• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUGAN (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUGAN (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI PENGELOLAAN LINGKUGAN

(Studi Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh Emilia Yuliani

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Active Learning terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pengelolaan lingkungan. Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen dengan desain pretes postes non-equivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII A dan VII C yang dipilih dari populasi secara purposive sampling. Data penelitian ini berupa data

kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar yang diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes dan N-gain yang dianalisis secara statistik

(2)

Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol (eksperimen = 52,80 dan kontrol = 27,88). Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen juga menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi pada kelas eksperimen daripada kontrol (eksperimen = 76,15 dan kontrol = 60,24). Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran Active Learning berpengaruh terhadap akivitas belajar siswa pada materi pengelolaan

Lingkungan.

(3)

ABSTRAK

PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI PENGELOLAAN LINGKUGAN

(Studi Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh Emilia Yuliani

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Active Learning terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pengelolaan lingkungan. Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen dengan desain pretes postes non-equivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII A dan VII C yang dipilih dari populasi secara purposive sampling. Data penelitian ini berupa data

kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar yang diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes dan N-gain yang dianalisis secara statistik

(4)

Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol (eksperimen = 52,80 dan kontrol = 27,88). Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen juga menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi pada kelas eksperimen daripada kontrol (eksperimen = 76,15 dan kontrol = 60,24). Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran Active Learning berpengaruh terhadap akivitas belajar siswa pada materi pengelolaan

Lingkungan.

(5)

ABSTRAK

PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI PENGELOLAAN LINGKUGAN

(Studi Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh Emilia Yuliani

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Active Learning terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pengelolaan lingkungan. Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen dengan desain pretes postes non-equivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII A dan VII C yang dipilih dari populasi secara purposive sampling. Data penelitian ini berupa data

kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil belajar yang diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes dan N-gain yang dianalisis secara statistik

(6)

Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol (eksperimen = 52,80 dan kontrol = 27,88). Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen juga menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi pada kelas eksperimen daripada kontrol (eksperimen = 76,15 dan kontrol = 60,24). Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran Active Learning berpengaruh terhadap akivitas belajar siswa pada materi pengelolaan

Lingkungan.

(7)

PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI PENGELOLAAN LINGKUGAN

(Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

Oleh

EMILIA YULIANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(8)

PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI PENGELOLAAN LINGKUGAN

(Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

(Skripsi)

Oleh

EMILIA YULIANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(9)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

(10)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... ... xv

DAFTAR GAMBAR ... ... xvi

I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... . 1

B. RumusanMasalah ... ... 7

C. TujuanPenelitian ... ... 7

D. ManfaatPenelitian ... ... 8

E. RuangLingkupPenelitian ... ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Active Learning melalui Teknik Group To Group Exchange... 10

B. AktivitasBelajar………... 15

C. Hasil Belajar... 20

D. KerangkaPikir ... ... 21

E. Hipotesis ... ... 23

III. METODE PENELITIAN A. WaktudanTempatPenelitian... ... 24

B. PopulasidanSampel ... ... 24

C. DesainPenelitian ... ... 24

D. ProsedurPenelitian ... ... 25

E. Jenis Data danTeknik Pengambilan Data ... ... 27

(11)

xiii IV. HasilPenelitian DanPembahasan

A. HasilPenelitian ... ... 34

B. Pembahasan ... ... 37

V. Simpulan Dan Saran A. Simpulan ... ... 42

B. Saran ... ... 42

DAFTAR PUSTAKA……… . ... 43

LAMPIRAN 1. Silabus ... 45

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 47

3. Lembar Kerja Kelompok ... 58

4. Soal Pretes dan Postes ... 88

5. Data Aktivitas belajar ... 94

6. Data Hasil Belajar ... 97

7. Nilai Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar . ... 99

8. Analisis UjiStatistik Data Hasil Penelitian ... 101

(12)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1. Ringkasan jenjang belajar menurut Anderson danKrathwhohl.. ... ... 21

2. LembarObservasiAktivitasBelajar ... …... 28

3. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa.. ... ... 33

4. Persentase Aktivitas Belajar Siswa... …… 34

5. Uji normalitas, homogenitas dan uji t pada pretes, posttes dan N-gain... 36

6. Hasilujinormalitaspreteskelaseksperimendankontrol. ... …… 101

7. Hasilujikesamaanduavarians&kesamaandua rata-rata preteskelaseksperimendancontrol ... …… 101

8. Hasil uji satu pihak pretest ... …… 102

9. HasilStatistikUjiNormalitas Posttest kelasEksperimendanKontrol …..103

10. Hasilujikesamaanduavarians&kesamaandua rata-rata posttest. ... …… 104

11. Hasilujisatupihakpostest. ... ……105

12. Hasil uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol……….105

13. Hasil uji kesamaan dua varians & kesamaan dua rata-rata N-gain……….106

(13)
(14)
(15)

Moto

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan

sesuai kesanggupannya ”

(Al Baqarah: 286)

“Sedikit bicara dan memperbanyak bekerja akan menjauhkan

kita dari masalah dan mendekatkan kita dengan peluang

keberhasilan.

(Mario Teguh)

”Jangan terlalu percaya pada orang lain, meskipun dia

temanmu sendiri”

(16)
(17)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmaanirrohiim

Teriring doa dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, ku persembahkan karya sederhana ini

sebagai tanda bakti dan cinta kasihku yang tulus kepada:

Yang tercinta Ayahandaku Poniman dan ibundaku tersayang Sri Lestari, terima kasih

karena telah mendidik dan membesarkanku dengan doa, kesabaran dan limpahan cinta

yang takkan pernah bisa terbalas, serta selalu menyemangati, memotifasi, memberi

kepercayaan, dan mendoakan keberhasilanku.

Kakakku Aditya Sulistio, S.E., serta adikku Rizki Noval Adiguna, yang selalu

memberikan doa, motivasi dan kasih sayangnya serta menantikan keberhasilanku.

Seluruh guru-guruku yang selalu dengan sabar memberikan bimbingan dan ajarannya

hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu

Sahabat-sahabat terhebatku Intan Rizki Anita, Rika Sundari, Aima Mufidah, Dwi

Puspita Sari, Mery Agustina, serta teman-teman seangkatan 2011 pendidikan biologi

yang tiada henti-hentinya menyemangatiku. rekan-rekan KKN-PPL (Mahmudah, Nina

Indayana, M. Elcho Binawan, Nur Aziz R.P, Hesti Apala, Irmaya Nurrohmah).

(18)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Talangpadang, Tanggamus pada tanggal 18 Juli 1993, yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Poniman dengan Ibu Sri Lestari. Penulis bertempat tinggal di Gang. Rinjani, Desa Sinar Semendo Kec. Talangpadang Kab. Tanggamus, nomor HP. 085758937001.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK PKK Sukarame Talangpadang pada tahun 1999. Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Banding Agung diselesaikan tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Talangpadang diselesaikan tahun 2008, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Talangpadang diselesaikan tahun 2011 dan pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan

Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri (UM) Universitas Lampung.

(19)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas ridha-Nya sehingga skripsi dengan judul

“Pengaruh Active Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pengelolaan Lingkungan (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang Semester Genap Tahun Pelajaran

2014/2015)” dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung; 2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas

Lampung;

3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi dan Pembahas atas saran-saran dan motivasi yang sangat berharga;

4. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dalam proses penyelesaian skripsi ini;

(20)

6. Suwardi, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 2 Talangpadang dan Ahdad, S.Pd., selaku guru mitra atas izin penelitian yang diberikan, kerjasama, dan motivasi yang sangat berharga;

7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VII A dan VII C SMP Negeri 2 Talangpadang atas motivasi dan kerjasama yang baik;

8. Sahabatku atas kesetiaan kalian menemani perjalanan ini;

9. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandarlampung, 03 Agustus 2015 Penulis

(21)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah merupakan salah satu sarana yang menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan potensi siswa. Keberhasilan pendidikan ini didukung dengan adanya interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam menjalankan aktivitas belajar mengajar merupakan salah satu faktor berhasil tidaknya pendidikan tersebut. Dalam hal ini, guru sebagai pengajar menjadi motor penggerak untuk menjalankan proses pembelajaran di sekolah. Belajar sebagai salah satu aktivitas yang

disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar siswa yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu, atau siswa yang tadinya tidak terampil menjadi terampil (Sanjaya, 2011:124).

(22)

2

lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat (Sardiman, 2012:100).

Proses belajar mengajar sebaiknya melibatkan mental siswa secara

maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas dalam proses berpikir. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. Pada dasarnya siswa

memiliki banyak kemungkinan dan potensi. Dalam diri siswa terdapat prinsip aktif yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri. Dengan bekerja siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman dan keterampilan serta perilaku lainnya termasuk nilai dan sikap. Sehubungan dengan hal

tersebut, sistem pembelajaran ini sangat menekankan pada pendayagunaan aktivitas dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yan telah ditentukan (Hamalik, 2008:89-90).

Pembelajaran IPA Biologi mempunyai peran tersendiri bagi setiap masing-masing siswa. Sampai saat ini siswa masih beranggapan bahwa pelajaran IPA Biologi merupakan pelajaran sulit dan menjadi momok yang

(23)

3

menurut Trianto (2009:5) bahwa masalah utama pendidikan formal (sekolah) saat ini adalah masih rendahnya hasil belajar siswa yang merupakan hasil kondisi pembelajaran konvensional yang dalam proses pembelajaran memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk mengembangkan pengetahuannya secara mandiri. Guru belum menerapkan pembelajaran yang melibatkan siswa ikut aktif dalam memperoleh pengetahuan yang bermakna.

Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 22 Oktober 2014 kelas VII A dan VII C semester ganjil SMP Negeri 2 Talangpadang pada mata pelajaran IPA masih tergolong rendahuntuk hasil belajar dan aktivitas belajar siswa.Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya siswa (80%) yang belum mencapai KKM, untuk KKM yang dicapai sebesar 70. Sedangkan untuk aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran tersebut, banyak siswa yang mengantuk dan mengobrol. Rasa ingin tahu tidak terbangun, kemandirian dalam kegiatan

(24)

4

Konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada pembelajaran dapat melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran dan merangsang aktivitas mental siswa mulai dari megidentifikasi masalah, mencari informasi hingga menemukan solusi yang terbaik sehingga siswa memperoleh pengetahuan yang bermakna. Sedangkan selama ini guru dalam menyampaikan materi biologi, hanya menggunakan metode

ceramah, dan tanya jawab. Diduga dengan menggunakan metode-metode tersebut kurang merangsang aktivitas yang medukung siswa secara

mandiri dalam menyelesaikan permasalahan biologi untuk meningkatkan hasil belajar yang diinginkan. Metode ceramah menyebabkan segala informasi berpusat pada guru, diskusi yang kurang efektif karena soal-soal yang menjadi bahan diskusi cenderung meminta jawaban yang hanya memindahkan materi yang sudah tersedia pada buku teks, sedangkan tanya jawab guru hanya memberikan pertanyaan-pertanyaan yang kurang

menggali pengetahuan siswa lebih dalam (Rusman, 2014:2).

(25)

5

sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah atau mencari cara untuk mengerjakan tugas (Hosnan, 2011: 209). Model pembelajaran active learning memiliki beberapa teknik pembelajaran, salah satu teknik pembelajaran tersebut adalah Group to Group Exchange. Group to Group Exchange adalah salah satu model belajar aktif yang menuntut siswa untuk berpikir tentang apa yang dipelajari, berkesempatan untuk berdiskusi dengan teman, bertanya dan membagi pengetahuan yang diperoleh kepada yang lainnya. Dalam model belajar aktif tipe Group to Group Exchange masing-masing kelompok diberi tugas untuk

mempelajari satu topik materi, siswa dituntut untuk menguasai materi karena setelah kegiatan diskusi kelompok berakhir, siswa akan bertindak sebagai guru bagi siswa lain dengan mempresentasikan hasil diskusinya kepada kelompok lain di depan kelas. Group to Group Exchange memberi kesempatan kepada siswa untuk bertindak sebagai guru bagi siswa lainnya (Silberman, 2009: 178).

(26)

6

diharapkan siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai dampak dari keaktifan itu tentunya yang menjadi tujuan dari proses belajar yaitu hasil belajar yang sangat baik dapat mencapai secara optimal

(Martinis Yamin, 2007: 158). Metode Diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang biasa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama (Syaiful Bahri Djamarah, 2010: 87). Diskusi adalah percakapan ilmiah yang responsif berisikan

pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan

problematis pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenaran (Syaiful Sagala, 2010: 208).

(27)

7

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Active Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pengelolaan Lingkungan

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh model pembelajaran Active Learning terhadap aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang semester genap TP. 2014/2015 pada Materi Pengelolaan Lingkungan ?

2. Adakah pengaruh model pembelajaran Active Learning terhadap aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang semester genap TP. 2014/2015 pada Materi Pengelolaan Lingkungan ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh model pembelajaran Active Learning terhadap aktivitas

belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang semester genap TP. 2014/2015 pada Materi Pengelolaan Lingkungan

(28)

8

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Peneliti, yaitu memberikan wawasan dan pengalaman bagi peneliti

sebagai calon guru mengenai model pembelajaran Active Learning sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Pengelolaan Lingkungan.

2. Siswa, yaitu mendapat pengalaman belajar yang berbeda dalam pembelajaran materi Pengelolaan Lingkungan.

3. Guru, yaitu mendapatkan pengetahuan tentang model pembelajaran Active Learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam

usaha mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi PengelolaanLingkungan

4. Sekolah, yaitu sebagai masukan untuk mengoptimalkan penggunaan berbagai macam model pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dan peningkatan mutu pendidikan.

E. Ruang Lingkup

Berdasarkan perumusan masalah, agar permasalahan yang dikaji dapat terarah dan mendalam, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas VII A dan VII C SMP Negeri 2 Talangpadang

(29)

9

posisi, konsep atau pendekatan untuk ditugaskan, (2) membagi kelas ke dalam kelompok, (3) meminta kelompok memilih seorang juru bicara menyajikan kepada kelompok lain, (4) mendorong siswa untuk bertanya pada kelompok yang sedang menyajikan tugas, (5)

membandingkan informasi yang saling ditukar.

3. Aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini yaitu: (1) bekerjasama dalam memecahkan masalah, (2) menuliskan

pendapat/ide alternatif solusi dari masalah, (3) mencari informasi untuk memecahkan masalah, (4) mempresentasikan hasil diskusi kelompok, (5) mengajukan pertanyaan.

4. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan terhadap siswa yaitu pada ranah kognitif, diperoleh dari hasil tes awal-tes akhir.

(30)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Active Learning melalui Teknik Group to Group Exchange 1. Active Learning

Active learning/ pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang

(31)

11

Active Learning adalah proses belajar dimana siswa mendapat

kesempatan untuk lebih banyak melakukan aktivitas belajar, hubungan interaktif dengan materi pelajaran maupun pengoptimalan potensi yang dimiliki, sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang lebih baik (Maisaroh dan Rostrieningsih, 2010: 159).

Metode active learning menurut Ujang Sukanda adalah

cara pandang yang menganggap belajar sebagai kegiatan membangun makna atau pengertian terhadap pengalaman dan informasi yang dilakukan oleh siswa, bukan oleh guru, serta menganggap mengajar sebagai kegiatan menciptakan suasana yang mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab belajar siswa sehingga berkeinginan terus untuk belajar selama hidupnya, dan tidak bergantung pada guru atau orang lain apabila mereka mempelajari hal-hal baru (Hamdani, 2011: 48-49).

Jadi, Active Learning adalah cara belajar yang dapat meningkatkan keaktifan siswa di kelas. Cara belajar ini juga memudahkan bagi pendidik untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa secara merata.

Dalam kegiatan pembelajaran, siswa dituntut untuk lebih dari sekedar mendengarkan. Siswa harus membaca, menulis, berdiskusi, atau terlebih dalam pemecahan masalah. Untuk terlihat aktif, pembelajaran aktif (active learning) memiliki beberapa karakteristi. Menurut Bonwell (1995) dalam Hosnan (2014: 210-211), karakteristik-karakteristik pembelajaran aktif sebagai berikut:

a. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampai informasi oleh pengajar, melainkan pada pengembangan keterampilan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.

(32)

12

c. Penekanan pada eksploitasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pembelajaran.

d. Siswa lebih banyak dituntut untuk berfikir kritis, menganalisis, dan melakukan evaluasi.

e. Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi dalam proses pembelajaran.

Terdapat 101 teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran aktif seperti dijelaskan Silberman (2009: 12-14), teknik-teknik tersebut dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:

1) Bagaimana menjadikan siswa aktif sejak awal: bagian ini berisi pembuka percakapan dan aktivitas pembuka lain untu segala bentuk pelajaran. Teknik-tekniknya dirancang untuk mengerjakan salah satu atau beberapa dari yang berikut ini: (a) Pembentukan tim : Membantu siswa menjadi lebih mengenal satu sama lain atau menciptakan semangat kerjasama dan kesaling tergantungan; (b) Penilaian serentak : mempelajari tentang sikap, pengetahuan, dan pengalaman siswa; (c) Pelibatan belajar secara langsung : mencptakan minat awal terhadap pelajaran,

2) Bagaimana mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap secara aktif: bagian ini berisi teknik-teknik pembelajaran yang bisa digunakan ketika mengajarkan inti dari pelajaran. Teknik-teknik tersebut diantaranya adalah : (a) Proses belajar satu kelas penuh : pengajaran yang dipimpin oleh guru yang menstimulasi seluruh siswa; (b) Diskusi kelas: dialog dan debat tentang persoalan-persoalan utama; (c) Pengajuan pertannyaan: siswa meminta penjelajan; (d) Kegiatan belajar kolaboratif: tugas dikerjakan bersama dalam kelompok kecil; (e) Pengajaran oleh teman sekelas: pengajaran yang dilakukan oleh siswa sendiri; (f) Kegiatan belajar mandiri: aktivitas belajar yang dilakukan perseorangan; (g)

Kegiatan belajar aktif: kegiatan yang membantu siswa memahami perasaan, nilai-nilai, dan sikap mereka; (h) pengembangan

ketrampilan: mempelajari dan mempraktikan ketrampilan, baik teknis maupun non teknis,

(33)

13

dijelaskan kepada mereka, namun mereka sudah lupa tentangnya. Teknik-tekniknya diantaranya adalah sebagai berikut: (a)

Peninjauan mengingat dan mengikhtisarkan apa yang telah dipelajari; (b) Penilaian diri: mengevaluasi perubahan-perubahan pengetahuan, keterampilan atau sikap; (c) Perencanaan masa mendatang: menentukan bagaimana siswa akan melanjutkan belajarnya setelah pelajarannya berakhir; (d) Ungkapan perasaan terakhir: menyampaikan pikiran, perasaan, dan persoalan yang dihadapi oleh siswa pada akhir pelajaran.

Pembelajaran aktif (active learning) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons siswa dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi siswa. Namun demikian, ada kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran aktif (active learning) diantaranya:

Kelebihan Active Learning:

a. Peserta didik lebih termotivasi b. Mempunyai lingkungan yang aman c. Partisipasi oleh seluruh kelompok belajar

d. Setiap orang bertanggung jawab dalam kegiatan belajarnya sendiri

e. Kegiatan bersifat fleksibel dan ada relevansinya f. Reseftif meningkat

g. Pendapat induktif distimulasi

h. Partisipan mengungkapkan proses berfikir mereka i. Memberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan

Kekurangan Active Learning: a. Keterbatasan waktu

b. Kemungkinan bertambahnya waktu untuk persiapan c. Ukuran kelas yang besar

(34)

14

2. Teknik Group to Group Exchange

Group to Group Exchange adalah salah satu model belajar aktif yang menuntut siswa untuk berpikir tentang apa yang dipelajari,

berkesempatan untuk berdiskusi dengan teman, bertanya dan membagi pengetahuan yang diperoleh kepada yang lainnya. Dalam model belajar aktif tipe Group to Group Exchange masing-masing kelompok diberi tugas untuk mempelajari satu topik materi, siswa dituntut untuk menguasai materi karena setelah kegiatan diskusi kelompok berakhir, siswa akan bertindak sebagai guru bagi siswa lain dengan

mempresentasikan hasil diskusinya kepada kelompok lain di depan kelas. Group to Group Exchangememberi kesempatan kepada siswa untuk bertindak sebagai guru bagi siswa lainnya (Murni, 2010: 4). Sedangkan menurut Silberman (2009: 178) pembelajaran Group to Group Exchange yaitu model belajar dimana tugas yang berbeda

diberikan pada kelompok yang berbeda, kemudian masing-masing

kelompok ‘mengajarkan’ apa yang mereka pelajari kepada kelompok yang lain.

Adapun prosedur pembelajaran Group to Group Exchange (GGE), yaitu sebagai berikut (Hosnan, 2014: 222)

a. Pilihlah sebuah topik yang mencakup perbedaan ide, kejadian, posisi, konsep atau pendekatan untuk ditugaskan. Topik harus mengembangkan sebuah pertukaran pendapat atau informasi. b. Bagilah kelas ke dalam kelompok sesuai jumlah tugas, 2 sampai 4

kelompok. Berikan cukup waktu untuk mempersiapkan bagaimana mereka dapat menyajikan topik yang telah mereka kerjakan. c. Ketika fase persiapan selesai, guru meminta kelompok memilih

(35)

15

d. Setelah presentasi singkat, doronglah peserta bertanya pada presenter atau tawarkan pandangan mereka sendiri.

e. Lanjutkan sisa presentasi agar setiap kelompok memberikan informasi dan merespon pertanyaan juga komentar peserta. Bandingkan dan bedakan pandangan serta informasi yang saling ditukar. Setelah itu, presentasi diarahkan untuk menganalisis mengapa terjadi perbedaan.

Menurut Sagala (2006: 213) kelebihan dan kelemahan kerja kelompok yaitu sebagai berikut :

Kelebihan Metode Group to Group Exchange

a. Membiasakan siswa bekerjasama menurut paham demokrasi, memberikan kesempatan pada mereka untuk mengembangkan sikap musyawarah dan tanggung jawab.

b. Menimbulkan rasa kompetitif yang sehat

c. Guru tidak perlu mengawasi masing-masing murid cukup memperhatikan kelompok.

d. Melatih ketua untuk melaksanakan tugas kewajiban sebagai siswa yang patuh peraturan.

Kelemahan Metode Group to Group Exchange

a. Sulit menyusun kelompok yang heterogen, terkadang siswa merasa tidak enak dengan anggota kelompok yang dipilih oleh guru b. Dalam kerja kelompok terkadang pemimpin kelompok sulit

menjelaskan dan mengadakan pembagian kerja, anggota kelompok kadang-kadang tidak mematuhi tugas yang diberikan oleh

pemimpin kelompok dan dalam belajar kelompok sering tidak terkendali sehingga menyimpang dari rencana yang telah ditentukan.

B. Aktivitas Belajar Siswa

(36)

16

aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas mental. Seorang siswa yang tampaknya hanya mendengarkan saja, tidak berarti memiliki kadar aktivitas yang rendah dibanding dengan siswa yang sibuk mencatat. Mungkin saja yang duduk itu secara mental aktif, misalnya menyimak, menganalisis dalam pikirannya dan menginternalisasi nilai dari setiap informasi yang

disampaikan. Sebaliknya siswa yang sibuk mencatat, tidak dapat dikatakan memiliki kadar keaktifan yang tinggi, kalau yang bersangkutan hanya sekadar secara fisik aktif mencatat namun tidak diikuti dengan aktivitas mental (Sanjaya, 2011: 180).

Proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik baik jasmani maupun rohani, sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik

berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (Suhana, 2014: 21). Keaktifan peserta didik menyangkut kegiatan fisik dan mental. Aktivitas dalam proes belajar mengajar merupakam rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan dapat menunjang prestasi belajar. Siswa yang beraktivitas akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat (Sardiman, 2012:100).

(37)

17

mental/non fisik dalam proses pembelajaran atau suatu bentuk interaksi (guru dan siswa) untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

menyangkut kognitif, afektik dan psikomotor dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar.

Berikut ini adalah daftar macam-macam kegiatan siswa menurut Diendrich dalam (Sardiman, 2012: 100-101) sebagai berikut:

a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain . b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, dan unterupsi.

c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

d. Writting activities, seprti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin .

e. Drawing activities, misalnya:menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereperasi, bermain, berkebun, berternak.

g. Mental activities, sebagai contoh misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis,, melihat hubungan, mengambil keputusan.

h. Emosional activities, sepertti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, dam gugup.

Terdapat dua jenis aktivitas dalam pembelajaran yaitu aktivitas fisik dan aktivitas psikis. Aktivitas fisik ialah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan

(38)

18

diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran secara aktif. Siswa mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya dan sebagainya menurut (Rohani, 2004: 6-7). Aktivitas-aktivitas terebut tidaklah terpisah satu sama lain. Dalam setiap aktivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan tertentu dan pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran akan memberikan manfaat bagi siswa, bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi siswa, sebab kesan yang didapatkan oleh siswa lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak (Djamarah, 2000: 67).

(39)

19

Aktivitas dalam belajar dapat memberikan nilai tambah (add value) bagi siswa, berupa hal-hal berikut:

1. Siswa memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal (driving force) untuk belajar sejati.

2. Siswa mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral. 3. Siswa belajar dengan menurut minat dan kemampuannya.

4. Menumbuhkembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis di kalangan siswa.

5. Pembelajaran dilaksanakan secara konkret sehingga dapat menumbuh kembangkan pemahaman berpikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme.

6. Menumbuhkembangkan sikap kooperatif dikalangan siswa sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan, dan serasi dengan kehidupan masyarakat disekitarnya (Hanafiah, 2009: 23-24).

Penggunaan aktivitas dalam proses pembelajaran memiliki manfaat tertentu, antara lain: (1) siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri, (2) berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, (3) menumpuk kerjasama yang harmonis dikalangan pada siswa yang pada gilirannya dapatmemperlancar kerja kelompok, (4) siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individual, (5) memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan, musyawarah dan mufakat, (6) membina dan memupuk kerja sama antara sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara guru dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan siswa, (7) pembelajran dan belajar

dilaksanakan secara realistik dan konkrit, sehingga mengembangkan

(40)

20

pembelajaran dan kegiatan belajra menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika ( Hamalik, 2008: 91 ).

C. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar meupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindakan guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2009:4). Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik (Sukmadinata 2007:102). Selain itu hasil belajar merupakan suatu puncak proses pembelajaran. Suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan dari proses belajar mengajar tersebut. Hasil belajar dapat diketahui dengan adanya evaluasi hasil belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Davies (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2009: 201) evaluasi hasil belajar adalah sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang

(41)

21

Anderson dan Krathwhohl merumuskan jenjang berpikir kognitif yang merupakan revisi dari taksonomi Bloom, seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Ringkasan jenjang belajar menurut Anderson dan Krathwhohl (Prawiradilaga, 2009:95)

Berpikir Uraian Rincian

Mengingat Memunculkan pengetahuan dari jangka panjang.

 Mengenali  Mengingat

Mengerti Membentuk arti dari pesan pembelajaran (isi):

Lisan, tulisan, grafis atau gambar.

 Memahami  Membuat contoh  Mengelompokkan  Meringkas

 Meramalkan  Membandingkan  Menjelaskan Menerapkan Melaksanakan atau

menggunakan prosedur dalam situasi tertentu.

 Melaksanakan  Mengembangkan

Menganalisis Menjabarkan

komponen atau struktur denngan membedakan dari bentuk dan fungsi, tujuan, dst.

 Membedakan  Menyusun kembali  Menandai

Menilai Menyusun pertimbangan

berdasarkan criteria dan persyaratan khusus.

 Mengecek  Mengkritik

Berkreasi Menyusun, sesuatu hal baru; memodifikasi suatu model lama, menjadi sesuatu yang berbeda, dst.

 Menghasilkan  Merencanakan  Membentuk

D. Kerangka Pikir

(42)

22

pengetahuannya, sedangkan guru membantu agar proses pencarian itu berjalan dengan baik. Aktivitas siswa dalam pembelajaran memiliki peranan penting terhadap hasil belajar siswa. Pada kenyataannya dalam proses pembelajaran guru belum melibatkan siswa untuk aktif memperoleh dan mengembangkan pengetahuannya.

Salah satu model dan metode pembelajaran diduga dapat merangsang aktivitas belajarsiswa dalam mengembangkan pengetahuannya tersebut sehingga meningkatkan hasil belajar adalah model pembelajaran Active Learning melalui Teknik Group To Group Exchange. Penerapan model Active

Learning melalui Teknik Group To Group Exchange yang tepat akan mempengaruhi cara berpikir siswa dan menciptakan proses pembelajaran yang kondusif, dimana kondisi lingkungan didalam kelas yang saling mendukung melalui belajar dalam kelompok kecil serta diskusi kelompok dalam kelas, siswa terlibat langsung secara aktif dalam proses pembelajaran. Group To Group Exchange merupakan salah satu teknik dalam pembelajaran Active Learning yang dapat memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir.

(43)

23

Keterangan: X = Model pembelajaran Active Learning Y1 = Aktivitas belajar siswa

Y2 = Hasil Belajar

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

E. Hipotesis

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah :

1. Ho = Model Active Learning tidak berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan hasil belajar pada materi pengelolaan lingkungan H1 = Model Active Learning berpengaruh secara signifikan dalam

meningkatkan hasil belajar pada materi pengelolaan lingkungan

2. Penerapan model pembelajaran Active Learning berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok lingkungan.

X

Y

1

(44)

24

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015, yaitu pada bulan Maret bertempat di SMP Negeri 2 Talangpadang

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Talanpadang Tahun Pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 7 kelas. Sampel yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah siswa kelas VII A sebagai sampel kelas eksperimen dengan jumlah 25 siswa dan siswa kelas VII C sebagai sampel kelas kontrol dengan jumlah 25 siswa. Sampel penelitian tersebut dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling atau sampel bertujuan khusus.

C. Desain Penelitian

(45)

25

Teknik Group to Group Exchange, sedangkan kelas VII C (kelas kontrol) menggunakan metode diskusi.

Pada awal dan akhir kegiatan pembelajaran kedua sampel akan diberi tes dengan soal yang sama (pretes dan postes). Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek kemudian dibandingkan.

Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut :

Keterangan : I = Kelas eksperimen; II = Kelas kontrol; O1 = Pretest; O2 =

Posttest; X = Perlakuan menggunakan pendekatan Active Learning melalui Teknik Group To Group Exchange, C = Perlakuan menggunakan metode diskusi kelompok

Gambar 2. Desain pretest-posttest kelompok non ekuivalen (Riyanto,2001:43).

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Tahap prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah :

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke FKIP Universitas Lampung yang ditujukan untuk Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Talangpadang, Kab. Tanggamus sebagai tempat diadakannya penelitian.

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

I O1 X O2

(46)

26

b. Mengadakan observasi dan wawancara ke SMP Negeri 2

Talangpaadang, Kab. Tanggamus untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan menjadi subjek penelitian.

c. Melakukan sampling untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Mengambil data yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kelompok.

e. Membagi siswa menjadi 6 kelompok belajar, masing-masing

kelompok terdiri dari 4 orang untuk 5 kelompok dan 5 orang untuk 1 kelompok.

f. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK) untuk setiap pertemuan.

g. Membuat instrumen penelitian yaitu soal pretes/postes.

h. Membuat instrument penelitian berupa lembar observasi aktivitas siswa.

2. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menggunakan model

(47)

27

E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data

Terdapat dua jenis data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif yang diuraikan sebagai berikut:

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai pretest dan postest siswa pada materi pokok pencemaran lingkungan. Kemudian dihitung nilai N-gain, lalu dianalisis secara statistik.

b. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini adalahaktivitas belajar siswa. Jenis data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar siswa.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pretes dan Postes

(48)

28

Teknik penskoran nilai pretest dan postestyaitu:

Keterangan : S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar. N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112).

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda check list (√) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Tabel 2. Lembar observasi aktivitas belajar siswa

No Nama

Skor Aspek Aktivitas Belajar Siswa

A B C D E

Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa pada materi pengelolaan lingkungan

A. Bekerjasama dalam memecahkan masalah pada materi pengelolaan lingkungan

(49)

29

2. Bekerja dalam memecahkan masalah tetapi hanya dengan satu atau dua teman sekelompoknya dalam memecahkan masalah pada mateti pengelolaan lingkungan.

3. Bekerjasama dalam memecahkan masalah dengan semua teman sekelompok dalam memecahkan masalah pada mateti pengelolaan lingkungan.

Petunjuk penilaian: melihat kegiatan siswa di dalam kelompok saat berdiskusi.

B. Mencari informasi untuk memecahkan masalah pada mateti pengelolaan lingkungan

1. Tidak aktif atau hanya diam saja tidak mencari informasi untuk memecahkan masalah pada mateti pengelolaan lingkungan.

2. Aktif tetapi hanya mencari informasi seadanya dari buku pegangan siswa pada mateti pengelolaan lingkungan. 3. Aktif mencari informasi untuk memecahkan masalah dari

berbagai sumber ataupun dengan bertanya pada teman dan guru pada mateti pengelolaan lingkungan.

Petunjuk penilaian: melihat kegiatan siswa saat mengerjakan LKK

C. Menuliskan pendapat/ide alternatif solusi dari masalah pada mateti pengelolaan lingkungan

1. Tidak menuliskan satupun pendapat/ide alternatif solusi dari masalah yang akan dipecahkan pada mateti pengelolaan

lingkungan.

2. Menuliskan pendapat/ide alternatif solusi dari masalah satu ataulebih tetapi kurang relevan dengan masalah yang akan dipecahkkan pada mateti pengelolaan lingkungan.

3. Menuliskan pendapat/ide alternatif solusi dari masalah satu atau lebih dan relevan dengan masalah yang akan dipecahkkan pada mateti pengelolaan lingkungan.

Petunjuk penilaian: menganalisis pendapat/ide alternatif solusi darimasalah yang dituliskan siswa dalam LKK

D. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok pada mateti pengelolaan lingkungan

1. Siswa tidak dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan pada mateti pengelolaan lingkungan.

(50)

30

diskusi secara sistematis tetapi tidak dapat menjawab pertanyaan pada mateti pengelolaan lingkungan.

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar pada mateti pengelolaan lingkungan.

Petunjuk penilaian: melihat siswa dalam mempresentasikanhasil diskusi kelompok

E. Mengajukan pertanyaan pada mateti pengelolaan lingkungan 1.Tidak mengajukan pertanyaan pada mateti pengelolaan

lingkungan

2.Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah dengan permasalahan pada mateti pengelolaan lingkungan.

3.Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan pada mateti pengelolaan lingkungan.

Petunjuk penilaian: melihat siswa saat presentasi kelas ataupun saat pembelajaran oleh observer dengan mencatat setiap

pertanyaan siswa.

F. Teknik Analisis Data 1. Data Kuantitatif

a. Hasil Belajar oleh Siswa

Untuk mendapatkan skor N-gain menggunakan rumus Hake (modifikasi dalam Loranz, 2008: 3) sebagai berikut:

100

Keterangan : = Nilai rata-rata postes = Nilai rata-rata pretes Z=Skor maksimum

(51)

31

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan bantuan program SPSS versi 17.

Hipotesis

H0 = Sampel berdistribusi normal

H1 = Sampel tidak berdistribusi normal

Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk

harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5).

2. UjiHomogenitas Data

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas dengan menggunakan program SPSS versi 17.

a) Hipotesis

H0 : Variasi data homogen

H1 : Variasi data tidak homogen

b) Kriteria Uji

Jika Fhitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05, maka H0 diterima

Jika Fhitung > Ftabel atau probabilitasnya < 0,05, maka H0 ditolak

(Pratisto, 2004:18).

3. Pengujian Hipotesis

(52)

32

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

2) Kriteria Uji

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel , maka H0 ditolak(Pratisto,

2004: 13).

b. Uji Perbedan Dua Rata-rata 1) Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama

dengankelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi

darikelompok kontrol.

2) Kriteria Uji

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak

(Pratisto, 2004: 10).

2. Data Kualitatif

a. Aktivitas Belajar Siswa

(53)

33

1) Menghitung persentase aktivitas dengan menggunakan rumus:

Persentase = x 100%

2) Menafsirkan atau menentukan persentase aktivitas belajar siswa sesuai klasifikasi pada Tabel 3.

Tabel 3. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa

Persentase (%) Kriteria 87,50 – 100

75,00 – 87,49 50,00 – 74,99

0 – 49,99

Sangat baik Baik Cukup Kurang Sumber : Hidayati (2011:17).

(54)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penggunaan model pembelajaran Active Learning berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pengelolaan lingkungan.

2. Penggunaan model pembelajaran Active Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi pengelolaan lingkungan.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Penelitian menggunakan model active learning dapat digunakan pada

materi pengelolaan lingkungan

2. Pada saat proses pembelajaran dengan model active learning, guru sebaiknya lebih mencermati aktivitas siswa.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2004. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi SMP Mata Pelajaran Pengetahuan Alam. Depdiknas. Jakarta. (Online). (https://dnoeng.wordpress.com/2011/07/17/teori-pembelajaran-ipa/, diakses pada 8 Desember 2014: 18. 15 WIB).

Dimyati dan Mudjono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.298 hlm.

Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Sinar Grafika. Jakarta. 196 hlm.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia. Bandung. 344 hlm. Hanafiah, N. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Bandung.

145 hlm.

Hidayati, A.N. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru.

(Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung.

Hosnan. 2013. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Ghalia Indonesia. Jakarta. 454 hlm.

Loranz, D. 2008. Gain Score. (Online).(http://www.tmcc.edu/vp/acstu/

assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOA PHYS Disciplin Rep0708.pdf.Diakses pada 14 Januari 2015, pukul 22.30 WIB).

Maisaroh dan Rostrieningsih. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Pada Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi Di SMK Negeri 1. (Online). (journal.uny.ac.id/index.php/jep/article/viewFile/571/427, diakses pada 8 Desember 2014: 20.15 WIB). 16 hlm

(56)

44

1 MAN 2 Model Pekanbaru. Jurnal Penelitian pendidikan. Vol. 11 N.2, 4. (Online). (http://jurnal.upi.edu/penelitian-pendidikan/penerapan-metode- belajar-aktif-tipe-group-to-group-exchange-gge-untuk-meningkatkan-

hasil-belajar-matematika-siswa-kelas-x-ips-1-man-2-model-pekanbaru.html,diakses pada 9 Desember 2014: 16.35 WIB). 10 hlm Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.281 hlm.

Prawiradilaga, D.S. 2009. Prinsip Desain Pembelajaran. Kencana. Jakarta.156 hlm.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.165 hlm.

Riyanto, Y. 2001.Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.121 hlm.

Rohani. 2004. Media InstruksionalEdukatif. RinekaCipta. Jakarta. 245 hlm Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Rajawali Pers. Jakarta. 418 hlm.

Sagala, S. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung. 278 hlm. Sanjaya, W. 2011. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Kencana. Jakarta. 214 hlm.

Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. 246 hlm.

Silberman, M. 2009. Active Learning 101 Strategi Cara Belajar Siswa Aktif. Nusamedia. Bandung. 301 hlm.

Siregar, S. 2014. Statistik Parametik Untuk Penelitian Kuantitatif. Bumi Aksara. Jakarta.

Sugiyono. 2003. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. 390 hlm. Suhana, C. 2014. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.

236 hlm.

Gambar

Tabel
Tabel 1. Ringkasan jenjang belajar menurut Anderson dan Krathwhohl (Prawiradilaga, 2009:95)
Gambar 2. Desain pretest-posttest kelompok non ekuivalen (Riyanto,2001:43).
Tabel 2.  Lembar observasi aktivitas belajar siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan sehingga

Sedangkan sumber penerimaan dari pendapatan asli daerah relatif masih sangat kecil dan peluang yang ada terbatas, untuk dapat meningkatkan pendapatan asli daerah ini perlu

a) Kemampuan berpikir lancar meliputi kemampuan siswa untuk menuliskan cerita pengalaman pribadi dengan indikator kosakata 1 sampai lebih dari 150 kata. b) Kemampuan

Untuk penelitian selanjutnya, bagi yang hendak melakukan penelitian dengan obyek yang sama, peneliti memiliki saran untuk mengamati kinerja dari PDS,

Pada kegiatan awal siswa dan guru sudah melakukan tanya jawab dengan baik, banyak siswa yang berani untuk mengacukan tangannya dan siswa lebih aktif dari pembelajran sebelumnya,

Try Lailatul Wahyuni dengan NIM 0901039 tahun 2014 “ Hubungan Sikap Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha (Survey pada Siswa Kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan

The Embassy of the Federal Republic of Germany presents its compliments to the Department of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia and, referring to the

Simpulan penelitian ini adalah pendekatan ketepatan dan pendekatan kecepatan dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan pukulan bulutangkis pada mahasiswa putra