• Tidak ada hasil yang ditemukan

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan (Ali, 2008: 14). Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku pada diri sendiri berkat adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Sedangkan aktivitas belajar adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan sedemikian rupa agar menciptakan:

1) Peserta didik aktif bertanya, 2) Mempertanyakan, dan

3) Mengemukakan gagasan (Hartono, 2008: 11).

Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang

memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat dikatakan terjadi belajar apabila terjadi proses perubahan prilaku pada diri siswa sebagai hasil dari suatu pengalaman. Dari jabaran kegiatan pembelajaran tersebut, maka dapat diidentifikasi 2 aspek penting yang ada dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Aspek pertama adalah aspek hasil belajar yakni perubahan prilaku pada diri siswa. Aspek kedua adalah aspek proses belajar, yakni sejumlah pengalaman intelektual, dan fisik pada diri siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 135-136).

Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Siswa dilatih belajar sambil bekerja (Learning by doing). Dengan bekerja mereka memperoleh

mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat (Hamalik, 1994: 171-172). Anak-anak (peserta didik) memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri. Pendidik berperan untuk membimbing dan

mengamati bagaimana perkembangan anak-anak didiknya. Pernyataan ini memberikan petunjuk bahwa yang banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri sedang pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan untuk anak didik (Montessori dalam Sardiman, 2009: 96). Menurut Gie (2004:6), aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan.

Menurut Dierich dalam (Hamalik, 2009: 172) kegiatan atau aktivitas belajar dibagi menjadi 8 kelompok, yaitu:

1) Kegiatan-kegiatan visual, diantaranya adalah membaca, melihat gambar gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral), diantaranya adalah mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan

pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan, diantaranya adalah mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

4) Kegiatan-kegiatan menulis, diantaranya adalah menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

5) Kegiatan-kegiatan menggambar, diantaranya adalah menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.

6) Kegiatan-kegiatan metrik, diantaranya adalah melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model,

menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.

7) Kegiatan-kegiatan mental, diantaranya adalah merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan- hubungan, dan membuat keputusan.

8) Kegiatan-kegiatan emosional, diantaranya adalah minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain.

Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipan yang aktif, maka ia akan memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik (Slameto, 1995: 36).

Aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Djamarah (2008: 38) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Menurut Sagala (2011: 124) mempelajari psikologi berarti mempelajari tingkah laku manusia, baik yang teramati maupun yang tidak teramati. Segenap tingkah laku manusia mempunyai latar belakang

psikologis, karena itu secara umum aktivitas-aktivitas manusia itu dapat dicari hukum psokologis yang mendasarinya.

Menurut Sardiman (2009: 22) belajar adalah merupakan suatu proses

interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dapat di jelaskan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa baik fisik maupun

mental/non fisik dalam proses pembelajaran atau suatu bentuk interaksi (guru dan siswa) untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

menyangkut kognitif, afektik dan psikomotor dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang diutamakan dalam pembelajaran adalah aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat seorang

penulis dari Jombang (dalam Asmani, 2010: 211) yang menyatakan bahwa guru yang baik adalah guru yang sedikit bicara banyak diamnya. Maksud dari pernyataan tersebut adalah guru hanya sebagai fasilitator saja sedangkan siswa yang harus aktif melakukan berbagai aktivitas dalam proses

pembelajaran dengan melakukan diskusi, kerja kelompok, debat, bertanya dan lempar gagasan. Kegiatan atau aktivitas siswa yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang demikian akan mewujudkan pembelajaran aktif.

Sardiman (2011: 101) menyatakan bahwa jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah antara lain sebgai berikut:

1) Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran,mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, musik, pidato.

3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan; uraian, percakapan, diskusi, angket, menyalin.

4) Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5) Drawing activities, misalnya megambar, membuat grafik, peta, diagram. 6) Motor activities, yang termasuk didalam antara lain : melakukan

percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak.

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8) Emotional ectivities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Dalyono (2009: 219) mengemukakan beberapa contoh aktivitas belajar dalam beberapa diskusi, yaitu:

1. Mendengarkan, yakni dalam proses belajar-mengajar di sekolah sering ada ceramah atau kuliah dari guru atau dosen.

2. Memandang, yakni setiap stimulus visual memberi kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dipandang, tetapi tidak semua pandangan atau penglihatan kita adalah belajar.

3. Meraba, Membau, dan Mencicipi/ Mengecap, adalah aktivitas sensoris seperti halnya mendengar dan memandang.

4. Menulis atau mencatat, yakni setiap aktivitas pengindraan yang bertujuan, dapat memberikan kesan-kesan yang berguna bagi belajar kita selanjutnya. 5. Membaca, yakni membaca untuk keperluan belajar harus pula

menggunakan sikap.

6. Membuat ikhtisar atau ringkasan, dan menggarisbawahi, hal ini memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang, untuk keperluan intensif. 7. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan, dimana

didalam buku ataupun lingkungan lain sering dijumpai tabel-tabel, diagram-diagram atau bagan-bagan.

8. Menyusun paper atau kertas kerja. Dalam paper yang baik memerlukan perencanaan yang mantap dengan terlebih dahulu mengumpulkan ide-ide yang menunjang serta menyediakan sumber-sumber yang relevan.

9. Mengingat, dengan maksud agar ingat tentang sesuatu belum termasuk sebagai aktivitas belajar.

10. Berpikir, adalah termasuk aktivitas belajar, dengan berfikir dapat nmemperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya menjadi tahu tentang nhubungan antara sesuatu.

11. Latihan atau praktek adalah aktivitas belajar, yakni melaksanakan nkegiatan berlatih tentunya sudah mempunyai dorongan untuk mencapai ntujuan tertentu yang dapat mengembangkan suatu aspek pada dirinya.

Dokumen terkait