berharga pasar uang yang dibeli dengan cara diskonto disajikan sebesar nilai nominal dikurangi dengan
Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan namun dijaminkan dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan disajikan sebagai investasi sementara dan dinyatakan sebesar nilai nominal.
Investasi efek yang diperdagangkan disajikan sebesar nilai wajarnya. Laba dan rugi yang belum direalisasi akibat
Untung menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode rata-rata
Investasi dengan pemilikan 20% sampai dengan 50%, baik langsung maupun tidak langsung, dinyatakan sebesar biaya perolehan, ditambah atau dikurang dengan bagian laba rugi perusahaan asosiasi sejak perolehan sebesar