• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuntansi Lindung Nilai (Lanjutan) Hedge Accounting (Continued)

Dalam dokumen BTON Annual Report 2012 (Halaman 90-94)

PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

8. Akuntansi Lindung Nilai (Lanjutan) Hedge Accounting (Continued)

o. Biaya Emisi Saham o. Share Issurance Costs

p. Pengakuan Pendapatan dan Beban p. Revenue and Expense Recognition

Penjualan Barang Sale of Goods

Penghasilan Bunga Interest Income

Beban Expenses

Beban diakui pada saat terjadinya. Expenses are recognized when incurred.

q. Imbalan Kerja q. Employment Benefits

Perusahaan memberikan imbalan kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang

Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat

pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan

sehubungan dengan imbalan kerja ini.

Jika prakiraan transaksi atau komitmen tidak lagi diharapkan akan terjadi maka jumlah yang

sebelumnya diakui dalam ekuitas harus

dipindahkan ke dalam laporan laba rugi

komprehensif. Jika instrumen lindung nilai telah

jatuh tempo atau dijual, dihentikan atau

dilaksanakan tanpa penggantian atau

perpanjangan atau jika tujuan lindung nilai dibatalkan maka jumlah yang diakui dalam ekuitas tetap diakui dalam ekuitas hingga prakiraan transaksi atau komitmen tersebut terjadi.

Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak disusutkan.

Penjualan diakui pada saat barang diserahkan dan hak kepemilikan berpindah ke pelanggan.

Penghasilan bunga diakru berdasarkan waktu

terjadinya dengan acuan jumlah pokok terhutang dan tingkat bunga yang sesuai.

8.

The Company provides defined employment benefits to its employees in accordance with Labour Law No. 13/2003. No funding has been made to this defined benefit plan.

Share issurance costs are presented as part of additional paid-in capital and are not amortized.

If the forecast transaction or firm commitment is no longer expected to occur, amounts previously recognized in equity are transferred to the statement of income. If the hedging instrument expires or is sold, terminated or exercised without replacement or roll-over, or if its designation as a hedge is revoked, amounts previously recognized in equity remain in equity until the forecast transaction or firm commitment occurs.

Revenue from the sale of goods is recognised when the goods are delivered and ownership change to costumer.

Interest income is accrued on time basis, by reference to the principal outstanding and at the applicable interest rate.

PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk

PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

(Lanjutan) (Continued)

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal For the Years Ended

31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011

3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi 3. Summary of Significant Accounting

(Lanjutan) Policies (Continued)

q. Imbalan Kerja (Lanjutan) q. Employment Benefits (Continued)

Perhitungan imbalan kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau

vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadivested.

Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

The benefit obligation recognized in the statements of financial position represents the present value of the defined benefit obligation, as adjusted for unrecognized actuarial gains and losses and unrecognized past service cost.

The cost provided for employment benefits is determined using the Project Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceed 10% of the present value of the defined benefit obligation is recognized on straight-line basis over the expected average remaining working lives of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested.

Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. Revisi PSAK ini antara lain memperbolehkan entitas untuk menerapkan metode sistematis atas pengakuan yang lebih cepat dari keuntungan/kerugian aktuaria yang timbul dari imbalan pasti, antara lain pengakuan langsung keuntungan/kerugian yang terjadi pada periode berjalan ke dalam pendapatan komprehensif lain. Perusahaan memilih mempertahankan metode yang dipakai sebelumnya yaitu metode 10% koridor

sehubungan dengan pengakuan keuntungan/

kerugian aktuaria yang timbul.

Effective on January 1, 2012, the Company adopted PSAK No. 24 (Revised 2010), “Employee Benefits”. The revised PSAK permit an entity to adopt any systematic method that results in faster recognition of actuarial gains/losses, which among others, is immediate recognition of actuarial gains/losses in the period in which they occur in other comprehensive income. The Company decided to retain its previous method in accounting the actuarial gain/losses i.e. the 10% corridor method.

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal For the Years Ended

31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011

3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi 3. Summary of Significant Accounting

(Lanjutan) Policies (Continued)

r. Pajak Penghasilan r. Income Tax

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan

menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010) “Pajak Penghasilan”, yang menetapkan perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam memperhitungkan

konsekuensi pajak kini dan mendatang dari

pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset

(liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan. PSAK revisi ini juga mensyaratkan entitas untuk mencatat kekurangan/kelebihan pembayaran pajak penghasilan beserta bunga/denda, jika ada, sebagai bagian dari “Beban Pajak Kini” dalam laporan laba rugi komprehensif.

Effective on January 1, 2012, the Company applied PSAK No. 46 (Revised 2010) “Income Taxes”, which prescribes the accounting treatment for income taxes to account for the current and future tax consequences of the future recovery (settlement) of the carrying amount of assets (liabilities) that are recognized in the statements of financial position and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements. The revised PSAK also prescribes an entity to present the underpayment/overpayment of income tax, including its interest/penalty, if any, as part of “Tax Expense - Current” in the statement of comprehensive income.

Deferred Tax Assets and Liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the financial statement carrying amounts of existing assets and liabilities and their respective tax basis. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductable temporary differences to the extent that it is probable that taxable income will be available in future periods against which the deductible temporary differences can be utilized.

Current income tax expense is determined based on the taxable income for the year computed using prevailing tax rates.

Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted at the statements of financial position date. Deferred tax is charged or credited in the statement of comprehensive income, except when it relates to items charged or credited directly to equity.

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak

tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam

laporan laba rugi komprehensif, kecuali pajak

tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan

langsung ke ekuitas.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak menurut ketentuan perpajakan yang berlaku. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa yang akan datang.

PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk

PT BETONJAYA MANUNGGAL Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS

(Lanjutan) (Continued)

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal For the Years Ended

31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011

3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi 3. Summary of Significant Accounting

(Lanjutan) Policies (Continued) r. Pajak Penghasilan (Lanjutan) r. Income Tax (Continued)

s. Laba per Saham s. Earning per Share

t. Informasi Segmen t. Segment Information

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan secara saling hapus di laporan keuangan, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini. Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak ("SKP") diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi komprehensif periode berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan

dengan SKP ditangguhkan pembebanannya

sepanjangvmemenuhi kriteria pengakuan aset.

The amounts of additional tax principal and penalty imposed through a Tax Assessment Letter (“SKP”) shall be recognized as income or expense in the current period of the statement of comprehensive income, unless further settlement is submitted. The amounts of tax principal and penalty imposed through SKP are deferred as long as they meet the asset recognition criteria.

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan

penyajian laporan keuangan. Bentuk primer

pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

Laba per Saham dasar dihitung dengan membagi

laba bersih residual dengan jumlah rata-rata

tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.

Deferred tax assets and liabilities are offset in the statements of financial position, except if these are for different legal entities, in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.

Deferred tax assets and liabilities are offset in statements of financial position, in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.

Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

A geographical segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing product or services within a particular economic environment and that is subject to risks and return that are diferrent from those of components operating in other economic environments.

Basic earning per share is computed by dividing net income by the weighted average number of shares outstanding during the year.

Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berdeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

Segment information is prepared using the accounting policies adopted for preparing and presenting the financial statements. The primary format in reporting segment information is based on business segment, while secondary segment is based on geographical segment.

A business segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in producing an individual product or service or a group of related products or services and that is subject to risks and returns that are different from those or other segments.

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada Tanggal For the Years Ended

31 Desember 2012 dan 2011 December 31, 2012 and 2011

3. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi 3. Summary of Significant Accounting

(Lanjutan) Policies (Continued)

t. Informasi Segmen (Lanjutan) t. Segment Information (Continued)

Dalam dokumen BTON Annual Report 2012 (Halaman 90-94)

Dokumen terkait