(Studi Kasus pada Pengusaha Tanaman Hias Di Surabaya)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Oleh :
WIRAWAN PRASOJO UTOMO 0513010131/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
PENGARUH PERSEPSI DAN PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL
(Studi Kasus pada Pengusaha Tanaman Hias Di Surabaya)
yang diajukan :
WIRAWAN PRASOJO UTOMO 0513010131/FE/EA
disetujui untuk ujian lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Harymami, MM Tanggal : ……….
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
PENGARUH PERSEPSI DAN PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL
(Studi Kasus pada Pengusaha Tanaman Hias Di Surabaya)
Disusun oleh :
WIRAWAN PRASOJO UTOMO 0513010131/FE/EA
telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal, 26 November 2010
Pembimbing Utama Tim Penguji Utama Ketua
Dra. Ec. Harymami, MM Drs. Ec. Munari, MM
Sekretaris
Dra. Ec. Harymami, MM
Anggota
Dra. Ec. Diah Hari S. Ak, MSi
Dekan Fakultas Ekonomi
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Pengaruh
Persepsi dan Penggunaan Informasi Akuntansi terhadap Keberhasilan
Pengusaha Kecil (Studi Kasus Pada Pengusaha Tanaman Hias Di Surabaya)”,
dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di
Surabaya.
Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dra. Ec. Harymami, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan,
dorongan dan saran untuk penulis.
5. Para dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur
sebanyak - sebanyaknya, karena beliaulah yang selama ini telah memberi
dorongan semangat baik material maupun spiritual, dan memberikan curahan
kasih sayangnya sampai skripsi ini selesai.
Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya atas semua bantuan yang telah
mereka berikan selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dengan terbatasnya pengalaman serta kemampuan,
memungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada
kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Sebagai penutup penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan
sumbangan kecil yang berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan.
Surabaya, November 2010
Penulis
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... viii
ABSTRAKSI... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah... 5
1.3. Tujuan Penelitian... 5
1.4. Manfaat Penelitian... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 6
2.2. Landasan Teori ... 9
2.2.1. Akuntansi ... 9
2.2.1.1. Pengertian Akuntansi ... 9
2.2.1.2. Tujuan Akuntansi... 10
2.2.2. Informasi ... 10
2.2.2.1. Pengertian Informasi ... 10
2.2.2.2. Siklus Pengolahan Data ... 11
2.2.2.3. Karakteristik Informasi ... 12
2.2.3. Akuntansi Sebagai Sistem Informasi ... 13
2.2.4.2. Peranan Sistem Informasi Akuntansi (SIA)... 16
2.2.4.3. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) ... 16
2.2.4.4. Jenis Sistem Informasi Akuntansi (SIA)... 17
2.2.4.5. Para Pemakai Sistem Informasi Akuntansi (SIA) ... 19
2.2.5. Persepsi ... 21
2.2.6. Usaha Kecil Menengah (UKM) ... 22
2.2.6.1. Kriteria Usaha Kecil Menengah... 22
2.2.6.2. Kekuatan Usaha Kecil Menengah... 23
2.2.6.3. Kelemahan Usaha Kecil Menengah... 24
2.2.6.4. Peluang Usaha Kecil Menengah ... 25
2.2.7. Keberhasilan Perusahaan Kecil ... 26
2.3. Kerangka Pikir ... 27
2.4. Hipotesis ... 27
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Teknik Pengukuran Variabel ... 28
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 30
3.2.1. Populasi... 30
3.2.2. Sampel... 30
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 30
3.3.1. Jenis Data dan Sumber Data ... 30
3.3.2. Metode Pengumpulan Data... 30
3.4.2. Uji Reliabilitas ... 31
3.4.3. Uji Normalitas... 31
3.5. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 32
3.5.1. Teknik Analisis ... 32
3.5.2. Uji Hipotesis ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Diskripsi Hasil Penelitian ... 34
4.2. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 36
4.2.1. Uji Analisis Data... 36
4.2.1.1. Uji Validitas, Reliabilitas Dan Normalitas ... 36
4.2.1.1.1. Uji Validitas... 36
4.2.1.1.2. Uji Reliabilitas ... 37
4.2.1.1.3. Uji Normalitas ... 37
4.2.2. Teknik Analisis Regresi Linier Sederhana... 38
4.2.3. Uji Hipótesis ... 40
4.3. Pembahasan ... 41
4.3.1. Implikasi ... 41
4.3.2.Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat... 43
4.3.3.Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya... 43
4.4. Keterbatasan Penelitian ... 44
5.2. Saran ... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Halaman
Tabel. 1.1 Data Pendapatan Pengusaha Tanaman Hias Di Jalan Kayun
Surabaya... 3
Tabel. 4.1 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Persepsi dan Penggunaan Informasi Akuntansi (X)... 34
Tabel. 4.2 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai Keberhasilan Pengusaha Kecil (Y) ... 35
Tabel. 4.3 Hasil Uji Validitas... 36
Tabel. 4.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 37
Tabel. 4.5 Hasil Uji Normalitas ... 38
Tabel. 4.6 Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Sederhana ... 39
Tabel. 4.7 Hasil Analisis Pengaruh Variabel Bebas TerhadapVariabel Terikat ... 40
Tabel. 4.8 Koefisien Determinasi (R square / R2) ... 41
Halaman
Gambar. 2.1. Siklus Pengolahan Data Secara Manual ... 12
Gambar. 2.2. Lingkaran Ketergantungan Usaha Kecil ... 25
Gambar. 2.3. Diagram Kerangka Pikir... 27
ix
Oleh :
WIRAWAN PRASOJO UTOMO
Abstrak
Keberhasilan usaha kecil tidak lepas dari kerja keras pemilik yang mengelolanya. Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk usaha kecil. Dengan kurangnya pengetahuan dalam pembukuan, otomatis menghambat mereka menjalankan kegiatan pembukuan keuangan. Pengusaha kecil memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan. Dengan melalui wawancara dengan para pengusaha perihal mengenai tingkat pendapatan, dijelasakan bahwa di dalam pencatatan pembukuan dilakukan hanya dengan melihat berapa uang yang masuk diselisihkan dengan uang yang keluar, dan apabila uang yang masuk, lebih besar dari uang yang keluar, maka mereka untung, atau sebaliknya, selain itu mereka juga beranggapan bahwa tujuan mereka mempunyai usaha yaitu untuk menyambung hidup, jadi mereka tidak memerlukan sistem pencatatan yang terlalu rumit, kalau hal itu dibiarkan oleh para pengusaha terutama pengusaha kecil dan menengah tidak menutup kemungkinan dalam jangka panjang perusahaan tidak bisa mengembangkan usahanya akibat dari tidak dilakukan pengukuran atau penilaian dari setiap aktivitas usaha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh dari persepsi dan penggunaan informasi akuntansi terhadap keberhasilan pengusaha kecil
Sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah 15 pengusaha tanaman hias yang ada di Jalan Kayun Surabaya, Sedangkan sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 15 responden tersebut dan kuesioner tersebut terdiri dari 10 pernyataan yang dibagi menjadi 2 bagian. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Uji Regresi Linier Sederhana dengan alat bantu komputer, yang menggunakan program SPSS. 16.0 For Windows
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Hipotesis yang menyatakan bahwa diduga persepsi dan penggunaan informasi akuntansi berpengaruh terhadap keberhasilan pengusaha kecil, teruji kebenarannya.
Keyword : Persepsi dan penggunaan informasi akuntansi dan Keberhasilan
PENGARUH PERSEPSI DAN PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI
TERHADAP KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL
(Studi Kasus pada Pengusaha Tanaman Hias Di Surabaya)
Oleh :
WIRAWAN PRASOJO UTOMO
HARYMAMI
Abstrak
Keberhasilan usaha kecil tidak lepas dari kerja keras pemilik yang mengelolanya. Informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk usaha kecil. Dengan kurangnya pengetahuan dalam pembukuan, otomatis menghambat mereka menjalankan kegiatan pembukuan keuangan. Pengusaha kecil memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan. Dengan melalui wawancara dengan para pengusaha perihal mengenai tingkat pendapatan, dijelasakan bahwa di dalam pencatatan pembukuan dilakukan hanya dengan melihat berapa uang yang masuk diselisihkan dengan uang yang keluar, dan apabila uang yang masuk, lebih besar dari uang yang keluar, maka mereka untung, atau sebaliknya, selain itu mereka juga beranggapan bahwa tujuan mereka mempunyai usaha yaitu untuk menyambung hidup, jadi mereka tidak memerlukan sistem pencatatan yang terlalu rumit, kalau hal itu dibiarkan oleh para pengusaha terutama pengusaha kecil dan menengah tidak menutup kemungkinan dalam jangka panjang perusahaan tidak bisa mengembangkan usahanya akibat dari tidak dilakukan pengukuran atau penilaian dari setiap aktivitas usaha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh dari persepsi dan penggunaan informasi akuntansi terhadap keberhasilan pengusaha kecil
Sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah 15 pengusaha tanaman hias yang ada di Jalan Kayun Surabaya, Sedangkan sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 15 responden tersebut dan kuesioner tersebut terdiri dari 10 pernyataan yang dibagi menjadi 2 bagian. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Uji Regresi Linier Sederhana dengan alat bantu komputer, yang menggunakan program SPSS. 16.0 For
Windows
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Hipotesis yang menyatakan bahwa diduga persepsi dan penggunaan informasi akuntansi berpengaruh terhadap keberhasilan pengusaha kecil, teruji kebenarannya.
Keyword : Persepsi dan penggunaan informasi akuntansi dan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan perekonomian di Indonesia yang berdasarkan pada
konsep pengembangan ekonomi kerakyatan banyak di dapat dari sektor
Usaha Kecil Menengah (UKM). Sektor ini mempunyai peranan penting baik
untuk perekonomian nasional maupun daerah. Di Indonesia, usaha kecil
mampu meyerap 88% tenaga kerja, memberikan kontribusi terhadap
domestik bruto sebesar 40%, dan mempunyai potensi sebagai salah satu
sumber penting pertumbuhan ekspor non-migas (Indonesia Small Business
Research Center, 2003 dalam Pinasti 2007).
Keberhasilan usaha kecil tidak lepas dari kerja keras pemilik yang
mengelolanya. Kebijakan-kebijakan manajemen yang merupakan kunci
keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh persepsi pemilik terhadap
informasi akuntansi keuangan.
Menurut Megginson (2000) dalam Pinasti (2007 :322) informasi
akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pencapaian
keberhasilan usaha, termasuk usaha kecil. Informasi akuntansi yang berupa
laporan keuangan dapat menjadi modal dasar bagi UKM untuk pengambilan
keputusan-keputusan dalam pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan
pengembangan pasar, pengembangan harga, dan lain-lain. Dalam
hubungannya dengan pemerintah dan kreditur (bank), penyediaan informasi
bagi usaha kecil sebenarnya telah tersirat dalam Undang-Undang Usaha Kecil
No. 9 tahun 1995 dan dalam Undang-Undang Perpajakan (Pinasti, 2007;
322). Tapi kenyataannya, kebanyakan pengusaha kecil di Indonesia tidak
menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan
usahanya (Pinasti, 2007; 322).
Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) identik dengan masih
kurangnya kesadaran untuk menjalankan pembukuan dengan baik dalam
dunia bisnis. Dengan kurangnya pengetahuan dalam pembukuan, otomatis
menghambat mereka menjalankan kegiatan pembukuan keuangan.
Sementara minimnya pengetahuan pebisnis UKM dalam pembukuan
juga seringkali tidak disertai dengan pemenuhan sumberdaya untuk
menjalankan kegiatan akuntansi bisnis. Kesadaran akan pentingnya
pembukuan justru sering timbul ketika mereka harus berhadapan dengan
institusi atau pihak lain yang mensyaratkan adanya laporan keuangan atau
istilah modernnya akuntansi, untuk kegiatan tertentu. Misalnya, untuk
kepentingan meminjam modal ke bank. Salah seorang manajer klinik usaha
kecil dan koperasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), (Idrus, 2000 dalam
Pinasti, 2007), menyatakan bahwa para pengusaha kecil tidak memiliki
pengetahuan akuntansi, dan banyak diantara mereka yang belum memahami
pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha.
Pengusaha kecil memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu
penting untuk diterapkan. Dalam menjalankan aktivitas usaha seringkali
orang merasa kesulitan dalam melakukan pencatatan terhadap apa yang
hasil yang dicapai oleh setiap usaha. Apalagi kalau harus dilakukan
pengukuran dan penilaian atas aktivitas yang terjadi dalam kegiatan usaha.
Pencatatan dilakukan hanya dengan melihat berapa uang yang masuk
diselisihkan dengan uang yang keluar, tanpa melihat pengeluaran uang itu
untuk atau dari alokasi kegiatan usaha ataupun non usaha, Seringkali dalam
skala usaha kecil menengah hasil usaha dikatakan bagus jika pendapatan
sekarang lebih tinggi dibanding dengan pendapatan sebelumnya. Padahal
indikator dari keberhasilan tidak hanya diukur dari pendapatan saja. Perlu
pengukuran atas transaksi atau kegiatan yang terjadi, perlu pengelompokan
serta perlu pengihtisaran transaksi-transaksi tersebut. Dengan demikian setiap
aktivitas yang berhubungan dengan usaha perusahaan dapat dicatat dan
dilaporkan dengan benar.
Atas dasar hasil kuesioner terhadap 5 koresponden pengusaha
tanaman hias yang ada di Jalan Kayun Surabaya, dapat disajikan pada tabel
1.1. sebagai berikut :
Tabel 11. Data Pendapatan Pengusaha Tanaman Hias Di Jalan Kayun Surabaya
No Nama pengusaha Penjualan Biaya Keuntungan
1 Bp. Siswadi 27.708.000,00 9.500.000,00 18.208.000,00
2 Bp. Kurdi 24.663.000,00 8.250.000,00 16.413.000,00
3 Bp. Agus 34.488.000,00 15.502.500,00 18.985.500,00
4 Bp. Joko 30.873.073,00 13.525.000,00 17.348.073,00
5 Bp. Kusmin 31.265.502,90 13.575.000,00 17.690.502,90
Sumber : Peneliti
Dari tabel 1.1. diatas dapat diketahui tingkat keuntungan yang
diperoleh 5 pengusaha tanaman hias yang ada di Jalan Kayun Surabaya
pendapatan, dijelasakan bahwa di dalam pencatatan pembukuan dilakukan
hanya dengan melihat berapa uang yang masuk diselisihkan dengan uang
yang keluar, dan apabila uang yang masuk, lebih besar dari uang yang keluar,
maka mereka untung, atau sebaliknya, selain itu mereka juga beranggapan
bahwa tujuan mereka mempunyai usaha yaitu untuk menyambung hidup, jadi
mereka tidak memerlukan sistem pencatatan yang terlalu rumit. Padahal
secara akuntansi biaya – biaya yang dikeluarkan dalam mendukung
pelaksanaan operasional, misalnya biaya listrik, air, sewa tempat dan biaya
tenaga kerja harus ikut diperhitungkan, hal ini dilakukan untuk menentukan
harga jual, kalau hal itu dibiarkan oleh para pengusaha terutama pengusaha
kecil dan menengah tidak menutup kemungkinan dalam jangka panjang
perusahaan tidak bisa mengembangkan usahanya akibat dari tidak dilakukan
pengukuran atau penilaian dari setiap aktivitas usaha. Agar bisa melakukan
pengakuan, penilaian, pengukuran, setiap pengusaha perlu menciptakan
sebuah sistem pencatatan yang baik dari setiap aktivitas usaha tersebut.
Dengan sistem pencatatan yang baik nantinya akan dihasilkan pelaporan hasil
usaha dan kondisi perusahaan yang benar. Hal ini bisa dilakukan jika unit
usaha melakukan sistem akuntansi yang disesuaikan dengan jenis usahanya.
Jika perusahaan belum mampu untuk menciptakan sistem akuntansi yang
baik, minimal unit usaha (kecil dan menengah) melakukan sistem pembukuan
yang baik (Hidayat, 2004).
Melihat begitu banyak peranan dan manfaat informasi akuntansi
dalam menciptakan arus informasi keuangan guna menunjang kelangsungan
hidup pengusaha kecil dan menyadari betapa beragamnya pemahaman setiap
penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi dan Penggunaan Informasi
Akuntansi terhadap Keberhasilan Pengusaha Kecil (Studi Kasus Pada
Pengusaha Tanaman Hias Di Surabaya)”
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya,
maka perumusan masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini yaitu
apakah persepsi dan penggunaan informasi akuntansi berpengaruh terhadap
keberhasilan pengusaha kecil ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah
diuraikan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini,
yaitu untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh dari
persepsi dan penggunaan informasi akuntansi terhadap keberhasilan
pengusaha kecil
1.4. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan agar pihak-pihak yang berkepentingan
dapat mengambil manfaat antara lain :
1. Bagi Pengusaha Kecil
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan khususnya dalam
pemikiran dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan berkaitan dengan arus informasi keuangan guna menunjang
kelangsungan hidup para pengusaha kecil.
2. Bagi Universitas
Sebagai tambahan khasanah perpustakaan, bahan referensi dan
bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut, yang berhubungan dengan
masalah yang ada.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
peneliti untuk mengetahui lebih dalam tentang pentingnya informasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang
dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait
dengan penelitin ini, telah dilakukan oleh
1. Pinasti (2007)
a Judul
“Pengaruh penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi
terhadap Persepsi Pengusaha Kecil atas Informasi Akuntansi: Suatu
Riset Eksperimen”
b Permasalahan
Apakah penyelenggaraan dan penggunaan akuntansi
berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi
akuntansi?
c Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukan bahwa penyelenggaraan dan
panggunaan informasi akuntansi terbukti secara empiris dalam riset
eksperimen ini mempunyai pengaruh terhadap persepsi pengusaha
kecil atas informasi akuntansi.
2. Sugiarto (2004)
a Judul
“Pengaruh Persepsi Manajer atas Informasi Akuntansi Keuangan
terhadap keberhasilan Perusahaan kecil di Sentra Industri Kecil
b Permasalahan
Apakah ada pengaruh Persepsi Manajer atas Informasi
Akuntansi Keuangan terhadap keberhasilan Perusahaan kecil di
Sentra Industri Kecil (SIK) Logam Ngingas-Waru?
c Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh Persepsi
Manajer atas Informasi Akuntansi Keuangan terhadap keberhasilan
Perusahaan kecil di Sentra Industri Kecil (SIK) Logam
Ngingas-Waru
3. Kiryanto (2001)
a Judul
“Pengaruh Persepsi Manajer atas Informasi Akuntansi Keuangan
terhadap keberhasilan Perusahaan kecil”.
b Permasalahan
Apakah ada pengaruh persepsi manajer atas Informasi
Akuntansi Keuangan terhadap keberhasilan Perusahaan kecil?
c Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh persepsi
manajer atas Informasi Akuntansi Keuangan terhadap keberhasilan
Perusahaan kecil
Penelitian yang dilakukan sekarang ini berbeda dengan penelitian
terdahulu, yaitu terletak pada waktu, sampel, dan metode penelitian.
Sedangkan persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang UKM dan
Informasi akuntansi. Oleh karena itu, penelitian sekarang bukan replikasi dari
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Akuntansi
2.2.1.1. Pengertian Akuntansi
Informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan dapat menjadi
modal dasar bagi UKM untuk pengambilan keputusan-keputusan dalam
pengelolaan usaha kecil.
American Accounting Association dalam Sumarso S. R. (2002)
mendefinisikan akuntansi sebagai proses mendefinisikan, mengukur dan
melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian
dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan
keputusan tersebut.
Komite teknologi AICPA (The Committee on Terminology the
American Institute of Certified Public Accountants) mendefinisikan
akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran
transaksi serta kejadian yang bersifat keuangan, dengan cara yang berdaya
guna dan dalam bentuk satuan uang serta interpretasi dari hasil proses
tersebut (Ikhsan dan Ishak, 2005 : 5).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
akuntansi adalah merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran,
pengakuan, pengklasifikasian, penggabungan, peringkasan, dan penyajian
data keuangan (laporan keuangan) yang terjadi dari kejadian - kejadian,
transaksi - transaksi, atau kegiatan operasi suatu unit organisasi dengan
cara tertentu dan sesuai dengan prinsip akuntansi untuk menghasilkan
informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan, dengan satuan
2.2.1.2. Tujuan Akuntansi
Menurut Ikhsan dan Ishak (2005 : 5) informasi melalui pelaporan
keuangan sebagai hasil dari informasi keuangan memiliki tujuan, yaitu :
1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan
bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan
keputusan dan pembelian kredit.
2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan
dengan menunjukkan sumber-sumber ekonomi perusahaan serta asal
dari kekayaan tersebut.
3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan
sumber-sumber pendanaan perusahaan.
5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan
sumber-sumber pendanaan perusahaan.
6. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam
memperkirakan arus kas masuk ke dalam perusahaan.
2.2.2. Informasi
2.2.2.1. Pengertian Informasi
Menurut Cushing (1986: 11) suatu perbedaan biasanya ditarik
antara data dan informasi. Data dapat terdiri dari sekumpulan karakter
yang diterima sebagai input terhadap suatu sistem informasi dan disimpan
serta diolah, sedangkan Informasi diartikan sebagai output pengolahan
Sedangkan menurut Jogiyanto (1997: 25) data adalah kenyataan
yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata,
sedangkan Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya sehingga
menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) dan kesatuan nyata (fact
dan entity) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Selanjutnya menurut Wilkinson (1990: 6) data merupakan fakta
dan angka dan malah simbol-simbol yang belum diolah yang menjadi
bahan masukan system informasi, sedangkan informasi merupakan
pengetahuan berarti dan berguna untuk mencapai sasaran yang
diinginkan. Dengan kata lain, informasi adalah data yang telah diproses
sehingga bentuknya berubah dan nilainya semakin tinggi.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
informasi adalah sekumpulan hasil data yang telah diolah menjadi suatu
bentuk yang bermanfaat bagi penerimanya untuk digunakan sebagai
pengambilan keputusan.
2.2.2.2. Siklus Pengolahan Data
Untuk mengubah data menjadi informasi, dilakukan proses
pengolahan data. Dalam akuntansi, proses ini disebut siklus akuntansi.
Dalam sistem informasi akuntansi, proses pengolahan ini dilakukan
dengan beberapa tahapan tertentu, yaitu sistem informasi akuntansi yang
diproses secara manual dan sistem informasi akuntansi yang diproses
Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah gambar siklus pengolahan
data secara manual, ynag dapat disajikan pada gambar 2.1, sebagai
berikut.
Gambar 2.1 : Siklus Pengolahan Data Secara Manual
Laporan
Sumber : Zaki Baridwan, 1994, Sistem Informasi Akuntansi, BPPE, Yogyakarta, Edisi Kedua, hal. 4
Dari gambar 2.1 di atas dapat dijelaskan bahwa proses pengolahan
data manual di mulai dari pengunpulan bukti - bukti transaksi, setlah itu
dilakukan penjurnalan, dari proses kegiatan pencatatan penjurnalan
dilanjutkan ke buku besar, setelah itu barulah dapat disusun laporan
keuangan.
2.2.2.3. Karakteristik Informasi
Menurut Marshall B Romney dan Paul John Steinbart (2004: 12),
karakteristik informasi yang berguna meliputi hal-hal berikut :
1. Relevan
Informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastian,
memperbaiki kemampuan pengambil keputusan untuk membuat
prediksi, mengkonfirmasikan atau memperbaiki ekspektasi mereka
2. Andal
Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau
penyimpangan, dan secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas di
organisasi.
3. Lengkap
Informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek
penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau
aktivitas-aktivitas yang diukurnya.
4. Tepat waktu
Informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat
untuk memungkinkan para pengambil keputusan menggunakannya
dalam membuat keputusan.
5. Dapat dipahami
Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang
dapat dipakai dan jelas.
6. Dapat diverifikasi
Informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan
pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan
masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama.
2.2.3. Akuntansi Sebagai Sistem Informasi
Sebagai sistem informasi, akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak,
baik dalam kalangan intern maupun dari luar organisasi yang
Secara garis besar (Weygandt, dkk, 2007: 6) pihak-pihak tersebut
adalah:
1. Pengguna Internal, yaitu para manajer yang merencanakan,
mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis, antara lain : manajer
pemasaran, supervisor produksi, direktur keuangan, dan pejabat
perusahaan.
2. Pengguna Eksternal, yaitu :
a. Investor, menggunakan informasi guna membuat keputusan untuk
membeli, menahan, atau menjual sahamnya.
b. Kreditor, seperti pemasok menggunakan informasi akuntansi guna
mengevaluasi risiko pemberian kredit atau pinjaman.
c. Badan Perpajakan Amerika Serikat, seperti Internal Revenue
Service (IRS), ingin mengetahui apakah perusahaan telah
mematuhi undang-undang perpajakan.
d. Badan-badan pembuat peraturan, seperti Securities and Exchange
Commission (badan pengawas pasar modal Amerika Serikat) dan
Federal Trade Commission, ingin mengetahui apakah perusahaan
telah beropeasi sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan.
e. Pelanggan, akan tertarik dengan sebuah perusahaan tetap terus
menghargai jaminan dan dukungan produk atas lini produknya.
f. Serikat Pekerja, ingin mengetahui apakah para pemilik dapat
membayar kenaikan upah dan tunjangan.
g. Perencana ekonomi menggunakan informasi akuntansi untuk
2.2.4. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
2.2.4.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Perusahaan sangat memerlukan sistem akuntansi yang efisien dan
efektif, dalam menyajikan informasi yang sesuai kebutuhan manajemen
maupun pihak di luar perusahaan yang memerlukannya.
Menurut Simamora (2000: 4) Akuntansi adalah proses
pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian kejadian-kejadian
ekonomi suatu organisasi kepada para pemakai informasi yang
berkepentingan.
Sedangkan menurut Widjajanto (2001: 4) Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan,
termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga
pelaksana dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain
untuk menstransformasikan data keuangan menjadi informasi yang
dibutuhkan manajemen.
Selanjutnya menurut Chusing (1986: 15), SIA adalah
didefinisikan sebagai kumpulan dari manusia dan sumber- sumber daya
modal di dalam suatu organisasi yang bertanggungjawab untuk
menyediakan informasi pengolahan data informasi.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah organisasi formulir,
catatan, dan laporan yang dikoordinasi untuk menyediakan informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
2.2.4.2. Peranan Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Organisasi perusahaan modern yang dilayani oleh sistem
informasi akuntansi merupakan suatu badan atau lembaga yang sangat
kompleks. Posisi penting dalam dunia modern menimbulkan kepentingan
dalam aktivitas- aktivitasnya, diantaranya para pelanggan, leverancier
(supllier), pegawai, pemberi kredit atau pemberi pinjaman, pemegang
saham dan berbagai instansi pemerintah yang berkepentingan dalam hal
tersebut.
Akan sangat berguna bila SIA ditinjau dari sudut pandang para
pemakai informasi akuntansi yang memanfaatkannya sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan (Wijajanto, 2001: 14).
2.2.4.3. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Menurut Wilkinson (2000 ; 8) sistem informasi dalam dunia bisnis
dan pemerintahan mempunyai tiga tujuan, yang meliputi anatara lain
yaitu :
1. Menyajikan informasi guna mendukung operasi harian
2. Menyajikan informasi guna mendukung pengambilan keputusan
3. Menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan
Dua tujuan pertama menyangkut kepentingan pemakai
internal dan eksternal, sedangkan yang ketiga hanya untuk pihak
eksternal hampir semua informasi yang diperlukan oleh dua tujuan
terakhir merupakan data transaksi yang diolah, sementara untuk
2.2.4.4. Jenis Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Istilah sistem informasi menganjurkan penggunaan teknologi
komputer dalam organisasi untuk menyajikan informasi kepada pemakai.
Sistem informasi berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat
keras dan lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi
yang bermanfaat.
Menurut Bodnar dan Hopwood (2004: 6), terdapat beberapa jenis
sistem informasi berbasis komputer, yaitu:
1 Pengolahan Data Elektronik-Electronic Data Processing (EDP)
Adalah pemanfaatan teknologi komputer untuk melakukan
pengolahan data dan transaksi-transaksi dalam suatu organisasi. EDP
merupakan aplikasi akuntansi paling dasar dalam setiap organisasi.
2 Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Menguraikan penggunaan teknologi komputer untuk
menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan para manajer.
SIM menyediakan beragam informasi di luar yang berkaitan dengan
pengolahan data dalam organisasi. Misalnya:
a. Sistem Informasi Pemasaran adalah SIM yang menyediakan
informasi untuk digunakan oleh fungsi pemasaran. Kebanyakan
dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, contoh: ikhtisar
penjualan dan informasi biaya.
b. Sistem Informasi Produksi adalah SIM yang menyediakan
informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi. Kebanyakan
dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misal: ikhtisar
c. Sistem Informasi SDM adalah SIM yang menyedikan informasi
untuk digunakan oleh fungsi SDM (kepegawaian). Kebanyakan
dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misal: ikhtisar
pajak upah, gaji, dan informasi manfaat.
d. Sistem Informasi Keuangan adalah SIM yang menyediakan
informasi untuk digunakan oleh fungsi keuangan. Kebanyakan
dari informasi disediakan oleh aplikasi-aplikasi sistem informasi
akuntansi organisasi (ikhtisar arus kas dan informasi
pembayaran).
3 Sistem Pendukung Keputusan-Decission Support System (DSS).
Dalam sistem pendukung keputusan, data diproses ke dalam format
pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir. DSS
mensyaratkan penggunaan model-model keputusan dan basis data
khusus serta benar-benar terpisah dari sistem pengolah data.
4 Sistem Pakar - Expert Sistem (ES). Sistem pakar adalah sistem
informasi basis pengetahuan yang memanfaatkan pengetahuannya
tentang bidang aplikasi tertentu untuk bertindak.
5 Sistem Informasi Executive-Executive Information Sistem (EIS),
dibuat bagi kebutuhan informasi strategi manajemen tingkat puncak.
EIS menyediakan akses yang mudah untuk memilih infornasi yang
telah diproses oleh sistem informasi organisasi manajemen puncak.
6 Sistem Informasi Akuntansi sebagai sistem berbasis komputer yang
dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi. Guna
mencakup siklus-siklus pemrosesan transaksi, pengguna teknologi
2.2.4.5. Para Pemakai Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Menurut Simamora (2000: 6) para pemakai laporan keuangan
dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu .
1. Pemakai Internal
Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis.
Manajer-manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk
menetapkan sasaran-sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi
kemajuan terhadap sasaran-sasaran tersebut dan mengambil tindakan
korektif manakala dibutuhkan. Para pemakai internal dapat meminta
jenis informasi yang mereka butuhkan yang disediakan oleh sistem
akuntansi, untuk membuat keputusan-keputusan atas operasi internal
perusahaan.
2. Pemakai Eksternal
a. Pemilik Perusahaan, para pemakai (owners) telah menanamkan
dana mereka yang mereka berharga ke dalam sebuah organisasi
bisnis. Mereka membutuhkan informasi mengenai profitabilitas
investasi. Orang-orang ini menghendaki wawasan tentang
pendapatan di masa lalu, kemungkinan pertumbuhan pada waktu
yang akan datang dan prospek arus kas.
b. Karyawan, para karyawan berkepentingan dengan penilaian
posisi financial perusahaan, guna menunjukkan suatu indikasi
keselamatan pekerjaan mereka. Selain itu, kalangan karyawan
juga berminat pada informasi yang memungkinkan mereka
menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa,
c. Investor, investor memasok dana yang dibutuhkan untuk memulai
kegiatan usaha. Untuk memutuskan permodalan suatu
perusahaan, pemodal-pemodal potensial mengevaluasi besarnya
pendapatan yang diperkirakan dapat diraup dari investasi mereka.
d. Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan barang-barang,
jasa-jasa, dan sumber-sumber daya keuangan bagi perusahaan
baik dengan mengucurkan kredit usaha maupun memberikan
pinjaman. Golongan kreditor para pemasok, bank, dan lembaga
keuangan lainnya. Kreditor berminat untuk mengethui
kewajiban-kewajibannya secara tepat waktu dan terjadwal.
e. Badan Pemerintah, pemerintah membutuhkan informasi dalam
upayanya mengatur kegiatan perusahaan dan sebagai dasar untuk
menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
Pemerintah pusat maupun daerah menarik pajak dari perusahaan.
Besarnya pajak terutang yang harus dibayar tentunya ditetapkan
berdasarkan angka yang tertera dalam laporan keuangan.
f. Organisasi Nirlaba, organisasi nirlaba seperti yayasan pendidikan,
rumah sakit, panti asuhan, memakai informasi akuntansi untuk
merencanakan dan mengelola aktivitas-aktivitasnya. Mereka
perlu menyusun anggaran, menggaji pegawainya, membeli
peralatan, yang semuanya itu membutuhkan informasi akuntansi.
g. Masyarakat, masyarakat umum sering bergantung pada informasi
keuangan yang dirangkum dalam laporan keuangan untuk
mengevaluasi kegiatan operasional perusahaan. Masyarakat
banyak memakai informasi financial dalam menilai keberadaan
2.2.5. Persepsi
Dalam kehidupan sehari – hari manusia sering mengadakan persepsi
terhadap segala sesuatu yang dilihat, didengar, dan dirasa oleh panca indera
yang dimiliki. Persepsi ini bukan hanya pada benda, tetapi dapat pula
berupa peristiwa atau kejadian di lingkungan atau nilai – nilai yang dianut
oleh suatu kelompok masyarakat.
Menurut Ikhsan dan Ishak (2005: 57) persepsi adalah bagaimana
orang – orang melihat atau menginterprestasikan peristiwa, objek, serta
manusia.
Pengertian persepsi menurut Thoha (2004: 141) adalah proses
kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang
lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,
perasaan, dan penciuman.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pengembangan Bahasa Indonesia
(2002: 863), mendefinisikan persepsi sebagai tanggapan (penerima)
langsung dari suatu serapan atau merupakan proses seseorang mengetahui
beberapa hal melalui panca indranya. Sedangkan dalam lingkup yang lebih
luas, persepsi merupakan suatu proses yang melibatkan
pengetahuan-pengetahuan yang sebelumnya, dalam memperoleh dan
menginterprestasikan stimulus yang ditunjukkan oleh panca indera, dengan
kata lain, persepsi merupakan kombinasi antara faktor utama dunia luar
(stimulus visual) dan diri manusia itu sendiri (pengetahuan – pengetahuan).
Dari beberapa definisi diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa
persepsi adalah pandangan atau penafsiran seseorang terhadap informasi
2.2.6. Usaha Kecil Menengah
2.2.6.1. Kriteria Usaha Kecil Menengah
1. Kriteria menurut UU. RI No. 9 tahun 1995 tentang usaha kecil :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.
1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).
c. Milik Warga Negara Indonesia
d. Berdiri Sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung
maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.
e. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak
berbadan hukum, termasuk koperasi.
2. UU. No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Kriteria Usaha Mikro adalah (1) memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha (2) memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah). Dan Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria
sebagai berikut : (1) kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) - Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2) memiliki
rupiah) - Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas
usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut : (1) kekayaan bersih
lebih dari Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) -
Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; dan (2) memiliki hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) -
Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
3. Badan Pusat Statistik (BPS) :
Memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenaga
kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah
tenaga kerja 5-19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan
entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 20 - 99 orang.
4. Keppres No. 16 / 1994 :
UKM adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih
maksimum Rp 400.000.000.
2.2.6.2. Kekuatan Usaha Kecil Menengah
Menurut Suryana (2001: 85) menyatakan beberapa kekuatan usaha
kecil antara lain :
1. Memiliki kebebasan bertindak.
Bila ada perubahan, misalnya perubahan produk baru, atau
teknologi baru, usaha kecil bisa bertindak dengan cepat untuk
2. Fleksibel.
Perusahaan kecil sangat luwes, ia dapat menyesuaikan dengan
kebutuhan setempat.
3. Tidak mudah goncang.
Karena bahan baku kebanyakan lokal dan sumber daya
lainnya bersifat lokal, maka perusahaan kecil tidak rentan terhadap
fluktuasi bahan baku impor. Bahkan bila bahan baku impor sangat
mahal sebagai akibat tingginya nilai mata uang asing, maka kenaikan
mata uang asing tersebut dapat dijadikan peluang oleh perusahaan
kecil yang menggunakan bahan baku lokal dengan memproduk
barang-barang untuk keperluan ekspor.
2.2.6.3. Kelemahan Usaha Kecil Menengah
Suryana (2001: 85) menyatakan kelemahan perusahaan kecil dapat
dikategorikan ke dalam dua aspek :
1. Aspek kelemahan struktural
Merupakan kelemahan dalam strukturnya, misalnya
kelemahan dalam bidang manajemen dan organisasi, kelemahan
dalam pengendalian mutu, kelemahan dalam mengadopsi dan
penguasaan teknologi, kesulitan mencari permodalan, tenaga kerja
masih lokal, dan terbatasnya akses pasar. Kelemahan tersebut saling
ketergantungan antara faktor struktural yang satu dengan yang
lainnya kemudian membentuk lingkaran ketergantungan yang tidak
Untuk lebih jelasnya mengenai kergantungan tersebut dapat
disajilan pada gambar 2.2. sebagai berikut
Gambar 2.2 : Lingkaran Ketergantungan Usaha Kecil
Ketergantungan Pemasaran
Ketergantungan Bahan Baku
Ketergantungan Teknik, Desain, dan
Standar Ketergantungan
Permodalan
2. Kelemahan kultural, yaitu kelemahan dalam budaya perusahaan yang
kurang mencerminkan perusahaan sebagai “corporateculture”.
Kelemahan kultural mengakibatkan kelemahan struktural. Kelemahan
kultural mengakibatkan kurangnya akses informasi dan lemahnya
berbagai persyaratan lain guna memperoleh akses permodalan,
pemasaran, bahan baku dan teknik, desain, dan standar produk.
2.2.6.4. Peluang Usaha Kecil Menengah
Marbun (1996: 44), menyatakan bahwa peluang usaha kecil yang
masih bisa diraih antara lain:
1. Belajar ilmu manajemen sederhana
2. Meminta jasa keuangan manajemen
3. Meminta jasa keluarga / kenalan yang pintar
4. Kembali ke bangku belajar
2.2.7. Keberhasilan Perusahaan kecil
Menurut Marbun (1996:4) suatu perusahaan kecil dikatakan berhasil
apabila unit usaha tersebut dapat :
1. Merumuskan tujuan dan sasaran usahanya, serta mengadakan
perencanaan jangka panjang secara sederhana.
2. Membuat dan mempraktekan rencana kerja tahunan, setengah tahunan,
dan bulanan. Baik menyangkut jumlah atau omset penjualan, jumlah
produksi, jumlah biaya operasional, maupun jenis promosinya.
3. Merencanakan hal yang menyangkut biaya pembaharuan, biaya
pengembangan atau pendidikan karyawan, biaya pelunasan dan biaya
asuransi.
4. Membuat rencana peminjaman modal ke bank untuk membiayai
perluasan usaha dan pengembangannya.
5. Merencanakan laba yang patut dicapai demi kelangsungan dan
perluasan serta pertumbuhan usahanya.
6. Menjadi besar dan mengadakan persiapan sukses atau pewarisan ke
generasi penerus.
Sedangkan menurut Kiryanto (2001: 204), keberhasilan perusahaan
kecil ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu :
1. Segi ekonomi
Dalam hal ini ditinjau dari adanya peningkatan kekayaan
perusahaan di luar pinjaman, misalnya : kenaikan laba, tambahan
modal sendiri, dan rasio-rasio yang lain.
2. Segi sosial
Dalam hal ini ditinjau dari adanya kelangsungan hidup
2.3. Kerangka Pikir
Untuk memudahkan analisis dan menguji hipotesis, maka dapat
digambarkan dalam suatu bagan kerangka pikir, ynag disajikan pada gambar
2.3, sebagai berikut.
Gambar 2.3 : Diagram Kerangka Pikir
Uji Statistik
Regresi Linier Sederhana
Keberhasilan pengusaha kecil (Y)
Persepsi dan penggunaan informasi akuntansi
(X)
2.4. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Diduga persepsi dan penggunaan informasi akuntansi berpengaruh
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 1 (satu)
variabel bebas (X) yaitu persepsi dan penggunaan informasi akuntansi dan
satu variabel terikat (Y) yaitu keberhasilan pengusaha kecil
Adapun definisi operasional dari masang – masing variabel tersebut,
yaitu sebagai berikut :
1. Variabel bebas (X)
Persepsi dan penggunaan informasi akuntansi
Merupakan pandangan atau penafsiran seseorang terhadap
informasi yang diterima untuk pencatatan kegiatan transaksi kedalam
catatan akuntansi sesuai dengan prinsip akuntansi untuk menghasilkan
informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan
Skala pengukuran untuk variabel ini yang digunakan adalah skala
interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik
differensial yang mempunyai skala 5 poin, dengan pola sebagai berikut:
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Jawaban dengan nilai 1 sampai 2 berarti cenderung sangat tidak
setuju dengan pernyataan mengenai persepsi dan penggunaan informasi
akuntansi, sedangkan nilai 3 merupakan nilai tengah antara sangat tidak
setuju dan sangat setuju dengan pernyataan mengenai persepsi dan
penggunaan informasi akuntansi, jawaban antara 4 sampai 5 berarti
cenderung sangat setuju dengan pernyataan mengenai persepsi dan
penggunaan informasi akuntansi
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
merupakan pengembangan dan modifikasi dari instrumen yang diadopsi
dari Sugiarto (2004) dengan 5 (lima) item pernyataan.
2. Variabel Terikat (Y)
Keberhasilan pengusaha kecil
Merupakan adanya peningkatan kekayaan perusahaan di luar
pinjaman, misalnya : kenaikan laba, tambahan modal sendiri, dan
rasio-rasio yang lain.
Skala pengukuran untuk variabel ini yang digunakan adalah skala
interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik
differensial yang mempunyai skala 5 poin, dengan pola sebagai berikut:
1 2 3 4 5
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Jawaban dengan nilai 1 sampai 2 berarti cenderung sangat tidak
setuju dengan pernyataan mengenai keberhasilan pengusaha kecil,
sedangkan nilai 3 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dan
sangat setuju dengan pernyataan mengenai keberhasilan pengusaha
kecil, jawaban antara 4 sampai 5 berarti cenderung sangat setuju dengan
pernyataan mengenai keberhasilan pengusaha kecil
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
merupakan pengembangan dan modifikasi dari instrumen yang diadopsi
dari Sugiarto (2004) dengan 5 (lima) item pernyataan.
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para
pengusaha tanaman hias yang ada di Jalan Kayun Surabaya.
3.2.2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu non probability sampling, dengan Metode aksidental sampling
Karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka jumlah anggota sampel
yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 15 orang pengusaha.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data primer
Sedangkan sumber data berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada
15 pengusaha tanaman hias yang ada di Jalan Kayun Surabaya dan
dijadikan sampel dalam penelitian.
3.3.2. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, ini
yaitu meliputi :
1 Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pembagian lembar
pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi data
2 Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
penelitian langsung pada obyek yang diteliti.
3.4. Uji Kualitas Data
3.4.1. Uji Validitas Data
Menurut Arikunto dalam Riduwan (2004 : 109) menjelaskan bahwa
validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau
kesahihan suatu alat ukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2002 : 135)
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai rhitung > rtabel dan nilai
r positif, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah valid (Ghozali,
2002 : 135)
3.4.2. Uji Reliabilitas
Menurut Riduwan (2004 : 128) reliabilitas digunakan untuk
mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu (Ghozali, 2002 : 132).
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Cronbach Alpha >
0,60, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah reliabel (Ghozali,
2002 : 133)
3.4.3. Uji Normalitas
Merupakan suatu alat uji yang digunakan untuk menguji apakah dari
variabel – variabel yang digunakan dalam model regresi berdistribusi
normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi
normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov
Dasar analisis yang digunakan yaitu nilai signifikansi atau nilai
probabilitasnya (Asymp sig (2-tailed) > 5%, maka butir atau item
pertanyaan tersebut adalah berdistribusi normal(Sumarono, 2004 :40)
3.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.5.1. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier sederhana
dengan model persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = β0 + β1X1 + e
(Anonim, 2009: L-21)
Keterangan :
Y = Keberhasilan Pengusaha Kecil
β0 = Konstanta
X1 = Persepsi dan penggunaan informasi akuntansi
β1 = Koefisien regresi
e = Standart Error
3.5.2. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh persepsi dan penggunaan informasi
akuntansi terhadap keberhasilan pengusaha kecil, digunakan Uji t.
(Anonim, 2009 : L -21)
33
Hipotesis Statistik
1. Ho : β1 = 0, (menunjukkan tidak ada pengaruh persepsi dan
penggunaan informasi akuntansi terhadap keberhasilan
pengusaha kecil
H1 : β1 ≠ 0, (menunjukkan ada pengaruh persepsi dan penggunaan
informasi akuntansi terhadap keberhasilan pengusaha kecil
2. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05.
3. Kriteria keputusan
i. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
yang berarti tidak ada pengaruh persepsi dan penggunaan
informasi akuntansi terhadap keberhasilan pengusaha kecil
ii. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
yang berarti ada pengaruh persepsi dan penggunaan informasi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
Sumber data berasal dari jawaban kuisioner yang disebarkan pada 15
pengusaha tanaman hias yang ada di Jalan Kayun Surabaya, dan berdasarkan
hasil penelitin untuk masing masing variabel, dapat dinterprestasikan, yaitu
1 Bagian I berkaitan dengan pernyataan mengenai “Persepsi dan
Penggunaan Informasi Akuntansi (X1)”
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
merupakan pengembangan dan modifikasi dari instrumen yang diadopsi
dari Sugiarto (2004) dengan 5 (lima) item pernyataan. Dan berdasarkan
dari hasil jawaban kuesioner, dapat dilihat pada tabel 4.1, sebagai berikut
Tabel. 4.1. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai :
Persepsi dan Penggunaan Informasi Akuntansi
Sumber : Lampiran. 1
Dari tabel 4.1, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata (mean)
tertinggi untuk variabel persepsi dan penggunaan informasi akuntansi
yang artinya responden sangat tidak setuju dengan pernyataan bahwa
pendidikan formal sangat penting didalam peningkatan kewirausahawan,
sedangkan nilai terendah berada pada skor 3 atau jawaban ragu – ragu
sebesar 6,67% yang artinya responden meragukan dengan pernyataan
bahwa pengalaman yang didapat selama bekerja lebih bermanfaat
daripada pendidikan teori.
2 Bagian II berkaitan dengan pernyataan mengenai “Keberhasilan
Pengusaha Kecil (Y)”
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang
merupakan pengembangan dan modifikasi dari instrumen yang diadopsi
dari Sugiarto (2004) dengan 5 (lima) item pernyataan. Dan berdasarkan
dari hasil jawaban kuesioner, dapat dilihat pada tabel 4.2, sebagai berikut
Tabel. 4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai :
Keberhasilan Pengusaha Kecil
Sumber : Lampiran. 2
Dari tabel 4.2, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata (mean)
tertinggi untuk variabel keberhasilan pengusaha kecil berada pada skor 5
responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa faktor utama dalam
perusahaan kecil yang menentukan kenaikan laba adalah meningkatnya
jumlah penjualan, sedangkan nilai terendah berada pada skor 3 atau
jawaban ragu-ragu sebesar 4,00% yang artinya responden meragukan
dengan pernyataan bahwa tambahan modal dalam perusahaan kecil
berasal dari adanya keuntungan dan tambahan setoran pemilik
4.2. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis.
4.2.1. Uji Analisis Data
4.2.1.1. Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas
4.2.1.1.1. Uji Validitas
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai rhitung > rtabel dan
nilai r positif, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah valid
(Ghozali, 2002 : 135)
Berdasarkan dari hasil uji validitas dengan alat bantu komputer
yang menggunakan program SPSS.16.0, untuk masing – masing
variabel, dapat dilihat pada tabel 4.3, sebagai berikut :
Tabel. 4.3. Hasil Uji Validitas
Nilai r hitung Variabel Item
(Corrected Item - Total Correlation)
r tabel Ket
Persepsi dan Butir_1 0,907 Valid
penggunaan informasi Butir_2 0,832 Valid
Akuntansi (X) Butir_3 0,882 Valid
Butir_4 0,939 Valid
Butir_5 0,890 Valid
Keberhasilan Butir_1 0,885 Valid
pengusaha kecil (Y) Butir_2 0,858 Valid
Butir_3 0,857 Valid
Butir_4 0,921 Valid
Butir_5 0,945
0,426
Sumber : Lampiran. 3 – 4, dan Lampiran. 7
Berdasarkan pada tabel 4.3, di atas dapat diketahui bahwa
seluruh butir atau item pertanyaan kuesioner yang terbagi atas 2 bagian
dan terdiri dari 10 item pernyataan, mempunyai nilai r hitung lebih besar
dari rtabel, dan sesuai dengan dasar pengambilan keputusan, hal ini
berarti bahwa butir atau item pertanyaan tersebut seluruhnya valid dan
dapat digunakan dalam penelitian
4.2.1.1.2. Uji Reliabilitas
Dasar analisis yang digunakan yaitu jika nilai Cronbach Alpha >
0,60, maka butir atau item pertanyaan tersebut adalah reliabel (Ghozali,
2002 : 133)
Berdasarkan dari hasil uji reliabilitas dengan alat bantu
komputer yang menggunakan program SPSS.16.0 For Windows, untuk
masing – masing variabel, dapat dilihat pada tabel 4.4, sebagai berikut :
Tabel. 4.4. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Nilai Cronbach Alpha Keterangan
Persepsi dan penggunaan informasi Akuntansi (X)
0,959 Reliabel
Keberhasilan
pengusaha kecil (Y) 0,962
0,60
Reliabel
Sumber : Lampiran 3 - 4
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa besarnya nilai Cronbach
Alpha pada seluruh variabel baik X dan Y lebih besar dari 0,60, dan
sesuai dengan dasar analisis yang digunakan, hal ini berarti bahwa
seluruh variabel tersebut adalah reliabel dan dapat digunakan dalam
4.2.1.1.3. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal,
dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov
Dasar analisis yang digunakan yaitu nilai signifikansi atau nilai
probabilitasnya (Asymp sig (2-tailed) > 5%, maka butir atau item
pertanyaan tersebut adalah berdistribusi normal(Sumarono, 2004 :40)
Berdasarkan dari hasil uji normalitas dengan alat bantu
komputer yang menggunakan program SPSS.16.0, dapat dilihat pada
tabel 4.5. sebagai berikut ::
Tabel. 4.5. Hasil Uji Normalitas
Variabel Nilai
Asymp.Sig. (2-tailed) Keterangan
Persepsi dan
penggunaan informasi Akuntansi (X)
0,149 Berdistribusi normal
Keberhasilan
pengusaha kecil (Y) 0,356
0,05
Berdistribusi normal
Sumber : Lampiran 5
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa besarnya nilai signifikansi
(nilai probabilitasnya) pada seluruh variabel baik X dan Y lebih besar
dari 5%, dan sesuai dengan dasar analisis yang digunakan, hal ini berarti
bahwa seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian. baik X dan Y
yang terdiri dari 10 item pernyataan tersebut adalah berdistribusi
normal, sehingga dapat digunakan dalam penelitian.
Data yang berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 15
pengusaha tanaman hias yang ada di Jalan Kayun Surabaya tersebut,
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier
sederhana.dengan alat bantu komputer yang menggunakan program
SPSS.16.0, for windows.
Berdasarkan hasil dari hasil olah data dengan alat bantu komputer
yang menggunakan program SPSS.16.0, dapat dilihat pada tabel 4.6,
sebagai berikut
Tabel 4.6. Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linier Sederhana
Unstandardized Coefficients
informasi akuntansi (X) 0,711 0,228
Sumber : Lampiran. 6
Berdasarkan pada 4.6, dapat diperoleh model persamaan regresi
sebagai berikut :
Y = 8,109 + 0,711 X
Dari model persamaan regresi linier tersebut di atas, dapat
diinterprestasikan, sebagai berikut :
Konstanta (β0)
Nilai konstanta (β0) sebesar 8,109 menunjukkan bahwa, apabila
variabel persepsi dan penggunaan informasi akuntansi, konstan maka
besarnya nilai keberhasilan pengusaha kecil yaitu sebesar 8,109 satuan
Akuntansi (X)
Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar 0,711, nilai (β1) yang
positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara keberhasilan
pengusaha kecil (Y) dengan persepsi dan penggunaan informasi akuntansi
(X) yang artinya jika persepsi dan penggunaan informasi akuntansi (X) naik
sebesar satu satuan, maka besarnya nilai keberhasilan pengusaha kecil (Y)
akan naik sebesar 0,711 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas
lainnya bersifat konstan.
4.2.3. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh persepsi dan penggunaan informasi
akuntansi terhadap keberhasilan pengusaha kecil khususnya pengusaha
tanaman hias yang ada di Jalan Kayun Surabaya, digunakan Uji t.
Dari hasil pengujian dengan menggunakan alat bantu komputer
dengan program SPSS.16.0, For Windows mengenai analisis hubungan
secara parsial, dapat dilihat pada tabel 4.7, sebagai berikut :
Tabel 4.7 : Hasil Analisis Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat
Variabel t hitung Sig Keterangan
Persepsi dan penggunaan
informasi akuntansi (X) 3,116 0,008 Ada Pengaruh
Sumber ; Lampiran. 6
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan besarnya nilai nilai t hitung
sebesar 3,116, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,008 (lebih kecil dari
0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh
pengusaha kecil, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa diduga
persepsi dan penggunaan informasi akuntansi berpengaruh terhadap
keberhasilan pengusaha kecil, teruji kebenarannya.
Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
persepsi dan penggunaan informasi akuntansi terhadap keberhasilan
pengusaha kecil dapat dilihat dari nilai R square
Dari hasil pengujian dengan menggunakan alat bantu komputer
dengan program SPSS.16.0, For Windows juga diperoleh nilai R square
dan dapat disajikan pada tabel 4.8, sebagai berikut:
Tabel. 4.8 : Koefisien Determinasi (R square / R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
1 0,654 0,428 0,384
Sumber ; Lampiran. 6
Berdasarkan pada tabel 4.8 dapat diketahui besarnya nilai
koefisien Determinasi (R square) sebesar 0,428, hal ini menunjukkan
bahwa perubahan yang terjadi pada variabel keberhasilan pengusaha kecil
sebesar 42,8% mampu dijelaskan oleh variabel persepsi dan penggunaan
informasi akuntansi, sedangkan sisanya 57,2% dijelaskan oleh faktor lain
yang tidak termasuk dalam model.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Implikasi
Berdasarkan dari hasil penelitian membuktikan bahwa ada pengaruh
pengusaha kecil, hal ini berarti bahwa perubahan yang terjadi pada persepsi
dan penggunaan informasi akuntansi akan mempengaruhi keberhasilan
pengusaha kecil. Dan berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
persepsi dan penggunaan informasi akuntansi nerpengaruh positif terhadap
keberhasilan pengusaha kecil, hal ini berarti semakin baik para pengusaha
dalam persepsi dan penggunaan informasi akuntansi, maka diharapkan
keberhasilan pengusaha kecil akan semakin tinggi. Fenomena ini
membuktikan bahwa peranan dan manfaat informasi akuntansi dalam
menciptakan arus informasi keuangan guna menunjang kelangsungan hidup
pengusaha kecil adalah sangat penting. Untuk itu di dalam pencatatan
pembukuan harus dilakukan tidak hanya dengan melihat berapa uang yang
masuk diselisihkan dengan uang yang keluar, dan apabila uang yang
masuk, lebih besar dari uang yang keluar, maka mereka untung, akan tetapi
juga harus diperhitungan biaya – biaya yang dikeluarkan dalam mendukung
pelaksanaan operasional, misalnya biaya listrik, air, sewa tempat dan biaya
tenaga kerja, sehingga akan dapat diketahui dengan benar besarnya
keuntungan bersih yang diperolehnya. Agar bisa melakukan pengakuan,
penilaian, pengukuran, setiap pengusaha perlu menciptakan sebuah sistem
pencatatan yang baik dari setiap aktivitas usaha tersebut. Dengan sistem
pencatatan yang baik nantinya akan dihasilkan pelaporan hasil usaha dan
kondisi perusahaan yang benar.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
membuktikan bahwa penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi
berpengaruh terhadap keberhasilan pengusaha kecil, sehingga dapat
disimpulkan bahwa persepsi dan penggunaan informasi akuntansi dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengukur tingkat keberhasilan pengusaha
kecil, maka hipotesis yang menyatakan diduga persepsi dan penggunaan
informasi akuntansi berpengaruh terhadap keberhasilan pengusaha kecil,
teruji kebenarannya.
4.3.2. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan Dan Manfaat
Berdasarkan dari tujuan penelitian yang sudah dijelaskan pada bab
sebelumnya bahwa tujuan penelitian ini ádalah untuk mengetahui dan
membuktikan secara empiris pengaruh dari persepsi dan penggunaan
informasi akuntansi terhadap keberhasilan pengusaha kecil, telah tercapai.
Dari manfaat yang telah dikemukakan, maka hasil penelitian
diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menentukan kebijaksanaan khususnya dalam hal pembinaan akuntansi pada
pengusaha kecil dan sebagai sumbangan pemikiran dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan berkaitan dengan arus
informasi keuangan guna menunjang keberhasilan perusahaan.
4.3.3. Perbedaan Dengan Penelitian Sebelumnya
Adapun persamaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu
adalah sama-sama membahas mengenai faktor – faktor yang berpengaruh
terletak pada objek, jumlah sampel dan periode penelitian, sehingga
penelitian ini bukan merupakan replikasi
4.4. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan yang mungkin
mempengaruhi hasil penelitian ini. Adapun batasan-batasan tersebut yaitu:
1. Adanya perbedaan persepsi di antara masing-masing responden (para
pengusaha tanaman hias yang ada di Jalan Kayun Surabaya) di dalam
memahami konteks pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner.
2. Jawaban responden yang disampaikan secara tertulis melalui kuesioner
belum tentu mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
3. Populasi yang diambil hanya berasal dari para pengusaha tanaman hias
yang ada di Jalan Kayun Surabaya, yang juga akan mempengaruhi