• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTABILITAS KINERJA 2017

Dalam dokumen 4. Puskes haji Lakip puskes haji (Halaman 26-61)

AKUNTABILITAS KINERJA 2017

A. Akuntabilitas Kinerja Pusat Kesehatan Haji

Presentase jemaah haji yang mendapatkan pembinaan istithaah (kemampuan) kesehatan haji satu bulan sebelum masa operasional pada tahun 2017 sebesar 84,90%. Hal ini melebihi target indikator yaitu sebesar 70%. Capaian hasil pemeriksaan tahap II jemaah haji perpropinsi sebagaimana gambar 6 berikut:

Gambar 6. Capaian hasil pemeriksaan tahap II kesehatan jemaah haji berdasarkan tempat pemeriksaan

Pencapaian indikator kegiatan peningkatan kesehatan jemaah haji adalah persentase jemaah haji yang telah mendapatkan penilaian istitaah kesehatan haji dan dientry kedalam siskohatkes satu bulan sebelum operasional. Persentase diperoleh dari total jumlah Jemaah haji regular yang diperiksa dan di-entry dalam siskohatkes pada satu bulan sebelum operasional dengan denominator sebesar 204.000 orang (jumlah jemaah haji reguler). Capaian terbesar diperoleh provinsi Yogyakarta.

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) – Pusat Kesehatan Haji 25 Dari hasil pemeriksaan kesehatan, status istithaah kesehatan jemaah haji dikelompokkan sebagai berikut :

1. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji sebesar 70,60%.

2. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji Dengan Pendampingan sebesar 29,02%.

3. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji Untuk Sementara sebesar 0,30%.

4. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji sebesar 0,08%.

Dari seluruh jemaah haji yang diperiksa terdapat 128.666 (63,4%) jemaah risiko tinggi.

B. Capaian Kinerja Pusat Kesehatan Haji tahun 2017

1. Pelayanan Kesehatan Haji

a. Pembimbingan Kesehatan Jemaah Haji.

Persiapan kesehatan Jemaah Haji sebelum berangkat ke tanah suci dilakukan dengan pembimbingan dan pembinaan yang dilakukan secara terpadu dengan melibatkan lintas sektor dan program.

Pembimbingan merupakan proses penyampaian informasi, komunikasi, dan edukasi secara terencana, sistematis dan berkesinambungan terhadap jemaah haji sehingga dapat meningkatkan kondisi kesehatan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan; sedangkan pembinaan merupakan serangkaian kegiatan deteksi dini penyakit, pembimbingan kesehatan, penyuluhan kesehatan, konseling yang terpadu, terencana, terstruktur, dan terukur baik di Indonesia maupun di Arab Saudi.

i) Kebijakan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan jemaah haji

Kegiatan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan jemaah haji harus didukung oleh kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaannya. Kegiatan pemeriksaan dan pembinaan terstandarisasi dari pusat hingga ke tingkat kabupaten/kota sehingga diperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) – Pusat Kesehatan Haji 26 Terdapat beberapa Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) yang telah ditetapkan dan diimplementasikan dalam program kesehatan haji, antara lain:

a. Permenkes Nomor 15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji.

b. Permenkes Nomor 62 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Jemaah Haji.

c. Permenkes Nomor 21 Tahun 2017 tentang pengadaan Tenaga Pendukung Kesehatan dalam operasional kesehatan haji di Arab Saudi.

Selain kedua Permenkes diatas, juga telah disusun:

1. Juknis Pemeriksaan dan Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji sebagai penjelasan dari Permenkes Nomor 15 Tahun 2016. 2. Juknis Vaksin Meningitis Meningokokus.

3. Juknis Penatalaksanaan penyakit kardiovaskuler pada jemaah haji.

4. Juknis Penatalaksanaan penyakit paru dan saluran pernafasan pada jemaah haji.

5. Media advokasi dan promosi istithaah kesehatan jemaah haji. 6. Media rilis kesehatan haji tahun 2017.

ii) Pembinaan terhadap petugas

Pembinaan terhadap petugas dilaksanakan dengan kegiatan pembekalan operasional pembinaan kesehatan haji kepada petugas kesehatan kabupaten/kota dan puskesmas. Pesertanya terdiri dari pengelola program kesehatan haji, pengelola program penyakit tidak menular dan pengelola kesehatan olah raga di dinkes kabupaten/kota serta KBIH yang tergabung di kabupaten/kota. Kegiatan ini sudah dilaksanakan di 3 lokasi, yaitu wilayah barat (Provinsi Jawa Barat, Banten dan DKI jakarta), wilayah tengah (Provinsi Jawa tengah dan DI Yogyakarta) dan wilayah timur (Provinsi Jawa timur) dengan jumlah

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) – Pusat Kesehatan Haji 27 petugas yang mengikuti pertemuan sebanyak 119 orang. Berikut data jumlah petugas yang mendapatkan pembekalan operasional pembinaan kesehatan haji di 3 lokasi.

Tabel 4. Distribusi Pembekalan Operasional Petugas Pembina Kesehatan Haji di Kabupaten/Kota No Provinsi Jumlah 1 Jawa Barat 27 2 Banten 8 3 DKI Jakarta 6 4 Jawa tengah 35 5 DI Yogyakarta 5 6 Jawa Timur 38 Total 119

iii) Pembinaan terhadap jemaah haji.

• Pembinaan di Indonesia

Pembinaan kesehatan Jemaah haji dilaksanakan berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan. Pembinaan kesehatan dilaksanakan kepada seluruh Jemaah haji, baik yang resiko tinggi (risti) maupun non risti. Pembinaan yang dilakukan setelah pemeriksaan tahap pertama adalah pembinaan masa tunggu.

Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan tahap pertama, dilanjutkan pemeriksaan kesehatan tahap kedua yang dilaksanakan setelah diumumkan kuota keberangkatan pada tahun berjalan. Rekomendasi pemeriksaan kesehatan tahap kedua menghasilkan rekomendasi/penetapan kriteria istithaah. Jemaah haji yang tidak memenuhi syarat istithaah kesehatan, diusulkan untuk ditunda atau tidak perlu diberangkatkan. Pembinaan kesehatan setelah pemeriksaan kesehatan tahap kedua ini adalah pembinaan kesehatan masa keberangkatan. Pembinaan masa keberangkatan adalah pembinaan yang dilakukan setelah jemaah haji melakukan pemeriksaan kesehatan tahap kedua sampai keberangkatan. Pembinaan kesehatan di masa keberangkatan dilakukan pada

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) – Pusat Kesehatan Haji 28 jemaah haji yang telah memiliki kuota keberangkatan, artinya Jemaah tersebut sudah dipastikan akan berangkat tahun berjalan, setelah memperoleh konfirmasi keberangkatan dari Kementerian Agama. Kegiatan pembinaan kesehatan yang dapat dilakukan pada masa keberangkatan adalah sebagai berikut:

1) Konseling.

Konseling dilaksanakan di puskesmas atau rumah sakit oleh tenaga kesehatan berupa pemberian nasehat dan informasi terkait penyakit yang diderita oleh jemaah haji. Salah satu tujuan konseling adalah mengendalikan faktor risiko penyakit yang terdapat pada jemaah haji sehingga jemaah haji menyadari faktor-faktor risiko yang ada pada dirinya dan ikut berperan aktif menjaga kesehatannya.

2) Latihan Kebugaran.

Latihan kebugaran dilaksanakan oleh puskesmas bekerjasama dengan organisasi masyarakat. Bentuk latihan kebugaran antara lain:

a. Jalan Sehat; b. Senam Haji Sehat; c. Senam Lansia;

d. Senam Jantung Sehat; e. Senam Kesegaran Jasmani; f. Aklimatisasi.

3) Pemanfaatan Posbindu.

Jemaah haji dapat mengikuti program Posbindu (Pos Pembinaan Terpadu) yang dibentuk oleh masyarakat dan dibina oleh Puskesmas. Posbindu akan memberikan pembinaan kesehatan, cek tekanan darah, test gula darah, lingkar perut, berat badan, tinggi badan dan Index Massa Tubuh. Jemaah haji akan dipantau kondisi kesehatannya secara berkala.

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) – Pusat Kesehatan Haji 29 4) Kunjungan rumah.

Pembinaan istithaah kesehatan haji dilaksanakan melalui kegiatan kunjungan rumah oleh petugas kesehatan secara berkala melakukan pembinaan kepada Jemaah haji dan memberdayakan keluarganya sehingga tercapai peningkatan status kesehatan Jemaah haji. Kunjungan rumah dapat diintegrasikan dengan program keluarga sehat dan program perawatan kesehatan masyarakat.

5) Bimbingan Manasik kesehatan Haji.

Manasik haji diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Pemerintah daerah cq Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat bekerjasama dalam pelaksanaan manasik kesehatan. Manasik kesehatan haji berisi pesan kepada Jemaah haji agar berperilaku hidup bersih dan sehat antara lain istirahat cukup, tidak merokok, makan makanan bergizi, mengelola stress dan cuci tangan pakai sabun serta memahami kondisi perjalanan, cuaca dan lingkungan di Arab Saudi.

6) Pembinaan Terpadu Jemaah Haji.

Merupakan bentuk pembinaan yang terintegrasi antara Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Agama. Kementerian kesehatan sendiripun merupakan integrasi dari berbagai program yaitu program posbindu, latihan kebugaran, dan kesehatan haji. Kegiatan sehari dilaksanakan di luar ruangan dan di dalam ruangan. Kegiatan di luar ruangan dimulai di pagi hari yaitu deteksi dini penyakit tidak menular yang dilanjutkan dengan pengukuran kebugaran dan senam haji sehat. Acara kemudian berpindah ke dalam ruangan yang diisi dengan materi terkait ibadah dari Kementerian Agama dan materi penyuluhan kesehatan dari Kementerian Kesehatan.

Pembinaan terpadu Jemaah haji merupakan kegiatan yang menyatukan kegiatan Pemeriksaan Kesehatan (Tekanan Darah, Gula Darah, dan Kolesterol) yang merupakan kegiatan dari

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) – Pusat Kesehatan Haji 30 program posbindu. Pengukuran Kebugaran dengan menggunakan metode Rockport, dan Senam Haji Sehat merupakan kegiatan Kesehatan kerja dan olahraga. Penyuluhan Kesehatan Haji bagian dari Promosi Kesehatan.

Kegiatan advokasi dan kemitraan dengan organisasi masyarakat dan organisasi profesi.

Telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pusat Kesehatan Haji dengan:

a. Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI). b. Perhimpunan Kardiologi Indonesia (PERKI).

Selain kerjasama dengan organisasi profesi, Pusat Kesehatan Haji juga melakukan pembinaan kesehatan kepada jemaah haji. Pembinaan kesehatan jemaah haji dilaksanakan dengan kegiatan di luar ruangan dan di dalam ruangan. Kegiatan di luar ruangan dengan melaksanakan pengukuran kebugaran bagi jemaah haji yang sebelumnya dilaksanakan pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi, gula darah dan kolesterol. Apabila ada hasil dari pemeriksaan kesehatan jemaah haji yang tidak memungkinkan mengikuti pengukuran kebugaran dengan metode Rockport, maka jemaah haji tersebut dilakukan pengukuran kebugaran dengan metode six minutes walking test.

Setelah melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan pengukuran kebugaran, maka jemaah haji masuk ke ruang pertemuan untuk pembimbingan dan penyuluhan kesehatan di dalam ruangan pertemuan. Penyuluhan kesehatan meliputi perilaku hidup bersih dan sehat, aklimatisasi, cara memelihara kesehatan sebelum, selama dan setelah melaksanakan ibadah haji.

Pembinaan kesehatan Jemaah Haji di Indonesia sudah dilaksanakan di 65 lokasi dengan jumlah jemaah haji sebanyak 11.130 jemaah haji. Terlampir pada lampiran I lokasi dengan

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) – Pusat Kesehatan Haji 31 jumlah jemaah haji masing–masing yang mendapatkan pembinaan kesehatan haji.

Merupakan bentuk pembinaan yang terintegrasi antara Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Agama. Kementerian kesehatan sendiripun merupakan integrasi dari berbagai program yaitu program posbindu, latihan kebugaran, dan pusat kesehatan haji. Tujuan dari pembinaan Kesehatan jemaah haji untuk Mencapai Istithaah Kesehatan.

Adapun hasil dari pembinaan yang telah dilaksanakan dapat terlihat dalam bentuk grafik pada gambar 7 dibawah ini, bahwa kriteria yang memenuhi Syarat lebih banyak jika dibandingkan dengan Kriteria Tidak Memenuhi Syarat Sementara.

Gambar 7. Jemaah Haji berdasarkan kriteria Istithaah Kesehatan

• Pembinaan Kesehatan di Arab Saudi

Pembinaan kesehatan di Arab Saudi adalah pembinaan yang dilakukan sejak jemaah haji tiba di Arab Saudi, selama melaksanakan ibadah haji sampai dengan keberangkatan kembali ke Indonesia. Pembinaan kesehatan dilaksanakan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bidang Kesehatan bekerjasama dengan pihak terkait di Arab Saudi.

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) – Pusat Kesehatan Haji 32 Pembinaan kesehatan haji selama di Arab Saudi diselenggarakan di KKHI, Sektor, Pemondokan jemaah haji, fasilitas lain yang memungkinkan perluasan jangkauan layanan, dan di perjalanan.

Pembinaan kesehatan haji di Arab Saudi dilaksanakan oleh TKHI, PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan, dan Tenaga Pendukung Kesehatan.

b. Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji. 1. Sosialisasi Haji Sehat.

Sosialisasi Haji Sehat merupakan upaya Pemerintah dalam mempersiapkan Jemaah Haji sekaligus melaksanakan implementasi Istithaah Kesehatan Jemaah Haji sehingga Jemaah Haji tetap sehat dan dapat melaksanakan ibadah haji sesuai dengan Rukun Haji, Wajib Haji dan Syarat Haji.

Selama tahun anggaran 2017 telah dilaksanakan kegiatan Sosialisasi Haji Sehat di 65 kabupaten/kota dengan jumlah jemaah sebanyak 11.130 orang.

2. Gelang Risti.

Penandaan risiko tinggi kepada jemaah haji dengan memberikan gelang yang terdiri gelang warna hijau, kuning dan merah. Gelang warna hijau diberikan kepada jemaah haji yang berumur lebih dari 60 tahun dan tidak memiliki risiko penyakit tertentu, gelang warna kuning diberikan kepada jemaah haji yang berumur kurang dari 60 tahun tetapi memiliki risiko penyakit tertentu dan Gelang warna merah diberikan kepada jemaah haji yang berumur lebih dari 60 tahun dan memiliki risiko penyakit tertentu.

Jumlah gelang penanda jemaah risti berwarna hijau sebanyak 12.570 buah, warna kuning sebanyak 61.653 dan warna merah sebanyak 55.777 buah. Gelang-gelang tersebut

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) – Pusat Kesehatan Haji 33 didistribusikan ke 13 embarkasi haji dan diberikan kepada jemaah haji risti pada saat berada di embarkasi menjelang keberangkatan ke tanah suci.

3. Monitoring Faktor Risiko Kesehatan Haji di embarkasi dan debarkasi haji.

Monitoring faktor risiko kesehatan haji bertujuan mengidentifikasi dan mengendalikan serta mengeleminasi faktor risiko yang terjadi di embarkasi dan debarkasi haji baik saat pra operasional maupun pada saat operasional haji.

Selama masa pra-operasional dan operasional penyelenggaraan kesehatan haji telah dilakukan monitoring sebanyak 26 kali. Monitoring dilakukan ke 13 embarkasi utama, yaitu embarkasi Banda Aceh, Batam, Medan, Padang, Palembang, Jakarta pondok gede, Jakarta bekasi, Solo, Surabaya, Banjarmasin, Balikpapan, Makasar, dan Lombok.

4. Pemantauan Hygiene sanitasi asrama haji.

Penyelenggaraan kesehatan lingkungan dilaksanakan dengan berkoordinasi Kantor kesehatan Pelabuhan, Balai Teknis Kesehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan kabupaten/kota, dinas kesehatan provinsi, dan Kementerian Agama.

Kegiatan Inspeksi kesehatan lingkungan tahap pertama adalah melakukan pemantauan hygiene sanitasi asrama haji pada saat 6 bulan sebelum jemaah haji masuk asrama haji.

Sasaran kegiatan terdiri dari 13 embarkasi utama dan 5 embarkasi antara dengan total 18 embarkasi, adapun capaiannya 88,9% (16 embarkasi).

Kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan tahap kedua dan ketiga dilaksanakan pada saat satu minggu sebelum jemaah masuk asrama haji untuk memastikan kesiapan embarkasi jemaah

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) – Pusat Kesehatan Haji 34 haji dan selama jemaah haji berada di asrama haji saat embarkasi/debarkasi.

5. Seminar Kesehatan Haji.

Sebagai upaya mengingkatkan pengetahuan dan pemahaman petugas kesehatan dan jemaah haji, telah dilakukan seminar kesehatan sebanyak 2 kali, yaitu seminar kesehatan lanjut usia dan seminar menghadapi wabah kolera dengan melibatkan WHO.

Seminar kesehatan lanjut usia dilaksanakan di Bandung pada tanggal 13 Juli 2017 dengan mengundang jemaah haji usia lanjut. Selain kegiatan seminar kesehatan juga dilakukan pemeriksaan kesehatan dan senam lansia.

Seminar menghadapi wabah kolera dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 14 Agustus 2017 di Jakarta. Seminar ini dilaksanakan sebagai bentuk antisipasi dan kesiapsiagaan pemerintah dalam menghadapi wabah kolera yang terjadi di Yaman menjelang operasional haji tahun 1438 H/ 2017 M.

6. Aplikasi Haji sehat.

Aplikasi haji sehat dimaksudkan untuk memberikan layanan informasi kesehatan haji yang mudah dan cepat kepada jemaah haji. Materi-materi penyuluhan kesehatan dapat diakses oleh jemaah haji dalam aplikasi ini. Materi penyuluhan antara lain:

a. pencegahan penularan penyakit,

b. mencegah kelelahan dan sengatan panas, c. tips antisipasi MersCov,

d. panduan sehat berhaji,

e. pembinaan dan pemeriksaan kesehatan haji.

Aplikasi ini dapat digunakan dengan memanfaatkan handphone berbasis android. Untuk mengakses aplikasi ini dapat didownload dari playstore dengan kata kunci “Haji Sehat”. Terobosan aplikasi

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) – Pusat Kesehatan Haji 35 ini merupakan pengembangan teknologi informasi yang dicanangkan agar publik dapat memperoleh informasi terkait kesehatan haji.

Gambar 8. Aplikasi Haji Sehat

7. Kartu Kesehatan Jemaah Haji.

Sejak Tahun 2017, dikembangkan kartu kesehatan haji elektronik. kartu tersebut berisi data kesehatan jemaah haji yang terkoneksi dengan sistem komputerisasi haji terpadu bidang kesehatan (SISKOHATKES). Terdapat efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan kartu kesehatan haji elektronik tersebut. Hal ini dilakukan sebagai pengembangan teknologi informasi dalam penyelenggaraan kesehatan haji.

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) – Pusat Kesehatan Haji 36 c. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Haji

Pelayanan Kesehatan Haji Berbasis Data Siskohatkes

Kegiatan Pelayanan Kesehatan Haji Berbasis Data Siskohatkes telah dilaksanakan di 20 provinsi dengan rata-rata peserta per-provinsi sekitar 20 orang. Adapun Indikator Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji yang diinput kedalam Siskohatkes tercapai sebesar 84,9%, artinya berhasil mencapai diatas target tahun 2017 sebesar 70%.

Kendala selama pelaksanaan adalah:

• Perubahan siskohatkes dari Gen 3 menjadi Siskohatkes SHAR’I untuk menyesuaikan dengan Permenkes nomor 15 tahun 2016. • Data estimasi keberangkatan Jemaah haji dari Kanwil Kemenag terlambat diterima oleh dinkes kabupaten/kota, sehingga pemeriksaan kesehatan dan pembinaan Jemaah haji belum bisa dilaksanakan.

• Sebagian besar pengelola program kesehatan haji di dinkes kabupaten/kota merupakan petugas yang baru (mengalami rotasi pegawai) dan belum mendapat pelatihan input data dan pengelolaan data Siskohatkes.

Adapun upaya antisipasi yang dilaksanakan untuk mengatasi kendala tersebut adalah sebagai berikut:

• Melakukan penyegaran pelatihan siskohatkes SHAR’I kepada pengelola program kesehatan haji di dinkes kabupaten/kota. • Menyiapkan data jemaah haji yang akan diberangkatkan, dan

menjalin hubungan baik dengan Kantor Kemenag kabupaten/kota, sehingga bila ada kendala mengenai data jemaah dapat langsung dikoordinasikan.

• Untuk petugas Siskohatkes yang belum mendapat pelatihan Siskohatkes, maka dilakukan pelatihan bagi Petugas Siskohatkes kabupaten/kota di 34 provinsi tahun 2016. Pengelola program kesehatan haji provinsi juga harus

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) – Pusat Kesehatan Haji 37 melaksanakan sosialisasi ataupun menganggarkan pelatihan penggunaan aplikasi siskohatkes kepada petugas yang belum mendapat pelatihan. Pusat Kesehatan Haji juga melakukan bimbingan teknis kepada petugas siskohatkes di kabupaten/kota.

d. Pendayagunaan Sumber Daya Kesehatan Haji Pertemuan Sumber Daya Pelayanan Kesehatan

Untuk memenuhi kebutuhan perbekalan kesehatan dan alat habis pakai, dilakukan pertemuan penyusunan usulan kebutuhan tersebut yang dilaksanakan pada tanggal 30 – 31 Januari 2017 di Hotel Mercure Cikini Jakarta dengan melibatkan Ditjen Faralkes, Pusat Kesehatan Haji, Dinas Kesehatan Provinsi, Kab/Kota, KKP, Mantan PPIH dan TKHI. Hasil pertemuan ini berupa usulan kebutuhan perbekes dan alat habis pakai.

Pertemuan integrasi dan koordinasi sistem pengelolaan obat haji dan perbekkes dalam siskohatkes dilaksanakan di Hotel Ibis Arcadia Jakarta tanggal 7 – 8 Desember 2017 dan di Hotel Mercure Jakarta pada tanggal 14 – 15 Desember 2017. Pertemuan dihadiri oleh Inspektorat Jenderal, Direktorat Pelayanan Kefarmasian, Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes, dan Pusat Kesehatan Haji.

Pertemuan penyusunan revisi Permenkes Rekrutmen PKHI dilakasanakan 3 kali yaitu :

2. Pertemuan Penyusunan Revisi PMK Rekrutmen PKHI I dilaksanakan pada tanggal 2 - 4 Oktober 2017 di Hotel Ibis Style, Bogor. Peserta adalah Pusat Kesehatan Haji, Biro Hukum dan Organisasi, Biro Kepegawaian, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Dari hasil pertemuan ini didapatkan draft permenkes tentang pengadaan petugas kesehatan haji, dan draft petunjuk teknis permenkes tentang pengadaan petugas kesehatan haji.

3. Pertemuan Penyusunan Revisi PMK Rekrutmen PKHI II dilaksanakan pada tanggal 5 - 6 Desember 2017 di Hotel Ibis Jakarta. Peserta adalah Pusat Kesehatan Haji, Biro Hukum dan Organisasi. Dari

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) – Pusat Kesehatan Haji 38 hasil pertemuan ini didapatkan draft revisi permenkes dan juknis permenkes disatukan dan dijadikan sebagai lampiran permenkes. Sementara dihasilkan draft permenkes tentang pengadaan tim kesehatan haji indonesia dan panitia penyelenggara ibadah haji Arab Saudi bidang kesehatan.

4. Pertemuan Penyusunan Revisi PMK Rekrutmen PKHI III dilaksanakan tanggal 14 Desember 2017 di Hotel Mercure Cikini Jakarta. Peserta adalah Pusat Kesehatan Haji, Biro Hukum dan Organisasi. Dari hasil pertemuan ini didapatkan draft permenkes baru tentang pengadaan tim kesehatan haji indonesia dan panitia penyelenggara ibadah haji Arab Saudi bidang kesehatan. Draft ini masih perlu penyempurnaan dalam hal alur dan penempatan PPIH. Karena terbatasnya waktu sehingga perlu pembahasan lebih lanjut pada tahun berikutnya.

Penyusunan LAKIP dilaksanakan melalui pertemuan yang dilaksanakan di Puri Avia Bogor pada tanggal 24 – 26 September 2017, dengan mengundang Inspektorat Jenderal dan Biro Perencanaan sebagai narasumber dan peserta dari seluruh pegawai Pusat Kesehatan Haji.

2. Penyediaan PKHI selama Operasional Haji

a. Sekretariat Rekrutmen PKHI Rekrutmen PKHI

1) Penyelenggara rekrutmen PKHI ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/560/2016 tanggal 2 November 2016 tentang Tim Rekrutmen Petugas Kesehatan Haji Indonesia Tahun 1438H/2017M.

2) Pendaftaran Online Rekrutmen PKHI

Pendaftaran dilakukan secara online oleh pendaftar melalui alamat website rekrutmen: puskeshaji.depkes.go.id/rekrutmen.

Pendaftaraan online dimulai dari pembuatan akun, yang sudah dapat dilakukan oleh peminat sejak bulan Desember tahun 2013. Dan sampai tanggal 25 September 2017 tercatat sudah sebanyak 63.976 pendaftar yang memiliki akun.

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) – Pusat Kesehatan Haji 39 Pendaftar yang melengkapi data dan mendaftar pada periode tahun 1438H/2017M memiliki Nomor Formulir 1438xxxxxx tercatat sebanyak 6.560 orang (4.554 TKHI dan 2.006 PPIH), pendaftaran dimulai sejak tanggal 01 Februari 2016 sampai tanggal 11 Desember 2016.

Pendaftar yang telah mengambil NF1438xxxxxx melakukan tes potensi secara online mulai dari tanggal 08 November 2016 sampai 11 Desember 2016.

Pendaftar yang mengikuti registrasi online secara tuntas sampai memiliki nomor registrasi NR1438xxxxxx tercatat sebanyak 4.685 orang (3.165 TKHI dan 1.520 PPIH), pengambilan nomor registrasi dibuka mulai tanggal 30 November 2016 sampai 11 Desember 2016. 3) Seleksi Berkas Rekrutmen PKHI

Proses seleksi berkas dilakukan secara serentak oleh Panitia Penyelenggara Pusat dan Panitia Penyelenggara Provinsi, dilaksanakan mulai tanggal 5 s/d 31 Januari 2017. Total berkas yang diseleksi sebanyak 4.685 berkas (3.165 TKHI dan 1.520 PPIH), dan sebanyak 3.630 berkas (2.482 TKHI dan 1.148 PPIH) dinyatakan lulus proses seleksi.

4) Tes Psikometri

Pendaftar yang lulus seleksi berkas mengikuti tes psikometri di RS pelaksana tes psikometri, dilaksanakan mulai tanggal 28 Februari s/d 20 Maret 2017 sebanyak 3.567 orang(2.442 TKHI dan 1.125 PPIH). 5) Nominasi dan Penetapan Peserta Latih

Pendaftar yang lulus tes psikometri dilakukan seleksi kembali melalui proses nominasi peserta latih. Nominasi TKHI daerah dilakukan oleh Panitia Penyelenggara Rekrutmen TKHI Provinsi; sedangkan nominasi PPIH dan TKHI pusat dilakukan oleh Panitia Penyelenggara Rekrutmen PKHI Pusat. Sebanyak 1.792 orang (1.524 TKHI dan 268 PPIH), peserta latih TKHI dan PPIH ini ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Haji No. HK.01.07/1/778/2017 tanggal 13 April 2017 dan No.

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKj) – Pusat Kesehatan Haji 40 HK.02.07/3/1012/2017 tanggal 12 Mei 2017. Dalam Surat Keputusan Pusat Kesehatan Haji tersebut peserta latih diharuskan untuk dapat ikut serta dalam pembinaan jemaah haji di lingkungan domisili masing-masing.

6) Penempatan dan Penetapan

Penempatan tenaga TKHI daerah dilakukan oleh Penyelenggara Rekrutmen TKHI Provinsi, penempatan TKHI Pusat dan PPIH dilakukan oleh Panitia Penyelenggara Rekrutmen PKHI Pusat mulai tanggal 5 – 10 Juli 2017. PenempatanTKHI sesuai dengan kloter (total 507 kloter, terdiri dari 507 Dokter dan 1.013 Perawat) keberangkatan jemaah haji di masing-masing embarkasi. Penempatan PPIH sesuai

Dalam dokumen 4. Puskes haji Lakip puskes haji (Halaman 26-61)

Dokumen terkait