• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN

1. Aktivitas Primer a. Logistik Kedalam

Aktivitas yang berhubungan dengan penerimaan, penyimpanan, penyebaran input pada produk (seperti: penanganan bahan baku, gudang dan kontrol persediaan).UsahaIRT pangan olahan berbasiswaluh di Kecamatan Getasan bekerjasama dengan petani didaerah Getasan dan sekitarnya dalam memperoleh bahan baku berupa buah waluh karena sebagian besar mata pencahariannya di sektor pertanian, salah satunya menanam waluh yang dilakukan secara tumpangsari dengan tanaman tembakau. Penanaman waluh dilakukan setiap satu tahun sekali, jadi setiap panen petani di daerah Getasan dapat menghasilkan rata-rata 900 ton. Lama hubungan petani waluh (pemasok) dengan para pengusaha pangan olahan berbasis waluh sudah berjalan lama, rata-rata sekitar 14 tahun. Sedangkan sistem pembayaran untuk pembelian bahan baku juga dilakukan dengan menggunakan sistem cash. Dengan kata lain terima barang, uang juga langsung diberikan. Hal ini akan berdampak pada pemasok yang loyal kepada para pengusaha pangan olahan berbasis waluh dan mendapatkan bahan baku yang berkualitas.

Harga bahan baku waluh pada saat panenmurah yaitu rata-rata Rp 650 per kg. Persediaan waluh digudang tidak pernah kosong karena pada saat panen waluh, para pengusaha pangan olahan berbasiswaluh membelinyadalam jumlah yang sangat besar yaitu rata-rata mencapai 4 ton.Dalam aktivitas

17

pengadaan bahan baku, pemilik berperan dalam pencatatan dan pembayaran pengadaan bahan baku karena dinilai mampu mengerjakan kegiatan tersebut dengan teliti. Bahan baku yang telah sampai di gudang penyimpanan akan dipilah lagi oleh pemilik untuk mengetahui kualitas buah waluh yang baik dan buruk sebelum diolah menjadi produk jadi. Buah waluh yang mempunyai kualitas buruk, maka akan dikirim ke bagian operasi untuk diproses terlebih dahulu. Sedangkan buah waluh yang mempunyai kualitas baik, maka akan diolah pada hari selanjutnya karena masa simpannya lebih tahan lama daripada waluh yang mempunyai kualitas buruk. Jika akan diproses maka bahan baku akan dikirim kebagian operasi secara manual oleh tenaga kerja.Selain itu dalam IRT ini, pemilik belum melakukan pengelompokkan bahan baku yang ideal untuk menghasilkan produk akhir yang berkualitassehingga dapat menjadi pembedadengan produk pesaing.

Berdasarkan analisis diatas para pelaku bisnis dalam rantai nilai memiliki nilai tambah bagi usahaIRT pangan olahan berbasiswaluh di Kecamatan Getasan, sehingga pemilik diharapkan mampu untuk mempertahankan hubungan antar pelaku bisnis yang ada termasuk dengan pemasok, sehingga pemasok dan pemilik usaha pangan olahan berbasiswaluh saling menguntungkan. Selain itu hasil panen waluh tidak digunakan secara maksimal dan hanya dipakai untuk pakan ternak saja/dibuang dengan sia-sia. Oleh karena itu para petani waluh di Kecamatan Getasan mempunyai peluang untuk menjalin kerjasama dengan pihak pengusaha dan pengepul diluar daerah.

b. Operasi

Aktivitas produksi berhubungan dengan pengolahan bahan baku menjadi produk akhir.Waluh yang dibeli oleh para pengusaha olahan berbasiswaluh diproses lebih lanjut dan digunakan untuk bisnis. Dalam melakukan proses produksi, dibutuhkan beberapa bahan baku tambahan selain bahan baku utama. Bahan tambahan yang digunakan berbeda-beda dalam

18

memproduksi produk pangan olahan berbasiswaluh tergantung pada jenis produk yang dibuat, dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1.5 Produk yang Dihasilkan dan Bahan-Bahan yang Dibutuhkan dalam Memproduksi Produk Pangan Olahan BerbasisWaluh pada UsahaIRT Pangan

Olahan Berbasis Waluh di Kecamatan Getasan

Produk yang dihasilkan Bahan-bahan

Geplak Waluh Waluh, kelapa, gula pasir

Stik Waluh Waluh. Terigu, telur, margarine, bawang, garam Emping Waluh Waluh, terigu, telur, margarine, bawang, garam Pia Waluh Waluh, kelapa, gula pasir, terigu, telur Gelek Waluh Waluh, terigu mentega, gula pasir, wijen

Kripik Waluh Waluh

Sirup Waluh Ekstrak air waluh, gula pasir, rempah-rempah (cengkih, kayu manis, sereh, pandan)

Egg Roll Waluh Waluh, telur, gula pasir, susu cream

Wingko Waluh Waluh, kelapa, gula pasir, tepung ketan, telur

Sumber : Data Primer, 2014

Untuk melakukan proses produksi diatas, para pengusaha pangan olahan berbasis waluh tidak memiliki hambatan terkait dengan bahan baku karena melimpahnya bahan baku terutama buah waluh di Kecamatan Getasan. Namun pada saat memproduksi produk pangan olahan berbasis waluh tidak diterapkan SOP (Standar Operating System) yang jelas sehingga mutu produk yang kurang terjamin.

Dalam proses produksi pada usaha IRT pangan olahan berbasiswaluh di Kecamatan Getasan rata-rata memperkerjakan 3 tenaga kerja yang diambil dari penduduk sekitar, terdiri dari 1 tenaga kerja laki-laki dan 2 tenaga kerja perempuan. Aktivitas pembuatan adonan dan pemasakan dalam kompor gas dikerjakan oleh laki-laki, karena memerlukan aktivitas fisik yang lebih banyak. Sedangkan tenaga kerja perempuan berperan dalam mempersiapkan bahan-bahan dan bumbu-bumbu yang akan diproses menjadi produk akhir, karena dianggap memiliki kemampuan memasak yang lebih baik dibandingkan laki-laki. Aktivitas memotong adonan, mencetak, sampai

19

mengemas dikerjakan oleh perempuan, karena memerlukan pengerjaan yang rapi dan teliti.

Dalam melakukan proses produksi, terdapat limbah yang berupa kulit dan ampas waluh, yang diambil oleh peternak sapi secara cuma-cuma. Sehingga para pengusaha pangan olahan berbasiswaluh tidak membuang limbah yang menyebabkan pencemaran lingkungan sekitar.

Adapun hambatan yang dialami oleh usaha IRT pangan olahan berbasis waluh yaitu dalam pembuatan geplak waluh karena alat yang digunakan masih sederhanasehingga dalam memproduksi olahan waluh kurang maksimal dan kehigienisan produk kurang terjamin.

c. Logistik Keluar

Aktivitas logistik keluar berhubungan dengan pendistribusianproduk.Setelah proses produksi selesai, hasilnya tidak disimpanterlebih dahulu terutama untuk geplak waluh dan pia waluh karena umur simpannya hanya bertahan 6 hari. Sedangkan untuk produk-produk kering, misal stik. emping gelek, kripik, egg roll waluh umur simpannya bertaha hingga 65 hari. Jadi stok penyimpanannya cukup banyak. IRT pangan olahan berbasis waluh dalam menjalankan usahanya hanya menggunakan sistem pendistribusian produk pagan hasil olahan waluh dengan saluran distribusi yaitu mendistribusikan produknya ke komplek wisata dan tempat penginapan yang berada di Kopeng serta Balai Diklat Ambarawa. Selain itu mereka juga menjual hasil produksinya di rumah produksi. Dalam menyalurkan produkpangan hasil olahan berbasis waluh ke pemesan, usaha IRT pangan olahan berbasis waluh memiliki alat transportasi sendiri berupa mobil pribadi dan sepeda motor.

Usaha IRT pangan olahan berbasis waluh dalam menjalankan distribusinya kepada pemesan mempertimbangkan hal-hal seperti pengiriman barang dalam kota, dikirim menggunakan transportasi sendiri atau pengecer dapat mengambil sendiri ke rumah produksi usahaIRT pangan olahan berbasis

20 34% 17% 14% 35% Komplek Wisata Kopeng Tempat-Tempat Penginapan di Kopeng Balai Diklat Ambarawa Kecamatan Getasan

waluh. Sedangkan pendistribusian produk pangan hasil olahan berbasis waluh keluar kota atau daerah sarana transportasi menggunakan jasa distribusi dan ongkos kirim ditanggung oleh pembeli.

Jalur distribusi yang digunakan oleh usaha IRT pangan olahan berbasis waluh di Kecamatan Getasan adalah saluran distribusi dua tingkat (Basuswasta, 1986). Dimulai dari produsen yaitu Ibu Nurdjanahdan Ibu Nanik Daryanti kemudian kepihak pengecer seperti komplek wisata dan tempat penginapan yang berada di Kopeng, Balai Diklat Ambarawa serta di daerah Kecamatan Getasan sendiri kemudian ke konsumen. Produk-produk yang dihasilkan oleh usaha IRT pangan olahan berbasiswaluh di Kecamatan Getasan antara lain geplak waluh, pia waluh, egg roll waluh, wingko waluh, sirup waluh, emping waluh, stik waluh, gelek waluh, dan kripik waluh. Banyak produk yang dihasilkan oleh usaha IRT pangan olahan berbasiswaluh di Kecamatan Getasan merupakan salah satu strategi untuk memenuhi keinginan konsumen.

Penjualan produk pangan hasil olahan berbasis waluh padaIRT pangan olahan berbasis waluh di Kecamatan Getasan dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.3Penjualan Produk Pangan Olahan Berbasis Waluh pada IRT Pangan Olahan Berbasis Waluh di Kecamatan Getasan

(Sumber Data Primer, 2014)

Gambar diatas menjelaskan bahwa penjualan produk hasil olahanberbasis waluh di Kecamatan Getasan dan komplek wisata Kopeng

21

memiliki prosentase terbesar karena meningkatnya wisata di daerah Kopeng-Salatiga yaitu sebesar 35% dan 34%. Perusahaan yang melakukan pembelian hasil olahan berbasis waluh terendah yaitu tempat penginapan yang berada di Kopeng dan Balai Diklat Ambarawa (17% dan 14%).

Usaha IRT pangan olahan berbasiswaluh hanya bersedia menjual produknya secara tunai melalui transfer melalui bank atau langsung, karena mereka tidak ingin berspekulasi dengan resiko piutang tidak tertagih.

d. Pemasaran dan Penjualan

Usaha IRT pangan olahan berbasiswaluh di Kecamatan Getasan dalam melakukan usaha pemasaran dan penjualan produk pangan hasil olahan berbasiswaluh menggunakan media promosi, yaitu :

a) Mengikuti pameran b) Mengikuti lomba

c) Menerima kunjungan tamu d) Menerima KKN, KKU, PKL e) Media cetak (koran, tabloid)

f) Media elektronik (radio, tv lokal, tv nasional) g) Internet (blog, email, facebook)

Pemasaran, penjualan, dan penerimaan pesanan pada usaha IRT pangan olahan berbasiswaluh di Kecamatan Getasan dilakukan oleh pemilik. Dalam tugasnya pemilik memiliki tanggung jawab memenuhi permintaan dari para pelanggan dan selalu berkoordinasi dengan bagian produksi yaitu tenaga kerja untuk dapat memenuhi kebutuhan permintaan. Jadi, tenaga kerja dipekerjakan hanya untuk melakukan produksi.

Setiap kemasan dari produk-produk yang dihasilkan oleh usaha IRT pangan olahan berbasis waluh sesuai dengan standard yaitu produk yang mempunyai kemasan baik, volume pas, dan memiliki tanggal kadaluwarsa.

22

Agar konsumen mudah mengenali dan mendapatkan produk yang bersangkutan, para pengusaha pangan olahan berbasis waluh menggunakan merek dagang sebagai berikut:

a) IRT Rizky : “RIZKY” b) IRT Karuna : “BU NANIK”

Penggunaan merek dagang ini agar produk dapat dibedakan dengan produk sejenis. Selain itu produk dengan merek dagang akan lebih nyaman digunakan oleh konsumen, karena telah teruji kualitasnya. Selain itu banyak produk pesaing yang menggunakan bahan baku sama. Produk-produk yang dihasilkan oleh usaha IRT pangan olahan berbasis waluh sudah berbadan hukum. Hal ini ditunjukkan dengan sudah didapatkan sertifikat halal dari majelis ulama Indonesia (MUI), sertifikasi produksi pangan industri rumah tangga (SPP-IRT), dan telah mendapatkan surat ijin usaha perdagangan (SIUP) dari dinas perindustrian, perdagangan, dan penanaman modal.

Usaha IRT pangan olahan berbasis waluh berupaya memperluas segmen pasar ke pasar modern dan luar daerah karena variasi produk sudah dilakukan. Namun para pemilik usaha IRT pangan olahan berbasis waluh mempunyai pekerjaan tetap dan tidak bisa ditinggalkan, maka usaha tersebut tidak bisa berkembang untuk masuk kedalam pasar modern.

Selain itu usaha IRT pangan olahan berbasiswaluh memberikan potongan harga sesuai dengan kuantitas yang dibeli agar pelanggan (pengecer) atau pembeli membeli dalam jumlah yang besar.

e. Pelayanan

Pelayanan yang dilakukan oleh usaha IRT pangan olahan berbasiswaluh untuk memberikan kepuasan tersendiri bagi para pelanggan atau pengecer dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pembeli dalam bentuk ramah tamah seperti makan bersama dalam komunikasi yang terjalin dengan baik. Dampak yang timbul dari pelayanan tersebut sampai saat ini hubungan antara usaha IRT pangan olahan berbasiswaluh di

Dokumen terkait