• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI VIRUS PADA PERNAPASAN MANUSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI VIRUS PADA PERNAPASAN MANUSIA"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

MANUSIA

Disusun Oleh :

Nama

: Wahyu Agung Samudro

NIM

: A11.2009.05034

Program Studi

: Teknik Informatika

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2013

(2)

i

MANUSIA

Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Sistem Informatika S-1 pada Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Dian Nuswantoro

Disusun Oleh :

Nama

: Wahyu Agung Samudro

NIM

: A11.2009.05034

Program Studi

: Teknik Informatika

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2013

(3)

ii

Nama Pelaksana : Wahyu Agung Samudro

NIM : A11.2009.05034

Program Studi : Teknik Informatika

Fakultas : Ilmu Komputer

Judul Tugas Akhir : Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Virus Pada Pernapasan manusia.

Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 18 Oktober 2013

Menyetujui : Mengetahui :

Pembimbing Dekan Fakultas Ilmu Komputer

(4)

iii

Nama Pelaksana : Wahyu Agung Samudro

NIM : A11.2009.05034

Program Studi : Teknik Informatika

Fakultas : Ilmu Komputer

Judul Tugas Akhir : Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Virus Pada Pernapasan manusia.

Tugas akhir ini telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji pada Sidang tugas akhir tanggal 18 Oktober 2013 Menurut pandangan kami tugas akhir ini memadai dari segi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugerahan gelar Sarjana Komputer ( S.Kom. )

Semarang, 18 Oktober 2013 Dewan Penguji :

L.Budi Handoko M.Kom Feri Agustina M.Kom

Anggota Anggota

Ayu Prtiwi S.Kom M.T Ketua Penguji

(5)

iv

Sebagai mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro, yang betanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Wahyu Agung Samudro

NIM : A11.2009.05034

Menyatakan bahwa karya ilmiah saya yang berjudul :

SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI VIRUS PADA PERNAPASAN MANUSIA

merupakan karya asli saya (kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing – masing telah saya jelaskan sumbernya). Apabila di kemudian hari, karya saya disinyalir bukan merupakan karya asli saya, disertai dengan bukti – bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar saya beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang Pada tanggal : 18 Oktober 2013

Yang menyatakan

(6)

v

Sebagai mahasiswa Uniersitas Dian Nuswantoro, yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Wahyu Agung Samudro

NIM : A11.2009.05034

Demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive Royalti-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI VIRUS PADA PERNAPASAN MANUSIA Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan, mengcopy ulang (memperbanyak), menggunakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas Dian Nuswantoro, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang Pada tanggal : 18 Oktober 2013

Yang menyatakan

(7)

vi

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan segala rahmatnya kepada penulis sehingga laporan tugas akhir dengan judul “SISTEM PAKAR UNTUK MENDETEKSI VIRUS PADA PERNAPASAN MANUSIA” dapat penulis selesaikan

sesuai dengan rencana karena dukungan dari berbagai pihak yang tidak ternilai besarnya. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dr. Ir. Edi Noersasongko M.Kom, selaku Rektor Unversitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Dr. Abdul Syukur, selaku Dekan Fasilkom.

3. Dr. Heru Agus Santoso, selaku Ka. Progdi Teknik Informatika.

4. Ibu Desi Purwanti, selaku pembimbing tugas akhir yang memberikan ide penelitian, memberikan informasi referensi yang penulis butuhkan dan bimbingan yang berkaitan dengan penelitian penulis.

5. Dosen – dosen pengampu di Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya masing – masing sehingga penulis dapat mengimplementasikan ilmu yang telah disampaikan.

6. Kepada ayah yang telah memberiku semangat sampai detik ini dan ibu yang berada di surga. 7. Kakakku Bagus Agung Wicaksono S.H yang tidak henti – henti memberi dukungan.

8. Kepada semua teman yang telah memberi semangat untuk menyelesaikan tugas akhir ini. 9. Dan team yang telah memberikan data – data untuk keperluan penyusunan tugas akhir hingga

terbentuknya sistem aplikasi.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang lebih besar kepada beliau – beliau, dan pada akhirnya penulis berharap bahwa penulisan laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna sebagaimana fungsinya.

Semarang, 18 Oktober 2013 Penulis

(8)

vii

normal. Menurut undang – undang No 3 Tahun 1966 adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras. Dengan adanya sistem pakar semacam ini dapat memudahkan user untuk mengetahui dan menganalisa untuk mendiagnosa virus sistem pernapasan yang mencakup jenis penyakit, keterangan atau gejala dan solusinya pada virus pernapasan pada manusia dengan solusi terapi sehingga dapat menggantikan kerja seorang pakar dan dalam hal ini user dapat terbantu dalam informasi tentang virus sistem pernapasan secara cepat dan evisien. Sayangnya sistem ini masih belum bisa mengantikan seorang pakar secara menyeluruh. Dengan mengunakan software Microsoft Visual Basic 6.0 sebagai media membuat interface yang interkatif dan MySQL sebagai media untuk menyimpan database server yang menyimpan seluruh data yang telah diinput oleh user serta perangkat keras (Hardware) sebagai sarana dalam menjalankan program Sistem Pakar, Hardware ini minimal mempunyai memori 256 Mb, Keyboard dan Mouse, Processor minimal Pentium IV 2,66 GHz, Harddisk minimal 40 GB, Resolusi warna 800x600. Maka sistem pakar untuk mendeteksi virus pada pernapasan manusia bisa digunakan.

Kata kunci : Sistem Pakar, Mendeteksi Virus Pada Pernapasan Manusia xii + 79 halaman ; 28 gambar; 4 tabel

(9)

viii

Halaman Sampul Depan ... i

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Pernyataan Keaslian Tugas Akhir ... iv

Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi ... v

Halaman Ucapan Terimakasih ... vi

Halaman Abstrak ... vii

Halaman Daftar Isi ... viii

Halaman Daftar Tabel ... xi

Halaman Daftar Gambar ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 2 1.3 Pembatasan Masalah ... 2 1.4 Tujuan Penulisan ... 3 1.5 Manfaat Penulisan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Kecerdasan Buatan ... 4

2.1.1 Sejarah Kecerdasan Buatan ... 4

2.1.2 Definisi Kecerdasan Buatan ... 4

2.1.3 Keuntungan dan Kerugian Artificial Intelligence ... 5

2.1.4 Perbedaan Konsep Pemrograman ... 6

2.1.5 Komponen Artificial Intelligence ... 6

2.1.6 Aplikasi Kecerdasan Buatan ... 8

2.1.7 Perbedaaan Kederdasan Buatan dengan Pemrograman Konvensional ... 8

2.2 Sistem Pakar ... 9

2.2.1 Pengertian Sistem Pakar ... 9

(10)

ix

2.2.6 Permasalahan Yang Disentuh Oleh Sistem Pakar ... 19

2.2.7 Tahapan Pengembangan Sistem Pakar ... 20

2.3 Flowchart ... 21

2.4 MySQL ... 22

2.4.1 Sejarah singkat MySQL ... 22

2.4.2 Keunggulan MySQL ... 23

2.5 Virus Sistem Pernapasan pada Manusia ... 24

2.5.1 Definisi Virus ... 24

2.5.2 Definisi Sistem Pernapasan ... 25

2.5.3 Definisi Virus Sistem Pernapasan pada Manusia ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 27

3.2 Analisis Kebutuhan ... 27

3.2.1 Analisis Kebutuhan User ... 27

3.2.2 Analisis Kebutuhan Software dan Hardware ... 28

3.3 Metode Penelitian ... 29

3.3.1 Objek Penelitian ... 30

3.3.2 Jenis dan sumber data ... 30

3.3.3 Teknik Pengumpulan data ... 31

3.4 Analisis Sistem ... 32

3.4.1 Pengguna Sistem ... 33

3.4.2 Identifikasi SDM ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1 Hasil Penelitian ... 35

4.1.1 Akuisisi Pengetahuan ... 36

4.1.2 Basis Pengetahuan ... 51

4.2 Perancangan Sistem ... 57

(11)

x

4.3.2 Desain Menu Utama ... 64

4.3.3 Desain Menu Diagnosa ... 65

4.3.4 Desain Menu Laporan Diagnosa ... 66

4.3.5 Desain Menu Manajemen Pengguna ... 66

4.3.6 Desain Menu Penyakit ... 67

4.3.7 Desain Menu Hasil Diagnosa ... 68

4.4 Pembuatan Aplikasi ... 68

4.4.1 Perangkat Keras ( Hardware ) ... 69

4.4.2 Perangkat Lunak ( Software ) ... 69

4.4.3 Brainware ... 70

4.5 Cara Menjalankan Program ... 70

4.5.1 Form Menu Diagnosa ... 71

4.5.2 Form Menu Hasil Diagnosa ... 72

4.5.3 Form Setting dan Solusi ... 74

4.5.4 Form manajemen pengguna ... 76

BAB V PENUTUP ... 77

5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran ... 77

(12)

xi

Tabel 2.1 Perbedaan Kecerdasan Buatan dan Pemrograman Konvensional ... 9

Tabel 2.2 Keterangan tentang Simbol Flowchart ... 22

Tabel 4.1 Kode Gejala Penyakit ... 52

(13)

xii

Gambar 2.1 Penerapan Konsep Artificial Intelligence Dalam Komputer ... 8

Gambar 2.2 Aplikasi Artificial Intelligence ... 8

Gambar 2.3 Komponen Sistem Pakar ... 10

Gambar 2.4 Diagram Pelacakan Kedepan ... 14

Gambar 2.5 Diagram Pelacakan Kebelakang ... 15

Gambar 2.6 Tahap Pengembangan Sistem Pakar [kusrini,(2006)] ... 21

Gambar 4.1 Bagan alur sistem pakar virus sistem pernapasan ... 36

Gambar 4.2 Struktur Program ... 57

Gambar 4.3 Flowchart Menu Utama ... 59

Gambar 4.4 Flowchart Menu Diagnosa ... 61

Gambar 4.5 Flowchart Menu Setting ... 63

Gambar 4.6 Desain Form Login Aplikasi ... 63

Gambar 4.7 Desain Form Menu utama ... 64

Gambar 4.8 Desain Form Menu Diagnosa ... 65

Gambar 4.9 Desain Menu laporan Diagnosa ... 66

Gambar 4.10 Desain Form Menu Setting Data Pengguna …... 66

Gambar 4.11 Desain Menu Penyakit ... 67

Gambar 4.12 Desain Menu Hasil Diagnosa ... 68

Gambar 4.13Form Login ... 70

Gambar 4.14 Form menu utama untuk user / pengguna biasa ... 71

Gambar 4.15 Form menu utama untuk pakar ... 71

Gambar 4.16 Form menu Diagnosa ... 72

Gambar 4.17 Form Menu Hasil Diagnosa ... 73

Gambar 4.18 Laporan Diagnosa ... 74

Gambar 4.19 Form Setting Penyakit ... 74

Gambar 4.20 Form tambah data penyakit ... 75

Gambar 4.21 Form tambah gejala ... 75

(14)

1.1. Latar Belakang Masalah

Manusia memerlukan jiwa dan raga yang sehat untuk melakukan aktifitas sehari hari dengan normal. Jiwa yang sehat menurut Undang-undang No 3 Tahun 1966 adalah kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras.

Berbagai jenis virus dapat menimbulkan pada manusia, terutama virus yang menyerang saluran pernapasan, terutama pada anak-anak.Literatur dan informasi ilmiah tentang viral terutama yang dilaporkan dari indonesia sangatlah kurang. Saat ini berkembangnya teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai bidang, khususnya dalam perkembangan teknologi dunia komputer.

Dengan meluasnya penggunaan komputer di masyarakat mendorong pemanfaatan teknologi informasi yang sudah maju tersebut untuk membantu dalam bidang kesehatan dan keselamatan. Kendatipun berbagai upaya telah dilaksanakan oleh pemerintah, diantaranya menyiapkan perangkat kesehatan yang handal yakni dokter dan paramedis yang diharapkan mampu bekerja secara optimal dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat, serta memberikan penyuluhan kesehatan terutama pada pernapasan yang ditimbulkan oleh virus, akan tetapi upaya tersebut belum memberikan hasil yang memadai. Maka dari indikasi tersebut memotivasi penulis untuk memberikan sumbangan pemikiran berbasis komputer dengan merancang suatu perangkat lunak yang memiliki kepandaian sebagaimana layaknya seorang pakar atau seorang dokter sebagai alat bantu untuk menyampaikan informasi tentang pada sistem pernapasan. Diharapkan dengan adanya perangkat lunak ini memudahkan para dokter dalam melakukan diagnosis gangguan pernapasan. Demikian juga seorang dokter sebagai manusia memiliki keterbatasan seperti sering lupa, lelah, stress, dan kadang kurang

(15)

cepat dalam ambil keputusan, disamping juga usia dokter terbatas dan meninggalnya dokter maka hilanglah pengetahuannya.

Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh seorang para ahli atau pakar. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli atau pakar. Sistem pakar tidak dimaksudkan untuk mengganti kedudukan dokter, akan tetapi hanya membantu dalam mengkonfirmasi keputusan yang diambil.

Perangkat lunak sistem pakar yang ditujukan sebagai penyedia nasehat atau alat bantu dalam memecahkan masalah di bidang spesialis tertentu. Untuk mengetahui jenis penyakit, gejala-gejala dan atau solusinya untuk penyembuhan gangguan jiwa, sehingga berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Virus Pada Pernapasan Manusia“.

1.2. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi perumusan masalah adalah :

Bagaimana menganalisa dan merancang suatu sistem pakar untuk mendiagnosa virus sistem pernapasan yang mencakup jenis penyakit, keterangan atau gejala dan solusinya

1.3. Pembatasan Masalah

Agar tidak terlepas dari maksud dan tujuan dalam pembuatan Tugas Akhir ini, maka penulis membatasi pokok permasalahan pada:

a. Menganalisa dan merancang sistem pakar untuk mendiagnosa virus sistem pernapasan hanya pada manusia saja yang mencakup jenis penyakit, keterangan atau gejala penyakit, diagnosi dan solusinya, tindakan selanjutnya dilakukan oleh dokter.

(16)

b. Membuat knowledge base yang diperlukan dalam pengolahan data dan solusi terapi penyembuhan virus sistem pernapasan.

1.4. Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan dari penulisan ini adalah Merancang sistem pakar untuk mendeteksi virus sistem pernapasan berikut dengan solusi terapi penyembuhan sehingga dapat menggantikan kerja seorang pakar dan dalam hal ini user/pemakai dapat terbantu dalam informasi tentang virus sitem pernapasan.

1.5. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan yang diperoleh dan berguna bagi pihak yang memerlukan antara lain:

a Bagi Penulis

Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman penulis mengenai mendiagnosa virus sistem pernapasan dan menerapkan ilmu yang telah didapat selama kuliah.

b Bagi Akademik

Memberikan masukan yang dapat melengkapi referensi pustaka akademik sekaligus menjadi bahan acuan yang dapat dikembangkan bagi kemungkinan pengembangan konsep dan materi lebih lanjut.

c Bagi pengguna/User

Bermanfaat sebagai bahan masukan dan informasi virus sistem pernapasan pada manusia karena akan di tempatkan pada tempat puskesmas atau tempat kesehatan lainnya sehingga orang yang pertamanya belum mengetahui imformasi pernapasan menjadi mengerti.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecerdasan Buatan

2.1.1 Sejarah Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan atau “Artificial Intellgence” itu sendiri dimunculkan oleh seorang profesor dari Massachusetts Institute of Technology yang bernama John McCarthy pada tahun 1956 pada Dartmouth Conference yang dihadiri oleh para peneliti AI. Pada konferensi tersebut juga didefinisikan tujuan utama dari kecerdasan buatan, yaitu: mengetahui dan memodelkan proses-proses berpikir manusia dan mendesain mesin agar dapat menirukan kelakuan manusia [Sri Kusumadewi,(2003)].

2.1.2 Definisi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)

Artificial Intelligence merupakan sub bidang pengetahuan komputer yang khusus ditujukan untuk membuat software dan hardware yang sepenuhnya dapat menirukan beberapa fungsi otak manusia. Dengan demikian diharapkan komputer bisa membantu manusia didalam memecahkan berbagai masalah yang lebih rumit. Intelligence atau intelegensia sendiri mempunyai arti seseorang yang pandai melaksanakan pengetahuan yang dimilikinya. Dengan pengertian tersebut diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa walaupun seseorang banyak memiliki pengetahuan, tetapi bila ia tidak bisa melaksanakannya dalam praktek, maka ia tidak dapat digolongkan kedalam intelegensia. Dengan perkataan yang lain intelegensia adalah kemampuan manusia untuk memperoleh pengetahuan dan pandai melaksanakannya dalam praktek. Pada batas-batas tertentu artificial intelligence memungkinkan komputer dapat menerima pengetahuan melalui input manusia dan

(18)

menggunakan pengetahuannya itu melalui simulasi proses penalaran dan berfikir manusia untuk memecahkan berbagai macam masalah.Kecerdasan sendiri menurut [Sri kusumadewi, (2003)], adalah sebuah konsep yang dapat kita tangkap secara umum tetapi sangat sukar untuk mendefinisikannya secira tepat. Sebagai kemampuan yang esensial cerdas mempunyai makna :

1. Memperkirakan kepentingan dari faktor yang sangat penting. 2. Menemukan kesamaan diantara beberapa situasi.

3. Memberi respon kepada situasi secara fleksibel. 4. Membentuk konsep baru dari konsep lama. 5. Merumuskan ide baru.

6. Dapat mengambil manfaat dari situasi yang kebetulan.

Kualitas-kualitas ini memungkinkan orang untuk belajar bagaimana cara memecahkan persoalan-persoalan dengan mengenal jenis dari problem dan solusinya masing-masing.

2.1.3 Keuntungan dan Kerugian Artificial Intelligence

Keuntungan utama dari artificial intelligence adalah :

1. Dapat membuat komputer lebih mudah digunakan tanpa memandang apakah pemakai seorang pakar atau tidak.

2. Komputer menjadi lebih bermanfaat karena dapat memecahkan berbagai macam masalah yang sangat luas dan kompleks.

Kerugian utama dari artificial intelligence adalah :

1. Aplikasi artificial intelligence membutuhkan komputer yang lebih besar dengan CPU yang lebih cepat dan memori yang lebih besar juga. Hal inilah yang menyebabkan pengembangan artificial intelligence membutuhkan biaya yang sangat tinggi. 2. Pengembangan software artificial intelliaence akan tetap

merupakan hal yang sulit. Program artificial intelligence masih tetap akan menjadi barang mewah karena rumitnya dalam pembuatan.

(19)

2.1.4 Perbedaan Konsep Pemrograman

Terdapat tiga konsep dasar dalam pemrograman, yaitu : 1. Modular

a. Memberikan instruksi/program dan data yang siap diolah dikomputer.

b. Program terdiri dari main program dan modul-rnodul yang dibuat untuk melakukan tugas khusus yang akan dipanggil pada program utamanya. Main program dan modulnya berisi langkah-langkah step-by-step dalam mengolah data dan memperoleh hasilnya.

2. Artificial Intelligence

a. Memberikan teori (pemikiran/prosedur) dan fakta serta hubungannya, juga meminta masukan data problem atau pertanyaan.

b. Software Artificial Intelligence melacak pangkalan pengetahuan dan mencocokkan pola atau kondisi yang spesifik antara masukan data problem dengan pangkalan pengetahuan.

3. Orientasi Obyek

Data dan instruksi/program (termasuk modul) dianggap sebuah obyek. Orientasi obyek tidak menggunakan modul tetapi menggunakan obyek dengan memilih event/kegiatan apa yang harus dikerjakan pada atau oleh obyek tersebut.

2.1.5 Komponen Artificial Intelligence

Komponen-komponen yang ada dalam artificial intelligence, yaitu :

1. Pangkalan Pengetahuan (Knowledge Base)

Pangkalan pengetahuan berisi fakta-fakta tentang objek dalam domain yang ditentukan dan saling berhubungan satu

(20)

sama lain. Pangkalan pengetahuan juga dapat berisi tentang pikiran, teori, dan prosedur praktis. Pangkalan pengetahuan membentuk sumber sistem intelegensia dan digunakan oleh mekanisme inferensi untuk melakukan penalaran dan menarik kesimpulan. Pengetahuan juga merupakan informasi terorganisasi dan teranalisis agar lebih mudah dimengerti dan dapat diterapkan pada pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

2. Kemampuan Inferensi (Inferencing Capability)

Kemampuan inferensi adalah suatu rangkaian prosedur yang digunakan untuk menguji pangkalan pengetahuan dengan cara yang sistematik pada saat menjawab pertanyaan, memecahkan persoalan, atau membuat keputusan dalam suatu domain yang telah ditentukan. Kemampuan inferensi melakukan pelacakan melalui pangkalan pengetahuan untuk mencari jawaban dan solusinya.

3. Komputer

Adalah bagian penghubung antara program sistem pakar dengan pemakai. Pada bagian ini terjadi dialog antara program dengan pemakai. Program akan mengajukan pertanyaan dalam bentuk ya atau tidak yang nantinya harus dijawab oleh pemakai. Berdasarkan jawaban tersebut maka sistem pakar akan mengambil suatu kesimpulan berupa solusi pemecahan masalah. 4. Masukan (Inputs, Questions and Problems)

Adalah suatu rangkaian pertanyaan dan masalah yang disampaikan oleh pemakai melalui komputer yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh sistem pakar.

5. Keluaran (Outputs, Answers And Solutions)

Adalah suatu rangkaian solusi dan jawaban yang diberikan oleh sistem pakar kepada pemakai berdasarkan dari masukan-masukan pemakai yang diolah oleh komputer.

(21)

Inferencing Capability Knowledge base Computer Inputs Questions Problems Outputs Answers Solutions

Gambar 2.1 : Penerapan Konsep Artificial Intelligence Dalam Komputer

2.1.6 Aplikasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intellegence)

Aplikasi kecerdasan buatan atau Artificial Intellegence diklasifikasikan dalam beberapa golongan, adalah:

1. Aplikasi Pemecahan Masalah (Problem Solving). 2. Sistem Pakar (Expert Sistem).

3. Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing) 4. Computer Vision.

5. Robot (Robotic).

6. Pendidikan (Education).

Gambar 2.2 : Aplikasi Artificial Intelligence

2.1.7 Perbedaaan Kederdasan Buatan dengan Pemrograman Konvensional

Berikut ini Perbedaaan Kecerdasan Buatan dengan Pemrograman Konvensional adalah:

Artificial Intelligence Education Robotic Computer Vision Natural Language Processing Expert System General Problem Solving

(22)

Tabel 2.1 Tabel Perbedaan Kecerdasan Buatan dan Pemrograman Konvensional.

Dimensi Kecerdasan Buatan Pemrograman

Konvensional Pemrosesan Mengandung

konsep-konsep simbolik

Algoritmik

Sifat Input Tidak lengkap Harus lengkap Pencarian Bersifat Heuristik Didasarkan pada

algoritma

Keterangan Disediakan Tidak disediakan

Fokus Pengetahuan Data dan Informasi

Struktur Kontrol dipisahkan dari pengetahuan

Kontrol

terintergrasi dengan informasi (data) Sifat output Kuantitatif Kualitatif Pemeliharaan &

Up date

relatif mudah Sulit

Kemampuan menalar

Ya Tidak

2.2 Sistem Pakar

2.2.1 Pengertian Sistem Pakar

Menurut [Kusrini, (2006)], sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan tehnik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapa dipecahkan oleh pakar dalam bidang tersebut. Sistem pakar dapat mengumpulkan dan menyimpan pengetahuan seorang pakar atau beberapa orang pakar kedalam komputer. Pengetahuan tersebut kemudian digunakan oleh siapa saja yang memerlukannya. Tujuan utamanya adalah bukan untuk menggantikan kedudukan seorang ahli atau seorang pakar, tetapi

(23)

hanya untuk memasyarakatkan pengetahuan dan pengalaman pakar yang sangat langka. Sistem pakar juga memungkinkan orang lain dapat meningkatkan produktifitasnya, memperbaiki kualitas keputusannya, dan sederhananya sistem pakar dapat memecahkan masalah yang sangat rumit, sekalipun tidak ada orang yang ahli.

Menurut [Sri Kusumadewi,(2003)], sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti biasa yang dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari ahli.

2.2.2 Komponen Sistem Pakar

Gambar 2.3 : Komponen Sistem Pakar

User Antapr Muka Aksi yang direkomendfasi Basis Pengetahuan

Fakta : Apa yang

diketahui

tentang area domain

Aturan : logical reference

Fasilitas Penjelasan

- Interpreter Motor Inferensi - Scheduler

- Consistency Enforce Rekayasa Pengetahuan Pengetahuan ahli Penyaringan Pengetahuan BLACKBOARD Rencana Agenda Solusi Deskripsi Fakta-fakta tentang kejadian khusus Penambahan Pengetahuan Proses

(24)

Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar adalah:

1. Subsistem Penambahan Pengetahuan

Bagian ini digunakan untuk memasukkan pengetahuan, mengkonstruksi atau memperluas pengetahuan dalam basis pengetahuan. Pengetahuan itu bisa berasal dari ahli, buku, basisdata, penelitian, dan gambar.

2. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan adalah basis atau pangkalan pengetahuan yang berisi fakta, pemikiran, teori, prosedur. dan hubungannya satu dengan yang lain atau informasi yang terorganisasi dan teranalisis (pengetahuan didalam pendidikan atau pengalaman dari seorang pakar) yang diinputkan kedalam komputer.

Ada 2 bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu:

a. Penalaran berbasis aturan (Rule-Based Reasoning) Pada penalaran berbasis aturan, pengetahuan dipresentasikan dengan menggunakan aturan benbentuk: IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila kita memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu.

b. Penalaran berbasis kasus

Pada penalaran berbasis kasus, basis pengetahuan, akan berisi solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada).

3. Motor Inferensi (Inference Engine)

Inferensi merupakan proses menghasilkan informasi dan fakta yang diketahui dan diasumsikan. Inferensi merupakan konklusi logis atau implikasi berdasarkan informasi yang

(25)

tersedia. Dalam sistem pakar inferensi dilakukan dalam suatu modul yang disebut Mesin Inferensi (Inferensi Engine).

Berisi teknik-teknik pelacakan knowledge base untuk mencari fakta sesuai dengan inputan yang ada dan mencari hubungan antara keduanya, sehingga dapat menghasilkan keputusan. Dari sini dapat dijelaskan bahwa komputer telah terisi pengetahuan-pengetahuan dari seorang pakar yang tersusun dalam knowledge base, komputer juga harus mendapatkan inputan-inputan. Setelah mendapatkan inputan akan dicocokkan dengan fakta/data yang ada di knowledge base oleh inference engine, selanjutnya diolah berdasarkan pengalaman dan prosedur yang ada pada motor inferensi sehingga menghasilkan suatu keputusan.

Ada 3 elemen utama dalam yang digunakan dalam motor inferensi, yaitu:

a. Interpreter

Mengeksekusi item-item agenda yang terpilih dengan menggunakan aturan-aturan dalam basis pengetahuan yang sesuai.

b. Scheduler

Digunakan untuk mengontrol agenda. c. Consistency Enforcer

Digunakan untuk memelihara kekonsistenan dalam merepresentasikan solusi yang bersifat darurat.

Ketika representasi pengetahuan (RP) pada bagian knowlage base telah lengkap, maka RP tersebut telah siap digunakan. Ada dua metode inferensi yang penting dalam sistem pakar, yaitu : Pelacakan kedepan (Forward Chaining) dan Pelacakan kebelakang (Backward Chaining). Ada dua teknik inferensi, yaitu :

(26)

A. Pelacakan Kedepan (Forward Chaining)

Pelacakan Kedepan merupakan himpunan dari kondisi-aksi dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan di jalankan, kemudian aturan tersebut dijalankan. Mungkin proses menambahan data ke memori kerja. Proses diulang sampai menemukan sebuah hasil [Kusrini,(2006)]. Metode inferensi pelacakan kedepan cocok digunakan untuk menangani masalah pengendalian (controlling), peramalan dan merupakan kebalikan dari pelacakan kebelakang, yaitu memulai dari sekumpulan data-data yang akan menuju pada suatu kesimpulan. Untuk memudahkan pemahaman mengenai metode ini, akan diberikan ilustrasi berikut ini :

Ingin diperoleh dari daftar yang ada berdasarkan gejala-gejala dalam aturan dan fakta yang diberikan oleh user :

Aturan 1 : jika gejala 1 Dan gejala 2 Dan gejala 3 Maka 1 Aturan 2 : Jika gejala 1

Dan gejala 3 Dan gejala 4 Maka 2 Aturan 3 : Jika gejala 2

Dan gejala 3 Dan gejala 5 Maka 3 Aturan 4 : Jika gejala 1

(27)

Dan gejala 4 Dan gejala 5 Dan gejala 6 Maka 4

Penelusuran maju pada kasus ini adalah untuk mengetahui apakah suatu fakta yang dialami oleh pengguna termasuk 1,2,3 atau 4 atau bahkan bukan dari salah satu tersebut, yang artinya sistem belum mampu mengambil kesimpulan karena keterbatasan aturan.

Gambar 2.4 : Diagram Pelacakan Kedepan

B. Pelacakan Kebelakang (Backward Chaining)

Dalam pelacakan kebelakang, penalaran dimulai dengan tujuan kemudian merunut balik ke jalur yang akan mengarah ke tujuan tersebut [Kusrini,(2006)]. Tujuan inferensi adalah mengambil pilihan terbaik dari banyak kemungkinan. Metode pelacakan kebelakang cocok digunakan dalam memecahkan diagnosis[Kusrini, (2006)]

Pada pelacakan mundur proses dimulai dari konklusi (objek) yang bukan merupakan fakta eksplisit, artinya penalarannya dimulai dari sekumpulan hipotesa-hipotesa yang mendukung fakta dari hipotesa-hipotesa tersebut. Untuk memudahkan pemahaman akan di berikan

Kaidah A Kaidah B Observasi Observasi Fakta 1 Fakta 2 Fakta 3 Kaidah C Kaidah D Kaidah E Kesimpulan Kesimpulan Kesimpulan Kesimpulan

(28)

contoh kasus yang sama pada proses pelacakan kedepan (forward chaining), yang ingin didapatkan pada penalaran ini juga sama yaitu salah satu dari 1,2,3, atau 4 atau bahkan tidak dari keempat tersebut. Awalnya sistem akan mengambil hipotesis bahwa penyakitnya dalah 1, untuk membuktikan hipotesisnya sistem akan mencari gejala-gejala yang mengandung 1. Setelah itu sistem akan meminta umpan balik kepada user mengenai gejala-gejala yang ditemukan tersebut.

Cara mengambil umpan balik yaitu dengan mencari dari daftar gejala yang dipilih oleh user atau dengan menanyakan satu per satu gejala yang seharusnya dipilih. Jika ternyata ada premis yang tidak terpilih maka hipotesis dari 1 gugur dan sistem akan melanjutkan hipotesis ke berikutnya. Demikian seterusnya hingga ditemukan yang gejalanya serupa.

Gambar 2.5 : Diagram Pelacakan Kebelakang

Selain menggunakan metode pelacakan kedepan dan pelacakan kebelakang, sebuah aplikasi sistem pakar juga dapat menggunakan gabungan dari kedua metode tersebut yang biasa disebut metode gabungan [kusrini,(2006)]. Contoh dalam diagnosis penyakit, pasien memberitahukan keluhan utama yang dialami. Dari keluhan tersebut dokter

Observasi Observasi Observasi Observasi Kaidah A Kaidah B Kaidah C Fakta 1 Fakta 2 Fakta 3 Kaidah D Kaidah E Tujuan

(29)

akan melacak kedepan (forward chaining) untuk mendapatkan kemungkinan dengan ciri yang dikeluhan oleh pasien. Setelah itu dilacak kebelakang (backward chaining) untuk memastikan mana yang dialami pasien di antara beberapa kemungkinan dengan cirri yang dikeluhkan oleh pasien.

4. Blackboard

Merupakan area dalam memori yang digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan sementara. Ada 3 tipe keputusan yang dapat direkam, yaitu :

a. Rencana digunakan untuk bagaimana menghadapi masalah.

b. Agenda digunakan untuk aksi-aksi potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi.

c. Solusi digunakan untuk calon aksi yang akan dibangkitkan

5. Antar Muka Pemakai (User Interface)

Adalah bagian penghubung antara program sistem pakar dengan pemakai. Pada bagian ini terjadi dialog antar program dengan pemakai. Program akan mengajukan pertanyaan dalam bentuk ya atau tidak yang nantinya harus dijawab oleh pemakai. Berdasarkan jawaban tersebut sistem pakar akan mengambil suatu kesimpulan berupa solusi pemecahan masalah.

6. Subsistem Penjelasan

Digunakan untuk melacak respon dan memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan:

a. Mengapa suatu pertanyaan ditanyakan oleh sistem pakar?

(30)

b. Bagaimana konklusi dicapai?

c. Mengapa ada alternatif yang dibatalkan

d. Rencana apa yang digunakan untuk mendapatkan solusi?

7. Sistem Penyaring Pengetahuan

Sistem ini digunakan untuk mengevaluasi kinerja sistem pakar itu sendiri untuk melihat apakah pengetahuan-pengetahuan yang ada masih cocok untuk digunakan dimasa mendatang.

2.2.3 Ciri dan Karakteristik Sistem Pakar

Ciri dan karakteristik sistem pakar adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan sistem pakar merupakan suatu konsep, bukan berbentuk numeris.

b. Informasi dalam sistem pakar tidak selalu lengkap, subyektif, tidak konsisten, subyek terus berubah dan tergantung pada kondisi lingkungan sehingga keputusan yang diambil bersifat tidak pasti dan tidak mutlak.

c. Kemungkinan solusi sistem pakar terhadap suatu permasalahan adalah bervariasi dan mempunyai banyak pilihan jawaban yang dapat diterima, semua faktor yang ditelusuri memiliki ruang masalah yang luas dan tidak pasti.

d. Perubahan atau pengembangan pengetahuan dalam sistem pakar dapat terjadi setiap saat bahkan sepanjang waktu.

e. Pandangan dan pendapat setiap pakar tidaklah selalu sama. f. Keputusan merupakan bagian terpenting dari sistem pakar. 2.2.4 Keuntungan Sistem Pakar

Secara garis besar, keuntungan sistem pakar, antara lain:

a. Memperluas jangkauan dari seorang pakar. Dimana sebuah sistem pakar yang telah dialihkan akan sama saja artinya dengan seorang

(31)

pakar yang tersedia dalam jumlah besar (dapat diperbanyak dengan kemampuan yang persis sama).

b. Merupakan arsip yang terpercaya dari sebuah keahlian, sehingga bagi pemakai sistem pakar seolah-olah dapat berkonsultasi langsung dengan sang pakar, meskipun sang pakar telah meninggal dunia.

c. Dapat menyederhanakan suatu pekerjaan. d. Dapat menghemat waktu bekerja.

e. Meningkatkan produktifitas akibat meningkatnya kualitas hasil pekerjaan. Peningkatan kualitas pekerjaan ini disebabkan meningkatnya efisiensi kerja.

f. Membuat seseorang yang awam, dapat bekerja layaknya sebagai seorang pakar yang ahli dalam bidang keahlian tertentu.

2.2.5 Kelemahan Sistem Pakar

Kelemahan-kelemahan dari sistem pakar adalah:

a. Pengembangan sistem pakar sangat sulit, dan lebih sulit daripada membuat software konvensional.

b. Program merupakan pekerjaan yang melelahkan, lama dan memerlukan biaya yang besar. Sistem pakar sangat mahal, untuk mengembangkan, mencoba, dan mengirimkannya ke pemakai terakhir memerlukan biaya yang tinggi.

c. Hampir semua sistem pakar masih harus diimplementasikan dalam komputer besar, memang ada sistem pakar yang bisa dijalankan pada komputer pribadi, tetapi sistem pakar semacam itu tergolong kepada sistem pakar yang kecil, kurang canggih, dan manfaatnya sangat kecil.

d. Sistem pakar tidak 100% menguntungkan, karena seseorang yang terlibat dalam sistem pakar tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan.

(32)

2.2.6 Permasalahan Yang Disentuh Oleh Sistem Pakar a. Interpretasi

Pengambilan keputusan dari hasil observasi, termasuk diantaranya pengawasan, pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal, dan beberapa analisis kecerdasan.

b. Prediksi

Termasuk diantaranya peramalan, prediksi demografis, peramalan ekonomi, prediksi lalu lintas, estimasi hasil, militer, pemasaran, atau peramalan keuangan.

c. Diagnosis

Termasuk diantaranya medis, elektronis, mekanis, dan diagnosis perangkat lunak.

d. Perancangan

Termasuk diantaranya lay out sirkuit dan perancangan bangunan. e. Monitoring

Misalnya Computer-Aided Monitoring Systems. f. Debugging

Memberikan resep obat terhadap suatu gejala. g. Perbaikan

Memperbaiki setiap ada masalah atau kerusakan pada sistem h. Instruksi

Melakukan instruksi untuk diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja.

i. Kontrol

Melakukan kontrol terhadap interpretasi-interpretasi, prediksi, perbaikan, dan monitoring kelakuan sistem.

(33)

2.2.7 Tahapan Pengembangan Sistem Pakar

Ada 6 tahap dalam pengembangan sistem pakar berikut ini adalah: 1. Identifikasi

Tahap ini berisi definisi masalah, kebutuhan sistem, evaluasi solusi alternatif, verifikasi pendekatan sistem, penyesuaian pengaturan masukan.

2. Konseptualisasi

Berisi konseptualisasi rancangan dan desain, strategi pengembangan, materi pengetahuan, komputasi materi, kemudahan pengenalan, analisis efisien.

3. Tahap Formalisasi

Berisi tentang membangun prototype, pengujian dan pengembangan, demontrasi dan kemudahan analisis, penyelesaian desain.

4. Implementasi

Berisi tentang membangun basis pengetahuan, pengujian, evaluasi dan pengembangan basis pengetahuan, perencanaan integrasi sistem.

5. Evaluasi

Berisi tentang inputan pemakai instalasi, demonstrasi dan penerapan sistem, orientasi dan latihan, keamanan, dokumen, integrasi pengujian kasus.

6. Pengembangan sistem

Berisi tentang operasional, perawatan dan pengembangan sistem evaluasi sistem secara periodik.

(34)

Gambar 2.6 : Tahap Pengembangan Sistem Pakar [kusrini,(2006)]

2.3 Flowchart

Flowchart adalah bagian yang menggambarkan urutan instruksi untuk proses dengan komputer dan hubungan antara proses lainnya dengan menggunakan simbol-simbol flowchart. Berikut ini simbol-simbol dalam flowchart adalah:

Simbol Keterangan

Menunjukkan proses pengolahan dan perubahan harga.

Mamual Operation, suatu simbol yang menunjukkan setiap pengolahan yang tidak dilakukan oleh komputer

Decision, suatu kondisi yang akan menghasilkan kemungkinan jawaban atau aksi.

Predifined proces, suatu simbol untuk menyediakan tempat pengolahan dalam storage.

Konseptualisasi

Formalisasi

Implementasi Evaluasi Pengembangan Sistem

(35)

Terminal, untuk memulai atau mengakhiri suatu program/ juga sebagai interupsi dalam program.

Of line storage, simbol data yang berada dalam simbol ini akan disimpan.

Input-input setiap peralatan (I/O dapat menggunakan simbol ini tanpa mengetahui jenis peralatan baik input atau output.

Dokumen simbol, untuk data yang berbentuk kertas maupun informasi.

Tabel 2.2 Tabel Keterangan tentang Simbol Flowchart

2.4 MySQL

MySQL merupakan SQL Database Management System(DBMS) berbasis UNIX bersifat multiuser dan multithread. MySQL dikembangkan MySQLAB sebuah perusahaan dari Swedia yang memegang hak cipta dari sebagian Codebase. MySQL dapat dijalankan di system operasi yang bermacam macam seperti AIX, FreeBSD, Mac OS X, Novell NetWare, OpenBSD, Solaris, SunOS,IRIX, Windows Vista, Windows 98, Windows 95 dll. MySQL adalah salah satu program RDBMS yang mendukung pembuatan client/server , dimana semua pengolahan data dapat dilakukan pada satu tempat saja. Dan menghindarkan dari perolehan informasi yang kadaluarsa akibat terpisahnya tempat penyimpanan data.

2.4.1 Sejarah singkat MySQL

MySQL dikembangkan oleh sebuah perusahaan Swedia bernama MySQL AB,yang kala itu bernama TcXDataKonsult AB sejak sekitar 1994/1995. Tujuan mula-mula TcX membuat MySQL

(36)

adalah memang untuk mengembangkan aplikasi Web untuk klien TcX adalah perusahaan pengembang software dan konsultan database. Kala itu, Monty dan Michael Wildenius merupakan satu satunya pengembang di TcX, berusaha mengembangkan antarmuka yang akan ditempelkan dalam bahasa SQL. Mula-mula TcX memakai mSQL sebagai produk awal mereka. Namun ternyata mSQL tidak cukup cepat meskipun tidak fleksibel. Versi pertama mSQL bahkan tidak memiliki indeks. Setelah mencoba menghubungi David Hughe pembuat mSQL dan ternyata mengetahui bahwa David tengah sibuk mengembangkan versi dua, maka keputusan yang diambil Monty yaitu membuat mesin SQL yang antarmukanya mirip dengan mSQL, tapi memiliki kebutuhan yang lebih sesuai dengan kebutuhan. Lahirlah MySQL.

MySQL versi 1.0 dirilis Mei 1996 secara terbatas kepada emapt orang. Baru pada bulan Oktober versi 3.11.0 dilepas ke publik. Source kode MySQL dapat dilihat dan gratis, serta server MySQL dapat dipakai tanpa biaya untuk kebutuhan nonkomersial. Untuk kebutuhan komersial(misalnya menjual MySQL atau menyertakan MySQL dalam program komersial lain) Anda harus bayar lisensi. Baru pada Juni 2000 MySQL adalah software yang dapat dlihat dan gratis, serta server MySQL dapat dipakai untuk kebutuhan apapun. Tapi jika Anda memodifikasi source code Anda harus melepasnya dibawah lisensi yang sama yaitu GPL.

Pada versi akhir 3.22 sepanjang 1998-1999 MySQL menjadi semakin poplar dan dilirik orang. Stabilitasnya sudah baik. Kecepatannya semakin baik. Sudah tersedia di berbagai platform sehingga seri ini hingga sekarang paling banyak digunakan di berbagai instalasi.

2.4.2 Keunggulan MySQL

MySQL akhir akhir ini sedang naik daun dan banyak digunakan oleh pembuat aplikasi web di dunia. Ketertarikan untuk

(37)

menggunakan MySQL sebagai server database untuk aplikasi Visual Basic cukup besar. Selain dapat diperoleh tanpa biaya, keandalan sudah banyak diakui oleh para pengguna Linux di dunia. Penyebab utama MySQL begitu populer banyak dipakai pada zaman sekarang ini adalah :

1. MySQL tersedia di berbagai platform termasuk dalam berbagai varian Unix, Linux (hal ini yang tidak tersedia dalam Microsoft Access, Acess tidak bisa dipakai dalam server Linux selain itu Acess tidak memiliki kemampuan client-server/networking). 2. MySQL memiliki koneksi overhead yang rendah. Soal

kecepatan melakukan transaksi atau bekerja di kondisi load tinggi mungkin bisa diperdebatkan dengan berbagai benchmark berbeda. Karakteristik ini membuat MySQL cocok bekerja dengan aplikasi CGI, dimana setiap request skrip akan melakukan koneksi, mengirimkan satu atau lebih perintah SQL, lalu memutuskan koneksi lagi

2.5 Virus Sistem Pernapasan pada Manusia 2.5.1 Definisi Virus

Menurut [Soedarto, (2010)] Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. Virus

(38)

merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.

2.5.2 Definisi Sistem Pernapasan

Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru-paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma. Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin.

Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada.

2.5.3 Definisi Virus Sistem Pernapasan pada Manusia

Penyakit Virus pada sistem pernapasan merupakan yang terjadi pada sistem penapasan yang di sebabkan oleh virus yang dapat menyebabkan infeksi penting bagi manusia [Soedarto,

(39)

(2010)]. Penyembuhan akibat infeksi virus biasanya disalah-antisipasikan dengan penggunaan antibiotik, yang sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap kehidupan virus. Efek samping penggunaan antibiotik adalah resistansi bakteri terhadap antibiotik. Karena itulah diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah suatu disebabkan oleh bakteri atau virus.

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian banyak macam metode yang digunakan oleh peneliti, yang sesuai dengan masalah, tujuan dan kegunaan dari penelitian itu sendiri. Sehingga penelitian itu bisa dianggap valid dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah.

Pada penelitian yang berjudul ”Sistem Pakar untuk mendiagnosa virus

pada sistem pernapasan”, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif bermakna kualitas data yang dihimpun dalam bentuk konsep pengolahan data langsung, dikerjakan dengan mencatat dan mendeskripsikan gejala-gejala, dihubungkan dengan gejala-gejala lain.

Menurut [Lexy J. Moleong, (2002)] yang mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata -kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mencari informasi aktual secara rinci yang menggambarkan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah dan praktek yang berlaku, membuat evaluasi, menentukan sesuatu yang dilakukan oleh orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan di masa yang akan datang.

3.2 Analisis Kebutuhan

3.2.1 Analisis Kebutuhan User

Analisis Kebutuhan User adalah bagaimana membuat sistem pakar yang dapat untuk memenuhi kebutuhan si pemakai sistem yang terdiri dari :

(41)

1. Membuat sistem pakar yang dapat membantu user untuk menyimpulkan penyebab virus system pernapasan pada pasien.

2. Pihak user dapat memilih gejala-gejala virus sistem pernapasan yang dirasakan kemudian gejala-gejala tersebut dimasukan dalam sistem pakar.

3. Membuat sistem pakar yang dapat memberikan solusi atau penanganan terhadap virus sistem pernapasan yang dialami pasien.

4. Untuk pakar dapat menginput pengetahuan yang dimiliki sehingga di dalam sistem pakar akuisisi pengetahuannya semakin lengkap.

3.2.2 Analisis Kebutuhan Software dan Hardware

Agar Sistem Pakar dapat dioperasikan secara maksimal maka ada beberapa hal yang diperlukan yaitu:

1. Tersediannya software yaitu bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0 dan MySQL.

2. Perangkat Keras (Hardware) sebagai sarana dalam menjalankan program Sistem Pakar, Hardware ini minimal mempunyai memori 256 Mb, Keyboard dan Mouse, Processor minimal Pentium IV 2,66 GHz, Harddisk minimal 40 GB, Resolusi warna 800x600.

(42)

3.3 Metode Penelitian

Tujuan pengumpulan data penelitian adalah untuk memperoleh pengetahuan dan landasan teori serta data-data yang lengkap, tepat dan akurat sebagai dasar penganalisisan sistem, desain sistem dan implementasi sistem yang akan dibuat. Adapun tahap-tahap dalam penelitian yaitu :

1. Tahap Pra Lapangan

Ada enam kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam hal ini, ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian lapangan. Persoalan etika penelitian dalam hal ini, peneliti menjaga etika penelitian karena hal ini menyangkut hubungan dengan orang lain. Dalam menghadapi persoalan etika tersebut, peneliti mempersiapkan diri baik secara fisik maupun mental. Secara seyogyanya memahami peraturan norma, nilai sosial masyarakat melalui kepustakaan, teman yang berasal dari latar tersebut dan orientasi latar penelitian. Dengan dijaganya etika diharapkan tercipta suatu kerja sama yang menyenangkan.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Uraian tentang tahap pekerjaan lapangan dibagi dalam tiga bagian, yaitu:

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri. Pembahasan latar penelitian penampilan, pengenalan hubungan penelitian, jumlah waktu studi.

b. Memasuki lapangan meliputi: keakraban hubungan, mempelajari bahasa, dan peranan penelitian.

c. Berperan serta sambil mengumpulkan data meliputi: pengarahan batas studi, mencatat data, petunjuk cara mengingat data, kejenuhan [Lexy J. Moleong,(2002)].

(43)

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian untuk penyusunan Tugas Akhir ini terdiri dari :

3.3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian diambil dari pasien dr. Laksmi sebagai bahan masukan dalam pembuatan rancangan sistem pakar tentang virus sistem pernapasan pada manusia.

3.3.2 Jenis dan sumber data

Menurut [Lexy J. Moleong,(2002)] sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata -kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sedangkan jenis data pada penelitian ini ada dua, yaitu:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diambil pada lokasi atau lapangan (dari sumbernya), atau data yang masih asli dan masih memerlukan analisis lebih lanjut. Dalam hal ini, data yang dihimpun adalah:

1. Jenis virus

2. yang disebebkan virus 3. solusi atau pengobatan 2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari atau berasal dari bahan perpusta kaan dan peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Sedangkan data sekunder yang digunakan oleh peneliti adalah untuk menghimpun data tentang virus penyakit. Sedangkan untuk sumber data pada penelitian ini, yaitu:

1. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.

(44)

2. Dokumen yang ada kaitannya dengan penelitian, yaitu data yang berupa arsip, jurnal, artikel yang berhubungan dengan virus sistem pernapasan.

3.3.3 Teknik Pengumpulan data

Dalam menyusun Tugas Akhir pengumpulan data pelaksanaan penelitian ini, penulis akan digunakan beberapa teknik, diantaranya :

1. Wawancara (interview)

Teknik wawancara dilakukan dengan cara berkonsultasi langsung dengan pakar yang ahli dalam bidangnya dalam hal ini dokter menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Interview yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah interview bebas atau wawancara bebas, hal ini dimaksudkan agar pertanyaan yang akan diajukan dapat dijawab oleh obyek secara benar dan tidak dibuat-buat. Dengan menggunakan interview ini, peneliti mendapatkan data tentang virus sistem pernapasan. Berikut merupakan profil dari dokter :

Nama : dr. Didik Joko Martopo Alamat : Plamongan Indah

Pendidikan : Universitas Sultan Agung Semarang

Nama : dr. Laksmi Satriana Alamat : Plamongan Indah

Pendidikan : Universitas Sultan Agung 2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti notulen dan sebagainya. Data-data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan data sekunder, sedangkan data-data yang yang dikumpulkan dengan

(45)

teknik observasi wawancara cenderung merupakan data primer atau data yang langsung di dapat dari pihak pertama.

3.4 Analisis Sistem

Pada tahap ini Knowledge-Engineer menentukan karakteristik yang penting dari permasalahan yang dikaji. Beberapa hal yang dilakukan Knowledge-Engineer pada tahap ini adalah menentukan masalah secara umum , memilih pakar, kemudian mendiskusikannya dengan pakar tentang batasan masalah yang dikaji.

Tujuan karakteristik Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Virus Sistem Pernapasan pada Manusia merupakan sebuah sistem berbasis pengetahuan sebagai solusi alternatif untuk menangani pernapasan. Sistem Pakar ini bertujuan untuk menganalisis gejala-gejala dan menyimpulkan dengan cepat sistem pernapasan sekaligus memberikan solusi/terapi penyembuhannya.

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Virus Sistem Pernapasan ini mempunyai kelebihan-kelebihan: memudahkan dan mempercepat dokter yang menggunakan sistem pakar ini dalam menemukan yang diderita pasien.

Disamping terdapat beberapa kelebihan, Sistem Pakar ini juga mempunyai kelemahan antara lain: Sistem Pakar ini membutuhkan waktu yang lama dalam pengembanagan sebelum ia benar-benar siap digunakan. Selain itu biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan, implementasi dan pengembangan tak sedikit.

Batasan mengenai kerja dari Sistem Pakar ini, adalah yang diidentifikasi oleh Sistem Pakar ini adalah jenis pada sistem pernapasan yang diderita pada manusia, gejala-gejala berdasarkan kondisi yang dialami oleh pasien dan pemberian solusi/terapi penyembuhan berdasarkan yang diderita oleh pihak pasien.

(46)

3.4.1 Pengguna Sistem

Pengguna sistem ini adalah orang yang mengerti bagaimana mengoperasikan komputer dan paham mengenai istilah-istilah umum dalam dunia psikologi sehingga dapat menggunakan Sistem Pakar ini dengan baik,misalnya :

1. Fakultas Kedokteran

Diharapkan dengan memakai sistem ini sebagai sistem berbasis pengetahuan atau media pembelajaran untuk menangani suatu kasus virus sistem pernapasan, jadi dengan menggunakan sistem ini diharapkan dengan memakai sistem pakar ini dapat menambah pengetahuan mengenai bidang kesehatan.

2. Calon Dokter

Bagi calon dokter sebagai bahan masukkan, dengan memberikan pengarahan serta pelatihan diharapkan dapat mengoperasikan sistem ini.

3. Masyarakat Umum

Bagi masyarakat umum yang tertarik untuk mempelajari virus sistem pernapasan pada manusia dapat pula memanfaatkan sistem pakar ini.

3.4.2 Identifikasi SDM

SDM berperan dalam pembuatan Sistem Pakar ini adalah sebagai berikut:

1. Programer adalah pembuat progam Sistem Pakar untuk mendiagnosa virus sistem pernapasan pada manusia.

2. User adalah pengguna inferensi hasil akhir program, yaitu Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Virus Sistem Pernapasan pada manusia yang dibuat oleh seorang programer dan semua pihak yang bergerak dibidang kesehatan dan membutuhkan informasi mengenai sistem pernapasan .

(47)

3. Pakar adalah orang yang mempunyai pengetahuan khusus, pengalaman dan metode sejauh kemampuan menerapkan pengetahuan untuk memberikan saran dan memecahkan masalah.

(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Ada tiga unsur penting dari perancangan sistem pakar, yaitu: adanya pakar, user, dan sistem. Pakar adalah orang yang orang yang mempunyai pengetahuan khusus, pengalaman dan metode sejauh kemampuan menerapkan pengetahuan untuk memberikan saran dan memecahkan masalah. Sedangkan referensi buku merupakan sumber yang tidak kalah pentingnya dalam memperoleh data yang valid. Proses pengumpulan data dilakukan pada akuisisi pengetahuan.

Setelah akuisisi pengetahuan dilakukan maka data-data tersebut selanjutnya disimpan sebagai basis pengetahuan dan basis aturan dalam sebuah database, dimana database yang berisi pengetahuan dan baris aturan berhubungan dengan sistem pakar dan mesin inferensi.

Program Sistem Pakar ini menampilkan antar muka pemakai yang salah satunya berisikan tanya jawab antara sistem dan user, dimana sistem mengajukan pertanyaan dan user menjawab pertanyaan tersebut. Setiap jawaban dari user yang diterima oleh sistem akan dilakukan dilakukan pengujian dan pengambilan keputusan oleh mesin inferensi. Pengujian dilakukan dengan metode penelusuran yang telah ditentukan oleh mesin inferensi yang berfungsi untuk mengambil keputusan setiap pengujian yang dilakukan. Setelah diputuskan maka hasil diagnosa akan ditampilkan kepada user.

(49)

- Nama Penyakit - Gejala -Penyakit -Diagnosis

-Solusi

Gambar 4.1 Bagan alur sistem pakar virus sistem pernapasan

4.1.1 Akuisisi Pengetahuan

Akuisisi Pengetahuan dalam tugas akhir ini adalah diagnosa terhadap penderita virus sistem pernapasan, yang dimulai dengan mengumpulkan data-data tentang gejala-gejala, penyebab, sampai pada penanganannya atau solusi yang disarankan. Pengelompokan diagnosis sistem pernapasan berdasarkan pesamaan dalam gambaran klinisnya (penggolongan didasarkan pada gangguan – gangguan yang diderita seseorang).

Ada 10 (sepuluh) jenis virus sistem pernapasan yang diderita manusia, kemudian 10 jenis tadi masih dibagi dalam kelompok-kelompok kecil sesuai dengan ciri spesifik yang mucul berdasarkan penyebab sistem pernapasan.

(50)

1. Acute Febrile Pharyngitis (AFP)

Penyakit demam yang akut hanya berlangsung beberapa hari lamanya dengan gejala klinis berupa sakit tenggorokan ringan, demam dan batuk-batuk yang kadang disertai dengan limfadenitis ringan pada kelenjar leher.

Terjadi epidemi yang sporadik banyak dilaporkan dari seluruh dunia. Padan infeksi adenovirus yang terjadi secara alami, virus masuk ke seluruh tubuh penderita melalui 2 jalur infeksi, yaitu melalui nasofaring sebagai jalur utama, dan kadang-kadang melalui kantung konjungtiva sebagai jalur alternatif.

 Virus Penyebab

- Adenovirus, coxsackievirus, Influenza virus, Parainfluenza virus, respiratory syncytial virus, echovirus, Rhinovirus

 Gejala Klinis - Demam

- Nyeri tenggorokan

- Kadang-kadang disertai Radang leher.

 Diagnosis

- Untuk menetapkan jenis virus penyebab AFP, dilakukan isolasi virus dari hapusan tenggorokan, hapusan anus atau dari tinja penderita

- Untuk menentukan jenis kelompok virus dilakukan pemeriksaan serologi, misalnya Uji fiksasi komplemen atau uji netralisasi.

 Solusi

- Penyakit ini tidak memerlukan pengobatan antiviral yang spesifik, kepada pasien hanya diberikan terapi simtomatik (terapi untuk mengurangi gejala) untuk mengatasi demam dan batuknya

(51)

- Imunisasi mrnggunakan vaksin hidup Adenovirus tipe 4 dan tipe 7 menunjukan hasil yang memuaskan dan cukup aman untuk dilakukan.

2. Acute Respiratory Disease (ARD)

ARD juga disbet sebagai recruit fever adalah infeksi saluran pernapasan yang gejala klinisnya seperti influenza pada umumnya dan belangsung sekitar 1 minggu. Kejadian ARD jarang jarang dilaporkan, namun penderita ini terutama adalah golongan dewasa muda yang baru saja mengadakan kegiatan lapangan.

Pada populasi penduduk padat, penularan ARD melalui udara akan cepat terjadi sehingga ini sering menimbulkan epidemi.

 Virus Penyebab

- Adenovirus, Coxsakie virus, Influenza virus, Parainfluenza virus dan Respiratory Syncytial virus.

 Gejala Klinis

- Demam mencapai 40 derajat celcius - Sakit kepala

- Perasaan kurang sehat dan lesu

- Infeksi pada pita suara, suara akan terdengar serak dan sakit

- Napas sesak dan sakit otot

 Diagnosis

- Dilakukan Uji Fiksasi komplemen (Fiksasi komplemen merupakan cara untuk menentukan antigen atau antibodi yang hanya bereaksi bila ada komplemen. Antibodi dicampur dengan antigen dan komplemen) dan Uji netralisasi (Uji ini merupakan

(52)

uji serologi yang paling sensitif dan spesifik untuk infeksi).

 Solusi

- Penyakit ini tidak memerlukan pengobatan antiviral yang spesifik, kepada pasien hanya diberikan terapi simtomatik (terapi untuk mengurangi gejala klinis) untuk mengurangi keluhan.

- Imunisasi mrnggunakan vaksin hidup Adenovirus tipe 4 dan tipe 7 menunjukan hasil yang memuaskan dan cukup aman untuk dilakukan.

3. Bronchitis, Bronchioliotis dan Croup

Bronkitis akut adalah radang membran bronki yang penyebab utamanya adalah infeksi virus, namun juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau akibat iritasi benda-benda asing. Bronkiolitis adalah radang pada bronkioli. Croup adalah radang pada laring, trakea dan bronki sehingga menimbulkan gangguan pernapasan diertai batuk-batuk yang menimbulkan suara serak dan kasar.

Penyakit ini tersebar diseluruh dunia, epidemic virus ini terjadi berulang setiap 8-16 bulan yang terjadi secara bersamaan waktu pada beberapa tempat yang berbeda.

 Virus Penyebab

- Bronkitis : Respiratory Syncytial Virus, Parainfluenza virus, Influenza Virus, Adenovirus. - Croup : Parainfluenza virus, Respiratory Syncytial

Virus, coxsackie virus, echovirus, Influenza virus. - Bronkiolitis : Respiratory Syncytial Virus,

(53)

 Gejala Klinis

- Bronkitis : Perasaan kurang sehat dan lesu, sakit seluruh tubuh, sering sakit kepala, kadang di sertai sakit tenggorokan dan pilek, batuk kering yang berulang, demam kurang dari 39 derajat celcius. gangguan sesak napas, hipoksia(kesulitan dalam koordinasi seperti sulit konsentrasi, mengantuk, kelelahan).

- Croup : radang pada membrana murkosa, infeksi saluran napas, shuhu tubuh sampai 39 derajat, sulit menghirup udara.

- Bronkiolitis : infeksi saluran napas bagian atas, suhu tubuh mencapai 40 derajat, sulit bernapas, batuk kering disertai sesak napas, napas pendek-pendek.

 Diagnosis

- Pemeriksaan cairan hidung atau hapusan hidung, pemeriksaan radiologi (CT-scan),

- pemeriksaan Serologi yaitu Uji fiksasi komplemen (cara untuk menentukan antigen atau antibodi yang hanya bereaksi bila ada komplemen. Antibodi dicampur dengan antigen dan komplemen)

 Solusi

- pemberian oksigen jika pasien mengalami sianosis (darah yang beredar ke seluruh tubuh mengandung darah kotor yang rendah oksigen. Bila kadar oksigen yang beredar teralu rendah (pasien biru sekali), bisa terjadi gangguan otak dengan manifestasi gelisah, menangis, merintih, lemas) - Antibiotika hanya jika terjadi komplikasi bakteria.

(54)

- Perawatan yang baik dan pengawasan yang intensif diperlukan untuk memantau dan mencegah terjadinya konvulsi, sianosis dan dehirdrasi.

4. Commond Cold

Suatu sindrom atau kumpulan gejala yang disebabkan oleh infeksi virus pada membrane mukosasaluran pernapasan bagian atas. Sindrom Commond Cold tersebut terdiri dari korisa akut, atau gejala rinitis tanpa demam dengan gejala sistemik yang sangat ringan.

 Virus Penyebab

- Rhinovirus, calicivirus, Influenza virus, Parainfluenza virus, Respiratory virus, Adenovirus, Coxakie virus, Echovirus.

 Gejala Klinis - Bersin-bersin - Mata pedih - Nyeri otot - Menggigil - Demam - Sakit tenggorokan

- Perasaan kurang sehat dan lesu - Sakit kepala

- Batuk

- Lendir hidung dan hidung buntu.

 Diagnosis

- pemeriksaan Serologi yaitu Uji fiksasi komplemen (cara untuk menentukan antigen atau antibodi yang hanya bereaksi bila ada komplemen. Antibodi dicampur dengan antigen dan komplemen)

(55)

- Uji Netralisasi (Uji ini merupakan uji serologi yang paling sensitif dan spesifik untuk infeksi)

 Solusi

- Pemberian analgesik (obat penahan sakit dan anti radang) dekongestan (obat yang digunakan untuk mengurangi hidung tersumbat).

- Antibioika diberikan jika terjadi komplikasi akibat bakteri.

5. Epidemic Myalgia

Epidemic myalgia (mialgia epidemik) disebut juga sebagai Devil’s grip, Bornholm, adalah virus akut yang menimbulkan rasa nyeri paroksisma yang berat dan mendadak yang terjadi di daerah abdomen bagian atas maupun bagian bawah dada. Rasa nyeri akan meningkat apabila pernderita bernapas atau bergerak.

 Virus Penyebab

- Coxsakie virus, Echovirus.

 Gejala Klinis

- Rasa nyeri yang sifatnya keras dan tajam terasa di daerah dada

- Demam berkisa 38-40 derajat - Perasaan kurang sehat dan lesu - badan terasa kaku

- infeksi saluran pernapasan bagian atas. - Sifat nyeri terjadi mendadak

- sakit kepala

- nyeri leher dan bahu - mual

- muntah - diare

(56)

- lemah badan

- Kaku seluruh badan.

 Diagnosis

- Dilakukan Pemeriksaan Virologi atas tinja penderita dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus

- pemeriksaan Serologi yaitu Uji fiksasi komplemen (cara untuk menentukan antigen atau antibodi yang hanya bereaksi bila ada komplemen. Antibodi dicampur dengan antigen dan komplemen).

 Solusi

- Pemberian pemberian analgenik(obat penahan sakit dan anti radang) untuk menghilangkan rasa nyeri - Kortison (obat yang terbuat dari hormon yang

digunakan untuk mengobati paru-paru) tidak boleh diberikan kepada penderita karena akan memperberat ini.

6. Hand-Foot-Mouth Disease (HFMD)

HFMD adala irus yang umum diderita oleh banyak orang dan biasany gejala di awali dengan kelainan di tenggorok.

 Virus Penyebab - Coxsakie virus

 Gejala Klinis

- Demam antara 38 derajat celcius - Sakit kepala

- Tidak suka makan - Sakit tenggorokan

(57)

- Terdapat ruam (kulit terkelupas) berupa luka kecil ditangan dan kaki yang terasa sakit bila ditekan - Terdapat bintik-bintik di daerah tenggorokan dan

tonsil, mulut dan lidah.

 Diagnosis

- Di lakukan pemeriksaan fisik.

 Pengobatan dan pencegahan

- Pemberian antipiretik (obat yang dapat menurunkan demam (suhu tubuh yang tinggi)) dan analgenik (obat penahan rasa sakit dan anti radang) untuk mengurangi keluhan dan gejala klinis penderita. - Berkumur dengan air garam (1/2 sendok the garam

dan satu gelas air hangat) dapat meringankan keluhan penderita.

- Dianjurkan minum susu dingin jika penderita mengalami demam.

- Jika terjadi komplikasi dengan timbulnya dehidrasi, demam tinggi yang tidak berkurang setelah pemberian antipretik, penderita harus mendapatkan perawatan lebih lanjut.

7. Herpangina

Penyakit herpangina merupakan viral yang menunjukangejala radang faring ringan.

 Virus Penyebab

- Coxaskie virus, Echovirus,

 Gejala Klinis

- Sakit tenggorokan - Mual

- muntah

Gambar

Gambar 2.2 : Aplikasi Artificial Intelligence
Tabel 2.1 Tabel Perbedaan Kecerdasan Buatan dan Pemrograman Konvensional.
Gambar 2.3 : Komponen Sistem Pakar
Gambar 2.6 : Tahap Pengembangan Sistem Pakar [kusrini,(2006)]
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun t ujuan dari proyek akhir ini adalah membuat aplikasi game FP S “ Horror Of Campus” yang bert emakan Survival Horror dengan genre FP S (First P erson Shooter)

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Perbedaan Tingkat

Tabel 2.3 Struktur Organisasi Pengelolaan Sampah TPS 3R Ngudi Rejeki.... Tabel 2.4 Struktur Organisasi Pengelolaan Sampah TPS

 Penenetuan Ketengikan minyak dengan cara Metode titrasi Iodometri yaitu dengan menghitung bilangan peroksida yang digunakan sebagai indikator ketengikan minyak  Ketengikan

Perencanaan Ulang Tata Letak Fasilitas Di Lantai Produksi Produk Teh Hijau Dengan Metode From To Chart Untuk Meminimumkan Material Han- dling Di PT. Rumpun Sari

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi, gaya kepemimpinan transaksional dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan bagian produksi

Reklamni slogan serije „Početak kraja rata leži u sećanju“ višestruko odjekuje na prostorima bivše Jugoslavije kroz proliferaciju narativa sećanja na Holokaust – koji

1. Mengasumsikan kerapatan bahan, jumlah jari-jari, radius-dalam hub, radius-luar hub dan radius-luar rim benda putar. Mengasumsikan radius-dalam rim. Menghitung panjang pendekatan