• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Akuisisi Pengetahuan

Akuisisi Pengetahuan dalam tugas akhir ini adalah diagnosa terhadap penderita virus sistem pernapasan, yang dimulai dengan mengumpulkan data-data tentang gejala-gejala, penyebab, sampai pada penanganannya atau solusi yang disarankan. Pengelompokan diagnosis sistem pernapasan berdasarkan pesamaan dalam gambaran klinisnya (penggolongan didasarkan pada gangguan – gangguan yang diderita seseorang).

Ada 10 (sepuluh) jenis virus sistem pernapasan yang diderita manusia, kemudian 10 jenis tadi masih dibagi dalam kelompok-kelompok kecil sesuai dengan ciri spesifik yang mucul berdasarkan penyebab sistem pernapasan.

1. Acute Febrile Pharyngitis (AFP)

Penyakit demam yang akut hanya berlangsung beberapa hari lamanya dengan gejala klinis berupa sakit tenggorokan ringan, demam dan batuk-batuk yang kadang disertai dengan limfadenitis ringan pada kelenjar leher.

Terjadi epidemi yang sporadik banyak dilaporkan dari seluruh dunia. Padan infeksi adenovirus yang terjadi secara alami, virus masuk ke seluruh tubuh penderita melalui 2 jalur infeksi, yaitu melalui nasofaring sebagai jalur utama, dan kadang-kadang melalui kantung konjungtiva sebagai jalur alternatif.

 Virus Penyebab

- Adenovirus, coxsackievirus, Influenza virus, Parainfluenza virus, respiratory syncytial virus, echovirus, Rhinovirus

 Gejala Klinis - Demam

- Nyeri tenggorokan

- Kadang-kadang disertai Radang leher.

 Diagnosis

- Untuk menetapkan jenis virus penyebab AFP, dilakukan isolasi virus dari hapusan tenggorokan, hapusan anus atau dari tinja penderita

- Untuk menentukan jenis kelompok virus dilakukan pemeriksaan serologi, misalnya Uji fiksasi komplemen atau uji netralisasi.

 Solusi

- Penyakit ini tidak memerlukan pengobatan antiviral yang spesifik, kepada pasien hanya diberikan terapi simtomatik (terapi untuk mengurangi gejala) untuk mengatasi demam dan batuknya

- Imunisasi mrnggunakan vaksin hidup Adenovirus tipe 4 dan tipe 7 menunjukan hasil yang memuaskan dan cukup aman untuk dilakukan.

2. Acute Respiratory Disease (ARD)

ARD juga disbet sebagai recruit fever adalah infeksi saluran pernapasan yang gejala klinisnya seperti influenza pada umumnya dan belangsung sekitar 1 minggu. Kejadian ARD jarang jarang dilaporkan, namun penderita ini terutama adalah golongan dewasa muda yang baru saja mengadakan kegiatan lapangan.

Pada populasi penduduk padat, penularan ARD melalui udara akan cepat terjadi sehingga ini sering menimbulkan epidemi.

 Virus Penyebab

- Adenovirus, Coxsakie virus, Influenza virus, Parainfluenza virus dan Respiratory Syncytial virus.

 Gejala Klinis

- Demam mencapai 40 derajat celcius - Sakit kepala

- Perasaan kurang sehat dan lesu

- Infeksi pada pita suara, suara akan terdengar serak dan sakit

- Napas sesak dan sakit otot

 Diagnosis

- Dilakukan Uji Fiksasi komplemen (Fiksasi komplemen merupakan cara untuk menentukan antigen atau antibodi yang hanya bereaksi bila ada komplemen. Antibodi dicampur dengan antigen dan komplemen) dan Uji netralisasi (Uji ini merupakan

uji serologi yang paling sensitif dan spesifik untuk infeksi).

 Solusi

- Penyakit ini tidak memerlukan pengobatan antiviral yang spesifik, kepada pasien hanya diberikan terapi simtomatik (terapi untuk mengurangi gejala klinis) untuk mengurangi keluhan.

- Imunisasi mrnggunakan vaksin hidup Adenovirus tipe 4 dan tipe 7 menunjukan hasil yang memuaskan dan cukup aman untuk dilakukan.

3. Bronchitis, Bronchioliotis dan Croup

Bronkitis akut adalah radang membran bronki yang penyebab utamanya adalah infeksi virus, namun juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau akibat iritasi benda-benda asing. Bronkiolitis adalah radang pada bronkioli. Croup adalah radang pada laring, trakea dan bronki sehingga menimbulkan gangguan pernapasan diertai batuk-batuk yang menimbulkan suara serak dan kasar.

Penyakit ini tersebar diseluruh dunia, epidemic virus ini terjadi berulang setiap 8-16 bulan yang terjadi secara bersamaan waktu pada beberapa tempat yang berbeda.

 Virus Penyebab

- Bronkitis : Respiratory Syncytial Virus, Parainfluenza virus, Influenza Virus, Adenovirus. - Croup : Parainfluenza virus, Respiratory Syncytial

Virus, coxsackie virus, echovirus, Influenza virus. - Bronkiolitis : Respiratory Syncytial Virus,

 Gejala Klinis

- Bronkitis : Perasaan kurang sehat dan lesu, sakit seluruh tubuh, sering sakit kepala, kadang di sertai sakit tenggorokan dan pilek, batuk kering yang berulang, demam kurang dari 39 derajat celcius. gangguan sesak napas, hipoksia(kesulitan dalam koordinasi seperti sulit konsentrasi, mengantuk, kelelahan).

- Croup : radang pada membrana murkosa, infeksi saluran napas, shuhu tubuh sampai 39 derajat, sulit menghirup udara.

- Bronkiolitis : infeksi saluran napas bagian atas, suhu tubuh mencapai 40 derajat, sulit bernapas, batuk kering disertai sesak napas, napas pendek-pendek.

 Diagnosis

- Pemeriksaan cairan hidung atau hapusan hidung, pemeriksaan radiologi (CT-scan),

- pemeriksaan Serologi yaitu Uji fiksasi komplemen (cara untuk menentukan antigen atau antibodi yang hanya bereaksi bila ada komplemen. Antibodi dicampur dengan antigen dan komplemen)

 Solusi

- pemberian oksigen jika pasien mengalami sianosis (darah yang beredar ke seluruh tubuh mengandung darah kotor yang rendah oksigen. Bila kadar oksigen yang beredar teralu rendah (pasien biru sekali), bisa terjadi gangguan otak dengan manifestasi gelisah, menangis, merintih, lemas) - Antibiotika hanya jika terjadi komplikasi bakteria.

- Perawatan yang baik dan pengawasan yang intensif diperlukan untuk memantau dan mencegah terjadinya konvulsi, sianosis dan dehirdrasi.

4. Commond Cold

Suatu sindrom atau kumpulan gejala yang disebabkan oleh infeksi virus pada membrane mukosasaluran pernapasan bagian atas. Sindrom Commond Cold tersebut terdiri dari korisa akut, atau gejala rinitis tanpa demam dengan gejala sistemik yang sangat ringan.

 Virus Penyebab

- Rhinovirus, calicivirus, Influenza virus, Parainfluenza virus, Respiratory virus, Adenovirus, Coxakie virus, Echovirus.

 Gejala Klinis - Bersin-bersin - Mata pedih - Nyeri otot - Menggigil - Demam - Sakit tenggorokan

- Perasaan kurang sehat dan lesu - Sakit kepala

- Batuk

- Lendir hidung dan hidung buntu.

 Diagnosis

- pemeriksaan Serologi yaitu Uji fiksasi komplemen (cara untuk menentukan antigen atau antibodi yang hanya bereaksi bila ada komplemen. Antibodi dicampur dengan antigen dan komplemen)

- Uji Netralisasi (Uji ini merupakan uji serologi yang paling sensitif dan spesifik untuk infeksi)

 Solusi

- Pemberian analgesik (obat penahan sakit dan anti radang) dekongestan (obat yang digunakan untuk mengurangi hidung tersumbat).

- Antibioika diberikan jika terjadi komplikasi akibat bakteri.

5. Epidemic Myalgia

Epidemic myalgia (mialgia epidemik) disebut juga sebagai Devil’s grip, Bornholm, adalah virus akut yang menimbulkan rasa nyeri paroksisma yang berat dan mendadak yang terjadi di daerah abdomen bagian atas maupun bagian bawah dada. Rasa nyeri akan meningkat apabila pernderita bernapas atau bergerak.

 Virus Penyebab

- Coxsakie virus, Echovirus.

 Gejala Klinis

- Rasa nyeri yang sifatnya keras dan tajam terasa di daerah dada

- Demam berkisa 38-40 derajat - Perasaan kurang sehat dan lesu - badan terasa kaku

- infeksi saluran pernapasan bagian atas. - Sifat nyeri terjadi mendadak

- sakit kepala

- nyeri leher dan bahu - mual

- muntah - diare

- lemah badan

- Kaku seluruh badan.

 Diagnosis

- Dilakukan Pemeriksaan Virologi atas tinja penderita dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus

- pemeriksaan Serologi yaitu Uji fiksasi komplemen (cara untuk menentukan antigen atau antibodi yang hanya bereaksi bila ada komplemen. Antibodi dicampur dengan antigen dan komplemen).

 Solusi

- Pemberian pemberian analgenik(obat penahan sakit dan anti radang) untuk menghilangkan rasa nyeri - Kortison (obat yang terbuat dari hormon yang

digunakan untuk mengobati paru-paru) tidak boleh diberikan kepada penderita karena akan memperberat ini.

6. Hand-Foot-Mouth Disease (HFMD)

HFMD adala irus yang umum diderita oleh banyak orang dan biasany gejala di awali dengan kelainan di tenggorok.

 Virus Penyebab - Coxsakie virus

 Gejala Klinis

- Demam antara 38 derajat celcius - Sakit kepala

- Tidak suka makan - Sakit tenggorokan

- Terdapat ruam (kulit terkelupas) berupa luka kecil ditangan dan kaki yang terasa sakit bila ditekan - Terdapat bintik-bintik di daerah tenggorokan dan

tonsil, mulut dan lidah.

 Diagnosis

- Di lakukan pemeriksaan fisik.

 Pengobatan dan pencegahan

- Pemberian antipiretik (obat yang dapat menurunkan demam (suhu tubuh yang tinggi)) dan analgenik (obat penahan rasa sakit dan anti radang) untuk mengurangi keluhan dan gejala klinis penderita. - Berkumur dengan air garam (1/2 sendok the garam

dan satu gelas air hangat) dapat meringankan keluhan penderita.

- Dianjurkan minum susu dingin jika penderita mengalami demam.

- Jika terjadi komplikasi dengan timbulnya dehidrasi, demam tinggi yang tidak berkurang setelah pemberian antipretik, penderita harus mendapatkan perawatan lebih lanjut.

7. Herpangina

Penyakit herpangina merupakan viral yang menunjukangejala radang faring ringan.

 Virus Penyebab

- Coxaskie virus, Echovirus,

 Gejala Klinis

- Sakit tenggorokan - Mual

- muntah

- Terdapat (Luka kulit) ulkus pada mulut di sertai rasa nyeri yang lebih berat.

 Diagnosis

- Dilakukan pengecekan virus melalui cairan faring(tenggorokan), cairan vesikel atau dari tinja penderita.

- Pemeriksaan titer andibodi yag khas yang meningkat 4 kali lipat memperkuat diagnosis herpangina.

 Solusi

- Pemberian salep penghilang rasa sakit, obat kumur, elixir, penderita juga disarankan diberikan makanan lunak atau makanan cair selama sakit.

8. Influenza, Flu Babi dan Flu Burung

Influenza merupakan akut yang mnyerang saluran pernapasan. ini endemi diseluruh dunia dan sering menjadi epidemic dibanyak negara.

 Virus influenza

Virus influenza sering menimbulkan epidemi yang berulang sekitar 2-4 tahun. Virus influenza terbagi dalam 3 subtipe, virus influenza tipe A,B,C. Tipe A terbagi menjadi 3 subtipe yaitu H1N1. H2N2, H3N2 yang sering menjadi epidemic diseluruh dunia. Tipe B menyebabkan epidemi regional, sedangkan tipe C hanya menimbulkan epidemic yang kecil dan terisolir.

Wabah influenza terutama disebabkan oleh virus influenza tipe A, sedangkan tipe B dan C hanya menyebakan epidemi sporadic di daerah tertentu saja.

 Gejala Klinis

- Bersin-bersin - Batuk-batuk - Badan pegal-pegal - Napsu makan berkurang - Demam menggigil

- Kadang muntah dan diare - Sakit kepala

- Sakit tenggorokan.

 Diagnosis

- Karena gejala yang tidak khas, dilakukan pemeriksaan laboraturium seperti, pemeriksaan darah, virus.

- Uji netralisasi,Uji ini merupakan uji serologi yang paling sensitif dan spesifik untuk infeksi.

 Solusi

- Istirahat istirahat dan mendapatkan cukup cairan dan diet rendah lemak

- pengobatan simtomik (batuk, bersin, napsu makan berkurang) untuk mengurangi gejala

- jika terjadi infeksi sekunder antibiotika yang sesuai dapat diberikan

- dapat diberikan vaksin polivevalen yang mengandung virus influenza yang dilemahkan (penderita yang alergi protein telur tidak dapat diberikan vaksinasi).

- Penderita berusia lanjut dapat diberikan amantadine (symmetrel) sebagai terapi pencegahan terhadap influenza.

 Flu Babi (Swine Influenza)

Swine influenza merupakan virus yang disebabkan oleh strain virus influenza yang biasa menginfeksi babi yang disebut Swine Influenza Virus (SIV).

 Gejala Klinis

- Demam antar 38-40 derajat celcius - Batuk

- Pilek

- Sakit tenggorokan - Sakit seluruh badan - Sakit kepala - Menggigil - Rasa lelah - Diare - muntah  Diagnosa

- Untuk memastikan bisa melakukan pemeriksaan Imunohistokimia (IHC). Ini merupakan metode untuk menelusuri jaringan pada seseorang. Dengan menggunakan IHC, dokter dapat segera mengetahui asal pada pasien sehingga dapat memberikan pengobatan yang tepat.

- Uji netralisasi, uji ini merupakan uji serologi yang paling sensitif dan spesifik untuk infeksi

- pemeriksaan enzyme linked-immunosorbent assay (ELISA) untuk membatu mendiagnosa penyakit

 Solusi

- Pemberian obat antivirus tamiflu (Obselatamivir) atau relanza (zanamivir) obat antiviral, dan banyak dikenal sebagai obat yang dianjurkan

untuk menangani flu babi dapat meringankan gejala klinis.

- pengobatan palliative (pendekatan multi disiplin dalam memberikan perawatan yang komprehensif pada pasien-pasien dengan yang mengancam jiwa) dengan perawatan yang baik dirumah maupun dirumah sakit untuk mengatasi demam dan kekurangan cairan.

 Flu Burung

Flu burung adalah menular yang disebabkan oleh virus yang secara alami hanya dapat menginfeksi unggas. Pada keadaan tertentu virus flu burung dapat di tularkan dari unggas ke manusia.

 Gejala

- Demam dengan menggigil - Sakit kepala

- Perasaan kurang sehat dan lesu - Lemah badan

- Nyeri otot

- Fotofobi (takut cahaya/ sensitif terhadap cahaya) - Mata merah

- Mual - Muntah - Diare

- gangguan neurologic (kesadaran menurun)

 Diagnosa

- pemeriksaan hemaglutinasi dimana serum diambil saat penderita akut yaitu pada waktu penderita datang.

- pemberian Obat zanamivir dan, oselatamivir obat antiviral, dan banyak dikenal sebagai obat yang dianjurkan untuk menangani flu burung ddapat meringankan gejala klinis.

- pemberian obat simtomatis (obat anti radang dan penghilang rasa sakit) untuk mengurangi keluhan penderita.

- antibiotika hanya diberikan jika terjadi infeksi sekunder dapat mengurangi penderita.

9. Pharyngoconjunctival Fever

Infeksi virus ini dilaoprkan dari berbagai daerah. Infeksi virus terjadi melalui 2 jalan masuk yaitu, melalui nasofaring dan melalui kantung konjungtiva. Karena itu penularan sering terjadi pada waktu berenang di kolam renang umum.

 Virus penyebab - Adenovirus

 Gejala Klinis

- Demam mencapai 40 derajat celcius - Sakit tenggorokan

- Batuk-batuk

- Limfadenitis (radang) yang ringan - Sakit mata yang hanya sebagian - Perasaan kurang sehat dan lesu - Lender hidung dan hidung buntu

 Diagnosis

- Dilakukan isolasi virus dari bahan infektif, antara lain cairan hidung, hapusan tenggorokan, hapusan anus, atau dari tinja penderita

 Solusi

- Belum Belum ada obat anti viral yang spesifik untuk memberantas virus penyebab penyakit, pengobatan hanya ditujukan untuk menurunkan demam dan mengurangi keluhan penderita

- pemberian vansin hidup tipe 4 dan 7 atau vaksin yang hanya mengandung protein kapsid virus, dapat melindungi pasien dari infeksi penyebabnya virus dapat melindungi pasien dari infeksi penyebabnya.

10. SARS (Severe Acute Respiratory Syndromee)

SARS yang dikenal juga sebagai pneumonia atipik adalah infeksi virus saluran napas akut. Penularan virus SARS terutama akibat kontak langsung dengan penderita SARS, ysng melalui udara atau bahan-bahan yang berasal dari tubuh penderita misal darah, air seni, air liur penderita. Penularan juga dapat terjadi melalui peralatan yang digunakan penderita.

 Virus penyebab

- Coronavirus (SARS coronavirus)

 Gejala klinis

- Demam diatas 38 derajat celcius di sertai menggigil - Rasa sakit diseluruh tubuh

- Sakit kepala disertai rasa lemah dan lesu. - Batuk kering

- Sukar bernapas - Napas pendek - Diare

 Diagnosis

- Pemeriksaan Radiografi (CT-Scan) menunjukan adanya infiltrasi dengan pneumonia

- pemerikasaan autopsi dilakukan untuk memnunjukan gambaran patologi pneumonia dan penyebab lain yang tidak diketahui.

 Solusi

- Pemberian obat antivirus dan antibiotika untuk mencegah terjadinya infeksi dan melakukan isolasi di rumah sakit selama 10 hari.

- Penanganan dan perawatan penderita untuk meningkatkan daya tahan tubuh penderita.

Dokumen terkait