• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akun ini terdiri dari:

2001 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Nilai Tercatat: Pemilikan Langsung

Hak atas Tanah Rp 71.030.286 Rp - Rp - Rp 71.030.286 Gedung kantor dan pusat

perbelanjaan 61.485.792 940.677 - 62.426.469 Pusat kegiatan olah raga 830.417 - - 830.417 Peralatan gedung kantor dan

pusat perbelanjaan 15.270.289 - - 15.270.289 Perabot gedung kantor dan

pusat perbelanjaan 1.936.681 92.303 - 2.028.984 Kendaraan 805.698 323.794 118.834 1.010.658 Mesin kantor 2.087.111 232.906 - 2.320.017 Sub-jumlah 153.446.274 1.589.680 118.834 154.917.120

Aktiva dalam Penyelesaian Peralatan gedung kantor dan

pusat perbelanjaan - 958.926 - 958.926

Jumlah Nilai Tercatat 153.446.274 2.548.606 118.834 155.876.046

Akumulasi Penyusutan: Pemilikan Langsung Gedung kantor dan pusat

perbelanjaan 16.411.318 2.725.467 - 19.136.785 Pusat kegiatan olah raga 452.009 41.521 - 493.530 Peralatan gedung kantor dan

pusat perbelanjaan 9.637.641 1.457.584 - 11.095.225 Perabot gedung kantor dan

pusat perbelanjaan 1.459.621 247.250 - 1.706.871

Kendaraan 497.251 148.269 118.834 526.686 Mesin kantor 1.967.334 181.431 - 2.148.765

Jumlah Akumulasi Penyusutan 30.425.174 4.801.522 118.834 35.107.862

Nilai Buku Rp 123.021.100 Rp 120.768.184

2000 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Nilai Tercatat: Pemilikan Langsung

Hak atas Tanah Rp 71.691.384 Rp - Rp 661.098 Rp 71.030.286 Gedung kantor dan pusat

perbelanjaan 46.017.897 19.825.176 4.357.281 61.485.792 Pusat kegiatan olah raga 830.417 - - 830.417

Peralatan gedung kantor dan

pusat perbelanjaan 12.900.242 3.055.740 685.693 15.270.289 Perabot gedung kantor dan

pusat perbelanjaan 1.881.517 55.164 - 1.936.681 Kendaraan 551.038 289.027 34.367 805.698 Mesin kantor 1.588.826 498.285 - 2.087.111 Sub - jumlah 135.461.321 23.723.392 5.738.439 153.446.274 (Berlanjut)

2000 Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir

Sewa Guna Usaha

Peralatan gedung kantor dan

pusat perbelanjaan Rp 2.564.111 Rp - Rp 2.564.111 Rp -

Jumlah Nilai Tercatat 138.025.432 23.723.392 8.302.550 153.446.274

Akumulasi Penyusutan: Pemilikan Langsung Gedung kantor dan pusat

perbelanjaan 10.885.534 6.871.588 1.345.804 16.411.318 Pusat kegiatan olah raga 410.488 41.521 - 452.009 Peralatan gedung kantor dan

pusat perbelanjaan 7.318.898 2.736.587 417.844 9.637.641 Perabot gedung kantor dan

pusat perbelanjaan 1.416.944 42.677 - 1.459.621 Kendaraan 424.035 107.583 34.367 497.251 Mesin kantor 1.609.816 357.518 - 1.967.334 Sub - jumlah 22.065.715 10.157.474 1.798.015 30.425.174

Sewa Guna Usaha

Peralatan gedung kantor dan

pusat perbelanjaan 1.923.083 - 1.923.083 -

Jumlah Akumulasi Penyusutan 23.988.798 10.157.474 3.721.098 30.425.174

Nilai Buku Rp 114.036.634 Rp 123.021.100

Jumlah penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000 masing-masing sebesar Rp 4.801.522 dan Rp 4.678.504.

Pada tahun 1998, Perusahaan telah menerima penggantian klaim asuransi atas kebakaran untuk proyek Senen Blok IV dan V (kebakaran terjadi pada bulan November 1996) sebesar Rp 36.705.087 dan AS$ 1.428.032. Penggantian asuransi tersebut termasuk untuk proyek Senen Blok IV sebesar Rp 28.679.440 dan AS$ 433.662. Pada tahun 2001 dan 2000, Senen Blok IV masih dalam tahap awal pembangunan. Oleh karena itu, selisih antara nilai penggantian klaim dengan biaya perbaikan dan pembangunan untuk Proyek Senen Blok IV tersebut masing-masing senilai Rp 19.376.100 dan Rp 24.025.328 pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000 dan disajikan sebagai akun “Hutang - Lain-lain” (lihat Catatan 12), sedangkan nilai buku aktiva tetap sebesar Rp 12.373.442, disajikan sebagai “Aktiva Lain-lain” pada neraca konsolidasi. Blok V telah selesai direnovasi dan dibayarkan kembali dan selisih antara nilai penggantian klaim dengan biaya perbaikan dan pembangunan kembali Senen Blok V diakui penuh sebagai bagian dari “Penghasilan Lain-lain - Bersih” dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun 2000 (lihat Catatan 21e).

Pada tahun 2000, Perusahaan telah selesai melakukan pembangunan dan perbaikan kembali gedung Pusat Pembelanjaan Slipi dan telah menerima penggantian klaim asuransi atas kebakaran gedung yang terjadi pada bulan Mei 1998 berdasarkan biaya perbaikan dan pembangunan, sebesar Rp 11.440.178 dan AS$ 1.355.108. Sehubungan dengan selesainya pembangunan dan perbaikan gedung tersebut, maka nilai buku aktiva tetap tersebut yang disajikan sebagai “Aktiva Lain-lain” sebesar Rp 16.311.217 pada neraca konsolidasi tahun 1999, telah direklasifikasikan kembali sebagai aktiva tetap pada neraca

konsolidasi pada tanggal 31 Desember 2000. Pusat Pembelanjaan Slipi merupakan bagian dari aktiva yang dijaminkan atas pinjaman pemegang saham utama (lihat Catatan 24d).

Pada tanggal 31 Desember 2001, Perusahaan mengasuransikan aktiva tetap, di luar hak atas tanah, terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dalam beberapa polis gabungan dengan nilai pertanggungan keseluruhan sebesar AS$ 19.150.000 dan Rp 24.154.600 untuk proyek Senen Blok IV dan V, Pusat Perbelanjaan Slipi, kantor taman dan “Driving Range”, dimana manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aktiva tetap yang dipertanggungkan.

Pada tanggal 31 Desember 2001 dan 2000, nilai aktiva tetap Perusahaan yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman oleh pemegang saham utama sejak tahun 1997 masing-masing adalah sebesar 45,80% dan 45,42% dari nilai konsolidasi aktiva tetap (lihat Catatan 5 dan 24d).

Perusahaan memiliki Hak Guna Bangunan (HGB) atas tanah di Jakarta dan Tangerang seluas 24.031 m2 dengan masa berlaku hak atas tanah antara 5 sampai dengan 18 tahun. Manajemen berpendapat bahwa kepemilikan hak atas tanah tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai buku dari seluruh aktiva Perusahaan dan Anak Perusahaan di atas dapat dipulihkan, sehingga tidak diperlukan adanya penurunan nilai atas aktiva tersebut.

10. PINJAMAN

Akun ini terdiri dari:

Jumlah Pinjaman

Ref Pagu Kredit 2001 2000

Badan Penyehatan Perbankan Nasional –

eks PT Bank Bali Tbk. ( a ) Rp 182.273.105 Rp 171.265.539 Rp 173.765.539 Badan Penyehatan

Perbankan Nasional – eks PT Bank Indonesia

Raya Tbk. ( b ) AS$ 10.000.000 104.000.000 95.950.000

Badan Penyehatan Perbankan Nasional – eks PT Bank Dagang

Nasional Indonesia Tbk ( c ) Rp 9.500.000 9.500.000 9.500.000 PT Bank Pembangunan

Daerah Khusus Ibukota

Jakarta Raya (Bank DKI) ( d ) Rp 50.000.000 71.499.234 72.699.234 Denholm Properties Limited ( e ) Rp 12.950.000

AS$ 4.000.000 54.550.000 58.387.659

PT Bank Mandiri (Persero) ( f ) Rp 9.800.000

AS$ 1.500.000 28.634.391 25.856.121

PT Koexim BDN Finance ( g ) AS$ 2.000.000 14.950.000 17.271.000

PT Hanil Bakrie Finance ( h ) AS$ 2.000.000 7.280.000 9.595.000

PT Bank Artamedia ( i ) Rp 1.000.000 - 500.000

Jumlah Rp 461.679.164 Rp 463.524.553

Suku bunga pinjaman bank dalam Rupiah berkisar antara 3% sampai dengan 19% per tahun pada tahun 2001 dan 2000. Suku bunga pinjaman dalam mata uang Dolar Amerika Serikat berkisar antara 2% sampai dengan 10% per tahun pada tahun 2001 dan 2000.

a. BPPN (eks PT Bank Bali Tbk.)

Pada tahun 1999, Perusahaan telah menyelesaikan sebagian pinjaman yang telah diperoleh dari PT Bank Bali Tbk. (Bali) dengan mengalihkan Gedung Jaya III sebesar Rp 35.000.000 untuk penyelesaian saldo pinjaman dan biaya bunga masing-masing sebesar Rp 6.269.056 dan Rp 28.730.944. Selanjutnya, Perusahaan juga telah melakukan restrukturisasi atas sisa saldo pinjaman tersebut menjadi:

i. Pinjaman berjangka (“term loan”) sejumlah Rp 93.765.539 akan jatuh tempo dalam jangka waktu 5 tahun, termasuk masa tenggang waktu (“grace period”) selama 2 (dua) tahun yang dimulai sejak tanggal penarikan dana. Saldo pinjaman tersebut dibayarkan dengan pembayaran angsuran selama 36 bulan, yang dimulai pada tahun 2001 dengan angsuran sebesar Rp 2.600.000 untuk 35 bulan pertama dan pembayaran angsuran terakhir sebesar Rp 2.765.544. ii. Pinjaman aksep (“demand loan”) sejumlah Rp 80.000.000 yang jatuh tempo pada tanggal

31 Desember 1999.

Pada saat jatuh tempo, rencananya akan direstrukturisasi menjadi obligasi konversi dengan tingkat bunga berkisar antara 3% - 18% per tahun dengan nilai konversi yang akan ditentukan lebih lanjut dalam penjanjian obligasi konversi. Namun, pinjaman tersebut belum dikonversi menjadi obligasi konversi karena pada tahun 2000 seluruh pinjaman dari PT Bank Bali Tbk. dialihkan ke BPPN. Pada tahun 2001, Perusahaan telah membayar ke Bali cicilan pokok pinjaman berjangka sebesar Rp 2.500.000.

Pinjaman tersebut dijamin dengan:

• Beberapa bidang tanah, yang terletak di desa Tangerang, dengan luas keseluruhan 125,2 ha (lihat Catatan 6 dan 7).

• Tagihan piutang dagang atas sewa ruangan di Pasar Senen (lihat Catatan 4).

• Tanah dan bangunan Pasar Senen yang terletak di daerah Senen (lihat Catatan 9).

Pada tanggal 21 Januari 2002, BPPN melalui suratnya No. S-221/LWO/BPPN/0102 telah menyampaikan surat persetujuan restrukturisasi hutang Perusahaan tersebut. Namun demikian, sampai dengan tanggal laporan auditor independen, perjanjian restrukturisasi hutang sedang dalam proses penyelesaian dokumentasi yang harus dipenuhi oleh Perusahaan (lihat Catatan 27b).

b. BPPN (eks PT Bank Indonesia Raya Tbk. - Bira)

Perusahaan menerbitkan Surat Aksep untuk pinjaman yang diperoleh dari Bira sebesar AS$ 10.000.000, yang telah jatuh tempo pada tanggal 22 Desember 1997. Pinjaman tersebut dijamin dengan 3 (tiga) bidang tanah di desa Pondok Aren, Tangerang. Pada tanggal 21 April 1998, Perusahaan mengajukan keberatan kepada PT Bank Indonesia Raya Tbk. (Bira) atas penyesuaian tingkat bunga pinjaman yang ditetapkan oleh pihak kreditur. Perusahaan beranggapan, bahwa penyesuaian tingkat bunga tersebut tidak beralasan dan sepihak. Pengajuan keberatan tersebut masih dalam proses untuk mendapatkan persetujuan dari Bira, namun kemudian pada tahun 1999, Pemerintah telah menghentikan kegiatan operasi bank tersebut, oleh karena itu restrukturisasi pinjaman langsung dinegosiasikan dengan pihak BPPN.

Pada tanggal 21 Januari 2002, BPPN melalui suratnya No. S-221/LWO/BPPN/0102 telah menyampaikan surat persetujuan restrukturisasi hutang Perusahaan tersebut. Namun demikian, sampai dengan tanggal laporan auditor independen, perjanjian restrukturisasi hutang sedang dalam proses penyelesaian dokumentasi yang harus dipenuhi oleh Perusahaan (lihat Catatan 27b).

c. BPPN (eks PT Bank Dagang Nasional Indonesia Tbk. - BDNI)

Pinjaman yang diperoleh dari BDNI telah jatuh tempo dan belum dibayar pada tanggal 18 Juni 1998. Pada tanggal 21 Agustus 1998, Pemerintah melalui BPPN, menghentikan kegiatan operasional bank tersebut bersama 15 bank lainnya.

Pada tanggal 21 Januari 2002, BPPN melalui suratnya No. S-221/LWO/BPPN/0102 telah menyampaikan surat persetujuan restrukturisasi hutang Perusahaan tersebut. Namun demikian, sampai dengan tanggal laporan auditor independen, perjanjian restrukturisasi hutang sedang dalam proses penyelesaian dokumentasi yang harus dipenuhi oleh Perusahaan (lihat Catatan 27b).

d. PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya (Bank DKI)

Kredit Modal Kerja yang diperoleh dari Bank DKI dengan fasilitas kredit sebesar Rp 50.000.000 telah jatuh tempo pada tanggal 27 Nopember 1999. Pada tanggal 13 September 2000, Perusahaan menyelesaikan perundingan restrukturisasi pinjaman dengan Bank DKI sebesar Rp 73.299.234 (terdiri dari pokok pinjaman dan bunga tunggakan masing-masing sebesar Rp 48.500.000 dan Rp 24.799.234). Berdasarkan perjanjian pinjaman yang direstrukturisasi, pokok pinjaman akan dibayar berdasarkan angsuran mulai Januari 2003 sampai dengan Juni 2007, sedangkan bunga tunggakan akan dibayar berdasarkan angsuran mulai dari Juli 2000 sampai dengan Juni 2008, dan selama tahun 2001 dan 2000, Perusahaan telah melakukan pembayaran tunggakan bunga masing-masing sebesar Rp 1.200.000 dan Rp 600.000. Jadwal pembayaran pada tanggal 31 Desember 2001 adalah sebagai berikut:

Jumlah Angsuran

Tahun Pokok pinjaman Bunga Jumlah

2002 Rp - Rp 2.400.000 Rp 2.400.000 2003 2.400.000 2.400.000 4.800.000 2004 29.000.000 3.000.000 32.000.000 2005 6.000.000 3.600.000 9.600.000 2006 6.000.000 4.200.000 10.200.000 2007 5.100.000 4.800.000 9.900.000 2008 - 2.599.234 2.599.234 Jumlah Rp 48.500.000 Rp 22.999.234 Rp 71.499.234

Pinjaman tersebut dijamin dengan sebidang tanah di desa Parigi Baru, Parigi Lama, Jurangmangu Barat, Pondok Aren dan Pondok Kacang Timur, Tangerang.

Berdasarkan perjanjian pinjaman yang direstrukturisasi, Perusahaan harus memperoleh persetujuan tertulis dari Bank DKI untuk memperoleh pinjaman baru, penggabungan usaha, akuisisi, menjual

atau mentransfer bagian utama dari aktiva Perusahaan, dan untuk membagikan bonus dan/atau dividen (sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Pasar Modal).

e. Denholm Properties Limited

Pada tanggal 29 Oktober 1999, Perusahaan telah berhasil merestrukturisasi pinjaman dari Kingsford Holdings Inc. dengan pokok hutang sebesar Rp 12.950.000 dan AS$ 4.000.000 dan bunga tunggakan sebesar Rp 2.077.317 dan AS$ 519.056. Berdasarkan perjanjian restrukturisasi pinjaman, seluruh pokok pinjaman dan bunga tunggakan akan jatuh tempo pada tanggal 29 Oktober 2004. Pinjaman dari Kingsford Holdings Inc. dijamin dengan beberapa bidang tanah di Tangerang sebesar 120% dari seluruh pokok pinjaman ditambah bunga tunggakan dan bunga yang akan timbul di masa datang sampai dengan tanggal 29 Oktober 2004. Berdasarkan perjanjian tersebut diatur pula bahwa kreditur mempunyai opsi untuk mengkorversikan hutang tersebut menjadi Obligasi Konversi selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2003. Jika pihak kreditur menggunakan pilihan untuk mengkonversi pinjaman tersebut menjadi Obligasi Konversi (OK), maka dikenakan tingkat suku bunga khusus sebesar 3% per tahun untuk OK dalam Rupiah dan 2% per tahun untuk OK dalam Dolar AS yang akan berlaku efektif pada tahun 2000. Dan jika kreditur tidak melaksanakan opsi tersebut, dikenakan tingkat suku bunga untuk pinjaman dalam Rupiah sebesar 16% per tahun dan untuk pinjaman dalam Dolar AS sebesar 9%. Pada tanggal 17 Desember 1999, seluruh Surat Aksep tersebut telah dibeli oleh Denholm Properties Limited (DPL). Berdasarkan surat dari DPL tertanggal 6 Juni 2001, DPL menyetujui memberikan pengurangan hutang bunga masing-masing sebesar 50% dan 30% atas tunggakan bunga tahun 1999 sebesar Rp 2.077.317 dan AS$ 519.056. Perusahaan membayar tunggakan bunga tahun 1999 tersebut pada tahun 2001 (lihat Catatan 21). Sedangkan bunga yang tertunggak pada tahun 2001 dan 2000, sampai dengan tanggal 27 Maret 2002, tanggal laporan auditor independen, belum dibayar oleh Perusahaan. f. PT Bank Mandiri (Persero)

Pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) merupakan Surat Aksep sebesar AS$ 1.500.000 yang sebelumnya dimiliki oleh BDN - BANK - AG DUSSELDORF, sebelum penggabungan usaha menjadi PT Bank Mandiri (Persero), dan pinjaman modal kerja sejumlah Rp 9.800.000, yang sebelumnya terhutang kepada PT Bank Dagang Negara, sebelum penggabungan usaha menjadi PT Bank Mandiri (Persero). Surat Aksep tersebut telah jatuh tempo pada tanggal 18 Februari 1998 sedangkan pinjaman modal kerja senilai Rp 4.500.000 telah jatuh tempo tanggal 19 Desember 1999 dan senilai Rp 5.300.000 jatuh tempo tanggal 17 Januari 2000. Pinjaman modal kerja tersebut dijamin dengan tanah dan bangunan yang dibiayai oleh pinjaman ini dan piutang usaha (lihat Catatan 4 dan 6).

Pada tanggal 30 Juni 2000, Perusahaan juga berhasil menyelesaikan restrukturisasi pinjaman dengan PT Bank Mandiri (Persero) dengan pokok pinjaman sebesar Rp 9.800.000 dan AS$ 1.500.000 dan kewajiban bunga tunggakan sebesar Rp 4.966.668. Berdasarkan perjanjian restrukturisasi pinjaman, PT Bank Mandiri (Persero) setuju bahwa kewajiban bunga tunggakan yang telah direstrukturisasi tersebut tidak dikenakan bunga lagi dan dikurangi sebesar Rp 1.666.668, selanjutnya sisa bunga tunggakan harus dibayar sebagai berikut:

i. Rp 1.000.000 harus dibayarkan selambat-lambatnya satu hari sebelum penandatanganan perjanjian perubahan kredit.

ii. Rp 2.300.000 akan dibayar secara mengangsur sampai dengan Desember 2003.

Berdasarkan perjanjian restrukturisasi pinjaman, kredit modal kerja sebesar Rp 9.800.000 akan dibayar secara mengangsur sampai dengan 31 Desember 2006, sedangkan Kredit Modal Kerja sebesar AS$ 1.500.000 akan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2002.

Jadwal pembayaran pinjaman sebesar Rp 9.800.000 pada tanggal 31 Desember 2001 adalah sebagai berikut:

Jumlah Angsuran

Tahun Pokok pinjaman Bunga Jumlah

2002 Rp 797.923 Rp 575.000 Rp 1.372.923 2003 1.600.588 575.000 2.175.588 2004 2.283.027 - 2.283.027 2005 2.283.027 - 2.283.027 2006 2.283.027 - 2.283.027 Jumlah Rp 9.247.592 Rp 1.150.000 Rp 10.397.592

Berdasarkan perjanjian pinjaman yang baru, Perusahaan harus mempertahankan rasio hutang terhadap ekuitas tidak lebih dari 300% dan memperoleh persetujuan tertulis dari bank untuk memperoleh pinjaman baru, penggabungan usaha, akuisisi, menjual atau mengalihkan dalam jumlah besar aktiva Perusahaan, dan untuk membagikan bonus dan/atau dividen (sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Pasar Modal).

Semua pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) dijaminkan dengan piutang Perusahaan dan beberapa bidang tanah yang terletak di Pondok Aren, Tangerang dengan luas keseluruhan 144.844 m2

.

Sehubungan dengan restrukturisasi pinjaman Perusahaan dengan PT Bank Mandiri (Persero) yang terdiri dari beberapa skema, maka transaksi tersebut diperlakukan sesuai dengan PSAK No. 54, “Akuntansi Restrukturisasi Hutang/Piutang Bermasalah” yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Oleh sebab itu, pengurangan bunga sebesar Rp 1.666.668 tersebut di atas disajikan di neraca konsolidasi sebagai “Kredit Ditangguhkan atas Pinjaman yang Direstrukturisasi” dan akan dikompensasikan secara proporsional dengan biaya bunga terkait di masa yang akan datang. Pada tanggal 27 Desember 2001, PT Bank Mandiri (Persero) menyetujui untuk menjadwalkan kewajiban pembayaran bunga atas fasilitas kredit modal kerja sebesar AS$ 1.500.000. Kewajiban bunga yang dijadwalkan kembali pembayarannya meliputi bunga yang timbul sampai dengan tanggal 31 Desember 2001 dan tunggakan bunga pada tahun 2000 dengan jumlah sebesar AS$ 281.708,33. Pada tahun 2001, Perusahaan telah membayar sejumlah AS$ 28.170 sesuai dengan perjanjian penjadwalan kembali pada bulan Desember 2001. Sisa pembayaran tunggakan bunga di atas akan diangsur dalam 4 (empat) kali angsuran sebesar AS$ 63.384,60 pada tahun 2002.

g. PT Koexim BDN Finance (Koexim)

Pinjaman yang diperoleh dari Koexim merupakan Surat Aksep sebesar AS$ 2.000.000. Surat Aksep tersebut jatuh tempo pada tanggal 25 Oktober 1999 dijamin dengan sebidang tanah di desa Pangadegan, Tangerang, milik Anak Perusahaan. Pada bulan Nopember 2000, Perusahaan membayar sebagian dari pinjaman tersebut sebesar AS$ 200.000. Pada tanggal 21 Desember 2000, Koexim menyetujui untuk menjadwal ulang pembayaran Surat Aksep tersebut. Berdasarkan perjanjian penjadwalan ulang pembayaran, Perusahaan harus membayar pinjaman dalam delapan kali angsuran. Total angsuran pembayaran untuk pokok pinjaman

sampai dengan 2001 sebesar AS$ 362.500 dan sisanya dibayar dalam tahun 2002 dengan pembayaran terakhir dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2002. Porsi tahun 2001 telah dibayar penuh oleh Perusahaan pada tahun yang bersangkutan. Pada tanggal 23 Januari 2002, Koexim telah menyetujui beberapa perubahan atas perjanjian restrukturisasi terdahulu (lihat Catatan 27a).

h. PT Hanil Bakrie Finance (Hanil)

Pinjaman yang diperoleh dari Hanil merupakan Surat Aksep yang diterbitkan oleh Perusahaan sebesar AS$ 2.000.000. Surat Aksep tersebut dijaminkan dengan sebidang tanah di desa Sindangsari dan Pangadegan, Tangerang, milik Anak Perusahaan, Perusahaan telah melunasi separuh dari Surat Aksep tersebut sebesar AS$ 1.000.000 sampai dengan tahun 2000. Surat Aksep tersebut jatuh tempo pada tanggal 15 Desember 2000.

Berdasarkan “Amendments to the Settlement Agreement” tanggal 15 Januari 2001, Hanil menyetujui untuk memperpanjang Surat Aksep Perusahaan yang telah jatuh tempo pada tanggal 16 Desember 2000 selama satu setengah tahun yang akan dibayar dalam tiga periode pembayaran (setiap enam bulan).

Pada tanggal 14 Desember 2001, Perusahaan membuat perjanjian restrukturisasi baru untuk penjadwalan kembali atas angsuran pinjaman pokok sebesar AS$ 700.000 dengan tingkat bunga sebesar 9,5% per tahun. Selanjutnya, Perusahaan akan menerbitkan dua Surat Aksep, satu untuk pokok pinjaman dan satunya lagi untuk bunga pinjaman untuk setiap periode pembayaran. Jadwal pembayaran tersebut adalah sebagai berikut:

Angsuran

Periode Pokok Pinjaman Bunga Jatuh Tempo 16 Januari 2002 AS$ 50.000 AS$ 5.726,39 AS$ 55.726,39 16 Februari 2002 50.000 5.317,36 55.317,36 16 Maret 2002 50.000 4.433,33 54.433,33 16 April 2002 25.000 4.499,31 29.499,31 16 Mei 2002 25.000 4.156,25 29.156,25 16 Juni 2002 500.000 4.090,28 504.090,28 Jumlah AS$ 728.222,92 i. PT Bank Artamedia

Pada tahun 2000, Anak Perusahaan memperoleh pinjaman dari PT Bank Artamedia sebesar Rp 500.000. Pinjaman ini dijamin dengan deposito berjangka yang dimiliki oleh salah satu pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 1.000.000 dengan tingkat bunga pinjaman sebesar 1,5% di atas tingkat bunga deposito tersebut. Pada bulan Februari 2001, pinjaman tersebut telah dilunasi oleh Anak Perusahaan.

Secara ringkas, selama tahun 2001, Perusahaan telah mendapatkan restrukturisasi hutang pokok dan bunga dari beberapa kreditur tertentu sebagaimana dibahas pada paragraf-paragraf di atas. Selanjutnya, pada tanggal 21 Januari 2002, BPPN melalui suratnya No. S-221/LWO/BPPN/0102 telah menyampaikan surat persetujuan restrukturisasi hutang Perusahaan tersebut, namun demikian sampai

dengan tanggal laporan auditor independen, perjanjian restrukturisasi hutang sedang dalam proses penyelesaian dokumentasi yang harus dipenuhi oleh Perusahaan (lihat Catatan 27b).

Pada tahun 2001 dan 2000, masing-masing sekitar 25,25% dan 25,76% dari keseluruhan luas tanah dalam pengembangan dan tanah untuk dikembangkan digunakan sebagai jaminan atas pinjaman-pinjaman tersebut di atas (lihat Catatan 6 dan 7).

Dokumen terkait