• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.3. Akuntansi Sebagai Sistem Informasi

Sebagai sistem informasi, akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak, baik dalam kalangan intern maupun dari luar organisasi yang menyelenggarakan akuntansi tersebut.

Secara garis besar (Weygandt, dkk, 2007: 6) pihak-pihak tersebut adalah:

1. Pengguna Internal, yaitu para manajer yang merencanakan, mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis, antara lain : manajer pemasaran, supervisor produksi, direktur keuangan, dan pejabat perusahaan.

2. Pengguna Eksternal, yaitu :

a. Investor, menggunakan informasi guna membuat keputusan untuk membeli, menahan, atau menjual sahamnya.

b. Kreditor, seperti pemasok menggunakan informasi akuntansi guna mengevaluasi risiko pemberian kredit atau pinjaman.

c. Badan Perpajakan Amerika Serikat, seperti Internal Revenue Service (IRS), ingin mengetahui apakah perusahaan telah mematuhi undang-undang perpajakan.

d. Badan-badan pembuat peraturan, seperti Securities and Exchange

Commission (badan pengawas pasar modal Amerika Serikat) dan

Federal Trade Commission, ingin mengetahui apakah perusahaan

telah beropeasi sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan. e. Pelanggan, akan tertarik dengan sebuah perusahaan tetap terus

menghargai jaminan dan dukungan produk atas lini produknya. f. Serikat Pekerja, ingin mengetahui apakah para pemilik dapat

membayar kenaikan upah dan tunjangan.

g. Perencana ekonomi menggunakan informasi akuntansi untuk meramalkan aktivitas perekonomian.

2.2.4. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

2.2.4.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Perusahaan sangat memerlukan sistem akuntansi yang efisien dan efektif, dalam menyajikan informasi yang sesuai kebutuhan manajemen maupun pihak di luar perusahaan yang memerlukannya.

Menurut Simamora (2000: 4) Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian kejadian-kejadian ekonomi suatu organisasi kepada para pemakai informasi yang berkepentingan.

Sedangkan menurut Widjajanto (2001: 4) Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksana dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk menstransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen.

Selanjutnya menurut Chusing (1986: 15), SIA adalah didefinisikan sebagai kumpulan dari manusia dan sumber- sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggungjawab untuk menyediakan informasi pengolahan data informasi.

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2001: 3)

2.2.4.2. Peranan Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Organisasi perusahaan modern yang dilayani oleh sistem informasi akuntansi merupakan suatu badan atau lembaga yang sangat kompleks. Posisi penting dalam dunia modern menimbulkan kepentingan dalam aktivitas- aktivitasnya, diantaranya para pelanggan, leverancier

(supllier), pegawai, pemberi kredit atau pemberi pinjaman, pemegang

saham dan berbagai instansi pemerintah yang berkepentingan dalam hal tersebut.

Akan sangat berguna bila SIA ditinjau dari sudut pandang para pemakai informasi akuntansi yang memanfaatkannya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan (Wijajanto, 2001: 14).

2.2.4.3. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Menurut Wilkinson (2000 ; 8) sistem informasi dalam dunia bisnis dan pemerintahan mempunyai tiga tujuan, yang meliputi anatara lain yaitu :

1. Menyajikan informasi guna mendukung operasi harian

2. Menyajikan informasi guna mendukung pengambilan keputusan 3. Menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan

Dua tujuan pertama menyangkut kepentingan pemakai internal dan eksternal, sedangkan yang ketiga hanya untuk pihak

eksternal hampir semua informasi yang diperlukan oleh dua tujuan

terakhir merupakan data transaksi yang diolah, sementara untuk tujuan pertama hanya sebagian.

2.2.4.4. Jenis Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Istilah sistem informasi menganjurkan penggunaan teknologi komputer dalam organisasi untuk menyajikan informasi kepada pemakai. Sistem informasi berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat keras dan lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2004: 6), terdapat beberapa jenis sistem informasi berbasis komputer, yaitu:

1 Pengolahan Data Elektronik-Electronic Data Processing (EDP)

Adalah pemanfaatan teknologi komputer untuk melakukan pengolahan data dan transaksi-transaksi dalam suatu organisasi. EDP merupakan aplikasi akuntansi paling dasar dalam setiap organisasi. 2 Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Menguraikan penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan para manajer. SIM menyediakan beragam informasi di luar yang berkaitan dengan pengolahan data dalam organisasi. Misalnya:

a. Sistem Informasi Pemasaran adalah SIM yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi pemasaran. Kebanyakan dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, contoh: ikhtisar penjualan dan informasi biaya.

b. Sistem Informasi Produksi adalah SIM yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi. Kebanyakan dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misal: ikhtisar persediaan dan informasi biaya.

c. Sistem Informasi SDM adalah SIM yang menyedikan informasi untuk digunakan oleh fungsi SDM (kepegawaian). Kebanyakan dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misal: ikhtisar pajak upah, gaji, dan informasi manfaat.

d. Sistem Informasi Keuangan adalah SIM yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi keuangan. Kebanyakan dari informasi disediakan oleh aplikasi-aplikasi sistem informasi akuntansi organisasi (ikhtisar arus kas dan informasi pembayaran).

3 Sistem Pendukung Keputusan-Decission Support System (DSS). Dalam sistem pendukung keputusan, data diproses ke dalam format pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir. DSS mensyaratkan penggunaan model-model keputusan dan basis data khusus serta benar-benar terpisah dari sistem pengolah data.

4 Sistem Pakar - Expert Sistem (ES). Sistem pakar adalah sistem informasi basis pengetahuan yang memanfaatkan pengetahuannya tentang bidang aplikasi tertentu untuk bertindak.

5 Sistem Informasi Executive-Executive Information Sistem (EIS), dibuat bagi kebutuhan informasi strategi manajemen tingkat puncak. EIS menyediakan akses yang mudah untuk memilih infornasi yang telah diproses oleh sistem informasi organisasi manajemen puncak. 6 Sistem Informasi Akuntansi sebagai sistem berbasis komputer yang

dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi. Guna mencakup siklus-siklus pemrosesan transaksi, pengguna teknologi informasi dan pengembangan sistem.

2.2.4.5. Para Pemakai Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Menurut Simamora (2000: 6) para pemakai laporan keuangan dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu .

1. Pemakai Internal

Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis. Manajer-manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk menetapkan sasaran-sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi kemajuan terhadap sasaran-sasaran tersebut dan mengambil tindakan korektif manakala dibutuhkan. Para pemakai internal dapat meminta jenis informasi yang mereka butuhkan yang disediakan oleh sistem akuntansi, untuk membuat keputusan-keputusan atas operasi internal perusahaan.

2. Pemakai Eksternal

a. Pemilik Perusahaan, para pemakai (owners) telah menanamkan dana mereka yang mereka berharga ke dalam sebuah organisasi bisnis. Mereka membutuhkan informasi mengenai profitabilitas investasi. Orang-orang ini menghendaki wawasan tentang pendapatan di masa lalu, kemungkinan pertumbuhan pada waktu yang akan datang dan prospek arus kas.

b. Karyawan, para karyawan berkepentingan dengan penilaian posisi financial perusahaan, guna menunjukkan suatu indikasi keselamatan pekerjaan mereka. Selain itu, kalangan karyawan juga berminat pada informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, tunjangan pensiun dan kesempatan kerja.

c. Investor, investor memasok dana yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan usaha. Untuk memutuskan permodalan suatu perusahaan, pemodal-pemodal potensial mengevaluasi besarnya pendapatan yang diperkirakan dapat diraup dari investasi mereka. d. Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan barang-barang,

jasa-jasa, dan sumber-sumber daya keuangan bagi perusahaan baik dengan mengucurkan kredit usaha maupun memberikan pinjaman. Golongan kreditor para pemasok, bank, dan lembaga keuangan lainnya. Kreditor berminat untuk mengethui kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu dan terjadwal.

e. Badan Pemerintah, pemerintah membutuhkan informasi dalam upayanya mengatur kegiatan perusahaan dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. Pemerintah pusat maupun daerah menarik pajak dari perusahaan. Besarnya pajak terutang yang harus dibayar tentunya ditetapkan berdasarkan angka yang tertera dalam laporan keuangan.

f. Organisasi Nirlaba, organisasi nirlaba seperti yayasan pendidikan, rumah sakit, panti asuhan, memakai informasi akuntansi untuk merencanakan dan mengelola aktivitas-aktivitasnya. Mereka perlu menyusun anggaran, menggaji pegawainya, membeli peralatan, yang semuanya itu membutuhkan informasi akuntansi. g. Masyarakat, masyarakat umum sering bergantung pada informasi

keuangan yang dirangkum dalam laporan keuangan untuk mengevaluasi kegiatan operasional perusahaan. Masyarakat banyak memakai informasi financial dalam menilai keberadaan ekonomi perusahaan-perusahaan di tengah masyarakat.

2.2.5. Persepsi

Dalam kehidupan sehari – hari manusia sering mengadakan persepsi terhadap segala sesuatu yang dilihat, didengar, dan dirasa oleh panca indera yang dimiliki. Persepsi ini bukan hanya pada benda, tetapi dapat pula berupa peristiwa atau kejadian di lingkungan atau nilai – nilai yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat.

Menurut Ikhsan dan Ishak (2005: 57) persepsi adalah bagaimana orang – orang melihat atau menginterprestasikan peristiwa, objek, serta manusia.

Pengertian persepsi menurut Thoha (2004: 141) adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pengembangan Bahasa Indonesia (2002: 863), mendefinisikan persepsi sebagai tanggapan (penerima) langsung dari suatu serapan atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indranya. Sedangkan dalam lingkup yang lebih luas, persepsi merupakan suatu proses yang melibatkan pengetahuan-pengetahuan yang sebelumnya, dalam memperoleh dan menginterprestasikan stimulus yang ditunjukkan oleh panca indera, dengan kata lain, persepsi merupakan kombinasi antara faktor utama dunia luar (stimulus visual) dan diri manusia itu sendiri (pengetahuan – pengetahuan).

Dari beberapa definisi diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa persepsi adalah pandangan atau penafsiran seseorang terhadap informasi yang diterima.

Dokumen terkait