• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN

3. Aktivitas Usaha PT Bank SUMUT Syariah Cabang Medan

Dalam aktivitasnya PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan menerapkan beberapa prinsip operasional, antara lain adalah :

a. Prinsip titipan atau Simpanan (Depository / Al-Wadi’ah)

Al-Wadi’ah dapat diartikan sebagai titpan murni dari suatu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan kembalikan kapan saja jika si pemilik menghendaki. Prinsip ini dapat diaplikasikan pada produk giro dan tabungan berjangka.

b. Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing)

Prinip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat dilakukan dalam empat akad utama yaitu musyarakah, mudharabah, muzara’ah, dan musaqah. Namun yang paling banyak digunakan adalah musyarakah dan mudharabah sedangkan muzara’ah dan musaqah dipergunakan khusus unutk plantation finansing oleh beberapa bank Islam. Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing – masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana

pihak pertama (Shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh si pemilk modal selama kerugian itu bukan kesalahan akibat kelalaian si pengelola. Prinsip ini dapat diaplikasikan dalam produk tabungan, deposito maupun pembiayaan.

c. Prinsip Jual Beli (Sale and Purchase)

Prinsip jual beli yang diaplikasikan dalam perbankan syariah pada umumnya adalah murabahah yaitu jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Prinsip ini dapat diaplikasikan dalam pembiayaan. Jenis lain dari prinsip jual ini adalah Salam dan istishna. Salam yaitu kontrak jual beli dengan pembayaran dimuka sedangkan barang diserahkan dikemudian hari sedangkan istishna adalah kontrak penjualan dengan pembayaran cicilan atau ditangguhkan sampai waktu yang disepakati.

d. Prinsip Sewa (Al-Ijarah)

Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri. Al-Ijarah dapat diaplikasikan dalam bentuk operating lease maupun financianl lease.

e. Prinsip Wakalah

Wakalah berarti penyerahan, pendelegesian, atau pemberian mandat yaitu pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada yang lain dalam hal – hal yang

diwakilkan. Prinsip ini diaplikasikan dalam produk kliring, transfer dan inkaso. Bank dalam hal ini memperoleh fee.

f. Prinsip Kafalah

Al-Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Prinsip ini dapat diaplikasikan dalam produk Bank Garansi.

Produk – produk PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan yang telah mendapat persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah (DPS) terdiri dari :

Produk Pendanaan Tabungan Marhamah (Mudharabah) Tabungan Marwah (Wadiah)

Giro Wadiah

Deposito Ibadah (Mudharabah) Produk Pembiayaan Jual Beli Murabahah

Mudharabah Musyarakah Ijarah

Produk Jasa Bank Garansi (Kafalah)

Fitur Produk PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan. a. Tabungan Marhamah (Mudharabah)

Tabungan Marhamah menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah yaitu suatu perkongsian antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal/penabung) menyediakan dan pihak kedua (mudhrib/Bank) bertanggung jawab atas pengelola usaha. Bank sebagai pengelola dana bebas menggunakannya asal tidak bertentangan dengan syariah islam. Keuntungan dibagikan sesuai dengan nisbah/ratio bagi hasil yang telah disepakati bersama. Apabila rugi, shahibul maal turut menanggung kerugian tersebut.

b. Tabungan Marwah (Wadiah)

Tabungan marwah menggunakan prinsip Wadiah Yad ad-Dhammanah dimana bank sebagai penerima dana titipan dapat memanfaatkan dana tersebut dengan seizin pemiliknya dan menjamin untuk mengembalikan titipan tersebut secara utuh setiap saat si pemilik menghendaki. Dalam hal ini pemilik tabungan mendapatkan bonus yang besarnya tidak diperjanjikan dimuka.

c. Giro Wadiah

Giro wadiah juga menggunakan prinsip Wadiah Yad ad-Dhammanah dimana pemilik modal (Giran) tidak mendapatkan jasa giro tapi mendapatkan bonus yang besarnya tidak diperjanjikan dimuka.

d. Deposito Ibadah (Mudharabah)

Deposito Ibadah menggunakan prinsip mudharabah multaqah dimana deposan memberikan kekuasaan mutlak kepada bank dalam pengelolaan dana.

e. Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan Murabahah merupakan akad jual beli antara bank dengan nasabah dimana bank membeli barang yang diperlukan nasabah dan menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama.

1. Syarat – syarat Murabahah

a. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah.

b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan dan bebas riba.

c. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian dan menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian.

d. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian yang telah disepakati kualifikasinya.

2. Mekanisme Pembiayaan

a. Bank dan nasabah melakukan negosiasi untuk melakukan jual beli barang meliputi jenis barang, kualifikasinya, harga barang serta cara pembayarannya.

b. Bank menghubungi supplier barang yang akan dibeli bersepakat untuk melakukan pembelian barang sesuai dengan yang diminta nasabah.

d. Bank melakukan pembayaran kepada supplier dan jaminan telah diikat sesuai ketentuan.

e. Supplier mengirimkan barang langsung kepada nasabah.

f. Nasabah membayar kepada bank sesuai dengan jangka waktu yang disepakati.

3. Fitur Pembiayaan Murabahah a. Tujuan akad Murabahah

1. Barang konsumsi, seperti rumah, kendaraan/alat transportasi, alat – alat rumah tangga dan sejenisnya (tidak termasuk renovasi atau proses membangun)

2. Persediaan barang dagangan

3. Bahan baku dan atau bahan pembantu produksi (tidak termasuk proses produksi)

4. Barang modal, seperti pabrik, mesin dan sejenisnya.

5. Aset lain yang tidak bertentangan dengan syariah dan disetuji Bank. b. Bank berhak menentukan supplier atas barang yang dibeli oleh nasabah dan

menerbitkan Purchase Order (PO) dan Dilevery Order (DO) kepada supplier sesuai kesepakatan dengan nasabah dimana uang pembelian barang langsung ditransfer kepada penjual/supplier.

d. Harga jual bank ditetapkan pada awal perjanjian dan tidak boleh berubah selama waktu akad dan bila nasabah memberikan uang muka (down payment) maka uang muka tersebut dianggap sebagai pengurang piutang. e. Nasabah dapat dibebani biaya administrasi, biaya notaries dan lainnya. f. Dokumentasi terdiri dari :

1. Surat Persetujuan Prinsip (Offering Letter). 2. Akad Jual Beli Murabahah

3. Perjanjian Pengikatan Jaminan

4. Surat Permohonan Realisasi Murabahah.

5. Tanda Terima Uang / Bukti Pembayaran Kepada Supplier 6. Tanda Terima Barang Yang Ditanda –tangani Nasabah.

g. Realisasi fasilitas pembiayaan murabahah dapat dilakukan setelah akad ditanda-tangani dan bank telah menerima dokumen bukti transaksi serta penyerahan barang dari supplier kepada nasabah selaku wakil bank. Harga pembelian barang tersebut dibayarkan langsung oleh bank kepada supplier, sedang nasabah selaku pembeli akhir menandatangani tanda terima barang yang dibeli dari bank dengan penmbayaran secara tangguh.

f. Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan yang dilakukan melalui kerjasama usaha antara dua pihak dimana Bank menyediakan modal 100% sedang pihak lainnya menjadi pengelola usaha/debitur dengan mensyaratkan jenis ataupun bentuk usaha yang dilakukan.

a. Pihak yang terkait dena akad adalah cakap bertindak hokum.

b. Ucapan Ijab (penawaran) dan Qabul (penerimaan) yang diucapkan harus memenuhi syarat – syarat berikut :

1. Penerimaan harus jelas dinyatakan di dalam akad/kontrak.

2. Penerimaan dari penawaran dilakukan ditempat yang telah disepakati. 3. Penerimaan memiliki syarat yang sama dengan penawaran.

c. Persyaratan modal harus :

1. Berbentuk uang bukan barang 2. Jumlahnya jelas

3. Tunai (bukan berbentuk utang) 4. Langsung diserahkan ke mudharib

d. Pembagian keuntungan harus jelas dan besar kecilnya sesuai nisbah yang disepakati.

e. Mudharabah menjadi tanggung jawab sepenuhnya shahibul maal kecuali diakibatkan dari kesalahan/penyimpangan yang disengaja oleh mudharib, lalai atau menyalahi perjanjian.

f. Persyaratan atas proyek/pekerjaan yang ditawarkan mudharib adalah sebagai berikut :

1. Pekerjaan/proyek adalah hak eksklusif mudharib tanpa campur tangan shahibul maal.

2. Shahibul maal tidak boleh membatasi tindakan mudharib dalam mencapai tujuan akhir mudharabah yaitu keuntungan, tetapi punya hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan,

3. Mudharib harus memenuhi syarat – syarat yang ditentukan shahibul maal jika syarat tersebut tidak bertentangan dengan akad mudharabah.

2. Fitur Produk Pembiayaan Mudharabah

a. Tujuan pembiayaan Mudharabah Muqayyadah adalah pembiayaan bersama (perkongsian antara labour skill dan capital) atau suatu proyek seperti proyek agribisnis (perpaduan antara pemilik lahan/modal dengan ahli pertanian). 1. Jasa (membiayai pendirian poliklinik/medical center).

2. Pembiayaan transaksional (uasaha kontruksi bidang pembangunan fisik dan engineering, pembuatan jalan, pembangunan gedung).

3. Transaksi eksport yang didukung dengan L/C. 4. Perdagangan yang bersifat transaksional (catering). 5. Perdagangan biasa (supermarket, Waralaba).

b. Akad disesuaikan dengan proyek/usaha yang akan dilakukan oleh nasabah/calon debitur.

c. Maksimum pembiayaan disesuaikan dengan nilai proyek/usaha/transaksi berdasarkan hasil analisa menggunakan proyeksi cash flow.

d. Self financing tidak ada.

e. Jangka waktu pembiayaan mudharabah muqayyadah sesuai dengan : 1. Jangka waktu proyek (sesuai dengan kontrak proyek).

2. Maksimal 1 tahun untuk pembiayaan diluar proyek.

f. Untuk menjaga amanah yang diberikan shahibul maal (Bank) mudharib berkewajiban menyerahkan jaminan.

g. Pengikatan jaminan mengikuti ketentuan yang berlakudan dilakukan penutupan asuransi atas jaminan tersebut.

h. Pengakuan pembiayaan midharabah muqayyadah sebagai investasi bank sejak akad pembiayaan ditandatangani serta surat Permohonan realisasi Pembiayaan diterima bank.

i. Pengakuan keuntungan dilakukan pada saat terdapat pembayaran dari nasabah (untuk modal kerja) atau pada akhir proyek untuk pembiayaan transaksional/proyek selesai dan pembayaran telah diterima (cash basis), pengakuan denda tidak ada.

h. Pembiayaan Ijarah

Ijarah adalah pembiayaan yang berupa kontrak sewa yang diakhiri dengan penjualan. Dalam kontrak ini pembayaran sewa telah diperhitungkan sedemikian rupa sehingga sebagian padanya merupakan pembelian terhadap barang berangsur.

1. Rukun dan syarat Ijarah a. Pernyataan Ijab dan Qabul

b. Pihak yang berkontrak terdiri dari pembeli sewa (lessor, pemilik asset, bank) dan penyewa (lessee, pihak yang mengambil manfaatdari pengguna asset, nasabah).

d. Manfaat dari penggunaan asset dalam ijarah adalah objek kontrak yang harus dijamin karena ia rukun yang harus dipenuhi sebagai ganti dari sewa dan bukan asset itu sendiri.

e. Akad ijarah adalah berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berkontrak, baik secara verbal atau dalam bentuk lain yang equivalent, dengan cara penawaran dari pemilik asset (Lembaga Keuangan Syariah) dan penerimaan dinyatakan oleh penyewa (nasabah).

2. Fitur Pembiayaan Ijarah

a. Pembiayaan Ijarah digunakan untuk pembiayaan pengadaan barang (terutama barang investasi) melalui sewa, seperti alat – alat berat, alat transportasi, property, dsb.

b. Mekanisme Pembiayaan

1. Nasabah mengajukan permohonan ke bank untuk pembiayaan ijarah. 2. Setelah semua syarat dipenuhi, bank membeli objek sewa sesuai

dengan kebutuhan nasabah ke penjual/supplier.

3. Barang diserahkan ke nasabah dan nasabah membayar uang sewa sesuai kesepakatan.

4. Selama masa sewa, barang tersebut masih menjadi milik bank.

5. Pada akhir perjanjian sewa, sesuai kesepakatan barang harus dibeli oleh nasabah dengan memperhitungkan pembayaran sewa.

c. Penentuan harga sewa ditetapkan sebesar harga perolehan ditambah margin yang diinginkan oleh bank. Penyewa diharuskan untuk membeli/memiliki asset tersebut dengan harga yang disepakati bersama.

d. Pembiayaan sewa berupa total pembiayaan ditambah margin dan sesuai dengan jangka waktunya dibayarkan secara angsuran.

e. Apabila nasabah ingin membeli sebelum jangka waktu yang diperjanjikan, maka perhitungan harga jual bank yang disesuaikan dengan jangka waktunya.

4. Akuntansi Murabahah dan Pendapatan Murabahah

Dalam hal ini, penulis akan membahas dan menganalisa salah satu produk pembiayaan yang ditawarkan oleh PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan, yaitu pembiayaan murabahah. Adapun tahap-tahap yang biasa dilakukan oleh PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan bila nasabah ingin meminjam dana untuk membeli suatu barang tertentu, misalnya barang untuk konsumtif (sepeda motor), maka suka atau tidak suka ia harus melakukan jual beli dengan bank syariah. Di sini bank syariah selaku penjual sedangkan nasabah selaku pembeli dan bank syariah tidak boleh mengambil keuntungan dari pinjaman tersebut. Karena itu, harus dilakukan jual beli, dimana bank syariah dapat mengambil keuntungan dari harga barang yang dijual.

Seperti juga dalam perbankan konvensional, PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan juga menetapkan syarat-syarat umum untuk sebuah pembiayaan, seperti hal berikut :

1). Surat permohonan tertulis yang memuat gambaran umum usaha, rencana dan rincian dana

2). Legalitas usaha seperti identitas diri, akte pendirian usaha dan lain-lain

3). Laporan keuangan seperti neraca dan laporan rugi laba, data persediaan terakhir, penjualan dan rekening bank bagi perusahaan ssedangkan untuk individu data keuangan bisa berupa rekening bank serta dokumen pendukung lainnya yang dibutuhkan dalam pembiayaan murabahah

Bai’al-Murabahah termasuk dalam jenis pembiayaan modal kerja komponen persediaan, dimana bila barang jadi itu dijual dengan kredit, ia berubah menjadi piutang dan melalui proses collection akan berubah menjadi kas kembali. Jenis pembiayaan yang dapat diberikan dengan system murabahah ini adalah :

a). Pembelian rumah/gedung atau sejenisnya b). Pembelian kendaraan/alat transportasi c). Pembelian alat-alat industri

d). Pembelian aset lain yang tidak bertentangan dengan syariah dan disetujui oleh bank

Sedangkan dalam penentuan harga jual akan ditetapkan di awal perjanjian dan tidak boleh berubah selama waktu perjanjian. Dan apabila nasabah memberikan uang muka (urbun/down payment) pada saat yang sama, maka uang muka nasabah tersebut

sudah dianggap sebagai angsuran pertamanya, Secara otomatis pula akan mengurangi jumlah total angsuran/kewajiban yang dibayar. Namun demikian jual beli yang dibuat antara bank dengan nasabah tetap akan berpedoman kepada harga jual-beli awal yang telah disepakati.

Pengakuan pendapatan yang digunakan oleh PT. Bnak SUMUT Syariah Cabang Medan, yaitu :

1). Pendapatan pembiayaan murabahah PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan diakui bila kewajiban nasabah sudah dibayar

2). Semua biaya administrasi yang timbul akibat dari perjanjian ini ditanggung oleh nasabah, dan diakui sebagai pendapatan bank.

Piutang merupakan bagian aktiva yang cukup besar nilainya bagi bank dan juga merupakan aktiva yang likuid jika piutang tersebut telah tertagih. Oleh karena itu adalah penting bagi bank untuk memikirkan kebijaksanaan dalam pengelolaan piutang yang baik termasuk pencatatan dan penagihan piutang yang tepat.

Pengakuan piutang murabahah :

1). Pada saat akad murabahah, piutang murabahah diakui sebesar nilai perolehan ditambah keuntungan yang disepakati

2). Pada akhir periode laporan keuangan, piutang murabahah dinilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu jumlah piutang jatuh tempo dikurangi penyisihan piutang diragukan

Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada contoh kasus berikut ini termasuk jurnal- jurnal yang dicatat oleh bagian accounting PT. Bank SUMUT Syariah sebagai berikut:

Seorang nasabah ingin memiliki sebuah kendaraan bermotor berupa sepeda motor, ia dapat datang ke bank dan memohon agar bank membelikannya. Setelah diteliti dan dinyatakan dapat diberikan, bank membelikan sepeda motor tersebut dan diberikan kepada nasabah. Jika harga sepeda motor tersebut Rp 15.000.000,- dan nasabah menganngsur selama 12 bulan. Kemudian bank menetapkan margin murabahahnya adalah sebesar 20% dengan sistem flat, maka perhitungan pembiayaan murabahah dan ayat jurnal yang sesuai untuk transaksi murabahah ini adalah :

1). Jurnal pada saat bank memproleh sepeda motor tersebut dari supplier yaitu : Dr. Sepeda motor murabahah Rp 15.000.000,-

Kr. Rekening nasabah supplier Rp 15.000.000,-

Dicatat sebagai rekening supplier karena dianggap bahwa pihak supplier memiliki rekening di PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan, sehingga bisa langsung mengkredit rekening supplier. Aktiva yang diperoleh dengan tujuan untuk dijual kembali tersebut dalam murabahah akan diakui sebagai aktiva murabahah PT.Bank SUMUT Syariah Cabang Medan sebesar harga perolehan aktiva tersebut. Dalam hal ini adalah sepeda motor yang harga perolehannya adalah sebesar Rp15.000.000,-

2). Jurnal pada saat pencairan pembiayaan dengan asumsi bahwa pencairan pembiayaan murabahah dilakukan pada tanggal 1 Maret 2006 dan angsuran pertama akan jatuh tempo pada tanggal 1 April 2006 akan dibukukan oleh PT.Bank SUMUT Syariah Cabang Medan sebagai berikut :

Dr. Piutang murabahah Rp. 18.000.000,-

Kr. Sepeda motor murabahah Rp 15.000.000,- Kr. Pendapatan murabahah ditangguhkan Rp 3.000.000,-

Dalam hal ini, akan terjadi perpindahan kepemilikan sepeda motor tersebut dari PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan akan menjurnalnya pada sisi kredit. Selanjutnya akan timbul piutang murabahah pada sisi debet yang akan diakui atau dicatat baik oleh PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan maupun berdasarkan teori sebesar nilai perolehan ditambah dengan keuntungan yang telah disepakati bersama antara PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan dengan nasabah.

Karena PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan menggunakan pengakuan pendapatan secara cash basis, maka pendapatan yang belum diterima akan dicatat sebagai pendapatan murabahah yang ditangguhkan. Sedangkan dalam penentuan keuntungan murabahah, PT. Bank SUMUT akan mengakui keuntungan tersebut melalui dua cara yaitu :

a). Pada saat akad, apabila akad berakhir pada periode laporan keuangan yang sama artinya apabila jangka waktu pembiayaan murabahah berlangsung selama 6 bulan maka keuntungan murabahahnya akan diakui oleh PT.Bank SUMUT Syariah Cabang Medan pada saat akad pembiayaan itu terjadi, karena

pembiayaan murabahah tersebut akan berakhir pada periode laporan keuangan yang sama dengan akad.

b). Secara proporsional selama periode akad apabila akad melampaui satu periode laporan keungan. Artinya apabila jangka waktu pembiayaan murabahah itu berlangsung selama 24 bulan maka keuntungan murabahahnya akan diakui oleh PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan secara proporsional berdasarkan keuntungan yang diterima bank setiap periodenya, karena pembiayaan murabahah tersebut akan berakhir pada periode laporan keuangan yang akan datang.

3). Nasabah memberikan uang muka (urbun) pada tanggal 10 Maret 2006 kepada bank sebesar Rp 3.000.000,- maka bank akan mencatatnya di sisi debet sebagai kas dan di sisi kredit bank mencatat sebagai urbun sebesar jumlah yang diterima bank pada saat diterima yaitu sebesar Rp 3.000.000,-

Dr. Kas Rp 3.000.000,-

Kr. Urbun Rp 3.000.000,-

4). Urbun yang diberikan nasabah ini akan diakui oleh bank sebagai pengurang dari piutang murabahah. Jadi piutang murabahahnya nasabah akan berkurang sebesar Rp 3.000.000,-. Pembukuan bank adalah sebagai berikut :

Dr. Urbun Rp 3.000.000,-

Artinya adalah bahwa pemberian urbun sebesar Rp 3.000.000,- kepada bank akan mengurangi piutang yang sebesar Rp 18.000.000,- sehingga piutang nasabah kini sebesar Rp 15.000.000,-

Rp 15.000.000,- _____________ Angsuran per bulan = 12 bulan

= Rp 1.250.000,-

Perhitungan pembiayaan murabahah berdasarkan transaksi di atas : Harga beli sepeda motor = Rp 15.000.000,-

Margin murabahah = 20 %

Harga jual barang = Rp 18.000.000,- Jangka waktu = 12 bulan

Urbun = Rp 3.000.000,-

Angsuran per bulan = Rp 1.250.000,-

5). Angsuran berikutnya pada tanggal 1 April 2006 yang dibayar oleh nasabah dihitung sebagai angsuran pertama :

Dr. Kas Rp 1.250.000,-

Kr. Piutang murabahah Rp 1.250.000,-

Dr. Pendapatan murabahah yang ditangguhkan Rp 250.000,-

Pada saat pembayaran angsuran jatuh tempo, bank bisa langsung mendebet rekening nasabah yang berupa tabungan mudharabah atau nasabah langsung membayar secara cash kepada bank dan bank akan mengkredit jumlah pembiayaan/piutang murabahah nasabah sebesar angsuran perbulannya atau bank bisa saja mengkredit piutang nasabah melalui rekening pembiayaan nasabah. Selanjutnya bank akan menerima pendapatannya yaitu sebesar Rp 250.000,- yang berasal dari :

Marjin keuntungan ________________ Pendapatan murabahah ditangguhkan =

Jangka waktu

= Rp 3.000.000,- ____________ 12 bulan = Rp 250.000,-

Angsuran seperti pada jurnal diatas akan berlangsung terus sampai piutang nasabah habis atau nol. Tetapi nasabah PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan hanya akan mengangsur sampai dua belas kali.

Pembayaran angsuran kedua pada tanggal 1 Mei 2006

Dr. Kas Rp 1.250.000,-

Dr. Pendapatan murabahah yang ditangguhkan Rp 250.000,-

Kr. Pendapatan murabahah Rp 250.000,-

Pembayaran angsuran ketiga pada tanggal 1 Juni 2006

Dr. Kas Rp 1.250.000,-

Kr. Piutang murabahah Rp 1.250.000,-

Dr. Pendapatan murabahah yang ditangguhkan Rp 250.000,-

Kr. Pendapatan murabahah Rp 250.000,-

Pembayaran angsuran keempat pada tanggal 1 Juli 2006

Dr. Kas Rp 1.250.000,-

Kr. Pembiayaan murabahah Rp 1.250.000,- Dr. Pendapatan murabahah yang ditangguhkan Rp 250.000,-

Kr. Pendapatan murabahah Rp 250.000,-

Pembayaran angsuran kelima pada tanggal 1 Agustus 2006

Dr. Kas Rp 1.250.000,-

Kr. Piutang murabahah Rp 1.250.000,-

Dr. Pendapatan murabahah yang ditangguhkan Rp 250.000,-

Pembayaran angsuran keenam pada tanggal 1 September 2006

Dr. Kas Rp 1.250.000,-

Kr. Piutang murabahah Rp 1.250.000,-

Dr. Pendapatan murabahah yang ditangguhkan Rp 250.000,-

Kr. Pendapatan murabahah Rp 250.000,-

Selanjutnya untuk jurnal pembayaran angsuran bulan ketujuh sampai dengan bulan kedua belas disajikan sama seperti jurnal diatas. Semua jurnal diatas merupakan angsuran yang pembayarannya sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang dibayar setiap bulan oleh nasabah sebesar Rp 1.250.000,- yang terdiri dari Rp1.000.000,- (angsuran pokok) + Rp 250.000,- (margin)

Diasumsikan apabila pada angsuran yang kesepuluh nasabah menunggak pembayaran angsuran maka PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan akan mencatatnya sebesar angsuran yang tertunggak tersebut dengan jurnal sebagai berikut:

Dr. Piutang murabahah lewat waktu Rp 1.250.000,-

Kr. Piutang murabahah Rp 1.250.000,- Dr. Pendapatan murabahah ditangguhkan Rp 250.000,-

Kr. Pendapatan murabahah ditangguhkan lewat waktu Rp 250.000,-

Setelah PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan mencatat jurnal diatas tanggal 1 Januari 2007, ternyata pada tanggal 19 Januari 2007 nasabah tersebut

membayar angsuran tunggakannya, maka pembukuan yang dicatat oleh PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan adalah :

Dr. Piutang murabahah Rp 1.250.000,-

Kr. Piutang murabahah lewat waktu Rp 1.250.000,- Dr. Pendapatan murabahah ditangguhkan lewat waktu Rp 250.000,-

Kr. Pendapatan murabahah ditangguhkan Rp 250.000,- Akibat dari penunggakan angsuran oleh nasabah maka PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan akan memberikan suatu sanksi atau denda sebagai suatu pendidikan terhadap nasabah yang menunggak atau lalai dalam melakukan kewajibannya. Pada saat diterima, denda akan diakui sebagai bagian dari dana kebajikan. Dana kebajikan ini nantinya akan digunakan oleh PT. Bank SUMUT

Dokumen terkait