• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTABILITAS KINERJA

kuntabilitas kinerja adalah pertanggungjawaban kinerja instansi dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis instansi dan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi lembaga.

Direktorat Pengembangan Standar MEETTI berkewajiban untuk melaporkan akuntabilitas kinerja melalui penyajian Laporan Kinerja. Laporan Kinerja tersebut menggambarkan tingkat keberhasilan dan kegagalan selama kurun waktu 1 (satu) tahun berdasarkan sasaran, program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Untuk mendukung pencapaian kinerjanya, Direktorat Pengembangan Standar MEETTI telah melaksanakan beberapa aktivitas kegiatan yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya. Pelaksanaan aktivitas kegiatan tersebut selanjutnya dituangkan dalam Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar MEETTI Tahun 2020.

III.1 CAPAIAN KINERJA

Pencapaian kinerja adalah hasil kerja yang dicapai organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Untuk mewujudkan visi dan misi Lembaga yang mendukung visi dan misi presiden, maka telah ditetapkan sasaran dan target kinerja. Sasaran dan target kinerja tersebut dicapai melalui pelaksanaan program dan kegiatan serta aktivitas kegiatan sebagaimana telah disampaikan pada Bab II. Pencapaian masing-masing sasaran dan target yang terkait Direktorat Pengembangan Standar MEETTI yang direncanakan dalam Tahun 2020 berdasarkan Perjanjian Kinerja, dapat dilihat pada tabel berikut.

2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 20

Tabel III.1

Pencapaian Kinerja Direktorat Pengembangan Standar MEETTI Tahun 2020 Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian*) %

1. Tersedianya Standar Nasional Indonesia (SNI) Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang berkekuatan hukum untuk produk Indonesia sesuai kepentingan nasional

1. Jumlah SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang berkekuatan hukum sesuai kepentingan nasional (akumulatif) 100 100 100 % 2. Tersedianya kebijakan pengembangan SPK Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi berbasis penelitian (research-based policy) 2. Jumlah kebijakan pengembangan SPK Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi berbasis penelitian 2 2 100 %

3. Tersedianya SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi sesuai kebutuhan dan prioritas nasional

3. Indeks ketersediaan SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang disahkan berdasarkan kebutuhan dan prioritas nasional 42% 54,8% 100 %

4. Meningkatnya kualitas SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi dan/atau harmonis dengan standar internasional

4. Jumlah SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang harmonis dengan standar internasional (akumulatif) 700 742 100 % 5. Meningkatnya kinerja pengelolaan anggaran 5. Persentase realisasi anggaran Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi > 97% 99,96% 100 %

2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 21 Berdasarkan tabel di atas, berikut diuraikan capaian kinerja Direktorat Pengembangan Standar MEETTI untuk masing-masing sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja.

Pencapaian sasaran tersebut dijelaskan sebagai berikut.

SASARAN 1

Tersedianya Standar Nasional Indonesia (SNI) Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang berkekuatan hukum untuk produk Indonesia sesuai kepentingan nasional

Tabel III.2

Capaian Kinerja Sasaran 1

Indikator Kinerja Satuan

Capaian

2019 Capaian 2020 Capaian s.d (kumulatif) 2020 2024 % Target Realiasi % *) Target capaian %

1. Jumlah SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang berkekuatan hukum sesuai kepentingan nasional (akumulatif) SNI - % (Baseline tahun 2019 adalah 93) 100 100 100% 100 100 %

*) untuk kepentingan perhitungan rata-rata capaian sasaran, batas toleransi maksimal % capaian kinerja adalah 100%.

**) Realisasi dan target 2019 tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena merupakan indikator unit kerja baru

Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran Tersedianya Standar Nasional Indonesia (SNI) Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang berkekuatan hukum untuk produk Indonesia sesuai kepentingan nasional terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja. Capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut sebesar 100%

1. Jumlah SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang berkekuatan hukum sesuai kepentingan nasional (akumulatif)

Dalam indikator ini, yang dimaksud dengan SNI berkekuatan hukum adalah SNI yang menjadi acuan dalam peraturan suatu Kementerian /Lembaga. Misalnya, SNI diberlakukan secara wajib dalam suatu Peratuaran Menteri. Acuan tersebut

Commented [BP3]: Mohon kiranya untuk mengecek kembali

Target Pencapaian Kinerja hingga tahun 2024.

Commented [BP4]: Setelah menyandingkan uraian Sasaran I

dan tabel penjelasan di indikator perjanjian kinerja (Tabel III.2), dengan definisi di Manual IKU (SK Ka. BSN

83A/KEP/BSN/5/2020), ditemukan ketidaksesuaian. Yaitu terkait dengan SNI MEETTI yang berkekuatan hukum sesuai dengan kepentingan nasional.

Adapun yang dimaksud dengan SNI yang berkekuatan hukum adalah SNI yang telah ditetapkan dengan SK Kepala BSN. Selanjutnya, SNI yang sesuai dengan kepentingan nasional adalah SNI MEETTI yang sesuai dengan prioritas RPJMN (kepentingan nasional – 5 Sektor Prioritas dari RPJMN, di antaranya:

Makanan dan Minuman, Otomotif, Tekstil, Farmasi, dan Elektronik).

Kiranya tidak menjabarkan SNI yang diregulasikan secara wajib [Tabel III.3], karena ini bukan Tusi dari Direktorat

2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 22 Capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut sebesar 100 %, yakni dari target 100 SNI berkekuatan hukum (kumulatif), tercapa 100 SNI yang berkekuatan hukum.

Indikator ini merupakan indikator baru untuk tahun 2020, sehingga tidak dapat dibandingkan capaian antara tahun 2020 dengan capaian 2019. Namun, jumlah kumulatif SNI berkekuatan hukum pada tahun 2019 adalah 93, yang menjadi baseline untuk indicator ini.

Pada tahun 2020 ini terdapat 2 (dua) regulasi yang diterbitkan oleh Lementerian Kementerian Perindustrian yang memberlakukan secara wajib sejumlah 7 SNI sektor Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi. Adapun daftar SNI yang diberlakukan secara wajib dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel III.3 – SNI yang diberlakukan wajib tahun 2020

No No SNI Judul Regulasi

1 SNI 4513:2012 Alat pemeliharaan tanaman - Sprayer

gendong semi-otomatis - Syarat mutu dan metode uji

Peraturan Menteri Perindustrian No. 25

tahun 2020

2 SNI 8485:2018 Alat pemeliharaan tanaman - Sprayer

gendong elektrik - Syarat mutu dan metode uji

Peraturan Menteri Perindustrian No. 25

tahun 2020 3 SNI 7859:2013 Peranti listrik rumah tangga dan sejenis

- Keselamatan - Bagian 1: Persyaratan umum

Peraturan Menteri Perindustrian No. 58

tahun 2020 4 SNI IEC

60335-2-14:2011 sejenisnya - Keselamatan - Bagian 2-14: Peranti listrik rumah tangga dan Persyaratan khusus untuk mesin dapur

Peraturan Menteri Perindustrian No. 58

tahun 2020 5 SNI IEC

60335-2-15:2011 peralatan listrik serupa - Keselamatan - Peralatan listrik rumah tangga dan Bagian 2-15: Persyaratan khusus untuk

peralatan pemanas cairan

Peraturan Menteri Perindustrian No. 58

tahun 2020 6 SNI IEC

60335-2-24:2009

Peralatan listrik rumah tangga dan peralatan listrik serupa - Keselamatan -

Bagian 2-24: Persyaratan khusus untuk peralatan pendingin, peralatan es krim

dan pembuat es Peraturan Menteri Perindustrian No. 58 tahun 2020 7 SNI IEC 60335-2-74:2010

Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya - Keselamatan - Bagian 2-74:

Persyaratan khusus untuk pemanas rendam portabel

Peraturan Menteri Perindustrian No. 58

tahun 2020

Kesulitan dalam merealisasikan indikator kinerja ini adalah ketiadaan instrument untuk bisa mendorong K/L untuk menjadikan SNI sebagai acuan dalam peraturan mereka. Maka dalam merealisasikan indikator ini hanya

2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 23 dengan melakukan pendekatan kepada K/L melalui forum pengembangan standar.

SASARAN 2

Tersedianya kebijakan pengembangan SPK Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi berbasis penelitian (research-based policy)

Tabel III.4

Capaian Kinerja Sasaran 2

Indikator Kinerja Satuan

Capaian

2019 Capaian 2020 Capaian s.d (kumulatif) 2020 2024 % Target Realiasi % *) Target capaian %

2. Jumlah kebijakan pengembangan SPK Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi berbasis penelitian kebijakan -**) 2 2 100% 2 100. %

*) untuk kepentingan perhitungan rata-rata capaian sasaran, batas toleransi maksimal % capaian kinerja adalah 100%.

**) Capaian 2019 tidak dapat diisi, karena merupakan indikator unit kerja baru

Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran Tersedianya kebijakan pengembangan SPK Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi berbasis penelitian (research-based policy) terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja. Capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut sebesar 100% .

2. Jumlah kebijakan pengembangan SPK Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi berbasis penelitian

Dalam indikator ini, yang dimaksud dengan kebijakan pengembangan SPK berbasis penelitian adalah pedoman, panduan maupun kebijakan lainnya yang ditetapkan sebagai acuan dalam pengembangan SPK.

Capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut sebesar 100 %, yakni dari target 2 kebijakan tercapa 2 kebijakan yang terdiri dari :

1. Panduan Partisipasi dalam Pengembangan Standar Internasional IEC

Commented [BP5]: Mohon kiranya untuk mengecek kembali

2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 24 2. Rencana Strategis Komite Nasional IEC untuk Indonesia 2020 - 2024. Selain penyusunan kedua kebijakan di atas, Direktorat Pengembangan Standar MEETTI juga ditugaskan untuk menyusun Pedoman Penulisan SNI untuk merevisi pedoman penulisan SNI yang ada. Tugas tersebut telah dilaksanakan dan sudah melalui berbagai tahapan termasuk Public Hearing, dan Rancangan Akhir Pedoman Penulisan SNI sudah diselesaikan dan tinggal disuslkan untuk penetapan. Namun karena adanya rencana review seluruh PBSN pengembangan standar, maka usulan penetapan Pedoman Penulisan SNI ditunda.

Indikator ini merupakan indikator baru untuk tahun 2020, sehingga tidak dapat dibandingkan capaian antara tahun 2020 dengan capaian 2019.

SASARAN 3

Tersedianya SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi sesuai kebutuhan dan prioritas nasional

Tabel III.5

Capaian Kinerja Sasaran 3

Indikator Kinerja Satuan

Capaian

2019 Capaian 2020 Capaian s.d (kumulatif) 2020 2024 % Target Realiasi % *) Target capaian %

1. Indeks ketersediaan SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang disahkan berdasarkan kebutuhan dan prioritas nasional

Persen 49,4% 42 54,8 100% 42 100 %

*) untuk kepentingan perhitungan rata-rata capaian sasaran, batas toleransi maksimal % capaian kinerja adalah 100%.

**) Realisasi dan target 2019 tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena merupakan indikator unit kerja baru

Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran Tersedianya SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi sesuai kebutuhan dan prioritas nasional terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja. Capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut sebesar 130 %

Commented [BP6]: Mohon kiranya untuk mengecek kembali

2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 25 1. Indeks ketersediaan SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi,

dan Teknologi Informasi yang disahkan berdasarkan kebutuhan dan prioritas nasional

Dalam indikator ini, yang dimaksud dengan Indeks ketersediaan SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang disahkan berdasarkan kebutuhan dan prioritas nasional adalah perbandingan antara jumlah SNI yang ditetapkan pada tahun 2020 dengan jumlah PNPS (Program Nasional Pengembangan Standar) yang ditetapkan pada tahun 2020. Dengan demikian ada 2 (dua) parameter yang perlu diperhatikan, yakni jumlah SNI yang ditetapkan dan jumlah PNPS.

Dalam hal ini, jumlah PNPS menggambarkan kebutuhan dan prioritas nasional. PNPS merupakan program perumusan standar pada tahun berjalan yang ditetapkan sesuai prioritas nasional berdasarkan usulan dari masyarakat maupun Komite Teknis. Usulan dari masyarakat dan Komite Teknis dilakukan verifikasi dan pembahasan untuk memastikan urgensi, dampak, dan prioritas.

Pada tahun 2020 telah ditetapkan sebanyak 270 judul PNPS untuk sector mekanika, energi, elektroteknika, transportasi dan teknologi informasi. Dari PNPS itu, ditetapkan SNI sebanyak 148 SNI atau 54,8 %, melebihi target sebesar 42%.

Dikarenakan kondisi pandemic Covid-19, maka rapat-rapat yang diadakan diselenggarakan secara daring, atau gabungan fisik (dengan peserta sangat dibatasi) dan daring. Kelebihan dari rapat secara daring adalah peserta tidak perlu kehilangan waktu untuk pergi ke tempat rapat, dan biaya dapat dihemat. Namun kekurangan rapat secara daring adalah keterbatasan waktu rapat yang sebaiknya tidak terlalu lama untuk kesehatan mata, dan kesulitan dalam berdiskusi.

2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 26 Gambar. Rapat Komite Teknis secara daring

Distribusi jumlah PNPS dan SNI yang ditetapkan untuk tiap bidang dapat dilihat pada Tabel III sebagai berikut:

Tabel III.6 – Distribusi Jumlah SNI yang ditetapkan per bidang

Bidang 2020 PNPS SNI Indeks Ketersediaan SNI berdasarkan kebutuhan dan prioritas nasional Mekanika 32 19 59,4% Energi 46 26 56,5% Elektroteknika 94 71 75,5%

Transportasi dan T.I 98 32 32,7%

Total 270 148 54,8%

Jumlah SNI yang ditetapkan tahun 2020 sebanyak 148 SNI ini meningkat dari tahun 2019 sebanyak 137 SNI, atau naik sekitar 8 %. Adapun jumlah PNPS tahun 2019 sebanyak 277 judul, sehingga indeks ketersediaan SNI berdasarkan kebutuhan dan prioritas nasional sebesar 49,4 %. Dengan demikian nilai indeks tahun 2020 meningkat 5,4%.

Dari keseluruhan 148 SNI yang ditetapkan pada tahun 2020, dapat dijabarkan dalam beberapa kategori sebagaimana dapat dilihat pada Tabel III.6

Commented [BP7]: Mohon kiranya agar memperhatikan

2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 27 Tabel III.7 – Jumlah SNI yang telah ditetapkan di tahun 2020 menurut bidang/sektor Jenis PNPS Bidang Pengembangan Standar MEETTI

Total Mekanika Energi Elektroteknika TTI

Baru 7 15 28 19 69

Revisi 12 11 41 9 73

Amandemen 0 0 0 1 1

Terjemahan 0 0 2 3 5

Total 19 26 71 32 148

Tabel III.8 – Penetapan SNI tahun 2020 menurut kelompok SNI Kelompok peruntukan SNI Bidang Pengembangan Standar MEETTI Total Mekanika Energi

Elektrotro-teknika Transportasi dan T.I

PRODUK 15 7 29 9 60 JASA 0 0 0 0 0 PROSES 4 4 0 16 24 SISTEM 0 15 42 7 64 PERSONAL 0 0 0 0 0 Total 19 26 71 32 148

Selain penyusunan SNI, juga dilakukan proses abolisi SNI karena SNI tersebut sudah tidak relevan lagi. Daftar SNI yang diabolisi selama 2020 sejumlah 28 SNI dengan rincian sebagai berikut :

Tabel III.9 – SNI yang diabolisi selama 2020 Bidang Jumlah SNI diabolisi

Mekanika 7

Energi 10

Elektroteknika 0 Transportasi dan T.I 11

Total 28

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengembangan, BSN telah melakukan restrukturisasi 58 Komite Teknis (Komtek) perumusan SNI sektor mekanika, energi, elektroteknika, transportasi dan teknologi informasi, yang bersekretariat baik di BSN maupun di Kementerian/Lembaga, agar sesuai dengan PBSN No 4 tahun 2018 tentang Pengelolaan Komite Teknis. Dari hasil restrukturisasi yang telah dilaksanakan sejak 2019, pada tahun 2020 terdapat

2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 28 dua Komite Teknis yang dibekukan karena tidak aktif sama sekali dalam dua tahun terakhir, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk menghidupkan Kembali jika diperlukan. Maka jumlah dan keanggotaan Komtek dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel III.10 – Komposisi Keanggotaan Komtek No Bidang

Jumlah Komite Teknis

Keanggotaan Komite Teknis Pemerintah Pelaku

Usaha Konsumen Pakar 1 Mekanika dan Material 10 36 34 29 31 2 Energi 16 46 46 38 48 3 Elektroteknika 15 49 37 43 40 4 Transportasi dan Teknologi Informasi 15 58 39 36 44 TOTAL 56 189 156 146 163 SASARAN 4

Meningkatnya kualitas SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi dan/atau harmonis dengan standar internasional

Tabel III.11 Capaian Kinerja Sasaran 4 Indikator Kinerja Satuan

Capaian

2019 Capaian 2020 Capaian s.d (kumulatif) 2020 2024 % Target Realiasi % *) Target capaian %

Jumlah SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang harmonis dengan standar internasional (akumulatif) Persen - % (Baseline 2019 adalah 645) 700 742 106% 700 106 %

*) untuk kepentingan perhitungan rata-rata capaian sasaran, batas toleransi maksimal % capaian kinerja adalah 100%.

**) Realisasi dan target 2019 tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena merupakan indikator unit kerja baru

Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran Meningkatnya kualitas SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi dan/atau harmonis dengan standar internasional terdiri dari 1 (satu)

Commented [BP8]: Mohon kiranya untuk mengecek kembali

2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 29 indikator kinerja. Capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut sebesar 100 % Adapun Indikator kinerja untuk

3. Jumlah SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang harmonis dengan standar internasional (akumulatif)

Dalam indikator ini, yang dimaksud dengan Jumlah SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang harmonis dengan standar internasional (akumulatif) adalah jumlah SNI yang merupakan adopsi dari standar internasional.

Dari sisi harmonisasi SNI terhadap standar internasional, pada tahun 2020, dari 148 SNI yang ditetapkan Direktorat Pengembangan Standar MEETTI, terdapat 97 SNI yang merupakan adopsi standar ISO atau IEC, atau sekitar 65,5 %. Rincian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel III.12 - SNI yang harmonis dengan standar internasional

No URAIAN BIDANG/SEKTOR Total Mekanika dan Material Energi Elektro teknika Transportasi dan Tek. Info. 1 ADOPSI

1) adopsi identik cetak ulang 0 0 0 13 13

2) adopsi identik terjemahan 4 10 29 15 58

3) Adopsi modifikasi 0 0 26 0 26

2 PENGEMBANGAN SENDIRI 15 16 16 4 51

TOTAL 19 26 71 32 148

Catatan : SNI hasil adopsi identik cetak ulang masih menggunakan bahasa standar asli yang diadopsi (biasanya Bahasa Inggris)

Kewajiban internasional merupakan salah satu upaya BSN dalam partisipasinya untuk memberikan masukan terhadap standar internasional sehingga nantinya Standar internasional baik ISO maupun IEC dapat diadopsi menjadi SNI. Dengan demikian, semakin banyak SNI yang harmonis dengan Standar internasional. Apabila SNI harmonis dengan standar internasional, maka kualitas produk yang memenuhi SNI dapat diterima di pasar internasional dan dapat mendorong ekspor produk nasional ke negara lain.

2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 30 Tabel III.13 - Target dan Realisasi Jumlah Tanggapan dalam Pengembangan

Standar Internasional No Bidang/Sektor Jumlah Balloting Jumlah tanggapan Target % Realisasi % Capaian 1 Mekanika dan Material 16 16 95 % 100 100 % 2 Energi 117 117 100 100 % 3 Elektroteknika 100 100 % 4 Transportasi dan Tek. Info.

288 288

100 100 %

Total 887 887 95% 100 100%

Dari data pada tabel III.13 tersebut, jumlah tanggapan yang disampaikan di tahun 2020, ada 887 tanggapan dari 887 balotting, atau pencapaiannya sebesar 100 % dari target yang ditetapkan.

Dalam partisipasi pengembangan standar internasional di suatu Technical Committee (TC) atau Subtechnical Committee (SC) dari organisasi standardisasi internasional ISO (Internasional Organization for Standardization) atau IEC (International Electrotechnical Commission), dikenal keanggotaan aktif (P-member), keanggotaan observasi (O-member) dan keanggotaan pasif (non P/O-member). Terdapat perbedaan level partisipasi sebagai berikut :

• Sebagai P-member, anggota secara aktif memberikan tanggapan terhadap standar internasional yang sedang disusun oleh TC/SC

• Sebagai O-member, anggota hanya memantau standar internasional yang sedang disusun oleh TC/SC

• Sebagai non P/O-member, anggota tidak berpartisipasi ataupun memantau standar internasional yang sedang disusun oleh TC/SC • Tanggapan yang disampaikan adalah tanggapan terhadap draft standar

internasional yang sedang dikembangkan

Pemberian tanggapan dilakukan oleh NMC (National Mirror Committee) sesuai dengan TC atau SC, dan beranggotakan pakar yang memeiliki keahlian yang relevan. Dalam Peraturan BSN tentang Pengelolaan Komite Teknis, maka otomatis Komtek adalah sekaligus menjadi NMC, dengan menambahkan tenaga ahli lainnya apabila diperlukan.

Adapun jumlah NMC yang dikelola Direktorat Pengembangan Standar MEETTI untuk TC atau SC di mana Indonesia menjadi P-member atau O-member dapat dilihat pada Tabel berikut :

2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 31 Tabel III.14 – Keanggotaan dalam TC/SC di ISO dan IEC

No Bidang/Sektor Jumlah P-member Jumlah O-member

ISO IEC ISO IEC

1 Mekanika

dan Material 7 0 17 0

2 Energi 11 1 8 0

3 Elektroteknika 0 23 0 41

4 Transportasi

dan Tek. Info. 4 1 36 0

Total 22 25 71 41

Catatan : Joint Technical Committee dimasukkan ke ISO

Tanggapan dapat diberikan pada saat usulan (NP), penyusunan draft di TC/SC(CD), draft international standards (DIS untuk ISO, CDV untuk IEC), final draft international standards (FDIS), kaji ulang atau systematic review (SR) maupun untuk hal-hal lain di luar pengembangan standar (pemilihan ketua TC/SC/WG, pembentukan TC/SC/WG, dan lain-lain).

Tabel III.15 - Rincian Tanggapan dalam Pengembangan Standar Internasional

*) termasuk ISO/IEC Joint Technical Committee 1

Pada level regional di ASEAN, harmonisasi standar untuk beberapa sektor telah dilakukan dan saat ini terus dimonior dan dikembangkan melalui forum ASEAN Consultative Committee for Standards and Quality Working Group 1 on Harmonization of Standards (ACCSQ WG1). Pada prinsipnya,

No Tahap Pengembangan Standar Internasional Mekanika dan Material Energi Elektrotek nika Transportasi dan Tekno. Info. Total ISO IEC ISO IEC ISO IEC ISO* IEC

1 NP (New Proposal) 0 0 10 0 0 31 31 0 72

2 CD (Committee Draft) 0 0 7 0 0 116 42 0 165 3 Draft International

Standards (DIS/CDV) 0 0 10 0 0 66 54 0 130

4 FDIS (Final Draft

International Standards) 2 0 17 0 0 68 22 0 109

5 SR (Systematic Review) 11 0 29 0 0 0 44 0 84

6 Lain-lain 3 0 44 0 0 242 95 0 384

2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 32 harmonisasi standar di ASEAN tidak bertujuan untuk membuat standar ASEAN, namun lebih pada harmonisasi standar nasional negara anggota ASEAN terhadap standar internasional yang disepakati untuk harmonisasi. Pertemuan rutin dilakukan dua kali dalam setahun untuk membahas permasalahan harmonisasi standar ASEAN. Pada tahun 2020, pertemuan diselenggarakan sekali secara daring mengingat situasi Pandemi Covid-19.

Status harmonisasi standar Indonesia dalam forum ACCSQ WG1 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel III.16 - Status Harmonisasi Indonesia dalam Kesepakatan ASEAN

No Sektor

Jumlah standar yang

perlu harmonisasi

Jumlah yang sudah ada

SNI Jumlah yang belum dirumuskan IDT MOD NEQ Total

1 20 Priority products 37 32 4 1 37 0

2 Electrical and Electronic Products 119 116 3 0 119 0

3 Medical Devices 33 27 0 0 27 6

4 Wood based products 45 38 1 0 39 6

5 Rubber based products 68 61 2 1 64 4

6 Smart City 3 2 0 0 2 1

6 Digital Trade 3 2 0 0 2 1

Jumlah 308 278 10 2 290 18

• IDT : adopsi identik

• MOD : adopsi dengan modifikasi

• NEQ : bukan adopsi (pengembangan sendiri)

Dengan demikian, secara keseluruhan, Indonesia sudah mengharmonisasikan 288 SNI dari 308 standar yang disepakati di ASEAN (atau 93,3%). Khusus untuk sektor kelistrikan, Indonesia sudah memenuhi seluruh kesepakatan harmonisasi (seluruh SNI tersedia dan semuanya adopsi identik), sehingga posisi dalam negosiasi perdagangan ASEAN dalam sektor tersebut menjadi lebih kuat. Sedangkan untuk sektor lain, masih diperlukan upaya untuk mengharmonisasikan SNI terhadap standar internasional. Dalam hal ini, diperlukan koordinasi dengan Komtek terkait untuk mendorong selesainya proses harmonisasi standar ASEAN.

2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 33 Partisipasi dalam pengembangan standar internasional IEC

Khusus untuk sektor kelistrikan, standar internasional yang digunakan adalah standar IEC. Berbeda dengan ISO di mana anggotanya adalah NSB (National Standard Body) dari berbagai negara, anggota IEC adalah NC (National Committee). Untuk itu, BSN telah membentuk Komnas IEC Indonesia (Komite Nasional IEC Indonesia) yang beranggotakan perwakilan Kementerian/Lembaga yang menangani masalah kelistrikan. Tugas Komnas IEC Indonesia adalah mengkoordinasikan kegiatan standardisasi di sektor kelistrikan, baik dari sisi pengembangan SNI, penerapan standar, dan partisipasi Indonesia dalam pengembangan standar dan penilaian kesesuaian IEC. Pertemuan Komnas IEC Indonesia pada tahun 2020 diselenggarakan sekali pada tanggal 15 September 2020. Pertemuan ini juga sekaligus persiapan partisipasi Indonesia dalam IEC General Meeting yang dilakukan secara daring.

Rangkaian Sidang IEC GM diselenggarakan pada tanggal 9 – 20 November 2020. Indonesia berpartisipasi dalam beberapa siding yang diwakili oleh Kepala BSN selaku Ketua Komnas IEC Indonesia, Deputi Bidang Pengembangan Standar selaku Sekretaris Komnas IEC Indonesia, dan

Dokumen terkait