• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (BPKP) mengatakan bahwa akuntabilitas kinerja adalah:

Kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban, sesuai dengan tugas pokok masing-masing yang juga hares dipahami lingkup akuntabilitas masing- masing, karena akuntabilitas yang diminta meliputi keberhasilan dan juga kegagalan pelaksanaan misi Instansi bersangkutan.

Dalam LAN dan BPKP mengatakan bahwa prinsip-prinsip akuntabilitas dalam pelaksanaannya di lingkungan instansi pemerintah yang perlu diperhatikan adalah:

a. Harus ada komitmen dari pemimpin dan seluruh staf instansi untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.

b. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumbersumber daya, secara konsisten dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

c. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

d. Harus berorientasi pada, pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh.

e. Harus jujur, obyektif, transparan, dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemutakhiran metode dan teknik pengukuran kineda dan penyusunan laporan akuntabilitas.

Dengan dikeluarkannya Instruksi Presiden nomor 7 Tahun 1999 dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Dalam hal tersebut sudah ditegaskan bahwa perlu adanya pengembangan sistem akuntabilitas oleh instansi pemerintah, yang diharapkan dapat lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, bersih, bertanggungjawab, dan berkinerja. Dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP), diharapkan pemerintah dapat lebih mendorong peningkatan kinerjanya.

Selanjutnya, dalam sistem akuntabilitas dikembangkan informasi kinerja yang disajikan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan instansi pemerintah dalam pencapaian visi, misi dan tujuannnya. Laporan Akuntabilitas merupakan suatu media akuntabilitas yang digunakan oleh instansi pemerintah dalam melaksanakan kewajiban untuk membantu proses pengambilan keputusan.

Informasi yang dihasilkan dalam laporan termasuk informasi yang formal yang mudah dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang memerlukannya.

Menurut Haryono, dkk (2004:112) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah harus disusun secara jujur, akurat dan transparan. Di samping itu, perlu diperhatikan yaitu:

a. Prinsip lingkungan pertanggungjawaban. Hal-hal yang dilaporkan harus proporsional dengan lingkup kewenangan dan tanggung jawab masingmasing dan memuat baik mengenai kegagalan maupun keberhasilan.

b. Prinsip prioritas. Yang dilaporkan adalah hal-hal yang penting dan relevan bagi pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban instansi yang diperlukan untuk upaya-upaya tindak lanjutnya.

biaya penyusunannya, dan laporan harus mempunyai manfaat bagi peningkatan pencapaian kinerja.

Bastian (2001 : 349) menyebutkan bahwa isi LAKIP adalah “uraian pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi dalam rangka pencapaian visi dan misi serta, penjabarannya yang menjadi perhatian utama instansi pemerintah”. Selain itu perlu dimasukkan jugs beberapa aspek pendukung meliputi uraianpertanggungjawaban mengenai:

a. Aspek keuangan b. Aspek sumber daya

c. Aspek sarana dan prasarana

d. Metode Keda, pengendalian manajemen, dan kebijak sanaan lain yang mendukung pelaksanaan tugas utama instansi

Menurut LAN dan BPKP menyebutkan bahwa agar LAKIP dapat lebih berguna sebagai umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan, maka bentuk dan isinya diseragamkan tanpa mengabaikan keunikan masing-masing instansi pemerintah. Penyeragaman dimaksudkan untuk pelaporan yang bersifat rutin, sehingga evaluasi dapat dilakukan secara rutin. LAKIP dimasukkan pada kategori rutin, karena disusun dan disampaikan kepada pihak-pihak berkepentingan setahun sekah.

Haryono dkk (2004 : 123) menyebutkan bahwa LAKIP sebagai media akuntabilitas, sangat bermanfaat untuk tujuan-tujuan:

kembali kepada pencapaian hasil.

b. Menentukan perubahan-perubahan yang diperlukan guna memperbaiki keadaan.

c. Menguasai perkembangan kegiatan atau pelaksanaan tugas. d. Menilai unit-unit atau cabang kegiatan.

e. Meningkatkan usaha-usaha agar misi dapat dilaksanakan dengan berhasil.

f. Meningkatkan usaha-usaha dalam mencapai tujuan jangka panjang. Astuti (2011) menyebutkan bahwa berkaitan dengan Laporan Akuntabilitas, perlu diperhatikan beberapa ciri laporan yang baik seperti a. Relevan

b. Tepat waktu

c. Dapat dipercaya/diandalkan

d. Mudah dimengerti Oelas dan cermat)

e. Dalam bentuk yang menarik (tegas dan konsisten) f. Lengkap

g. Netral

h. Mengikuti standar laporan yang ditetapkan

LAN dan BPKP menyebutkan bahwa, LAKIP yang baik diharapkan dapat bermanfaat untuk:

a. Peningkatan akuntabilitas intansi.

b. Umpan balik baik peningkatan kinerja instansi pemerintah.

c. Peningkatan perencanaan di segala bidang, baik perencanaan program/kegiatan maupun perencanaan penggunaan sumber daya

organisasi instansi.

d. Meningkatkan kredibilitas instansi di mata instansi yang lebih tinggi dan akhirnya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap instansi.

e. Mengetahui dan menilai keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab instansi.

f. Mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan secara baik, sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku kebijakan yang transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. g. Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat

beroperasi secara efisien, efektif dan responsive terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya.

LAN dan BPKP mengatakan bahwa arti pentingnya LAKIP antara lain:

a. Sebagai media hubungan kerja orgsanisasi yang berisi informasi dan data yang telah diolah.

b. Sebagai wujud tertulis pertanggungjawaban suatu organisasi instansi kepada pemberi delegasi wewenang dan mandate.

c. Sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi instansi pemerintah. LAKIP sebagai media akuntabilitas setisap instansi pemerintah, yang merupakan bentuk perwujudan kewajiban menjawab yang disampaikan kepada atasannya,

atau pemberi wewenang, yang akhirnya bermuara kepada Presiden untuk selanjutnya menjadi pertanggungjawaban kepada masyarakat (public accountability) yang perlu dilakukan secara periodik dan melembaga. d. Sebagai media informasi, tentang sejauh mana penerapan prinsip-prinsip

good governance termasuk penerapan fungsi-fungsi manajemen secara benar di instansi yang bersangkutan. Dalah satu fungsi manajemen adalah pelaporan, yang merupakan alas untuk evaluasi diri sendiri guna perbaikan manajemen itu sendiri.

Dokumen terkait