• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuisisi Data Seismik

Dalam dokumen Laporan Lengkap Seismik Refleksi Klp 1 (Halaman 106-116)

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Akuisisi Data Seismik

Gambar 4.1 Tampilan akusisi data seismik di Tesseral

Berdasarkan hasil akuisisi data seismik diperoleh output data seismik seg.y . Kualitas data yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh parameter-parameter akuisisi yang digunakan. Akuisisi ini dilakukan dalam bentuk simulasi yaitu menggunakan software Tesseral, tidak dilakukan di lapangan secara langsung. Sehingga kualitas data yang diperoleh sangat baik, karena tidak dipengaruhi oleh noise yang biasanya banyak ditemukan apabila dilakukan akuisisi secara langsung di lapangan. Adapun data yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk tahap processing data seismik untuk menghasilkan interpretasi geologi bawah permukaan.

97 Gambar 4.2 Penampang seismik yang diperoleh dari akuisisi data seismik IV.2 Geometry

98 Ada beberapa tahap pada pengolahan data seismik, antara lain : Input Data, Geometry Assignment, Koreksi Statik, NMO dan Stack, F-K Filter, dan Migrasi. Pada pengolahan data seismik, pertama-tama dilakukan pembacaan data seismik. Data seismik yang tadinya tipe SEG Y diubah menjadi raw data. Kemudian parameter-parameter yang didapatkan di lapangan didefinisikan ke dalam geometri. Di sini perintah yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis geometri data berkaitan dengan zona dan jenis survei yang dilakukan. Dalam praktikum ini, penulis mengolah data hasil survei seismik 2D di darat dengan menggunakan software Tesseral.

Geometri bertujuan untuk mencocokkan antara file number (terdapat di data observasi) dengan file record yang ada pada data seismik yang direkam dalam 1 shot. Data sebelumnya disorting ke dalam CDP atau CMP. Data geometri berisi informasi mengenai lokasi sumber dan penerima, jumlah penerima, jarak anatara penerima dan jarak antara sumber di-entry di dalam proses ini serta informasi-informasi geometri yang dibutuhkan dalam proses pegolahan. Dari tahap ini, data mentah akhirnya memilki informasi seperti offset, CDP, dan sebagainya.

Dengan membandingkan gambar 4.2 penampang seismik yang diperoleh dari hasil akuisisi data seismik di Tesseral, dan gambar 4.3 hasil penampang geometry di ProMAX, dapat dikatakan bahwa hasil penampang geometry yang diolah di ProMAX mendekati atau mirip dengan penampang seismik yang di peroleh dari hasil akuisisi data seismik di Tesseral. Hal ini disebabkan karena pendifinisian parameter-parameter pada Flow Geometry Assignment di ProMAX telah betul atau sesuai dengan parameter-parameter pada geometri di Tesseral. Akan tetapi proses pengolahan data harus benar-benar dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang ada agar data yang dperoleh dapat diinterpretasikan dengan baik. Dimana salah satu tujuan dilakukan prosesing data seismik adalah untuk menghilangkan noise sekecil mungkin serta memperkuat sinyal tanpa mengubah bentuk kenampakan-kenampakan refleksi/pelapisan batuan bawah permukaan, sehingga dapat dilakukan interpretasi keadaan dan bentuk dari struktur pelapisan bawah permukaan bumi seperti kenyataannya.

99 IV.3 Seleksi Parameter

Gambar 4.4 Tampilan Seleksi Parameter

Gambar di atas menunjukkan hasil seleksi parameter. Selanjutnya dilakukan seleksi parameter, dimana pada tahap ini dimasukkan nilai frekuensi yang telah ditentukan yakni 30-46-60-80 pada Bandpass Filter dan juga dimasukkan nilai parameter pada Amplitude Gain Control yang digunakan yakni 500,700, dan 900. Untuk TAR penulis memilih 1 sebagai nilai yang paling cocok dengan rentang frekuensi 30-80 Hz. Setelah itu dijalankan maka akan ditampilkan empat penampang berdasarkan nilai parameter yang telah dimasukkan. Kemudian salah satu dari penampang tersebut dipilih yaitu yang reflektor dan aplitudenya sama dengan kata lain pilih gambar penampang yang baik hasilnya (yang mendekati tampilan control copy).

100 IV.4 Pre-Processing

Gambar 4.5 Tampilan data seismik hasil analisis spektral setelah melakukan bandpass filter (prepocessing) dengan (a) domain waktu, (b) spektrum amplitudo,

(c) domain fasa, (d) domain F-X

Setelah proses parameter selection dilakukan maka selanjutnya adalah preprocessing yang hasilnya seperti pada gambar di atas yakni terdiri atas 4 bagian yakni pada gambar (a) menunjukkan hasil dalam bentuk domain waktu, (b) menunjukkan hasil dalam bentuk spektrum aplitudo, (c) menunjukkan hasil dalam domain fasa dan (d) menunjukkan hasil dalam domain F-X atau bilangan gelombang.

Setelah seleksi parameter dilakukan maka selanjutnya dilakukan koreksi elevasi statik, dimana pada tahap ini dilakukan penghitungan statik datum yaitu memasukkan nilai final datum elevation 800 dan nilai replacement velocity 3000,

101 setelah itu tahap ini dijalankan hingga menghasilkan penampang hasil koreksi elevasi statik. Kemudian penampang geometry dimasukkan kembali lalu dibentuk gate deconvolusi pada tiap channel lalu dilakukan first break picking pada tiap channel. Setelah itu akan ditampilkan gambar penampang hasil dari first break picking yang telah dilakukan

IV.5 NN First Break Picking

Gambar 4.6 Hasil First Break Piciking

Gambar di atas adalah tampilan geometry setelah memilih First Break. Proses First break dari setiap geophone merupakan waktu awal energi gelombang mencapai penerima (receiver) setelah itu menandai data seismik yang berbentuk gelombang yang dianggap sebagai first break(trace).

102 IV.6 Koreksi Refraksi Statik

Gambar 4.7 Tampilan hasil Koreksi Refraksi

Gambar di atas menunjukkan hasil koreksi refraksi. Koreksi refraksi dilakukan untuk mengembalikan waktu penjalaran gelombang seismik yang bergeser karena adanya perbedaan ketinggian antara sumber seismik dan geophone. Selain itu juga karena adanya lapisan lapuk dengan ketebalan yang bervariasi, sekaligus cepat rambat gelombang yang variatif dalam lapisan lapuk tersebut.

IV.7 F-K Filter

103 Setelah itu dilakukan F-K Filter, dimana pada tahap ini dilakukan pemilihan pada daerah yang berwarna merah yang frekuensi dan bilangan gelombang yang telah dimasukkan pada proses sebelumnya. Bilangan gelombang yang digunakan pada tahap ini yaitu -1 hinga 1. Seetelah tahap ini dilakukan maka akan ditampilkan penampang geometry hasil F-K Filter yang telah dilakukan.

F-K Filter berfungsi untuk menghilangkan noise berdasarkan frekuensi dan nomor gelombang dan menghilangkan linear noise. Editing flownya yaitu Disk Data Input, F-K Analysis, F-K Filter, Disk Data Output, Add Flow Comment, Disk Data Input, Trace Display. Pada F-K Analysis ini kita membuat suatu polygon berdasarkan frekuensi yang telah dipilih pafa Bandpass Filter sebelumnya dan melakukannya untuk semua channel. Pilih frekuensi dengan warna merah terang. Sehingga diperoleh hasil seperti di atas.

IV.8 Velocity Analysis

Gambar 4.9 Koreksi NMO

Selanjutnya dilakukan analisis kecepatan, dimana pada tahap ini dilakukan picking pada daerah atau bagian yang berwarna merah. Cara pickingnya yaitu

104 kecepatan tidak boleh menurun tetapi harus kontinu. Koreksi kecepatan (velocity analysis) dilakukan sebab adanya pengaruh offset yang memungkinkan data tidak stabil akibat adanya energi gelombang yang semakin berkurang seiring bertambahnya kedalaman.

Setelah itu dilakukan NMO Stack, dimana pada tahap ini dilakukan koreksi NMO karena terdapat perbedaan Two Way Travel Time pada offset tertentu dan Two Way Travel Time pada zero offset. Jadi tujuan dilakukannya proses ini untuk menghilangkan efek jarak pada tiap trace. Sebelum proses stacking, masing-masing CDP gather dikoreksi dari efek perbedaan kedalaman. Infromasi kecepatan dari velocity analysis digunakan untuk koreksi NMO akhir. Sedangkan untuk melihat baik tidaknya hasil koreksi NMO dapat dilihat dari amplitude gelombang yang berkesinambungan dan memperlihatkan garis lurus.

Setelah koreksi NMO dilakukan, maka tahap selanjutnya yang harus dijalankan adalah proses stacking, dimana pada tahap ini dilakukan penggabungan atau penjumlahan trace-trace seismik yang telah dikoreksi NMO. Setelah itu akan ditampilkan penampang geometry hasil koreksi NMO & Stack. Kemudian dilakukan velocity manipulation atau manipulasi kecepatan. Pada tahap ini ditampilkan model kecepatan terhadap waktu dan terhadap kedalaman.

IV.9 Migrasi

105 Setelah itu tahap akhir yang dilakukan yaitu migrasi. Migrasi dilakukan untuk mengkolapskan difraksi ke titik asalnya atau lapisan yang sangat miring ke posisi awalnya. Baik tidaknya hasil migrasi dapat dilihat dari ada tidaknya artefak, distorsi, dan efek smiling. Artefak berupa smiling acak sendiri muncul karena kecepatan yang digunakan lebih besar dari kecepatan sebenarnya. Pada proses ini menghasilkan penampang migrasi dalam kawasan waktu (Time Migration) dan dalam kawasan kedalaman (Depth Migration).

Migrasi bertujuan untuk mengembalikan reflektor ke kondisi yang sebenarnya. Metode yang digunakan adalah metode migrasi Finite Difference. Konsep yang mendasari migrasi beda hingga adalah kontinuasi ke bawah medan gelombang seismik. Proses migrasi memanfaatkan pemecahan dari persamaan gelombang. Gambar di bawah menunjukkan hasil dari proses migrasi yang dilakukan terhadap waktu. Dimana tahap ini dilakukan untuk menghilangkan distorsi, artefak, dan efek smile

Gambar 4.11 Migrasi in Depth

Gambar di atas menunjukkan hasil dari proses migrasi yang dilakukan terhadap kedalaman. Dimana tahap ini dilakukan untuk menghilangkan distorsi, artefak, dan efek smile.

106 BAB V

PENUTUP

Dalam dokumen Laporan Lengkap Seismik Refleksi Klp 1 (Halaman 106-116)

Dokumen terkait