• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Aktivitas Enzim Saluran Pencernaan

udang vaname pada kedua perlakuan ini lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya (Lampiran 10 dan Lampiran 11). Hal ini diduga karena dengan kecernaan protein yang tinggi yaitu 79,93%± ,   Lampiran    sehingga mampu meningkatkan retensi protein sebesar ,9 %± ,   Lampiran    dan  Lampiran  . Perlakuan K9 juga menunjukkan hasil konversi pakan yang baik yaitu , ±0,09 (Lampiran 15) yang berarti bahwa pakan yang dibutuhkan untuk menjadikan kg daging sebesar 1,83 kg dan ini lebih efektif dalam penggunaan protein baik sebagai sumber energi atau sebagai zat pembangun tubuh sehingga protein yang tidak tercerna dan keluar dalam bentuk sisa metabolisme dapat dikurangi. Kelangsungan hidup selama pemeliharaan udang vaname menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata antara perlakuan dengan kontrol (Lampiran 16). Selama  pemeliharaan  salinitas  air  ‰  sesuai  dengan  kondisi  di  tambak  udang,  DO  berkisar  di  ,0‐ ,   dan  amoniak  berkisar  di  0,0 ‐0,0   dan  pH  berkisar pada  , ‐ ,9  Lampiran  .   

3. Aktivitas Enzim Saluran Pencernaan

Hasil uji aktivitas enzim saluran pencernaan udang disajikan pada Tabel 3 dan Lampiran 18. Dari hasil analisis aktivitas enzim pada saluran pencernaan udang didapatkan aktivitas enzim protease, lipase dan amilase saluran udang yang sejalan dengan kemampuan bakteri dalam menghidrolisis protein, lemak dan karbohidrat pada uji in vitro. Sehingga bakteri yang mampu menghidrolisis protein, lemak dan karbohidrat ini pada saat ditambahkan ke dalam pakan mampu menyumbangkan enzim eksogenous pada udang vaname.

Tabel 3 Aktivitas enzim protease, lipase, amilase dan populasi bakteri (PB)

Parameter

Perlakuan (jenis bakteri)

M2 Z3 K9 S3 Kontrol

Protease (UA/menit) 0,0892 0,0975 0,1157 0,1742 0,0182

Lipase (µ mol AL/menit) 1,565 157,165 33,985 131,255 22,255

Amilase (UA/ menit) 0,0022 0,0028 0,0063 0,0348 0,0134

PB (Log cfu/g) , ±0,019 

, ±0,16

 

Keterangan : (p<0,05) Huruf yang berbeda pada garis yang sama menunjukkan perbedaan antar perlakuan.

Penambahan probiotik pada pakan komersial terhadap udang uji juga memberikan pengaruh yang nyata pada populasi bakteri di saluran pencernaan udang uji (Tabel 3 dan Lampiran 19). Hal ini memacu peningkatan aktivitas enzim endogenous yang diproduksi oleh bakteri dalam saluran pencernaan. Ini dibuktikan dengan populasi bakteri yang lebih tinggi pada saluran pencernaan udang uji pada perlakuan M2, Z3, K9 dan S3 dibandingkan kontrol. Peningkatan populasi bakteri sejalan dengan aktivitas enzim protease, lipase dan amilase pada saluran pencernaan udang vaname.

Pembahasan

Seleksi probiotik dari saluran pencernaan udang vaname menghasilkan kandidat probiotik yang mampu mensekresikan enzim yaitu enzim protease (K9), enzim lipase (Z3) dan enzim amilase (M2) ataupun ketiga enzim baik protease, lipase dan amilase (S3). Isolat K9 sebagai bakteri proteolitik yaitu bakteri yang mampu mensekresikan enzim protease yang akan merombak protein menjadi asam amino. Isolat Z3 sebagai bakteri lipolitik yaitu bakteri yang mampu mensekresikan enzim lipase yang akan mencerna trigliserida dan menghasilkan asam lemak rantai panjang dan gliserol. Sedangkan isolat M2 sebagai bakteri amilolitik yaitu bakteri yang mampu mensekresikan enzim amilase yang akan mendegradasi pati menjadi maltosa dan glukosa yang kemudian diangkut ke dalam sitoplasma sel dan digunakan sebagai sumber karbon dan energi.

Syarat lain suatu bakteri dapat dijadikan kandidat probiotik adalah mampu bertahan pada paparan pH asam dan basa dengan selisih log populasi yang kecil antara pH normal dengan pH asam dan pH normal dengan pH basa. Hal ini sangat penting karena bakteri probiotik harus mampu untuk bertahan pada pH asam lambung dan setelah itu probiotik akan akan berhadapan dengan garam empedu yang ber-pH basa. Bakteri yang mampu bertahan pada pH rendah atau asam dinyatakan bersifat asam atau resisten terhadap asam lambung dan yang berhasil bertahan pada pH basa dinyatakan resisten terhadap garam empedu (Chou & Weimer 1999). Keempat bakteri kandidat probiotik yang terpilih rata-rata

 

memiliki ketahanan terhadap pH asam dan basa dan tetap hidup sampai akhir pengamatan 8 jam. Hal ini diduga karena isolat diseleksi dari saluran pencernaan yang sudah beradaptasi dengan kondisi asam lambung dan garam empedu pada saluran pencernaan.

Peran lainnya yang harus dimiliki suatu bakteri untuk dapat dijadikan kandidat bakteri probiotik yaitu mampu menghasilkan senyawa antibakteri yaitu peptida yang disintesis dalam ribosom sehingga menghambat perkembangan bakteri patogen khususnya V.harveyi yang banyak terdapat pada saluran pencernaan udang vaname dan mampu menjaga keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan.

Supaya mampu hidup dan berkembang dengan baik pada saluran pencernaan maka kandidat probiotik harus mempunyai kemampuan menempel sehingga mampu mengkolonisasi substrat dengan baik. Apabila tidak mampu mengkolonisasi maka bakteri probiotik akan terlepas oleh konstraksi usus (Havenaar et al. 1992). Kandidat probiotik yang terpilih memiliki jumlah koloni yang relatif tinggi menempel pada substrat.

Penambahan probiotik pada pakan komersial terhadap udang uji juga memberikan pengaruh yang nyata pada populasi bakteri di saluran pencernaan udang uji. Ini dibuktikan dengan populasi bakteri yang lebih tinggi pada saluran pencernaan udang uji pada perlakuan M2, Z3, K9 dan S3 dibandingkan kontrol. Hal ini memacu peningkatan aktivitas enzim endogenous yang diproduksi oleh bakteri dalam saluran pencernaan (Ziaei-Nejad et al. 2006). Peningkatan populasi bakteri sejalan dengan aktivitas enzim protease, lipase dan amilase pada saluran pencernaan udang vaname. Dari hasil aktivitas enzim terlihat bahwa enzim protease yang membantu penyederhanaan protein menjadi asam amino memiliki preferensi yang lebih besar digunakan sebagai energi oleh udang dibandingkan dengan enzim lipase atau enzim amilase sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan.

Penambahan probiotik ke dalam pakan komersial juga memberikan pengaruh yang nyata pada pertumbuhan udang vaname. Perlakuan K9 yaitu

  9 udang yang diberikan pakan komersial yang ditambah probiotik penghasil enzim protease menghasilkan pertumbuhan tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya dan hal ini didukung dengan retensi protein yang tinggi serta kecernaan protein yang tinggi. Kecernaan yang tinggi menyebabkan protein dan energi nutrien pakan yang dapat diserap udang lebih tinggi sehingga energi akan lebih banyak tersimpan untuk pertumbuhan. Kecernaan pakan meningkat dengan adanya penambahan probiotik dalam pakan dibandingkan dengan pakan tanpa penambahan probiotik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Handayani et al. (2000) bahwa bakteri pengurai yang ikut termakan akan membantu proses pencernaan dalam saluran pencernaan udang karena bakteri ini mampu memproduksi enzim protease, amilase serta lipase dan meningkatkan keseimbangan bakteri dalam saluran pencernaan. Enzim‐enzim  khusus  yang  dimiliki  oleh  bakteri  ini  sangat  membantu  dalam  pemecahan  molekul  kompleks  menjadi  molekul  sederhana  sehingga  akan  mempermudah  pencernaan lanjutan dan penyerapan oleh saluran pencernaan udang.  

Pertumbuhan yang baik pada perlakuan K9 juga didukung dengan hasil  uji in vitro  bahwa  isolat  K9  paling  besar  mensekresikan  enzim  protease  dengan  diameter  hidrolisa  mencapai  0  mm,  populasi  bakteri  yang  menempel  pada  saluran  pencernaan  lebih  banyak  dibandingkan  isolat  lainnya  dan  tahan  terhadap  kondisi  asam  dan  basa  saluran  pencernaan.  Sehingga isolat K9 berkembang dengan baik pada saluran pencernaan udang  dan  mampu  menyumbangkan  enzim  protease  yang  mendukung  pertumbuhan  udang  vaname.  Enzim  protease  yang  disebut  juga  endopeptidase merupakan kelompok enzim yang paling penting pada udang  karena  peranannya  lebih  dari  0%  pada  pencernaan  udang  Galgani et al.  9 ; Tsai et al.  9 .  Udang vaname memiliki preferensi yang lebih tinggi  untuk  memanfaatkan  protein  sebagai  sumber  energi  dibandingkan  karbohidrat  dan  lemak.  Sebagaimana  diketahui  bahwa  udang  vaname  membutuhkan  protein  yang  tinggi  dibandingkan  ikan  tawar  dan  protein  berperan  sebagai  zat  pembangun  tubuh  Watanabe  9 . Perlakuan  K9  memiliki nilai retensi protein yang paling tinggi dengan konversi pakan yang 

  0 baik yang artinya dengan jumlah konsumsi pakan yang sama  Lampiran  0   udang  perlakuan  K9  lebih  mampu  memanfaatkan  protein  pakan  sehingga  protein  yang  keluar  dalam  bentuk  amoniak  akan  berkurang  dan  hal  ini  berdampak baik bagi lingkungan. Selain itu dengan nilai konversi pakan yang  jauh lebih rendah dibandingkan kontrol maka hal ini sangat menguntungkan  bagi usaha budidaya udang. 

Dari hasil penelitian ini kelangsungan hidup udang uji memberikan hasil yang tidak berbeda nyata antar perlakuan. Hal ini diakibatkan oleh kuantitas serta kualitas pakan yang diberikan cukup untuk mempertahankan kebutuhan pokok udang serta lingkungan yang terjaga dengan baik selama pemeliharaan.

KESIMPULAN

 

Dari saluran pencernaan udang vaname diperoleh 4 isolat potensial bakteri kandidat probiotik penghasil enzim protease (K9), lipase (Z3), amilase (M2) dan menghasilkan enzim protease, lipase dan amilase (S3). Penambahan probiotik K9 pada pakan mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan udang sehingga probiotik K9 berpotensi untuk dijadikan probiotik komersial.

SARAN

Dari hasil penelitian ini maka disarankan penggunaan probiotik K9 dalam pakan udang sehingga meningkatkan kinerja pertumbuhan udang vaname.

Dokumen terkait