• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan pada dasarnya memberikan pengalaman belajar untuk dapat mengembangkan potensi siswa melalui interaksi baik antara siswa, dengan guru, atau dengan lingkungannya. Pengalaman belajar merupakan segala aktivitas siswa yang dilakukan untuk memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Aktivitas tidak terbatas pada

16

aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas mental. Seorang siswa yang tampaknya hanya mendengarkan saja, tidak berarti memiliki kadar aktivitas yang rendah dibanding dengan siswa yang sibuk mencatat. Mungkin saja yang duduk itu secara mental aktif, misalnya menyimak, menganalisis dalam pikirannya dan menginternalisasi nilai dari setiap informasi yang

disampaikan. Sebaliknya siswa yang sibuk mencatat, tidak dapat dikatakan memiliki kadar keaktifan yang tinggi, kalau yang bersangkutan hanya sekadar secara fisik aktif mencatat namun tidak diikuti dengan aktivitas mental (Sanjaya, 2011: 180).

Proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik baik jasmani maupun rohani, sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik

berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (Suhana, 2014: 21). Keaktifan peserta didik menyangkut kegiatan fisik dan mental. Aktivitas dalam proes belajar mengajar merupakam rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan dapat menunjang prestasi belajar. Siswa yang beraktivitas akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat (Sardiman, 2012:100).

Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa baik fisik maupun

17

mental/non fisik dalam proses pembelajaran atau suatu bentuk interaksi (guru dan siswa) untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

menyangkut kognitif, afektik dan psikomotor dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar.

Berikut ini adalah daftar macam-macam kegiatan siswa menurut Diendrich dalam (Sardiman, 2012: 100-101) sebagai berikut:

a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain . b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan unterupsi.

c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

d. Writting activities, seprti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin .

e. Drawing activities, misalnya:menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereperasi, bermain, berkebun, berternak.

g. Mental activities, sebagai contoh misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis,, melihat hubungan, mengambil keputusan.

h. Emosional activities, sepertti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dam gugup.

Terdapat dua jenis aktivitas dalam pembelajaran yaitu aktivitas fisik dan aktivitas psikis. Aktivitas fisik ialah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan

mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan

18

diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran secara aktif. Siswa mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya dan sebagainya menurut (Rohani, 2004: 6-7). Aktivitas-aktivitas terebut tidaklah terpisah satu sama lain. Dalam setiap aktivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan tertentu dan pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran akan memberikan manfaat bagi siswa, bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi siswa, sebab kesan yang didapatkan oleh siswa lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak (Djamarah, 2000: 67).

Menurut pendapat Djamarah di atas, belajar dengan melakukan aktivitas akan lebih bermakna dan tidak mudah dilupakan oleh siswa. Senada dengan hal di atas, Gie (1985: 6) menyatakan bahwa keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan.Proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofisis siswa, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan prilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.

19

Aktivitas dalam belajar dapat memberikan nilai tambah (add value) bagi siswa, berupa hal-hal berikut:

1. Siswa memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal (driving force) untuk belajar sejati.

2. Siswa mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral. 3. Siswa belajar dengan menurut minat dan kemampuannya.

4. Menumbuhkembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis di kalangan siswa.

5. Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat menumbuh kembangkan pemahaman berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme.

6. Menumbuhkembangkan sikap kooperatif dikalangan siswa sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan, dan serasi dengan kehidupan masyarakat disekitarnya (Hanafiah, 2009: 23-24).

Penggunaan aktivitas dalam proses pembelajaran memiliki manfaat tertentu, antara lain: (1) siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri, (2) berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, (3) menumpuk kerjasama yang harmonis dikalangan pada siswa yang pada gilirannya dapatmemperlancar kerja kelompok, (4) siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual, (5) memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan, musyawarah dan mufakat, (6) membina dan memupuk kerja sama antara sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara guru dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan siswa, (7) pembelajran dan belajar

dilaksanakan secara realistik dan konkrit, sehingga mengembangkan

20

pembelajaran dan kegiatan belajra menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika ( Hamalik, 2008: 91 ).

Dokumen terkait