LAPORAN AKUNTABILITAS
INSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2020
Direktorat Pengembangan Standar
Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi dan
Teknologi Informasi
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi
2
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja (LKj) merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah. Laporan Kinerja juga merupakan komponen dari prinsip "good governance" yang menjadi persyaratan bagi setiap instansi, dalam upaya mewujudkan visi dan misi Lembaga yang selaras dengan visi dan misi Presiden. Sejalan dengan itu, penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi (MEETTI) Tahun 2020 dimaksudkan untuk melaporkan secara transparan penggunaan seluruh sumber daya yang menjadi kewenangan Badan Standardisasi Nasional (BSN) kepada semua pihak yang berkepentingan.
Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar MEETTI Tahun 2020 merupakan Laporan Kinerja tahun pertama Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2020 telah mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Surat Keputusan Sekretaris Utama BSN Nomor 22/KEP/SESTAMA/11/2019 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan BSN, serta Rencana Strategis BSN Tahun 2020-2024.
Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar MEETTI Tahun 2020 ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat dan umpan balik bagi perbaikan dan peningkatan kinerja bagi organisasi dan seluruh Unit Kerja di lingkungan BSN di masa yang akan datang.
Jakarta, 20 Januari 2021
Direktur Pengembangan Standar MEETTI
Yustinus Kristianto Widiwardono NIP: 196812041987121001 Photo
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 3
RINGKASAN EKSEKUTIF
Perjanjian Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi (Direktorat Pengembangan Standar MEETTI) Tahun 2020 telah menetapkan 5 (lima) sasaran dengan 5 (lima) indikator kinerja. Sasaran dan indikator kinerja tersebut merupakan perwujudan pelaksanaan Program Pengembangan Standardisasi Nasional yang diamanatkan kepada Direktorat Pengembangan Standar MEETTI.
Berikut disajikan tabel capaian perjanjian kinerja Direktorat Pengembangan Standar MEETTI Tahun 2020 menurut Sasaran:
Tabel Sasaran, Indikator Kinerja, Target dan Capaian Tahun 2020
Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian*) %
1. Tersedianya Standar Nasional Indonesia (SNI) Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang berkekuatan hukum untuk produk Indonesia sesuai kepentingan nasional
1. Jumlah SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang berkekuatan hukum sesuai kepentingan nasional (akumulatif) 100 100 100 % 2. Tersedianya kebijakan pengembangan SPK Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi berbasis penelitian (research-based policy) 2. Jumlah kebijakan pengembangan SPK Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi berbasis penelitian 2 2 100 %
3. Tersedianya SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi sesuai kebutuhan dan prioritas nasional
3. Indeks ketersediaan SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang disahkan berdasarkan kebutuhan dan prioritas nasional 42% 54,8% 130 100 %
4. Meningkatnya kualitas SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi dan/atau harmonis dengan standar internasional
4. Jumlah SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang harmonis dengan
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 4 Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian*) %
standar internasional (akumulatif) 5. Meningkatnya kinerja pengelolaan anggaran 5. Persentase realisasi anggaran Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi > 97% 99,96% 100 %
Rata-rata capaian Tahun 2020 100 %
*) untuk kepentingan perhitungan rata-rata capaian, batas toleransi maksimal % capaian kinerja adalah 100%.
Dari 5 (lima) indikator kinerja di Direktorat Pengembangan Standar MEETTI, seluruhnya mencapai target, dua di antaranya melebihi target, yakni Indeks ketersediaan SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang disahkan berdasarkan kebutuhan dan prioritas nasional, ditargetkan 42 %, tercapai 54,8%, dan Jumlah SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang harmonis dengan standar internasional (akumulatif) ditargetkan 700 standar, tercapai 742 standar
Untuk perbaikan berkelanjutan, telah dilakukan langkah-langkah untuk perbaikan antara lain:
a. Melakukan analisis risiko dan menetapkan pengendalian untuk meminimalkan risiko tersebut
b. Pemanfaatan teknologi informasi untuk memaksimalkan kinerja c. Monitoring dan evaluasi secara berkala
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 5
DAFTAR ISI
Halaman Cover ... 1 Kata Pengantar ... 2 Ringkasan Eksekutif ... 3 Daftar Isi ... 5 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 6I.2 Maksud dan Tujuan ... 6
I.3 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ... 7
I.4 Sumber Daya Manusia ... 9
I.5 Peran Strategis ... 10
BAB II PERENCANAAN KINERJA II.1 Perencanaan Strategis ... 13
II.1.1 Visi dan Misi ... 13
II.1.2 Tujuan dan Sasaran ... 14
II.2 Perjanjian Kinerja ... 16
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA III.1 Capaian Kinerja ... 19
III.2 Capaian di Luar Perjanjian Kinerja (jika ada) ... 35
III.3 Realisasi Anggaran ... 37
BAB IV PENUTUP Penutup ... 39
LAMPIRAN
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 6
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran. Hal ini telah diatur dalam Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan PermenPANRB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi. Laporan Kinerja tersebut merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) tersebut juga menjadi kewajiban Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi (Direktorat Pengembangan Standar MEETTI) sebagai salah satu unit kerja di lingkungan Badan Standardisasi Nasional (BSN).
Capaian kinerja Direktorat Pengembangan Standar MEETTI memberikan kontribusi khususnya pada kinerja Deputi Bidang Pengembangan Standar dan secara keseluruhan terhadap BSN. Oleh karena itu, penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar MEETTI merupakan bahan masukan dalam penyusunan Laporan Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Standar Tahun 2020.
I.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penyusunan Laporan Kinerja Dit PS MEETTI adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas pelaksanaan program/kegiatan serta akuntabilitas kinerja dalam rangka mencapai visi dan misi Lembaga yang selaras dengan visi dan misi Presiden,dengan tujuan sebagai berikut :
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai;
2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 7 Hasil evaluasi yang dilakukan akan digunakan sebagai dasar penyusunan beberapa rekomendasi untuk menjadi masukan dalam menetapkan kebijakan dan strategi yang akan datang sehingga dapat meningkatkan kinerja Unit Kerja.
I.3 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 10 Tahun 2018 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional, tugas Direktorat Pengembangan Standar MEETTI adalah adalah melaksanakan penyusunan kebijakan,pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan pengembangan Standar Nasional Indonesia dan standar intemasional, serta pemenuhan kewajiban intemasional di bidang pengembangan standar sektor energi, elektroteknika, transportasi, dan telekomunikasi.
Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, Direktorat Pengembangan Standar MEETTI menyelenggarakan fungsi:
1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan Standar Nasional Indonesia dan standar intemasional sektor mekanika dan material, energi baru terbarukan dan energi tak terbarukan, elektronika dan ketenagalistrikan, transportasi dan teknologi informasi;
2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan Standar Nasional Indonesia dan standar intemasional sektor mekanika dan material, energi baru terbarukan dan energi tak terbarukan, elektronika dan ketenagalistrikan, transportasi dan teknologi informasi.
3) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan Standar Nasional Indonesia dan standar intemasional sektor mekanika dan material, energi baru terbarukan dan energi tak terbarukan, elektronika dan ketenagalistrikan, transportasi dan teknologi informasi; dan
4) Penyiapan pemenuhan kewajiban internasional di bidang pengembangan standar sektor mekanika dan material, energi baru terbarukan dan energi tak terbarukan, elektronika dan ketenagalistrikan, transportasi dan teknologi informasi.
Struktur Direktorat Pengembangan Standar MEETTIdapat dilihat pada gambar berikut.
Commented [BP1]: Mohon kiranya untuk mengecek kembali
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 8
Bagan Struktur Organisasi
Gambar I.1
Struktur Organisasi Direktorat Pengembangan Standar MEETTI Berdasarkan struktur organisasi tersebut, Direktorat Pengembangan Standar MEETTI mempunyai tata kerja yang didukung oleh :
1. Subdirektorat Pengembangan Standar Mekanika dan Material, dengan tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan Standar Nasional Indonesia dan standar internasional, serta penyiapan pemenuhan kewajiban internasional di bidangpengembangan standar sektor mekanika dan material.
2. Subdirektorat Pengembangan Standar Energi, dengan tugas melaksanakan penyiapan pemmusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan Standar Nasional Indonesia dan standar internasional, serta penyiapan pemenuhan kewajiban internasional di bidang pengembangan standar sektor energi baru terbarukan dan energi tak terbarukan
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 9 3. Subdirektorat Pengembangan Standar Elektroteknika, dengan tugas
melaksanakan penyiapan pemmusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan Standar Nasional Indonesia dan standar internasional, serta penyiapan pemenuhan kewajiban internasional di bidang pengembangan standar sektor elektronika dan ketenagalistrikan.
4. Subdirektorat Pengembangan Standar Transportasi, Teknologi Informasi, dengan tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan Standar Nasional Indonesia dan standar internasional, serta penjdapan pemenuhan kewajiban internasional di bidang pengembangan standar sektor transportasi dan teknologi informasi.
I.4 SUMBER DAYA MANUSIA
Untuk mendukung pelaksanaan operasional organisasi, sampai dengan 31 Desember 2020 Direktorat Pengembangan Standar MEETTI memiliki personel berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) sebanyak 25 (dua puluh lima) orang, dengan rincian sesuai tabel berikut:
Tabel I.1
Personel ASN Direktorat Pengembangan Standar MEETTI
No Uraian Umur Gender
Jenjang
Pendidikan Total <31 31-40 41-50 >50 L P < S1 S1 S2
1. Direktur Pengembangan
Standar MEETTI - - - 1 1 - - - 1 1
2. Subdit Mekanika dan Material 1 4 - - 5 - - 4 1 5*
3. Subdit Energi dan pertambangan 1 5 - - 4 1 - 4 2 6**
4. Subdit Elektroteknika 2 4 1 - 6 1 - 5 2 7
5. Subdit Transportasi dan Teknologi
Informasi 3 2 1 - 4 2 - 3 3 6***
Jumlah 7 15 2 1 21 4 - 16 9 25
*) Dua staf ditugaskan di KLT (Kantor Layanan Terpadu) BSN, masing-masing di Makassar dan Bandung
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 10
***) Satu staf mulai bergabung sejak Maret 2020 setelah menyelesaikan tugas belajar, dan 1 orang mulai tugas belajar ke Swiss sejak September 2020
Salah satu upaya peningkatan kompetensi SDM di lingkungan Direktorat Pengembangan Standar MEETTI adalah dengan tugas belajar. Rincian staff yang melaksanakan tugas belajar adalah sebagai berikut:
1. 2 (dua) staff dari Subdirektorat Pengembangan Standar Energi melaksanakan tugas belajar di Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada.
2. 1 (satu) staf dari Subdirektorat Pengembangan Standar Transportasi dan Teknologi Informasi melaksanakan tugas belajar di Swiss.
Dari sisi jumlah SDM di masing-masing Subdirektorat, distribusi SDM relatif merata, masing masing 5 hingga 7 orang. Hal ini sesuai dengan cakupan ruang lingkup keempat Subdirektorat yang dapat dikatakan seimbang. Namun demikian, adanya 2 orang dari satu Subdit yang ditugaskan ke KLT menyebabkan timbulnya kesulitan tersendiri dalam Subdit Mekanika dan Material.
Gambar I.2 - Grafik Personel ASN Pusat Perumusan Standar
Sedangkan dari sisi umur, maka mayoritas SDM berada di antara 31 dan 40 tahun, dengan rata-rata umur 34 tahun. Karakteristik generasi ini cenderung produktif dan bersemangat baik dalam bekerja maupun dalam pembelajaran dan memperkaya pengalaman. Untuk itu, SDM dalam range umur tersebut perlu diarahkan dengan tepat sehingga bias memaksimalkan potensi yang ada. Salah satu cara adalah dengan membangun budaya kerja yang produktif. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Subdit PS Mekanika & Material
Subdit PS Energi Subdit PS Elektroteknika
Subdit PS Transportasi & TI
Sebaran SDM Berdasarkan Tingkat Pendidikan
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 11 Perbandingan gender juga dapat menjadi catatan, di mana mayoritas SDM (84 %) adalah laki-laki.
I.5 PERAN STRATEGIS
Dengan ditetapkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK), BSN diharapkan memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah yang dihadapi selama ini.
Direktorat Pengembangan Standar MEETTI mempunyai peran strategis dalam mendukung pelaksanaan fungsi BSN, yaitu untuk menjamin bahwa SNI yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan, dan pengembangan SNI, dilakukan dengan taat azas terhadap ketentuan yang telah ditetapkan dalam Pedoman BSN maupun peraturan hokum lainnya. Untuk itu sesuai dengan tugas dan fungsinya, Direktorat Pengembangan Standar MEETTI telah mengidentifikasi potensi, permasalahan yang dihadapi dan tindak lanjut yang akan dilakukan dalam mendukung pelaksanaan fungsi BSN pada tabel dibawah ini.
Tabel I.2 - Potensi dan Permasalahan Direktorat Pengembangan Standar MEETTI
NO POTENSI PERMASALAHAN TINDAK LANJUT
1 Pedoman terkait pengembangan SNI telah ditetapkan untuk menjamin kualitas SNI
Adanya perubahan dalam tata cara penulisan standar internasional (ISO dan IEC) yang selama ini menjadi acuan dalam penulisan SNI
Review dan revisi terhadap PBSN Penulisan SNI
Adanya kondisi ekstrem yang tidak memungkinkan dipenuhinya pedoman pengembangan SNI (misalnya ketentuan kehadiran fisik dalam rapat konsensus, yang sulit dipenuhi dalam masa pandemi) Penerbitan ketentuan khusus yang menyesuaikan dengan kondisi ekstrem Penyusunan Pedoman atau revisi Pedoman untuk memperjelas ketentuan pengembangan SNI Sosialisasi untuk penyamaan persepsi terhadap ketentuan dalam Pedoman Peningkatan kompetensi SDM perumusan standar
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 12
NO POTENSI PERMASALAHAN TINDAK LANJUT
Waktu perumusan SNI masih banyak yang melewati waktu yang disarankan dalam Pedoman Melakukan koordinasi dengan secretariat Komtek untuk mempercepat proses perumusan SNI Mereviu PBSN dan menyederhanakan proses perumusan SNI 2 SNI dapat mendukung produk unggulan Nasional untuk meningkatkan daya saing
SNI yang ditetapkan belum mencukupi untuk
mendukung produk unggulan untuk
meningkatkan daya saing
Pengembangan SNI diarahkan untuk mendukung produk unggulan Nasional melalui pendekatan prioritas nasional
Pengembangan SNI melibatkan partisipasi konsumen/produsen yang lebih luas baik melalui Komtek atau jejak pendapat Kebutuhan SNI dari
stakeholder belum dapat terakomodasi oleh Komtek karena keterbatasan sumber daya
Fasilitasi perumusan SNI oleh Direktorat
Pengembangan Standar MEETTI
3
SNI dapat menjamin mutu produk yang beredar dipasar retail
Produk retail yang beredar dipasar belum banyak yang ber SNI
Pengembangan SNI untuk memfasilitasi kebutuhan produk yang beredar dipasar retail
Kaji ulang terhadap SNI dalam rangka
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 13
BAB II PERENCANAAN KINERJA
II.1 PERENCANAAN STRATEGIS II.1.1 Visi dan Misi
adan Standardisasi Nasional (BSN) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari satu kesatuan pemerintah Republik Indonesia yang harus bekerja secara bersama-sama dan saling bersinergi dengan seluruh Kementerian/Lembaga sesuai dengan tanggung jawab, tugas dan kewenangannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bawah kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dalam mewujudkan visi Presiden Republik Indonesia yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024. Berdasarkan arahan Presiden Republik Indonesia, Kementerian/Lembaga (K/L) hanya memiliki 1 (satu) visi, yaitu visi Presiden Republik Indonesia 2020-2024 yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Hal ini berarti bahwa visi BSN harus selaras dengan visi Presiden Republik Indonesia, sehingga visi BSN sebagaimana yang tertuang dalam Renstra BSN Tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:
VISI
“Badan Standardisasi Nasional yang Andal, Profesional, Inovatif, dan Berintegritas dalam Pelayanan Kepada Presiden dan Wakil Presiden
untuk Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden: Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong.”
Secara umum, visi ini bermakna bahwa 5 (lima) tahun ke depan, semua upaya strategis yang dilakukan BSN harus bermuara untuk menggerakkan sektor pembangunan nasional melalui penerapan standardisasi dan penilaian kesesuaian secara komprehensif dan terintegrasi untuk menciptakan produk Indonesia terstandardisasi nasional dan berdaya saing global sehingga dapat turut serta dalam mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri.
Presiden Republik Indonesia memiliki 9 (sembilan) misi yang dikenal dengan Nawacita Kedua yang harus dilakukan dalam pembangunan Indonesia 5 (lima) tahun (2020-2024) yaitu:
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 14 1. Peningkatan kualitas manusia indonesia.
2. Penguatan struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing. 3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan.
4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan.
5. Memajukan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa.
6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
7. Perlindungan bagi segenap bangasa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga.
8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya. 9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan.
Dalam konteks standardisasi dan penilaian kesesuaian, BSN berkontribusi secara langsung terhadap misi nomor 2, yaitu Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing. Oleh karena itu, misi Badan Standardisasi Nasional yang tertuang dalam Renstra BSN Tahun 2020-2024 yaitu:
MISI
“Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing melalui Pengelolaan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian” Pengelolaan standardisasi dan penilaian kesesuaian ini meliputi tahapan : 1. Mengembangkan Standar Nasional Indonesia yang berkualitas dan
responsif terhadap perubahan,
2. Menyelenggarakan tata kelola penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara komprehensif dan menyeluruh,
3. Mengelola sistem akreditasi Lembaga Penilaian Kesesuaian dengan berorientasi pada kompetensi, konsistensi dan imparsialitas serta keberterimaan global.
4. Mengelola standar nasional satuan ukuran untuk menjamin ketertelusuran pengukuran nasional ke Sistem Internasional.
5. Mengelola sumber daya manusia di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian berbasis modal manusia.
6. Menerapkan reformasi birokrasi BSN sesuai roadmap reformasi birokrasi nasional.
Dalam hal ini, Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi berkontribusi secara langsung terhadap tahapan 1, yaitu Mengembangkan Standar Nasional
Indonesia yang berkualitas dan responsif terhadap perubahan. Commented [BP2]: Diusulkan untuk penambahan kalimat ini
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 15
II.1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan merupakan sesuatu apa yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis, serta mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka merealisasi misi. Tujuan yang dirumuskan berfungsi juga untuk mengukur sejauh mana visi dan misi telah dicapai mengingat tujuan dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi. Tujuan Direktorat Pengembangan Standar MEETTI mengacu pada tujuanBSN pada Renstra BSN Tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:
TUJUAN
Tujuan Indikator Tujuan
Terwujudnya produk Indonesia terstandardisasi nasional dan berdaya saing global
Indeks ketersediaan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk Indonesia sesuai kepentingan nasional, dengan target sd 2024 sebesar 70%.
Sasaran disini merupakan sasaran di lingkungan Direktorat Pengembangan Standar MEETTI selaku Unit Teknis di lingkungan BSN. Direktorat Pengembangan Standar MEETTI dituntut agar dapat mengikuti perkembangan dan dinamika di lingkungan BSN untuk meningkatkan kualitas, produktivitas dan kinerja pelaksanaan fungsi BSN. Untuk itu, pencapaian kinerja Direktorat Pengembangan Standar MEETTI harus dapat dinilai dari aspek ketepatan penentuan sasaran strategis, indikator kinerja, ketepatan target dan keselarasan antara kinerja output dan kinerja outcome.
Sasaran Direktorat Pengembangan Standar MEETTI mengacu pada sasaran yang tertuang dalam Renstra BSN Tahun 2020-2024 dan Indikator Kinerja Utama BSN adalah sebagai berikut:
SASARAN
Sasaran Direktorat Pengembangan Standar MEETTI sesuai RenstraBSN Tahun 2020-2024:
1. Tersedianya Standar Nasional Indonesia (SNI) Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang berkekuatan hukum untuk produk Indonesia sesuai kepentingan nasional
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 16 2. Tersedianya kebijakan pengembangan SPK Mekanika, Energi,
Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi berbasis penelitian (research-based policy)
3. Tersedianya SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi sesuai kebutuhan dan prioritas nasional
4. Meningkatnya kualitas SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi dan/atau harmonis dengan standar internasional
5. Meningkatnya kinerja pengelolaan anggaran
II.2 PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja merupakan Pernyataan Kinerja atau Perjanjian Kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Perjanjian kinerja dimanfaatkan oleh pimpinan instansi pemerintah untuk menilai keberhasilan organisasi pada akhir tahun.
Berikut adalah Perjanjian Kinerja Direktorat Pengembangan Standar MEETTI Tahun 2020 berdasarkan sasaran, indikator kinerja dan target.
Tabel II.1
Perjanjian Kinerja Direktorat Pengembangan Standar MEETTI Tahun 2020 Sasaran Indikator Kinerja Target 2020
Tersedianya Standar Nasional Indonesia (SNI) Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang berkekuatan hukum untuk produk Indonesia sesuai kepentingan nasional
Jumlah SNI Mekanika, Energi,
Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang berkekuatan hukum sesuai kepentingan nasional (akumulatif)
100
Tersedianya kebijakan pengembangan SPK Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi berbasis penelitian (research-based policy)
Jumlah kebijakan pengembangan SPK Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi
berbasis penelitian 2
Tersedianya SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi sesuai kebutuhan dan prioritas nasional
Indeks ketersediaan SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang disahkan berdasarkan
kebutuhan dan prioritas nasional 42 Meningkatnya kualitas SNI
Mekanika, Energi,
Jumlah SNI Mekanika, Energi,
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 17 Sasaran Indikator Kinerja Target 2020
Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi dan/atau harmonis dengan standar internasional
Informasi yang harmonis dengan standar internasional (akumulatif)
Meningkatnya kinerja pengelolaan anggaran
Persentase realisasi anggaran Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi
> 97
Sebagaimana tercantum dalam tabel di atas, Direktorat Pengembangan Standar MEETTI pada tahun 2020 menetapkan sebanyak 5 (lima) sasaran dimana setiap sasaran memiliki indikator kinerja sebagai acuan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan pada setiap pelaksanaannya. Dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan, Direktorat Pengembangan Standar MEETTI melaksanakan 1 (satu) kegiatan dalam 1 (satu) program. Adapun keseluruhan program dan kegiatan tersebut termasuk output yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut:
A. Program Pengembangan Standardisasi Nasional melalui :
1. Kegiatan: Peningkatan Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi dan Teknologi Informasi, yang akan menghasilkan output :
▪ Output : 150 SNI. Dalam rangka menghasilkan output ini, melaksanakan komponen kegiatan sebagai berikut :
Rekomendasi Kebijakan Perumusan SNI bidang Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi
51. Penyusunan Kebijakan Perumusan Standar Bidang Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi dan Teknologi Informasi
52. Pemeliharaan SNI
53. Pembinaan SDM Perumusan SNI
54. Evaluasi Pengelolaan Komite Teknis (Komtek)
55. Penyiapan Pemenuhan Kewajiban Internasional di bidang Pengembangan Standar
U01 SNI Yang Disusun Dengan Adopsi Identik Metode Republikasi-Reprint Proses Perumusan PNPS ke RSNI3 dengan Jumlah Halaman 1 s.d 30
U11 SNI Yang Disusun Dengan Adopsi Identik Metode Terjemahan Proses Perumusan PNPS ke RSNI3 dengan Jumlah Halaman 1 s.d 30
U21 SNI Yang Disusun Dengan Pengembangan Sendiri Proses Perumusan PNPS ke RSNI3 dengan Jumlah Halaman 1 s.d 30
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 18 U41 SNI Yang Disusun Dengan Adopsi Identik Metode Modifikasi
Terjemahan Proses Perumusan Jajak Pendapat ke Penetapan dengan Jumlah Halaman 1 s.d 30
U42 SNI Yang Disusun Dengan Adopsi Identik Metode Republikasi ReprintProses Perumusan Jajak Pendapat ke Penetapan dengan Jumlah Halaman 1 s.d 30
U43 SNI Yang Disusun Dengan Pengembangan Sendiri Proses Perumusan Jajak Pendapat ke Penetapan dengan Jumlah Halaman 1 s.d 30
U44 SNI Yang Disusun Dengan Adopsi Identik Terjemahan Proses Perumusan Jajak Pendapat ke Penetapan dengan Jumlah Halaman 1 s.d 30
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 19
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
kuntabilitas kinerja adalah pertanggungjawaban kinerja instansi dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis instansi dan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi lembaga.
Direktorat Pengembangan Standar MEETTI berkewajiban untuk melaporkan akuntabilitas kinerja melalui penyajian Laporan Kinerja. Laporan Kinerja tersebut menggambarkan tingkat keberhasilan dan kegagalan selama kurun waktu 1 (satu) tahun berdasarkan sasaran, program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Untuk mendukung pencapaian kinerjanya, Direktorat Pengembangan Standar MEETTI telah melaksanakan beberapa aktivitas kegiatan yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya. Pelaksanaan aktivitas kegiatan tersebut selanjutnya dituangkan dalam Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar MEETTI Tahun 2020.
III.1 CAPAIAN KINERJA
Pencapaian kinerja adalah hasil kerja yang dicapai organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Untuk mewujudkan visi dan misi Lembaga yang mendukung visi dan misi presiden, maka telah ditetapkan sasaran dan target kinerja. Sasaran dan target kinerja tersebut dicapai melalui pelaksanaan program dan kegiatan serta aktivitas kegiatan sebagaimana telah disampaikan pada Bab II. Pencapaian masing-masing sasaran dan target yang terkait Direktorat Pengembangan Standar MEETTI yang direncanakan dalam Tahun 2020 berdasarkan Perjanjian Kinerja, dapat dilihat pada tabel berikut.
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 20
Tabel III.1
Pencapaian Kinerja Direktorat Pengembangan Standar MEETTI Tahun 2020 Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian*) %
1. Tersedianya Standar Nasional Indonesia (SNI) Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang berkekuatan hukum untuk produk Indonesia sesuai kepentingan nasional
1. Jumlah SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang berkekuatan hukum sesuai kepentingan nasional (akumulatif) 100 100 100 % 2. Tersedianya kebijakan pengembangan SPK Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi berbasis penelitian (research-based policy) 2. Jumlah kebijakan pengembangan SPK Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi berbasis penelitian 2 2 100 %
3. Tersedianya SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi sesuai kebutuhan dan prioritas nasional
3. Indeks ketersediaan SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang disahkan berdasarkan kebutuhan dan prioritas nasional 42% 54,8% 100 %
4. Meningkatnya kualitas SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi dan/atau harmonis dengan standar internasional
4. Jumlah SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang harmonis dengan standar internasional (akumulatif) 700 742 100 % 5. Meningkatnya kinerja pengelolaan anggaran 5. Persentase realisasi anggaran Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi > 97% 99,96% 100 %
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 21 Berdasarkan tabel di atas, berikut diuraikan capaian kinerja Direktorat Pengembangan Standar MEETTI untuk masing-masing sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja.
Pencapaian sasaran tersebut dijelaskan sebagai berikut.
SASARAN 1
Tersedianya Standar Nasional Indonesia (SNI) Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang berkekuatan hukum untuk produk Indonesia sesuai kepentingan nasional
Tabel III.2
Capaian Kinerja Sasaran 1
Indikator Kinerja Satuan
Capaian
2019 Capaian 2020 Capaian s.d (kumulatif) 2020 2024 % Target Realiasi % *) Target capaian %
1. Jumlah SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang berkekuatan hukum sesuai kepentingan nasional (akumulatif) SNI - % (Baseline tahun 2019 adalah 93) 100 100 100% 100 100 %
*) untuk kepentingan perhitungan rata-rata capaian sasaran, batas toleransi maksimal % capaian kinerja adalah 100%.
**) Realisasi dan target 2019 tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena merupakan indikator unit kerja baru
Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran Tersedianya Standar Nasional Indonesia (SNI) Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang berkekuatan hukum untuk produk Indonesia sesuai kepentingan nasional terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja. Capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut sebesar 100%
1. Jumlah SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang berkekuatan hukum sesuai kepentingan nasional (akumulatif)
Dalam indikator ini, yang dimaksud dengan SNI berkekuatan hukum adalah SNI yang menjadi acuan dalam peraturan suatu Kementerian /Lembaga. Misalnya, SNI diberlakukan secara wajib dalam suatu Peratuaran Menteri. Acuan tersebut
Commented [BP3]: Mohon kiranya untuk mengecek kembali
Target Pencapaian Kinerja hingga tahun 2024.
Commented [BP4]: Setelah menyandingkan uraian Sasaran I
dan tabel penjelasan di indikator perjanjian kinerja (Tabel III.2), dengan definisi di Manual IKU (SK Ka. BSN
83A/KEP/BSN/5/2020), ditemukan ketidaksesuaian. Yaitu terkait dengan SNI MEETTI yang berkekuatan hukum sesuai dengan kepentingan nasional.
Adapun yang dimaksud dengan SNI yang berkekuatan hukum adalah SNI yang telah ditetapkan dengan SK Kepala BSN. Selanjutnya, SNI yang sesuai dengan kepentingan nasional adalah SNI MEETTI yang sesuai dengan prioritas RPJMN (kepentingan nasional – 5 Sektor Prioritas dari RPJMN, di antaranya:
Makanan dan Minuman, Otomotif, Tekstil, Farmasi, dan Elektronik).
Kiranya tidak menjabarkan SNI yang diregulasikan secara wajib [Tabel III.3], karena ini bukan Tusi dari Direktorat
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 22 Capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut sebesar 100 %, yakni dari target 100 SNI berkekuatan hukum (kumulatif), tercapa 100 SNI yang berkekuatan hukum.
Indikator ini merupakan indikator baru untuk tahun 2020, sehingga tidak dapat dibandingkan capaian antara tahun 2020 dengan capaian 2019. Namun, jumlah kumulatif SNI berkekuatan hukum pada tahun 2019 adalah 93, yang menjadi baseline untuk indicator ini.
Pada tahun 2020 ini terdapat 2 (dua) regulasi yang diterbitkan oleh Lementerian Kementerian Perindustrian yang memberlakukan secara wajib sejumlah 7 SNI sektor Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi. Adapun daftar SNI yang diberlakukan secara wajib dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel III.3 – SNI yang diberlakukan wajib tahun 2020
No No SNI Judul Regulasi
1 SNI 4513:2012 Alat pemeliharaan tanaman - Sprayer
gendong semi-otomatis - Syarat mutu dan metode uji
Peraturan Menteri Perindustrian No. 25
tahun 2020
2 SNI 8485:2018 Alat pemeliharaan tanaman - Sprayer
gendong elektrik - Syarat mutu dan metode uji
Peraturan Menteri Perindustrian No. 25
tahun 2020 3 SNI 7859:2013 Peranti listrik rumah tangga dan sejenis
- Keselamatan - Bagian 1: Persyaratan umum
Peraturan Menteri Perindustrian No. 58
tahun 2020 4 SNI IEC
60335-2-14:2011 sejenisnya - Keselamatan - Bagian 2-14: Peranti listrik rumah tangga dan Persyaratan khusus untuk mesin dapur
Peraturan Menteri Perindustrian No. 58
tahun 2020 5 SNI IEC
60335-2-15:2011 peralatan listrik serupa - Keselamatan - Peralatan listrik rumah tangga dan Bagian 2-15: Persyaratan khusus untuk
peralatan pemanas cairan
Peraturan Menteri Perindustrian No. 58
tahun 2020 6 SNI IEC
60335-2-24:2009
Peralatan listrik rumah tangga dan peralatan listrik serupa - Keselamatan -
Bagian 2-24: Persyaratan khusus untuk peralatan pendingin, peralatan es krim
dan pembuat es Peraturan Menteri Perindustrian No. 58 tahun 2020 7 SNI IEC 60335-2-74:2010
Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya - Keselamatan - Bagian 2-74:
Persyaratan khusus untuk pemanas rendam portabel
Peraturan Menteri Perindustrian No. 58
tahun 2020
Kesulitan dalam merealisasikan indikator kinerja ini adalah ketiadaan instrument untuk bisa mendorong K/L untuk menjadikan SNI sebagai acuan dalam peraturan mereka. Maka dalam merealisasikan indikator ini hanya
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 23 dengan melakukan pendekatan kepada K/L melalui forum pengembangan standar.
SASARAN 2
Tersedianya kebijakan pengembangan SPK Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi berbasis penelitian (research-based policy)
Tabel III.4
Capaian Kinerja Sasaran 2
Indikator Kinerja Satuan
Capaian
2019 Capaian 2020 Capaian s.d (kumulatif) 2020 2024 % Target Realiasi % *) Target capaian %
2. Jumlah kebijakan pengembangan SPK Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi berbasis penelitian kebijakan -**) 2 2 100% 2 100. %
*) untuk kepentingan perhitungan rata-rata capaian sasaran, batas toleransi maksimal % capaian kinerja adalah 100%.
**) Capaian 2019 tidak dapat diisi, karena merupakan indikator unit kerja baru
Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran Tersedianya kebijakan pengembangan SPK Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi berbasis penelitian (research-based policy) terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja. Capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut sebesar 100% .
2. Jumlah kebijakan pengembangan SPK Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi berbasis penelitian
Dalam indikator ini, yang dimaksud dengan kebijakan pengembangan SPK berbasis penelitian adalah pedoman, panduan maupun kebijakan lainnya yang ditetapkan sebagai acuan dalam pengembangan SPK.
Capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut sebesar 100 %, yakni dari target 2 kebijakan tercapa 2 kebijakan yang terdiri dari :
1. Panduan Partisipasi dalam Pengembangan Standar Internasional IEC
Commented [BP5]: Mohon kiranya untuk mengecek kembali
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 24 2. Rencana Strategis Komite Nasional IEC untuk Indonesia 2020 - 2024. Selain penyusunan kedua kebijakan di atas, Direktorat Pengembangan Standar MEETTI juga ditugaskan untuk menyusun Pedoman Penulisan SNI untuk merevisi pedoman penulisan SNI yang ada. Tugas tersebut telah dilaksanakan dan sudah melalui berbagai tahapan termasuk Public Hearing, dan Rancangan Akhir Pedoman Penulisan SNI sudah diselesaikan dan tinggal disuslkan untuk penetapan. Namun karena adanya rencana review seluruh PBSN pengembangan standar, maka usulan penetapan Pedoman Penulisan SNI ditunda.
Indikator ini merupakan indikator baru untuk tahun 2020, sehingga tidak dapat dibandingkan capaian antara tahun 2020 dengan capaian 2019.
SASARAN 3
Tersedianya SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi sesuai kebutuhan dan prioritas nasional
Tabel III.5
Capaian Kinerja Sasaran 3
Indikator Kinerja Satuan
Capaian
2019 Capaian 2020 Capaian s.d (kumulatif) 2020 2024 % Target Realiasi % *) Target capaian %
1. Indeks ketersediaan SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang disahkan berdasarkan kebutuhan dan prioritas nasional
Persen 49,4% 42 54,8 100% 42 100 %
*) untuk kepentingan perhitungan rata-rata capaian sasaran, batas toleransi maksimal % capaian kinerja adalah 100%.
**) Realisasi dan target 2019 tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena merupakan indikator unit kerja baru
Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran Tersedianya SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi sesuai kebutuhan dan prioritas nasional terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja. Capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut sebesar 130 %
Commented [BP6]: Mohon kiranya untuk mengecek kembali
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 25 1. Indeks ketersediaan SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi,
dan Teknologi Informasi yang disahkan berdasarkan kebutuhan dan prioritas nasional
Dalam indikator ini, yang dimaksud dengan Indeks ketersediaan SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang disahkan berdasarkan kebutuhan dan prioritas nasional adalah perbandingan antara jumlah SNI yang ditetapkan pada tahun 2020 dengan jumlah PNPS (Program Nasional Pengembangan Standar) yang ditetapkan pada tahun 2020. Dengan demikian ada 2 (dua) parameter yang perlu diperhatikan, yakni jumlah SNI yang ditetapkan dan jumlah PNPS.
Dalam hal ini, jumlah PNPS menggambarkan kebutuhan dan prioritas nasional. PNPS merupakan program perumusan standar pada tahun berjalan yang ditetapkan sesuai prioritas nasional berdasarkan usulan dari masyarakat maupun Komite Teknis. Usulan dari masyarakat dan Komite Teknis dilakukan verifikasi dan pembahasan untuk memastikan urgensi, dampak, dan prioritas.
Pada tahun 2020 telah ditetapkan sebanyak 270 judul PNPS untuk sector mekanika, energi, elektroteknika, transportasi dan teknologi informasi. Dari PNPS itu, ditetapkan SNI sebanyak 148 SNI atau 54,8 %, melebihi target sebesar 42%.
Dikarenakan kondisi pandemic Covid-19, maka rapat-rapat yang diadakan diselenggarakan secara daring, atau gabungan fisik (dengan peserta sangat dibatasi) dan daring. Kelebihan dari rapat secara daring adalah peserta tidak perlu kehilangan waktu untuk pergi ke tempat rapat, dan biaya dapat dihemat. Namun kekurangan rapat secara daring adalah keterbatasan waktu rapat yang sebaiknya tidak terlalu lama untuk kesehatan mata, dan kesulitan dalam berdiskusi.
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 26 Gambar. Rapat Komite Teknis secara daring
Distribusi jumlah PNPS dan SNI yang ditetapkan untuk tiap bidang dapat dilihat pada Tabel III sebagai berikut:
Tabel III.6 – Distribusi Jumlah SNI yang ditetapkan per bidang
Bidang 2020 PNPS SNI Indeks Ketersediaan SNI berdasarkan kebutuhan dan prioritas nasional Mekanika 32 19 59,4% Energi 46 26 56,5% Elektroteknika 94 71 75,5%
Transportasi dan T.I 98 32 32,7%
Total 270 148 54,8%
Jumlah SNI yang ditetapkan tahun 2020 sebanyak 148 SNI ini meningkat dari tahun 2019 sebanyak 137 SNI, atau naik sekitar 8 %. Adapun jumlah PNPS tahun 2019 sebanyak 277 judul, sehingga indeks ketersediaan SNI berdasarkan kebutuhan dan prioritas nasional sebesar 49,4 %. Dengan demikian nilai indeks tahun 2020 meningkat 5,4%.
Dari keseluruhan 148 SNI yang ditetapkan pada tahun 2020, dapat dijabarkan dalam beberapa kategori sebagaimana dapat dilihat pada Tabel III.6
Commented [BP7]: Mohon kiranya agar memperhatikan
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 27 Tabel III.7 – Jumlah SNI yang telah ditetapkan di tahun 2020 menurut bidang/sektor Jenis PNPS Bidang Pengembangan Standar MEETTI
Total Mekanika Energi Elektroteknika TTI
Baru 7 15 28 19 69
Revisi 12 11 41 9 73
Amandemen 0 0 0 1 1
Terjemahan 0 0 2 3 5
Total 19 26 71 32 148
Tabel III.8 – Penetapan SNI tahun 2020 menurut kelompok SNI Kelompok peruntukan SNI Bidang Pengembangan Standar MEETTI Total Mekanika Energi
Elektrotro-teknika Transportasi dan T.I
PRODUK 15 7 29 9 60 JASA 0 0 0 0 0 PROSES 4 4 0 16 24 SISTEM 0 15 42 7 64 PERSONAL 0 0 0 0 0 Total 19 26 71 32 148
Selain penyusunan SNI, juga dilakukan proses abolisi SNI karena SNI tersebut sudah tidak relevan lagi. Daftar SNI yang diabolisi selama 2020 sejumlah 28 SNI dengan rincian sebagai berikut :
Tabel III.9 – SNI yang diabolisi selama 2020 Bidang Jumlah SNI diabolisi
Mekanika 7
Energi 10
Elektroteknika 0 Transportasi dan T.I 11
Total 28
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengembangan, BSN telah melakukan restrukturisasi 58 Komite Teknis (Komtek) perumusan SNI sektor mekanika, energi, elektroteknika, transportasi dan teknologi informasi, yang bersekretariat baik di BSN maupun di Kementerian/Lembaga, agar sesuai dengan PBSN No 4 tahun 2018 tentang Pengelolaan Komite Teknis. Dari hasil restrukturisasi yang telah dilaksanakan sejak 2019, pada tahun 2020 terdapat
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 28 dua Komite Teknis yang dibekukan karena tidak aktif sama sekali dalam dua tahun terakhir, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk menghidupkan Kembali jika diperlukan. Maka jumlah dan keanggotaan Komtek dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel III.10 – Komposisi Keanggotaan Komtek No Bidang
Jumlah Komite Teknis
Keanggotaan Komite Teknis Pemerintah Pelaku
Usaha Konsumen Pakar 1 Mekanika dan Material 10 36 34 29 31 2 Energi 16 46 46 38 48 3 Elektroteknika 15 49 37 43 40 4 Transportasi dan Teknologi Informasi 15 58 39 36 44 TOTAL 56 189 156 146 163 SASARAN 4
Meningkatnya kualitas SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi dan/atau harmonis dengan standar internasional
Tabel III.11 Capaian Kinerja Sasaran 4 Indikator Kinerja Satuan
Capaian
2019 Capaian 2020 Capaian s.d (kumulatif) 2020 2024 % Target Realiasi % *) Target capaian %
Jumlah SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang harmonis dengan standar internasional (akumulatif) Persen - % (Baseline 2019 adalah 645) 700 742 106% 700 106 %
*) untuk kepentingan perhitungan rata-rata capaian sasaran, batas toleransi maksimal % capaian kinerja adalah 100%.
**) Realisasi dan target 2019 tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena merupakan indikator unit kerja baru
Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran Meningkatnya kualitas SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi dan/atau harmonis dengan standar internasional terdiri dari 1 (satu)
Commented [BP8]: Mohon kiranya untuk mengecek kembali
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 29 indikator kinerja. Capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut sebesar 100 % Adapun Indikator kinerja untuk
3. Jumlah SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang harmonis dengan standar internasional (akumulatif)
Dalam indikator ini, yang dimaksud dengan Jumlah SNI Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi yang harmonis dengan standar internasional (akumulatif) adalah jumlah SNI yang merupakan adopsi dari standar internasional.
Dari sisi harmonisasi SNI terhadap standar internasional, pada tahun 2020, dari 148 SNI yang ditetapkan Direktorat Pengembangan Standar MEETTI, terdapat 97 SNI yang merupakan adopsi standar ISO atau IEC, atau sekitar 65,5 %. Rincian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel III.12 - SNI yang harmonis dengan standar internasional
No URAIAN BIDANG/SEKTOR Total Mekanika dan Material Energi Elektro teknika Transportasi dan Tek. Info. 1 ADOPSI
1) adopsi identik cetak ulang 0 0 0 13 13
2) adopsi identik terjemahan 4 10 29 15 58
3) Adopsi modifikasi 0 0 26 0 26
2 PENGEMBANGAN SENDIRI 15 16 16 4 51
TOTAL 19 26 71 32 148
Catatan : SNI hasil adopsi identik cetak ulang masih menggunakan bahasa standar asli yang diadopsi (biasanya Bahasa Inggris)
Kewajiban internasional merupakan salah satu upaya BSN dalam partisipasinya untuk memberikan masukan terhadap standar internasional sehingga nantinya Standar internasional baik ISO maupun IEC dapat diadopsi menjadi SNI. Dengan demikian, semakin banyak SNI yang harmonis dengan Standar internasional. Apabila SNI harmonis dengan standar internasional, maka kualitas produk yang memenuhi SNI dapat diterima di pasar internasional dan dapat mendorong ekspor produk nasional ke negara lain.
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 30 Tabel III.13 - Target dan Realisasi Jumlah Tanggapan dalam Pengembangan
Standar Internasional No Bidang/Sektor Jumlah Balloting Jumlah tanggapan Target % Realisasi % Capaian 1 Mekanika dan Material 16 16 95 % 100 100 % 2 Energi 117 117 100 100 % 3 Elektroteknika 100 100 % 4 Transportasi dan Tek. Info.
288 288
100 100 %
Total 887 887 95% 100 100%
Dari data pada tabel III.13 tersebut, jumlah tanggapan yang disampaikan di tahun 2020, ada 887 tanggapan dari 887 balotting, atau pencapaiannya sebesar 100 % dari target yang ditetapkan.
Dalam partisipasi pengembangan standar internasional di suatu Technical Committee (TC) atau Subtechnical Committee (SC) dari organisasi standardisasi internasional ISO (Internasional Organization for Standardization) atau IEC (International Electrotechnical Commission), dikenal keanggotaan aktif (P-member), keanggotaan observasi (O-member) dan keanggotaan pasif (non P/O-member). Terdapat perbedaan level partisipasi sebagai berikut :
• Sebagai P-member, anggota secara aktif memberikan tanggapan terhadap standar internasional yang sedang disusun oleh TC/SC
• Sebagai O-member, anggota hanya memantau standar internasional yang sedang disusun oleh TC/SC
• Sebagai non P/O-member, anggota tidak berpartisipasi ataupun memantau standar internasional yang sedang disusun oleh TC/SC • Tanggapan yang disampaikan adalah tanggapan terhadap draft standar
internasional yang sedang dikembangkan
Pemberian tanggapan dilakukan oleh NMC (National Mirror Committee) sesuai dengan TC atau SC, dan beranggotakan pakar yang memeiliki keahlian yang relevan. Dalam Peraturan BSN tentang Pengelolaan Komite Teknis, maka otomatis Komtek adalah sekaligus menjadi NMC, dengan menambahkan tenaga ahli lainnya apabila diperlukan.
Adapun jumlah NMC yang dikelola Direktorat Pengembangan Standar MEETTI untuk TC atau SC di mana Indonesia menjadi P-member atau O-member dapat dilihat pada Tabel berikut :
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 31 Tabel III.14 – Keanggotaan dalam TC/SC di ISO dan IEC
No Bidang/Sektor Jumlah P-member Jumlah O-member
ISO IEC ISO IEC
1 Mekanika
dan Material 7 0 17 0
2 Energi 11 1 8 0
3 Elektroteknika 0 23 0 41
4 Transportasi
dan Tek. Info. 4 1 36 0
Total 22 25 71 41
Catatan : Joint Technical Committee dimasukkan ke ISO
Tanggapan dapat diberikan pada saat usulan (NP), penyusunan draft di TC/SC(CD), draft international standards (DIS untuk ISO, CDV untuk IEC), final draft international standards (FDIS), kaji ulang atau systematic review (SR) maupun untuk hal-hal lain di luar pengembangan standar (pemilihan ketua TC/SC/WG, pembentukan TC/SC/WG, dan lain-lain).
Tabel III.15 - Rincian Tanggapan dalam Pengembangan Standar Internasional
*) termasuk ISO/IEC Joint Technical Committee 1
Pada level regional di ASEAN, harmonisasi standar untuk beberapa sektor telah dilakukan dan saat ini terus dimonior dan dikembangkan melalui forum ASEAN Consultative Committee for Standards and Quality Working Group 1 on Harmonization of Standards (ACCSQ WG1). Pada prinsipnya,
No Tahap Pengembangan Standar Internasional Mekanika dan Material Energi Elektrotek nika Transportasi dan Tekno. Info. Total ISO IEC ISO IEC ISO IEC ISO* IEC
1 NP (New Proposal) 0 0 10 0 0 31 31 0 72
2 CD (Committee Draft) 0 0 7 0 0 116 42 0 165 3 Draft International
Standards (DIS/CDV) 0 0 10 0 0 66 54 0 130
4 FDIS (Final Draft
International Standards) 2 0 17 0 0 68 22 0 109
5 SR (Systematic Review) 11 0 29 0 0 0 44 0 84
6 Lain-lain 3 0 44 0 0 242 95 0 384
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 32 harmonisasi standar di ASEAN tidak bertujuan untuk membuat standar ASEAN, namun lebih pada harmonisasi standar nasional negara anggota ASEAN terhadap standar internasional yang disepakati untuk harmonisasi. Pertemuan rutin dilakukan dua kali dalam setahun untuk membahas permasalahan harmonisasi standar ASEAN. Pada tahun 2020, pertemuan diselenggarakan sekali secara daring mengingat situasi Pandemi Covid-19.
Status harmonisasi standar Indonesia dalam forum ACCSQ WG1 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel III.16 - Status Harmonisasi Indonesia dalam Kesepakatan ASEAN
No Sektor
Jumlah standar yang
perlu harmonisasi
Jumlah yang sudah ada
SNI Jumlah yang belum dirumuskan IDT MOD NEQ Total
1 20 Priority products 37 32 4 1 37 0
2 Electrical and Electronic Products 119 116 3 0 119 0
3 Medical Devices 33 27 0 0 27 6
4 Wood based products 45 38 1 0 39 6
5 Rubber based products 68 61 2 1 64 4
6 Smart City 3 2 0 0 2 1
6 Digital Trade 3 2 0 0 2 1
Jumlah 308 278 10 2 290 18
• IDT : adopsi identik
• MOD : adopsi dengan modifikasi
• NEQ : bukan adopsi (pengembangan sendiri)
Dengan demikian, secara keseluruhan, Indonesia sudah mengharmonisasikan 288 SNI dari 308 standar yang disepakati di ASEAN (atau 93,3%). Khusus untuk sektor kelistrikan, Indonesia sudah memenuhi seluruh kesepakatan harmonisasi (seluruh SNI tersedia dan semuanya adopsi identik), sehingga posisi dalam negosiasi perdagangan ASEAN dalam sektor tersebut menjadi lebih kuat. Sedangkan untuk sektor lain, masih diperlukan upaya untuk mengharmonisasikan SNI terhadap standar internasional. Dalam hal ini, diperlukan koordinasi dengan Komtek terkait untuk mendorong selesainya proses harmonisasi standar ASEAN.
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 33 Partisipasi dalam pengembangan standar internasional IEC
Khusus untuk sektor kelistrikan, standar internasional yang digunakan adalah standar IEC. Berbeda dengan ISO di mana anggotanya adalah NSB (National Standard Body) dari berbagai negara, anggota IEC adalah NC (National Committee). Untuk itu, BSN telah membentuk Komnas IEC Indonesia (Komite Nasional IEC Indonesia) yang beranggotakan perwakilan Kementerian/Lembaga yang menangani masalah kelistrikan. Tugas Komnas IEC Indonesia adalah mengkoordinasikan kegiatan standardisasi di sektor kelistrikan, baik dari sisi pengembangan SNI, penerapan standar, dan partisipasi Indonesia dalam pengembangan standar dan penilaian kesesuaian IEC. Pertemuan Komnas IEC Indonesia pada tahun 2020 diselenggarakan sekali pada tanggal 15 September 2020. Pertemuan ini juga sekaligus persiapan partisipasi Indonesia dalam IEC General Meeting yang dilakukan secara daring.
Rangkaian Sidang IEC GM diselenggarakan pada tanggal 9 – 20 November 2020. Indonesia berpartisipasi dalam beberapa siding yang diwakili oleh Kepala BSN selaku Ketua Komnas IEC Indonesia, Deputi Bidang Pengembangan Standar selaku Sekretaris Komnas IEC Indonesia, dan Sekretariat Komnas IEC Indonesia (Direktorat Pengembangan Standar MEETTI). Beberapa hasil Sidang IEC GM antara lain :
a. Pemilihan anggota SMB, IEC EEE, dan Vice President IEC. Dalam pemilihan ini, Indonesia memilih nominee dari negara yang memiliki MoU dengan BSN
b. Adanya fee sebesar CHF 1 untuk setiap judul yang diadopsi menjadi standar nasional, dimulai sejak 2020
c. Pengumuman tuan rumah IEC GM tahun 2021 hingga 2024 Beberapa tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut : 1. sebagai bentuk komitmen aktif Indonesia sebagai full member di IEC agar
Indonesia dapat terus aktif untuk berpartisipasi di kegiatan IEC. Sidang ke-84 IEC GM telah berlangsung dengan baik dan lancar dengan partisipasi aktif para anggota IEC termasuk Indonesia yang juga ikut dalam forum Council, Young Profesional Program dan pertemuan komite teknis. Sidang telah membahas isu-isu penting terkait standardisasi dan penilaian kesesuaian elektroteknika, walaupun pelaksanaan pertemuannya secara full virtual online.
2. Perlunya mempelajari lebih lanjut untuk berpartisipasi aktif untuk dapat duduk di posisi penting di IEC seperti halnya anggota SMB, CAB dan CB,
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 34 Indonesia juga perlu memiliki rencana mengidentifikasi/menentukan kandidat anggota manajemen IEC untuk disidang selanjutnya.
3. IEC telah memutuskan anggota baru maupun terpilih kembali melalui pemilhan dari setiap negara anggota untuk keanggotaan di SMB, CAB, dan CB yang akan berperan penting dalam menentukan arah IEC ke depannya
4. Peningkatan keterlibatan stakeholder elektroteknika Indonesia juga perlu untuk dapat memanfaatkan momentum setiap kegiatan di bidang elektroteknika baik nasional maupun internasional yang diselenggarakan oleh IEC dan Komnas IEC Indonesia-BSN, guna meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya termasuk kegiatan pertemuan TC/IEC maupun seminar/workshop.
5. Persiapan tuan rumah IEC General Meeting 2025 di Indonesia, perlu penyampaian ataupun koordinasi sejak dini kepada stakeholder terkait guna mensukseskan event internasional besar tersebut juga, guna memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat dan bangsa Indonesia
SASARAN
5 Meningkatnya kinerja pengelolaan anggaran Tabel III.17
Capaian Kinerja Sasaran 1
Indikator Kinerja Satuan
Capaian
2019 Capaian 2020 Capaian s.d (kumulatif) 2020 2024 % Target Realiasi % *) Target capaian %
Persentase realisasi anggaran Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi persen 99,89% 97 99,8 100% 97% 100 %
*) untuk kepentingan perhitungan rata-rata capaian sasaran, batas toleransi maksimal % capaian kinerja adalah 100%.
**) Realisasi dan target 2019 tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, karena merupakan indikator unit kerja baru
Commented [BP9]: Mohon kiranya untuk mengecek kembali
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 35 Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran Meningkatnya kinerja pengelolaan anggaran terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja. Capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut sebesar 100 %
4. Persentase realisasi anggaran Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi Dalam indikator ini, yang dimaksud dengan Persentase realisasi anggaran Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi adalah persentase realisasi anggaran pada akhir tahu anggaran berjalan.
Dengan anggaran yang sangat terbatas, sedangkan kegiatan yang harus dilakukan untuk memenuhi target cukup banyak, maka dalam pelaksanaan kegiatan tahun 2020, diterapkan kebijakan sebagai berikut :
a. Kegiatan sebisa mungkin dilakukan secara daring, mengingat kondisi pandemic Covid-19
b. Prioritas anggaran adalah kegiatan yang berdampak langsung pada output atau yang sudah ada komitmen sebelumnya, terutama untuk kegiatan di luar kota atau undangan rapat di luar kota dengan biaya sendiri
c. Bekerjasama dengan organisasi lain dalam pembiayaan
Dibandingkan realisasi tahun 2019 sebesar 99,89%, realisasi tahun 2020 meningkat menjadi 99,96%, atau meningkat sebesar 0,07%.
III.2 CAPAIAN DI LUAR PERJANJIAN KINERJA
Selain capaian sesuai dengan yang tertera dalam Perjanjian Kinerja, Direktorat Pengembangan Standar MEETTI juga melakukan berbagai hal dalam upaya mencapai visi dan misi Direktorat Pengembangan Standar MEETTI , antara lain:
1. Kerjasama Pengembangan Standar Panel Surya dengan PTB Jerman Kerjasama tahap pertama telah berlangsung sejak 2017 dan sudah selesai pada tahun 2020. Dalam fase pertama ini, Komtek 27-03 telah dibantu dalam pengembangan SNI panel surya. Adapun SNI yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
2020| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi 36 Tabel III.18 - SNI Panel Surya yang Menjadi Fokus Kerjasama
NO SNI Judul Adopsi
1 SNI IEC
62116:2014 Inverter fotovoltaik terhubung ke jaringan listrik – Prosedur uji tindakan pencegahan islanding
IEC 62116:2014 Utility-interconnected photovoltaic inverters – Test procedure of islanding prevention measures
2 SNI IEC
62446-1:2016 Sistem fotovoltaik (FV) – Persyaratan untuk pengujian, dokumentasi dan
pemeliharaan – Bagian 1: Sistem terkoneksi jaringan listrik – Dokumentasi,
uji komisioning dan inspeksi
IEC 62446-1:2016+AMD1:2018 Photovoltaic (PV) systems – Requirements for testing, documentation and maintenance – Part 1: Grid connected systems –
Documentation, commissioning tests and inspection
Sedangkan fase kedua yang dimulai semester kedua tahun 2020, kerjasama akan dilanjutkan untuk pengembangan SNI berikut :
Tabel III.19 - PNPS 2020 untuk Panel Surya
NO Judul PNPS Standar yang diadopsi
1 Kualifikasi keselamatan modul fotovoltaik (FV) – Bagian 1: Persyaratan konstruksi IEC 61730-1:2016 2 Pengujian korosi akibat kabut air garam air laut pada modul fotovoltaik IEC 61701:2011
3 Modul Fotovoltaik (FV) - Pengesahan jenis, desain dan kualifikasi keselamatan - Pengujian ulang IEC TS 62915 Edition 1.0 2018
4
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Fotovoltaik terpasang dipermukaan tanah – Panduan dan Rekomendasi Desain
IEC TS 62738:2018
5
Modul Fotovoltaik (FV) - Metode uji untuk mendeteksi degradasi potensial terinduksi - Bagian 1: Silikon kristal