• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Ruang Lingkup Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

4. Aktivitas Belajar

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 3.1 Hasil Ujian Semester Ganjil Kelas VIII SMPN 5 Blambangan Umpu

Tahun Pelajaran 2011/2012 pada Bidang Studi Matematika ... 24

3.2 Desain Penelitian ... 25

3.3 Hasil Analisis Reabilitas Alat Ukur ... 33

4.1 Hasil Uji Normalitas Data Aktivitas Belajar Siswa ... 41

4.2 Hasil Uji Homogenitas Variansi Data Aktivitas Belajar Siswa ... 41

4.3 Skor Tertinggi, Skor Terendah, Rata-rata Skor, dan Simpangan Baku Data Hasil Belajar Siswa ... 42

4.4 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa ... 43

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrahim

Dengan mengucap syukur kehadirat ALLAh SWT dan Nabi Besar MUHAMMAD SAW,

kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kapada:

Abahku (Henriyadi,S.Pd) dan Umma’ku (Husmaini, S.Pd.I) yang telah membesarkan

dan mendidikku, selalu memberiku semangat dan nasehat, serta mencurahkan do’a dan

kasih sayangnya dengan pengorbanan yang tulus ikhlas demi kabahagiaan dan

keberhasilanku. Atas air mata saat mendo’akanku didalam selipan ibadah yang

abah dan umma’ kerjakan.

Kakak Qu Rian Arista dan Adik-adikku (Tri Oktaria dan M. Yabsutur Rizqo) atas

kebersamaannya selama ini, dan selalu memberikan do’a,

semangat, dukungan dan parhatiannya.

Para pendidik yang dengan tulus dan sabar dalam mendidikku

Sahabat-sahabat atas kebersamaan dalam mendaki gundukan mimpi

Almamater tercinta

Love You all Because Allah

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrahim

Dengan mengucap syukur kehadirat ALLAh SWT dan Nabi Besar

MUHAMMAD SAW, kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta

kasihku kapada:

Abahku (Henriyadi,S.Pd) dan Umma’ku (Husmaini, S.Pd.I) yang telah

membesarkan dan mendidikku, selalu memberiku semangat dan nasehat, serta

mencurahkan do’a dan kasih sayangnya dengan pengorbanan yang tulus ikhlas

demi kabahagiaan dan keberhasilanku. Atas air mata saat mendo’akanku

didalam selipan ibadah yang abah dan umma’ kerjakan.

Kakak Qu Rian Arista dan Adik-adikku (Tri Oktaria dan M. Yabsutur Rizqo)

atas kebersamaannya selama ini, dan selalu memberikan do’a,

semangat, dukungan dan parhatiannya.

Para pendidik yang dengan tulus dan sabar dalam mendidikku

Sahabat-sahabat atas kebersamaan dalam mendaki gundukan mimpi

Almamater tercinta

Love You all Because Allah

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menye-lesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Pembelajaran Tipe STAD dengan Pendekatan Discovery terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa” (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Blambangan Umpu Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012).

Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Pembimbing Akade-mik, sekaligus Pembimbing Utama atas kesediaannya untuk memberikan bim-bingan, ilmu, dukungan, saran, kritik, dan motivasi, baik selama perkuliahan maupun selama penyelesaian skripsi;

3. Bapak Drs. M. Coesamin, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah melu-angkan waktunya ukntuk memberikan bimbingan, dukungan, dan saran, baik selama perkuliahan maupun selama penyelesaian skripsi;

4. Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd., selaku Penguji Utama yang telah mem-bahas, memberikan masukan, saran, dan kritik, baik selama perkuliahan mau-pun selama penyelesaian skripsi;

5. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pen-didikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu PenPen-didikan Universitas Lampung;

6. Seluruh dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyele-saikan studi;

7. Abah Qu (Henriyadi, S.Pd) dan Umma’ Qu (Husmaini, S.Pd.I), Kak Rian, Adik-adikku (Okta dan Risqo), atas perhatian dan kasih sayang yang telah di-berikan, yang selalu mendo’akan, mendukung, dam memberikan semangat; 8. Keluarga besar Abah dan Keluarga besar Umma’. Terima kasih telah

mem-berikan semangat, dukungan, dan perhatiannya;

9. Bapak Aliudin Semenguk, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 5 Blambangan Umpu Way Kanan yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian; 10.(Ayuk sepupuku) Ibu Ratni Yani, S.Pd., selaku guru matematika kelas VIII SMP Negeri 5 Blambangan Umpu Way Kanan yang telah memberikan arahan, dan masukkan kepada penulis selama melakukan penelitian;

11.Siswa/siswi SMP Negeri 5 Blambangan Umpu Way Kanan tahun pelajaran 2011/2012 atas perhatian dan kerjasama yang telah terjalin;

12.Sahabat-sahabatku 3 serangkai (Vina, Vera, dan Srai), Rista, dan Mbak Sela, yang telah memberikan semangat, dan do’a serta kebersamaannya selama ini; 13.Teman-teman seperjuangan seluruh angkatan 2007 Non Reguler Pendidikan

Leni, Cwie, Mbak Devi, Ratna, Mprit, Fiska, Mbak Efa, Lia, Indah, Reni, Vivi, Dwai, Tanti, Mbak Achiez, Nesha, Uya, Indri, Dhea, Sevia, Ana, Nana, Rita, Mira, Mbak Yemi, Dina A, Mbak Endah, Madam Ifan, Heru, Bang Lihin, Haris, Robert, Monmon, Dani, Bily, Ali, Komang, Bank Ken, Adi, Munif, atas kebersamaannya selama ini dan semua bantuan yang telah diberikan. Semoga kebersamaan kita selalu menjadi kenangan yang terindah dan takkan pernah terlupakan untuk selamanya;

14.Teman-teman seperjuangan PPL di SMA Wijaya Bandarlampung (Vera, Mbak Leni, Miss Siti, Cek Lisa, Pipit Dila, Berti, Indri, Mbak Rita, Mbak Ika, Fitriadi, dan sandy) atas kebersamaan selama tiga bulan yang luar biasa serta motivasinya;

15.Teman-teman angkatan 2007 reguler, kakak-kakakku angkatan 2004 sampai 2006 dan adik-adikku angkatan 2008 sampai 2011 terima kasih atas keber-samaannya;

16.Almamater yang telah mendewasakanku;

17.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kabaikan yang telaha diberikan dengan pahala yang penuh berkah, dan semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Aamiin.

Bandarlampung, Agustus 2012 Penulis

1

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan sangat berperan penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena pendidikan memiliki pengaruh langsung terhadap perkembangan manusia. Melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang berkua-litas dan dapat membangun kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik.

Proses pendidikan merupakan kegiatan menggerakkan segenap komponen pen-didikan oleh pendidik, terarah kepada pencapaian tujuan penpen-didikan. Bagai-mana proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan.

Kualitas proses pendidikan ada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut satu sama lain saling bargantung. Wa-laupun komponen-komponennya cukup baik, seperti tersedianya prasarana dan sarana serta biaya yang cukup, jika tidak dilakukan dengan pengelolaan yang andal maka pencapaian tujuan tidak akan tercapai optimal (jurnal skripsi oleh

2 Bahri : 2010). Demikian pula bila pengelolaan yang baik tetapi dalam kondisi serba kekurangan, akan mengakibatkan hasil yang tidak optimal.

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pan-tas benar dan indah untuk kehidupan. Kemampuan dan keterampilan yang di-miliki seseorang tentu sesuai dengan pendidikan yang diikutinya, semakin ting-gi pendidikan seseorang, maka diasumsikan semakin tingting-gi pula pengetahuan, keterampilan, dan kemampuannya. Hal ini menggambarkan bahwa fungsi pen-didikan adalah membimbing anak ke arah suatu tujuan yang kita nilai tinggi. Sehubungan dengan fungsi tujuan yang demikian penting itu, meka menjadi keharusan bagi pendidik untuk memahaminya. Kurang pemahaman pendidik terhadap tujuan pendidikan dapat mengakibatkan kesalahan dalam melaksana-kan pendidimelaksana-kan. Gejala demikiian oleh Langeveld dalam Tirtaharja (2005: 37) disebut salah toeritis.

Siswa, guru, dan sarana prasarana yang digunakan merupakan komponen dalam proses belajar mengajar. Pemahaman terhadap kondisi siswa sangat penting bagi tenaga pengajar sehingga dapat menciptakan situasi dan kondisi yang tepat dalam suatu proses belajar mengajar serta memberi pengaruh yang optimal bagi siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik. Pencapaian hasil belajar yang baik dapat dicapai dengan peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep bahan ajar yang diberikan dan disertai keaktifan siswa pada saat proses belajar mengajar ber-langsung.

3 Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah model pem-belajaran yang diterapkan, dalam hal ini yaitu menerapkan pempem-belajaran ko-operatif. Pembelajaran kooperatif mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan suatu masalah, saling mendukung dalam memecahkan masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjkan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, pembelajaran kooperatif dapat diterapkan karena setiap siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan memiliki perbedaan, ada siswa yang memiliki kecepatan belajar tinggi, sedang, dan rendah. Selain itu, pembelajaran kooperatif juga terdapat saling ketergantungan positif dian-tara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian setiap siswa memiliki peluang yang sama dalam memperoleh hasil belajar yang maksimal serta dapat tercipara suasana yang menyenangkan.

Pembelajaran kooperatif terdapat beberapa tipe yang dapat diterapkan, salah satunya adalah pembelajaran tipe STAD. Dengan menerapkan model pembel-ajaran kooperatif tipe STAD agar memberikan kesempatan yang lebih luas ke-pada siswa untuk aktif belajar, membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerjasama, saling bertukar pikiran, memberi kesempatan kepada siswa untuk membangun keterampilan sosial, sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dan membantu siswa meningkatkan hasil belajar matematika.

Slavin (1995 : 71) menyatakan bahwa STAD merupakan model yang paling se-derhana dari model pembelajaran kooperatif dan merupakan model yang cocok untuk para guru yang akan memulai model pembelajaran kooperatif. Dalam

4 model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang heterogen ter-utama dari segi kemampuannya. Selanjutnya, siswa diminta untuk belajar da-lam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru. Pada saat diskusi kelompok sedang berlangsung, guru membimbing kelompok-kelompok belajar dan melakukan pendekatan pada masing-masing kelompok-kelompok agar mereka mampu menyelesaikan masalah dengan sendiri.

Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan discovery. Pendekatan discovery merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan cara berfikir ilmiah siswa, pendekatan ini menempatkan siswa lebih aktif, dimana guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator untuk membantu sis-wa memecahkan masalah sendiri. Sissis-wa berperan aktif dalam proses pembel-ajaran dan dapat menemukan suatu konsep dan pemahaman baru dengan sen-dirinya. Jika siswa menjadi lebih aktif dan memahami konsep dalam proses pembelajaran, maka hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara yang telah dilakukan di SMP Negeri 5 Blambangan Umpu dengan guru bidang studi matematika kelas VIII, diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai ujian semester ganjil pembelajaran matematika tahun pelajaran 2011-2012 pada kelas VIII 2 hanya mencapai 58.50. Jika dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KMM) 65 maka hasil belajar matematika siswa tersebut belum optimal.

5 Aktivitas siswa dalam pembelajaran di SMP Negeri 5 Blambangan Umpu juga rendah. Dari hasil wawancara dengan guru matematika disekolah tersebut, aktivitas siswa selama proses pembelajaran didominasi aktivitas bertanya pada saat pembelajaran, memperhatikan penjelasan guru, mencatat, serta menger-jakan soal latihan dan itu juga tidak dilakukan oleh seluruh siswa. Siswa yang bertanya pada guru maupun pada temannya dalam proses pembelajaran sangat sedikit, hal ini mungkin pembelajaran yang ada kurang menumbuhkan rasa ke-ingintahuan siswa.

Rendahnya aktivitas siswa akibat kurang tepatnya pendekatan pembelajaran yang digunakan terhadap kondisi siswa. Selama ini proses pembelajaran mate-matika yang dilaksanakan oleh guru yaitu menyampaikan informasi dengan ce-ramah, memberikan contoh soal dan penyelesaiannya, kemudian memberikan latihan yang harus dikerjakan siswa baik di sekolah maupun di rumah. Namun ada kalanya pada proses pembelajaran guru melakukan diskusi kelompok an-tarsiswa (siswa dibagi menjadi beberapa kelompok). Kegiatan belajar dan mengajar didominasi oleh guru.

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang “Pengaruh Penerapan Pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan discovery terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Blambangan Umpu, Way Kanan semester genap tahun pelajaran 2011/2012.”

6 Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam pene-litian ini adalah “Apakah penerapan pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan discovery berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 5 Blambangan Umpu, Way Kanan tahun pelajaran 2011/2012?”

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran tipe STAD dengan pendekatan discovery berpengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.”

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis. Manfaat tersebut.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemi-kiran terutama dalam mengembangkan dan meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi guru dan peneliti lain.

a. Diharapkan dapat memberikan informasi dalam upaya menyusun pem-belajaran untuk mengembangkan dan meningkatkan aktivitas belajar dan hasil

7 belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan discovery.

b. Diharapkan dapat menjadi sarana bagi pengembangan diri, menambah pengetahuan terkait dengan penelitian menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan discovery serta sebagai acuan atau refrensi pada penelitian yang sejenis.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah 1. Pengaruh

Pengaruh model pembelajaran yang dimaksud merupakan daya yang ditim-bulkan dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pendekatan discovery terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 5 Blambangan Umpu. Pembelajaran dalam penelitian ini dikatakan berpengaruh jika secara statistik memberikan hasil yang signifikan.

2. Pembelajaran Tipe STAD

Pembelajaran Tipe STAD adalah tipe pembelajaran kooperatif, dimana siswa bekerja sama dalam satu kelompok kecil (4 sampai 5 orang) yang heterogen, untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran di kelas. Tipe STAD ini terdi-ri daterdi-ri 5 komponen utama, yaitu persentasi kelas, kegiatan kelompok, evaluasi, pemberian skor individu dan penghargaan kelompok.

8 Pendekatan Discovery merupakan pendekatan mengajar yang berusaha mele-takkan dasar dan cara berfikir ilmiah siswa, pendekatan ini menempatkan sis-wa lebih banyak belajar sendiri (aktif), dan mengembangkan kekreatifan da-lam memecahkan masalah. Dada-lam hal ini, guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator untuk membantu siswa memecahkan masalah sendiri, sehingga siswa akan dapat menemukan suatu konsep dan pemahaman baru dengan sen-dirinya.

3. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas yang ter-jadi selama proses pembelajaran berlangsung, yang terdiri dari memperhatikan penjelasan guru, siswa bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru, me-ngerjakan LKS, berdiskusi antara siswa dalam kelompok, mempresentasikan hasil diskusi atau memperhatikan presentasi hasil diskusi, menanggapi atau bertanya pada saat persentasi, dan menarik sebuah kesimpulan.

4. Hasil belajar

Hasil belajar yang dimaksud adalah kemampuan atau penguasaan siswa ter-hadap materi yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran. Hasil belajar ini dibatasi pada aspek kognitif yang direpresentasikan dengan nilai tes.

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Kajian Teori

1. Pembelajaran Kooperatif

Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Teori prinsip kerjasama pertama kali dikenalkan oleh Grice (1975). Menurut Grice, prinsip kerjasama adalah prinsip percakapan yang membim-bing pesertanya agar dapat melakukan percakapan secara kooperatif dan dapat menggunakan bahasa secara efektif dan efisien. Prinsip kerjasama tidak ber-laku jika percakapan diber-lakukan dengan seorang diri. Prinsip kerjasama yang baik dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, wujud nyata dalam proses pembelajaran adalah diharapkan keterlibatan setiap siswa di da-lam tugas-tugas kelompok, bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

Prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif (Muslimin dkk, 2000) adalah se-bagai berikut.

a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

c. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

10

e. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

f. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta untuk mempertanggung-jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Triatno (2009: 42) menyatakan sebagai berikut:

“ Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, menfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru.”

Model pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) adalah rangkaian

kegiat-an belajar ykegiat-ang dilakukkegiat-an oleh siswa dkegiat-an kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah di rumuskan.

Untuk mencapai hasil yang maksimal, menurut Lie (2002: 30) terdapat lima (5) unsur pemembelajaran kelompok yang harus diterapkan yaitu:

1) Saling ketergantungan positif

2) Tanggung jawab perseorangan (individual)

3) Tatap muka

4) Komunikasi antar anggota (keahlian bekerjasama)

5) Evaluasi proses kelompok

Menurut Slavin (dalam As’ari, 2003: 6), ada dua aspek yang melandasi keber-hasilan pembelajaran kooperatif, yaitu:

1) Aspek motivasi

Pada dasarnya aspek motivasi ada di dalam konteks pemberian penghar-gaan kepada kelompok. Adanya penilaian yang didasarkan atas keber-hasilan kelompok mampu menciptakan situasi dimana setiap anggota kelompok mengupayakan agar tujuan kelompoknya tercapai lebih dahulu. Hal ini mengakibatkan setiap anggota kelompok terdorong untuk mengajak, mendukung, dan membantu koleganya untuk menyelesaikan tugas dengan baik.

11

2) Aspek kognitif

Asumsi dasar dari teori perkembangan kognitif adalah bahwa interaksi an-tar siswa di sekian-tar tugas-tugas yang sesuai akan meningkatkan ketuntasan mereka tentang penguasaan konsep-konsep penting.

Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan semangat belajar siswa (Slavin, 2005: 17). Belajar kooperatif siswa yang berkemampuan rendah men-dapat kesempatan untuk belajar dari temannya yang lebih memahami materi yang diajarkan. Siswa yang menguasai materi dengan baik berkesempatan un-tuk menjadi tutor bagi temannya sehingga pemahamannya lebih baik.

2. Pembelajaran Tipe STAD

Pembelajaran tipe STAD ini merupakan tipe dari pembelajaran kooperatif de-ngan menggunakan kelompok-kelompok kecil dede-ngan jumlah anggota tiap ke-lompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tuju-an pembelajartuju-an, penyampaituju-an materi, kegiattuju-an kelomppok, kuis dtuju-an penghar-gaan kelompok. (Triatno, 2009 : 68)

Pembelajaran tipe STAD menuntun siswa untuk berdiskusi dalam kelompok-nya yang merupakan komponen kegiatan paling penting. Hal ini karena STAD sangat berperan dalam aktualisasi kelompok secara sinergis untuk mencapai hasil yang terbaik dan dalam pembimbingan antar anggota kelompok sebagai suatu kesatuan dapat mencapai yang terbaik. Anggota kelompok yang memi-liki kemampuan dibawah rata-rata tidak boleh di abaikan tetapi merupakan ke-wajiban anggota yang lain untuk membantunya mengatasi masalah dalam pem-belajaran.

12 Pembelajaran tipe STAD merupakan model pembelajaran yang terdiri dari mengajar, belajar dalam kelompok, tes, dan pemberian penghargaan terhadap kelompok. Tahap-tahap dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin (2008: 71) adalah sebagai berikut:

a. Presentasi Kelas

Materi pelajaran disampaikan pada presentasi kelas, bisa menggunakan pe-ngajaran langsung atau diskusi yang dipimpin oleh guru. Pada pendahulu-an ditekpendahulu-ankpendahulu-an pada apa ypendahulu-ang dipelajari siswa dalam tugas kelompok. Hal ini penting karena akan membantu siswa dalam melaksanakan tes, dan skor tes mereka akan dihitung untuk memperoleh poin kelompok.

b. Belajar Kelompok

Kelompok siswa yang akan dibentuk terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk ti-ap kelompok yang dibentuk berdasarkan perbedaan kemampuan dan jenis kelamin. Siswa belajar dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa juga akan diberikan kebebasan menentukan cara yang akan digunakan dalam menyelesaikan tugas tersebut sesuai de-ngan kemampuan yang dimiliki oleh tiap anggotanya. Setiap anggota ke-lompok harus saling membantu dan bertanggungjawab atas keberhasilan kelompoknya.

c. Tes

Setelah melakukan beberapa kali pertemuan, siswa diberikan tes individu. Pada saat tes siswa tidak boleh membantu satu sama lain. Tes ini dilaku-kan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

13 d. Poin Peningkatan Individu

Setiap siswa diberi skor dasar berdasarkan skor tes awal, kemudian siswa diberi skor untuk tes akhir. Poin peningkatan individu diberikan berdasar-kan selisih antara skor tes akhir dengan skor tes awal. Kriteria pemberian poin peningkatan menurut Slavin (1995:71) dapat dilihat pada tabel beri-kut.

Tabel 2.1 Kriteria Poin Peningkatan Skor Tes Setiap Individu.

Skor Tes Skor Perkembangan

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5

10 poin hingga 1 poin di bawah skor awal 10

10 poin di atas skor awal 20

Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30

Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal) 30

Slavin (1997:80)

e. Penghargaan Kelompok

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan poin peningkatan kelom-pok. Untuk menentukan poin kelompok digunakan rumus:

Nk Kelompok Anggota Banyaknya Kelompok Anggota Setiap Peningka Po

Jumlah int tan

Nk = poin peningkatan kelompok

Berdasarkan poin peningkatan kelompok terdapat tiga penghargaan yang diberikan. Kriteria penghargaan kelompok tersebut seperti pada tabel beri-kut.

Dokumen terkait